Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
PENDAHULUAN
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang ada didalam
sutu orgamnisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
media prosedur, pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen
dan juga terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dalam
menyediakan suatu informasi untuk mengambil keputusan.
1
5. Mengetahui elemen-elemen yang harus ada dalam proses pemecahan masalah
6. Memahami langkah-langkah pendekatan sistem
Agar masyarakat dan mahasiswa dapat memahami konsep sistem bbdan diterapkan di
kehidupan sehari-hari
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MODEL
Model adalah tiruan sebuah sistem yang disusun untuk mempelajari
karakteristik sistem nyatanya. Oleh karena tiruan, maka karakteristik sistem yang
digambarkan dalam model biasanya tidak menyeluruh, melainkan disesuaikan dengan
kebutuhan tujuan studi. Dengan demikian, model memiliki sejumlah asumsi yang
berkaitan dengan proses/struktur sistem maupun input/output dalam sistem. Sebagai
contoh, dalam rangka mempelajari jumlah teller (server) yang ideal di sebuah layanan
bank, maka dibuatlah model sistem antrian dan layanan pada teller bank tersebut.
Beberapa asumsi yang mungkin dibentuk terkait dengan model yang dibangun antara
lain waktu antar kedatangan nasabah berdistribusi eksponensial (asumsi input) dan
diasumsikan semua nasabah mau menunggu/masuk ke dalam antrian apabila semua
teller sedang sibuk. Asumsi input yang dibangun tersebut, meskipun diperoleh melalui
analisis data di lapangan, tetap saja rata-rata antar kedatangan tersebut adalah sebuah
pendekatan nilai yang didekati dengan sebuah distribusi probabilitas tertentu.
2. JENIS-JENIS MODEL
a. Model Fisik
Adalah penggambaran entitas dalam bentuk tigas dimensi. Model fisik yang
digunakan dalam dunia bisnis meliputi maket pusat perbelanjaan, atau prototype
model baru. Model fisik membantu suatu tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda
nyata. Contohnya investor pusat perbelanjaan dan pembuat mobil dapat membuat
sejumlah perubahan dengan lebih murah melalui rancangan model fisik mereka
dibandingkan dengan produk akhir.
b. Model Naratif
Menggambarkan entitasnya secara lisan atau tulisan. Semua komunikasi bisnis
adalah model naratif, sehingga model naratif merupakan model yang paling populer.
Model ini sering digunakan para manajer, namun jarang dikenali sebagai suatu model.
3
c. Model Grafik
d. Model Matematika
4
Suatu model pasti lebih sederhana daripada entitasnya. Entitas lebih mudah
dimengerti jika elemen-elemennya dan hubungannya disajikan secara sederhana. Pada
model fisik hanya dapat menggambarkan bentuk objek yang ingin dipelajari. Pada
model narasi, narasinya dapat diolah menjadi ikhtisar. Pada model grafik, diagram
hanya dapat menunjukkan hubungan-hubungan utama, dan pada model matematika,
persamaan matematik hanya berisi unsur-unsur primer. Tetapi dalam setiap hal,
dilakukan upaya untuk menyajikan model dalam bentuk yang sederhana. Setelah
model-model sederhana tersebut dipahami,secara bertahap model tersebut dapat
dibuat semakin rumit sehingga dapat menggambarkan entitasnya dengan lebih akurat.
Bagaimana pun, model tetap hanya menggambarkan entitasnya dan tidak pernah tepat
sama dengan entitasnya.
2. Mempermudah komunikasi
Setelah pemecah masalah (problem sorver) mengerti entitasnya, pengertian
tersebut sering perlu dikomunikasikan kepada yang lain. Mungkin analisis sistem
harus berkomunikasi dengan manajer atau programmer. Atau mungkin seorang
manajer harus berkomunikasi dengan anggaota lain dari tim pemecah masalah.
Keempat jenis model dapat mengkomunikasikan informasi secara cepat dan akurat
kepada orang-orang yang mengetahui makna dari berbagai bentuk, kata-kata, grafik,
dan persamaan matematika tersebut
.
3. Memperkirakan masa depan
Ketelitian dalam menggambarkan entitas membuat model matematika dapat
memberikan kemampuan yang tidak dapat dimiliki oleh jenis model lainnya. Model
matematika dapat memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi tidak
seratus persen akurat. Karena banyak data yang dimasukkan ke dalam model biasanya
didasarkan atas berbagai asumsi, manajer harus menggunakan pertimbangan dan
intuisi untuk mengevaluasi model.
4. DIMENSI-DIMENSI INFORMASI
5
Informasi memiliki relevansi jika ia berhubungan dengan maslah yang ada.
