Anda di halaman 1dari 13

Tugas Ilmiah

GANGGUAN WAHAM ORGANIK PADA


PASIEN STROKE ISKEMIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Profesi Pendidikan Dokter
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh

Oleh:

Muyasir
Dimas Maulana
Zaida Rahmia Ulpa
Nida Ulhaq
Popy Maysulastri
Ghina Akmalia
Ulviana
Diva Riamilda Irianto
Kristina D. Imburi

Pembimbing:

dr. Rina Hastuti, Sp.KJ

BAGIAN/ SMF ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
RUMAH SAKIT JIWA ACEH
BANDA ACEH
2018
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Husnizal
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52 tahun
Alamat : Aceh Besar
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SLTA
Agama : Islam
Suku : Aceh
Tanggal Pemeriksaan di Poli : 24-04-2018

II RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
1. Rekam medis : 170714930
2. Autoanamnesis :

A. Keluhan Utama:
- Kelemahan anggota gerak sebelah kiri.
- Sering cemburu kepada istri.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Autoanamnesis:
Pasien datang untuk melakukan kontrol ulang. Pasien rutin berobat
di poli Neurologi RSJ Banda Aceh. Sebelumnya pasien memiliki keluhan
kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak 1 tahun 3 bulan yang lalu. Saat ini
pasien mengaku masih merasakan kelemahan anggota gerak sebelah kiri yang
memberat sejak 1 minggu terakhir. Menurut keterangan istri pasien, pasien sering
merasakan cemburu berlebihan kepada istri pasien. Keluhan ini sudah dialami
sejak 3 bulan terakhir. Berdasarkan hasil wawancara keadaan umum pasien saat
ini kesadaran tidak menurun, mual muntah tidak ada, bicara tidak kacau atau pelo.
Riwayat gangguan tidur disangkal.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya


1. Riwayat psikiatrik : Pasien belum pernah dirawat di RSJ sebelumnya
2. Riwayat penyakit medis umum : Hipertensi (-), asam urat (+)
3. Riwayat merokok : Merokok (+)
4. Penggunaan napza : Riwayat pemakaian ganja (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Disangkal

E. Riwayat Pengobatan
Tidak ada

F. Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai wiraswasta.

G. Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah sampai Sekolah Menengah Atas.

H. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat perinatal : Tidak ada data
2. Riwayat masa bayi : Tidak ada data
3. Riwayat masa anak : Tidak ada data
4. Riwayat masa remaja : Tidak ada data

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Internus
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
3. Frekuensi Nadi : 82 x/ menit
4. Frekuensi Napas : 19 x/ menit
5. Temperatur : Afebris

B. Status Generalisata
1. Kepala : Normochepali (+)
2. Leher : Distensi vena jugular (-), massa (-)
3. Paru : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
4. Jantung : BJ I >BJII , iktus cordis terlihat di ICS V
5. Abdomen : Ascites (-), hepatomegali (-), nyeri tekan
pada semua regio (-)
6. Ekstremitas
Superior : Tofus (+/+), sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Inferior : Tofus (+/+), sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Genetalia : Tidak diperiksa

C. Status Neurologi
1. GCS : E4V5M6
2. Tanda rangsangan meningeal : (-)
3. Peningatan TIK : (-)
4. Mata : Pupil isokor (+/+),
Ø3mm/3mm,RCL (+/+),
RCTL (+/+)
5. Nn. Craniales : paresis (-)
6. Motorik : ekstremitas atas : 5555/1111
Ekstremitas bawah : 5555/2211
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Fungsi luhur : Dalam batas normal
9. Gangguan khusus : Tidak ditemukan

IV. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Rapi, tua dari umur
2. Kebersihan : Bersih
3. Kesadaran : Compos mentis
4. Perilaku & Psikomotor : Normoaktif
5. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif

B. Mood dan Afek


1. Mood : Dystimia
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian Afek : Tidak sesuai

C. Pembicaraan
Spontan/jelas

D. Pikiran
1. Arus pikir
 Koheren : (+)
 Inkoheren : (-)
 Neologisme : (-)
 Sirkumstansia : (-)
 Tangensial : (-)
 Assosiasi longgar : (-)
 Flight of idea : (-)
 Blocking : (-)

2. Isi pikir
 Waham
1. Waham cemburu :(+)
2. Waham Bizzare :(-)
3. Waham Somatik :(-)
4. Waham Kebesaran :(-)
5. Waham Erotomania :(-)
6. Waham Paranoid :(-)
 Waham Persekutor : (-)
 Waham Kebesaran : (-)
 Waham Referensi : (-)
 Thought : (-)
1. Thought Withdrawal : (-)
2. Thought Insertion : (-)
3. Thought Broadcasting : (-)
4. Thought Echo : (-)
 Delusion
1. Delusion Of Control : (-)
2. Delusion Of Influence : (-)
3. Delusion Of Passivity : (-)
4. Delusion Of Perception : (-)
4. Bentuk pikir : Non realistik

