Proopsal Safety Light Curves

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

SAFETY LIGHT CURVES

Safety Light Curves


Sebagai Salah Satu Tugas Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan

Kelas XII MIA 4


SMA Negeri 2 Bondowoso

Oleh:
1. Hendri Dwi Putra (7593)
2. Ika Rahmawati (7599)
3. Irsalina Dwi Puspitasari (7606)
4. Kevin Dwijaya P. S (7620)
5. Maghfirah F. D. S (7630)
6. Mutmainnah (7648)
7. Precilia Ulfa A (7683)
8. Rizhaf Setyo H (7702)

SMA NEGERI 2 BONDOWOSO


2015
SAFETY LIGHT CURVES

Safety Light Curves


Sebagai Salah Satu Tugas Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan

Kelas XII MIA 4


SMA Negeri 2 Bondowoso

Oleh
1. Hendri Dwi Putra (7593)
2. Ika Rahmawati (7599)
3. Irsalina Dwi Puspitasari (7606)
4. Kevin Dwijaya P. S (7620)
5. Maghfirah F. D. S (7630)
6. Mutmainnah (7648)
7. Precilia Ulfa A (7683)
8. Rizhaf Setyo H (7702)

Menyetujui,

Guru Mata Pelajaran

Panji Setio Utomo, S.Kom


SAFETY LIGHT CURVES

Oleh
1. Hendri Dwi Putra (7593)
2. Ika Rahmawati (7599)
3. Irsalina Dwi Puspitasari (7606)
4. Kevin Dwijaya P. S (7620)
5. Maghfirah F. D. S (7630)
6. Mutmainnah (7648)
7. Precilia Ulfa A (7683)
8. Rizhaf Setyo H (7702)

Kelas XII MIA 4 SMA Negeri 2 Bondowoso

Abstraksi

Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini membuat orang ingin
selalu berkreasi dan memicu untuk membuat sesuatu yang baru dan dapat
diaplikasikan serta dapat digunakan dengan mudah dan praktis serta dapat di
kendalikan secara otomatis. Pada rencana penelitian akan membahas tentang Safety
Light Curves (Lampu Pengaman Ketika Belokan).
Prinsip kerja sistem secara keseluruhan yaitu dimulai dari memasang sensor
cahaya pada tempat tertentu pada 300m sebelum tikungan dengan prosedur
pemasangan, dan juga menempatkan bagian-bagian lain dari sistem ini di tikungan
yang sesuai yang kemudian dapat menyala dan menuntun pengendara untuk
melewati tikungan menggunakan rambu marka jalan yang bercahaya. Dari rencana
penelitian ini diharapkan sistem ini mampu mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan.
KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan menyusun proposal

proyek prakarya ini. Adapun judul dari proyek prakarya ini adalah “Safety Light

Curves”.

Penyusunan proposal proyek prakarya ini tidak mungkin dapat penulis

laksanakan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa

pihak tertentu :

1. Pak Panji Setio Utomo S.Kom

2. Sabada Putera

Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari proposal proyek

prakarya ini, dan penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata penulis mempersembahkan proposal proyek prakarya ini

dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua, amien.

Bondowoso, 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sudah sedemikian pesatnya sehingga


kemunculan sebuah teknologi baru kian memanjakan manusia.Sistem otomatisasi
merupakan salah satu dari sekian banyak kemunculan teknologi baru tersebut.
Penulis akan mencoba mengangkat tema penelitian tentang “Safety Light Curves
(Lampu Pengaman Ketika Belokan)”. Sistem kontrol ini nantinya berfungsi sebagai
alat bantu untuk menuntun pengendara untuk melewati tikungan menggunakan
rambu lalu lintas yang bercahaya. Sistem kendali otomatisasi ini dibuat dengan
menggunakan sistem kontrol otomatis menggunakan sensor cahaya.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas makan rumusan masalahnya adalah:

1. Apa keuntungannya merancang dan membuat Safety Light Curves.

2. Bagaimana merancang dan membuat Safety Light Curves.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang ada, serta

keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, maka batasan proyek

prakarya ini antara lain:

1. …..

2. …...

1.4. Tujuan

Tujuan dari proyek prakarya ini adalah:

1. Untuk mengembangkan dan berinovasi dalam membuat rambu lalu lintas

yang lebih modern.


2. Untuk membuat sistem kendali otomatis.

1.5. Manfaat

Aspek manfaat penelitian merupakan sesuatu yang penting karena salah

satu ukuran kualitas penelitian juga dilihat dari aspek fungsi dan manfaatnya.

Dalam karya ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Untuk menuntun pengendara untuk melewati tikungan menggunakan

rambu lalu lintas yang bercahaya .

2. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecalakaan.

1.6. Sistematika Penulisan

Penyusunan penulisan proposal ini dilaksanakan dengan format susunan yang

terbagi ke dalam beberapa bab, yang terdiri dari :

1. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan

1.5 Manfaat

2. BAB II : Landasan Teori

Menjelaskan tentang ……

3. BAB III : Penyelesaian Masalah

Menjelaskan tentang pembahasan ….

4. BAB IV : Kesimpulan dan Saran


Berisi tentang kesimpulan

5. Daftar Pustaka

Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak maupun

media elektronik yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan karya .


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LDR (Light Dependent Resistor)

2.1.1 Pengertian LDR (Light Dependent Resistor) dan Cara


Mengukurnya – Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah
jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada
intensitas cahaya yang diterimanya. Sebutan lain untuk LDR (Light Dependent
Resistor) adalah Photo Resistor, Photo Conduction ataupun Photocell. Nilai
Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya
akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR
(Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika
menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus
listrik dalam kondisi gelap.

Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm
(kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi
Cahaya Terang.

LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka


cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika
sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti
Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.

2.1.2 Bentuk dan Simbol LDR


2.2 LED (Light Emitting Diode)

2.2.1 Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya – Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.
LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-
warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar
inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada
Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda
dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak
menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED
(Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai
lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

2.2.2 Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting


Diode)

2.2.3 Kegunaan LED dalam Kehidupan sehari-hari


Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas,
tahan lama, tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik
serta bentuknya yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi
pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan cahaya pun mengadopsi
teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini beberapa
pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari.
1. Lampu Penerangan Rumah
2. Lampu Penerangan Jalan
3. Papan Iklan (Advertising)
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6. Lampu Indikator
7. Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player

2.3.1 Kapasitor

2.3.2 Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen


tersebut berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat
beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika,
plastik cairan dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam rangkaian
elektronika, kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga
api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga
dapat menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih
panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya
(Power Supply).

2.3.3 Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan


arus atau tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai
isulator (penahan arus listrik), sedangkan untuk arus AC, kapasitor berfungsi
sebagai konduktor (melewatkan arus listrik). Dalam penerapannya, kapasitor
banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring, perata tegangan yang
digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang AC (Isolator) dan
masih banyak lagi penerapan lainnya.

2.3.4 Jenis-Jenis Kapasitor terbagi menjadi bermacam-macam. Karena


dibedakan berdasarkan polaritasnya, bahan pembuatan dan ketetapan nilai
kapasitor. Selain memiliki jenis yang banyak, bentuk dari kapasitor juga bervariasi.
Contohnya kapasitor kertas yang besar kapasitasnya 0.1 F, kapasitor elektrolit
yang besar kapasitasnya 105 pF dan kapasitor variable yang besar kapasitasnya
bisa kita rubah hingga maksimum 500 pF.

2.4.1 Kabel

Kabel dalam bahasa Inggris disebut cable merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain.[1]

Kabel seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai
jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya.[1] Berdasarkan jenisnya,
kabel terbagi menjadi 3 yakni kabel tembaga (copper), kabel koaksial, dan kabel
serat optik
2.4.2 Kabel tembaga

Salah satu jenis kabel tembaga

Kabel tembaga terbagi atas UTP (Unshielded Twisted


Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair).Perbedaan dari keduanya adalah
adanya pelindung dan tidak adanya pelindung pada bagian
inti konduktornya.Kabel UTP terdiri dari 4 pasang kabel dengan jalinan
yang berbeda-beda tiap incinya. Semakin rapat jalinan tersebut,
tingkat transimisi dan harganya semakin tinggi.Kabel UTP ini
menggunakan konektor RJ-45 yang biasa digunakan
untuk Ethernet, ISDN, atau sambungan telepon. Dengan kabel UTP, kita
dapat mengirimkan data lebih banyak dibandingkan LAN.
Sedangkan, kabel STP terdiri dari sepasang kabel yang dilindungi oleh
timah, dan masing-masing kabel tersebut dibungkus oleh pelindung.
2.4.3 Secara umum, kabel memiliki fungsi sebagai media transimisi yang
berperan untuk mempercepat penyampaian pesan.Setiap kabel memiliki
spesialisasi fungsi yang berbeda-beda. Kabel tembaga seringkali
digunakan sebagai penghubung ke jaringan telepon dan Ethernet. Kabel
koaksial sering kita gunakan pada televisi dan radio. Sedangkan, kabel
fiber optik sering kita gunakan sebagai jalinan penghubung bawah laut
(underwater lines) merupakan media transmisi antar samudera, qube,
dan video pay per view.

Kelebihan

Kabel Tembaga. Beberapa kelebihan dari kabel tembaga, antara lain


adalah harganya murah, instalasinya mudah, mudah didapat, dan
fleksibel, menggunakan satu medium untuk semua.

1. Kabel Koaksial. Beberapa kelebihan dari kabel koaksial adalah


kapasitas bandwith dan jangkauan transmisi yang lebih besar,
pengiriman informasi yanglebih cepat, dan lebih murah dari serat
optik.
2. Kabel Serat Optik. Beberapa kelebihan dari kabel serat optik adalah
berukuran tipis dan berdiameter sehelai rambut manusia, dapat
mentransmisikan sinyal cahaya, kapasitas bandwidth dan
kecepatan transmisi yang sangat besar, mencapai terabyte, mudah
untuk dibawa, serta tidak rentan terhadap gangguan frekuensi
listrik.[

Kelemahan

Kabel Tembaga. Beberapa kelemahan dari kabel tembaga adalah


rentan terhadap gangguan frekuensi listrik dan radio, tidak dapat
mentransmisikan sinyal cahaya, dan kapasitas bandwithnya yang
kecil.
2.5.1 Baterai

Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya – Baterai (Battery) adalah sebuah alat


yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang
dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat
elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote
Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai,
kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat
elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang
hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang
(Rechargeable).

Jenis-jenis Baterai
Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda)
serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai
adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada
umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat
sekali pakai (single use battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang
(rechargeable battery).

1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)

Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering
ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini
dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai
jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis
ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar).
Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak
dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
BAB III

PENYELESAIAN MASALAH

3.1.1 Apa keuntungannya merancang dan membuat Safety Light Curves?


Untuk menuntun pengendara untuk melewati tikungan menggunakan rambu

lalu lintas yang bercahaya , untuk mengurangi angka kecelakaan. Karena safety

light curves akan menyala secara otomatis apabila ada kendaraan yang terdeteksi

oleh sensor cahaya.

3.2.1Bagaimana merancang dan membuat Safety Light Curves


Menyiapkan komponen elektronika yang berupa kapasitor, baterai, LDR dan
LED serta kabel sesuai prsedur system, kemudian dikemas sesuai miniatur. Nantinya
sensor LDR akan diletakkan 300m sebelum tikungan, dan LED dipasang di dalam
rambu lalu lintas sehingga dapat menyala karena terhubung oleh LDR .
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari penulisan bab-bab sebelumnya mengenai otomatisasi sistem kontrol rumah sebagai
pengendalian peralatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sensor LDR (Light Dependent Resistor) dapat diharapkan bekerja dengan baik, yaitu
pada jarak 100 cm dengan sumber tegangan sebesar 9 volt, mampu mendeteksi
keberadaan obyek (kendaraan bermotor) .

2. Lampu LED dapat hidup dengan baik sehingga pencahayaan cukup pada tikungan dan
meningkatkan keamanan dalam berkendara

3. Kapasitor dapat menyimpan daya sesuai yang diharapakan yaitu mampu menyala
selama 5 menit

4.2 Saran
1. Sistem keamanan pada tikungan ini (safety Light Curves) ini masih terdapat
keterbatasan untuk menyala lebih lama apabila ada kemacetan pada tikungan,
sehingga disarankan untuk mengatur daya simpanan tenaga pada kapasitor sesuai
kebutuhan.

2. Sensor PIR (Passive Infra Red) mempunyai karakter sensitivitas yang tinggi, maka
dalam pemakaiannya tidak disarankan dalam kondisi berikut : a. Dalam kondisi
perubahan lingkungan yang cepat

b. Getaran kuat
c. Ditempat yang terhalangi bahan (kaca)
d. Terkena cahaya matahari langsung
e. Mengarah pada pemanas atau pendingin udara ke sensor
Landasan Teori berisi tentang teori yang anda gunakan untuk membuat karya

elektronika praktis.

Pada landasan teori juga berisi gambar rangkaian, alat dan bahan yang anda

dapatkan dari literatur yang akan anda gunakan sebagai acuan dalam pengerjaan

karya elektronika praktis.


DAFTAR PUSTAKA

…. http://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-emitting-diode-cara-kerja/

http://teknikelektronika.com/pengertian-ldr-light-dependent-resistor-cara-

mengukur-ldr/

http://komponenelektronika.biz/pengertian-kapasitor.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel

http://teknikelektronika.com/pengertian-baterai-jenis-jenis-baterai/

Anda mungkin juga menyukai