Manajer harus dapat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan tanpa menelusuri
volume informasi.
b. Ketepatan (Akurasi)
Semua informasi harus tepat dan akurat namun fasilitas yang terkontribusi
ketepatan sistem akan menambah biaya. Perusahaan seringkali setuju dengan
adanya keakuratan yang kurang sempurna.
c. Tepat waktu
Informasi harus tersedia untuk pemecahan masalah sebelum situasi krisis
terjadi atau hilang kesempatan. Manajer harus bisa mendapatkan informasi yang
menjelaskan apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi di masa lampau.
d. Kelengkapan
Manajer harus dapat informasi yang menjelaskan masalah atau pemecahan
secara lengkap. Namun demikian, sistem tidak boleh dirancang sehingga
mengakibatkan manajer tenggelam dalam lautan informasi. Disebut dengan
information overload menerangkan bencana yang diakibatkan adanya informasi
yang terlalu banyak. Manajer harus dapat menentukan informasi yang dibutuhkan
secara mendetail.
6
1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktifitas yang berlangsung secara
normal.
2. Karena lebih sedikit keputusan yang dibuat, tiap keputusan dapat menerima
perhatian lebih menyeluruh.
2. Suatu sistem informasi yang memantau kinerja secara akurat sangat diperlukan.
3. Perhatian harus terus diarahkan pada standar untuk menjaga standar pada
tingkat yang tepat.
4. Manajer tidak boleh menjadi pasif dan hanya menunggu batas kinerja dilewati.
Beberapa elemen harus ada agar seorang menejer berhasil dalam pemecahan masalah:
a. Keadaan yang diharapkan
7
Solusi bagi suatu masalah harus memampukan sistem untuk memenuhi
tujuannya secara baik, seperti tercermin pada standar kinerja sistem.
b. Keadaan saat ini
cJika keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat
masalah dan manajer tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda
sejumlah masalah merupakan penyebabnya dan harus dipecahkan.
c. Kriteria solusi
Jika tingkat kinerja yang lebih tinggi dapat dipertahankan, maka keadaan
yang diharapkan harus ditingkatkan.
d. Kendala intern
Dapat berupa sumber daya yang terbatas.
e. Kendala lingkungan
Dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan, seperti pemerintah
atau pesaing dan mereka bertindak demikian rupa untuk membatasi arus sumber
daya kedalam dan ke luar perusahaan.
8
subsistemnya. Kemudian apakah susbsistem itu terintegrasi menjadi satu unit yang
berfungsi lancar? Lalu apakah semua subsistem bekerja untuk mencapai tujuan
sistem? Setelah itu analisa top-down untuk mengidentifikasi tingkat sistem dimana
penyebab persoalan berada. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan
tertentu.Elemen-elemen sistem dapat dianalisis secara berurutan, yaitu:
a. Mengevaluasi standar (standar harus sah/valid, standar harus realistis, standar
harus dimengerti oleh mereka yang akan mencapainya, dan standar harus terukur).
b. Membandingkan sistem output dengan standar.
c. Mengevaluasi manajemen.
d. Mengevaluasi pengolah informasi.
e. Mengevaluasi input dan sumber daya input.
f. Mengevaluasi proses transformasi.
g. Mengevaluasi sumber daya output
Tahap III: Usaha solusi
a. Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi. Dengan cara mencari jalan yang
berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Seperti Brainstorming (tukar
pikiran), dan Joint Application Design (rancangan aplikasi bersama)
b. Mengevaluasi berbagai alternatif solusi. Contohnya dengan menggunakan kriteria
evaluasi yang sama, untuk mengukur seberapa baik suatu alternatif dapat
memecahkan masalah.
c. Memilih solusi terbaik. Dengan cara menganalisis suatu evaluasi sistematis atas
pilihan-pilihan dan mempertimbangkan konsekuensi pilihan tersebut pada tujuan
organisasi. Kemudian memberi penilaian atas proses mental manajer. Setelah itu
melakukan tawar-menawar atau negosiasi antara beberapa manajer.
d. Menerapkan solusi. Masalah tidak terpecahkan hanya dengan memilih solusi
terbaik tapi perlu diterapkan.
e. Menindaklanjuti untuk memastikan bahwa solusi itu efektif.
9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
.
Model adalah tiruan sebuah sistem yang disusun untuk mempelajari karakteristik sistem .
Model terdiri atas berbagai jenis yaitu fisik, naratif, grafik dan matematika. Model digunakan
untuk mempermudah komunikasi dan perkiraan dimasa depan. Dalam model pada konsep
sistem terdapat dimensi-dimensi informasi yang bernilai sebagai relevansi, ketepatan, tepat
waktu dan juga kelengkapan. Dalam model juga terdapat pendekatan informasi yang terdiri
dari beberapa langkah yang bertujuan untuk melihat pemecahan masalah yang ada secara
menyeluruh.
3.2 SARAN
Saran dalam menyusun makalah ini,penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah
ini belum sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara penulisannya.Oleh
karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih
baik lagi kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11