E. Persepsi
1. Halusinasi
 Auditorik : (-)
 Visual : (-)
 Olfaktorius : (-)
 Taktil : (-)
2. Ilusi : (-)

F. Intelektual
1. Intelektual : Baik
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi
 Diri : Baik
 Tempat : Baik
 Waktu : Baik
4 Daya ingat
 Seketika : Baik
 Jangka Pendek : Baik
 Jangka Panjang : Baik
5 Pikiran Abstrak : Baik

H. Daya nilai
 Normo sosial : Baik
 Uji Daya Nilai : Baik
 Penilaian Realitas : Baik

I. Pengendalian Impuls: Tidak baik

J. Tilikan : T3

K. Taraf Kepercayaan : Dapat dipercaya

V. RESUME
Pasien datang untuk melakukan kontrol ulang. Pasien rutin berobat
di poli Neurologi RSJ Banda Aceh. Sebelumnya pasien memiliki keluhan
kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak 1 tahun 3 bulan. Saat ini
pasien mengaku masih merasakan kelemahan anggota gerak sebelah kiri
yang memberat sejak 1 minggu terakhir. Menurut keterangan istri pasien,
pasien sering merasakan terlalu cemburu kepada istri pasien. Kehuhan ini
sudah dialami sejak 3 bulan terakhir. Berdasarkan hasil wawancara
keadaan umum pasien saat ini kesadaran tidak menurun, mual muntah
tidak ada, bicara tidak kacau atau pelo. Riwayat gangguan tidur disangkal.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit,
frekuensi napas 19 x/menit, temperatur afebris. Status mental mulai dari
penampilan: Laki-laki, sesuai usia, rapi, perilaku & psikomotor: tenang,
normoaktif, sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, mood dan afek:
dystimia, keserasian afek: afek tidak serasi, pembicaraan : bicara spontan,
proses pikir koheren, isi pikir : waham (+). Halusinasi Auditorik (-), visual
(-), olfaktorius (-), taktil (-), tilikan: T3.

VI. DIAGNOSIS BANDING


1. F06.2 Gangguan Waham Organik (Lir-Skizofrenia)
2. F22.0 Gangguan Waham Menetap

VII. DIAGNOSIS KERJA


F06.2 Gangguan Waham Organik (Lir-Skizofrenia)

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Axis I : Gangguan Waham Organik (Lir-Skizofrenia)
Axis II : Tidak ada data
Axis III : Stroke iskemik + hipertensi
Axis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga
Axis V : GAF 70-61

IX. TATALAKSANA
A. Farmakoterapi
-Merlopam 2 mg 1x1
-Diazepam 2 mg 1x1
-Risperidone 2 mg 2x1

B. Terapi Psikosial
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan menjelaskan
mengenai penggunaan obat yang tidak boleh putus.
2. Meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri,
latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.
3. Menjelaskan kepada keluarga ataupun orang-orang disekitar pasien
mengenai kondisi pasien dan meyakinkan mereka untuk selalu memberi
dukungan kepada pasien agar proses penyembuhannya lebih baik.
X. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
PEMBAHASAN

Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun, datang untuk


melakukan kontrol ulang. Pasien rutin berobat di poli Neurologi RSJ Banda Aceh.
Sebelumnya pasien memiliki keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri sejak
1 tahun 3 bulan yang lalu. Saat ini pasien mengaku masih merasakan kelemahan
anggota gerak sebelah kiri yang memberat sejak 1 minggu terakhir. Menurut
keterangan istri pasien, pasien sering merasakan cemburu berlebihan kepada istri
pasien. Keluhan ini sudah dialami sejak 3 bulan terakhir. Berdasarkan teori, stroke
atau yang disebut juga dengan penyakit serebrovaskuler berkontribusi terhadap
timbulnya delusi dan halusinasi di kemudian hari. Stroke yang disebut juga
gangguan perdarahan pembuluh darah otak adalah sindrom gangguan serebri yang
bersifat fokal akibat gangguan sirkulasi otak. Gangguan tersebut akibat
penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli, pecahnya
dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah,
dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri. Proses ini dapat tidak
menimbulkan gejala dan akan muncul secara klinis jika aliran darah ke otak turun
sampai tingkat melampaui batas toleransi jaringan otak yang disebut ambang
aktivitas fungsi otak.(Widakdo)

Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,


tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, frekuensi napas 19
x/menit, temperatur afebris. Status mental mulai dari penampilan: Laki-laki,
sesuai usia, rapi, perilaku & psikomotor: tenang, normoaktif, sikap terhadap
pemeriksa: kooperatif, mood dan afek: dystimia, keserasian afek: afek tidak serasi,
pembicaraan : bicara spontan, proses pikir koheren, isi pikir : waham (+).
Halusinasi Auditorik (-), visual (-), olfaktorius (-), taktil (-), tilikan: T3.
Berdasarkan teori, psikosis adalah komplikasi pasca stroke yang jarang terjadi.
Insidennya kira-kira 1%. Penelitian terhadap pasien stroke yang berusia lebih dari
60 tahun selama periode 9 tahun, hanya lima pasien yang diidentifikasi
mengalami psikosis. Semuanya mengalami lesi pada frontoparietal kanan dan
atropi subkorteks. Tiga dari lima pasien mengalami kejang pasca stroke.

Informasi tentang mekanisme psikosis pasca stroke berasal dari penelitian


terhadap lima pasien yang mengalami psikosis pasca stroke, mereka menemukan
pada semua pasien memiliki lesi di hemisfer kanan, primer melibatkan regio
frontoparietal. Bila dibandingkan dengan pasien lain yang tidak mengalami
psikosis setelah dilakukan matching umur, pendidikan, ukuran dan lokasi lesi,
pasien-pasien dengan psikosis sekunder memiliki atropi subkortikal yang lebih
besar seperti diperlihatkan pada area yang luas pada kedua tanduk frontal dari
ventrikel lateral dan korpus ventrikel lateral. Beberapa peneliti juga melaporkan
tingginya frekuensi kejang pada pasien dengan psikosis sekunder. Kejang ini
biasanya dimulai setelah timbulnya lesi otak tetapi sebelum awitan psikosis. Telah
dihipotesiskan bahwa tiga faktor yang mungkin penting pada mekanisme
halusinasi organik antara lain keterlibatan lesi hemisfer kanan dari korteks
temporoparietal, kejang dan atropi otak subkortikal.

Gambaran klinis stroke dapat menimbulkan spektrum yang bervariasi dari


sindrom neurobehavior yang harus menjadi perhatian oleh praktisi kesehatan
mental dalam mengevaluasi gejala psikiatri pada pasien. Efek neurobehavior yang
dapat terjadi antara lain gejala afektif ataupun gejala psikotik yang dapat terjadi
segera setelah serangan stroke atau beberapa bulan sampai beberapa tahun
kemudian. Adanya penyakit otak yang mendasari akan mempunyai efek samping
terhadap penyembuhan gejala neurobehavior.

Pasien ini didiagnosa dengan gangguan waham organik. Berdasarkna teori,


waham pada pasien pasca stroke sering ditemukan waham kejar, sindrom Capgras
dan neutoscopy. Adanya waham penyangkalan penyakit (anosognosia) atau
Anton’s syndrome. Waham pasca stroke sering disebabkan oleh trombus atau
perdarahan intraserebri pada temporoparietal kiri atau subkorteks.(Liza)

Pasien diberikan terapi berupa Merlopam 2 mg 1x1, Diazepam 2 mg 1x1,


Risperidone 2 mg 2x1. Berdasarkan teori, risperidon merupakan obat
golonganantipsikotik atipikal, obat pilihan yang mempunyai efektivitas yang baik,
efek samping minimal dan relatif aman dapat ditoleransi dengan lebih baik.
Risperidon diberikan dengan dosis awal 1 mg karena dosis awal risperidon adalah:
1-2 mg/hari peroral untuk psikosis akut dibagi dua dosis tapi dapat juga diberikan
satu kali perhari, kemudian dinaikan 1mg/hari setiap hari sampai efektivitas yang
diinginkan tercapai dengan dosis maksimum 16 mg/hari. Risperidon merupakan
substrat bagi enzim CYP2D6, setiap obat yang bersifat inhibitor terhadap enzim
CYP2D6 ini akan meningkatkan konsentrasi risperidon di plasma sedangkan obat
yang bersifat inducer akan mempercepat pengurangan dosis risperidon dari
plasma. (Liza)
DAFTAR PUSTAKA
1. Stangeland H, Orgeta V, Bell V
2. Poststroke psychosis: a systematic review
3. J Neurol Neurosurg Psychiatry Published Online First:13 January
2018. doi: 10.1136/jnnp-2017-317327
4. Widakdo, Giri dan Besral. 2013. Efek Penyakit Kronis terhadap
Gangguan Mental Emosional. Artikel Jurnal. Fakultas Kedokteran
Indonesia.
5. Liza, Rini Gusya dan Bahagia Loebis. Gangguan Psikotik Akibat Stroke
Iskemik. 2015. Jurnal Kesehatan Andalas. Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai