Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

SISTEM PENGENDALI ALIRAN DEBIT AIR OTOMATIS


PADA TANAMAN HIDROPONIK DFT (DEEP FLOW
TECHNIQUE) DI SEAMEO BIOTROP BOGOR

ELWENA
J1B115037

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

i
RINGKASAN

SEAMEO BIOTROP adalah salah satu pusat regional di bawah SEAMEO


yang didirikan melalui SEAMEO Charter. BIOTROP menjalankan kegiatan
pemberdayaan sumber daya manusia di Asia Tenggara. Salah satu kegiatannya
yaitu melakukan penelitian pembudidayaan tanaman hidroponik. Pembudidayaan
ini dilakukan di greenhouse dengan memanfaatkan air, tanpa media tanah dengan
lahan sederhana tanpa mengenal musim.
Hidroponik di SEAMEO BIOTROP membutuhkan sebuah alat pengendali
aliran debit air yang secara otomatis dapat mengonntrol aliran air pada sistem DFT
(Deep Flow Technique). Alat ini tidak lain yaitu dengan menggunakan
mikrokontroler arduino uno R3, sensor ultrasonik HC-SR04, motor servo 5 volt,
kabel USB, dan kabel jumper. Topik ini didapatkan setelah melakukan analisis
masalah di tempat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Alat ini
berfungsi untuk mempermudah petani rumah kaca dalam mengendalikan aliran
debit air secara otomatis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pembudidayaan
tanaman hidroponik dengan dilakukan secara efektif. Tanaman hidroponik yang
berada di rumah kaca memerlukan aliran debit air yang normal. Sehingga alat ini
berguna untuk mengendalikan aliran air dengan menyalakan motor servo secara
otomatis pada ketinggian air tertentu. Pengerjaannya dilakukan di hidroponik
greenhouse SEAMEO BIOTROP.
Hasil pengujian pembuatan sistem pengendali aliran debit air secara otomatis
ini yaitu dapat menerapkan sensor ultrasonik HC-SR04 pada pengukuran
ketinggian air, melakukan pengujian perbandingan antara sensor dengan manual.
Selain itu, kran dapat berputar secara otomatis sesuai dengan perintah yang telah
ditentukan. Apabila tingginya air melebihi ambang batas maka motor servo akan
berputar 180° sebaliknya apabila tingginya air kurang dari ambang batas maka
motor servo akan berputar kembali 180°. Hasil putaran kran tidak mencapai 180°
dikarenakan daya yang digunakan motor servo tidak terlalu kuat.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Sistem Pengendali Aliran Debit Air Otomatis


pada Tanaman Hidroponik DFT (Deep Flow
Technique) di SEAMEO BIOTROP Bogor
Lokasi : Jl. Raya Tajur Km. 6, Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Nama : Elwena
NIM : J1B115037
Fakultas/Universitas : Teknologi Pertanian/Universitas Jambi
Waktu Pelaksanaan : 25 Juni 2018 – 25 Agustus 2018
Dosen Pembimbing : Nurfaijah, S.TP., M.Si
Dosen Penguji :

Jambi, September 2018


Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
Praktek Kerja Lapangan

Riana Hartati, S.Si Nurfaijah, S.TP., M. Si


Asisten Hidroponik NIP. 201609112008

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi

Dr. Fitry Tafzi, S.TP., M.Si


NIP. 197209031999032004

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat
diselesaikan. Saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
hingga selesai penyusunan laporan ini. Terimakasih ini saya ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Irdika Mansur selaku (Deputy Director for Resource Management)
SEAMEO BIOTROP yang telah mengizinkan saya untuk melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
2. Ibu Riana Hartati, S.Si selaku Asisten Hidroponik SEAMEO BIOTROP
sekaligus sebagai Pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan dan
ilmu dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3. Ibu Dr. Ir. Hj. Dharia Renate, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jambi.
4. Ibu Dr. Fitry Tafzi, S.TP., M.Si selaku Ketua Program Studi Teknik Pertanian
5. Ibu Nurfaijah S.TP., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL).
6. Bapak Budiyono selaku Teknisi Hidroponik SEAMEO BIOTROP yang telah
mengajarkan, memberi wawasan dan membimbing selama menjalani PKL di
SEAMEO BIOTROP.
7. Adi Santoso selaku pembimbing dalam pembuatan sistem mikrokontroler
yang telah mengajarkan, memberi wawasan dan membimbing selama
menjalani PKL di SEAMEO BIOTROP.
8. Seluruh Staf dan Karyawan di SEAMEO BIOTROP yang telah membantu
dalam proses pelaksanaan PKL.
9. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a, motivasi dukungan moral
maupun material demi kesuksesan penulis.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik serta saran
yang membangun masih penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.

iv
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan laporan ini saya
ucapkan terimakasih. Semoga laporan ini dapat dimanfaatkan dan dipergunakan
seperlunya.

Jambi, September 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
RINGKASAN ............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ........................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................. 2
1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan ................................................. 3
1.4 Tempat Praktek Kerja Lapangan ..................................................... 3
1.5 Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapang .............................................. 3
BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL ............................................ 4
2.1 Sejarah SEAMEO BIOTROP ......................................................... 4
2.2 Struktur Organisasi SEAMEO BIOTROP ...................................... 5
2.3 Kegiatan Umum SEAMEO BIOTROP........................................... 6
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ............... 8
3.1 Bidang Unit Kerja ........................................................................... 8
3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ............................................. 8
3.2.1 Komponen Sistem Otomatisasi Aliran Debit Air ............... 8
3.2.2 Perancangan Alat .............................................................. 16
3.3 Permasalahan yang Dihadapi ....................................................... 19
3.4 Solusi yang Ditawarkan ............................................................... 20
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 22
4.2 Saran .............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23
LAMPIRAN ................................................................................................ 24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Kegiatan Greenhouse SEAMEO BIOTROP ........................................... 7

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. SEAMEO BIOTRO ................................................................................. 4
2. Struktur Organisasi SEAMEO BIOTROP ............................................... 5
3. Struktur Bidang Hidroponik SEAMEO BIOTROP ................................. 5
4. Sistem DFT (Deep Flow Technique) ..................................................... 10
5. Arduio Uno R3 ....................................................................................... 11
6. Motor Servo 5 Volt ................................................................................. 12
7. Sensor Ultrasonik HC-SR04 .................................................................. 13
8. Sistem Pewaktu pada Sensor HC-SR04 ................................................. 13
9. Port USB (Universal Serial Bus) ........................................................... 14
10. Jalur Breadboard Secara Umum ............................................................ 14
11. Powerbank ............................................................................................. 15
12. Kabel Jumper ......................................................................................... 15
13. Flowchart Kerja Alat ............................................................................. 16
14. Blog Diagram Alat ................................................................................. 17
15. Skema Rangkaian Perangkat Keras Alat ............................................... 18

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Sistem DFT (Deep Flow Technique) .................................................... 24
2. Rangkaian Sistem Otomatisasi............................................................... 25
3. Program pada Arduino Uno R3 ............................................................. 26
4. Daftar Nama Kelompok yang Magang di SEAMEO BIOTROP........... 27
5. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ............................................. 28
6. LayOut Greenhouse Sayuran Daun ........................................................ 35
7. LayOut Greenhouse Sayuran Buah ........................................................ 36

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dewasa ini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat. Salah satu
perkembangan teknologi yang sangat berkembang pesat adalah elektronik. Salah
satu caranya adalah dengan otomatisasi alat bantu manusia yang sudah ada.
Dengan adanya otomatisasi maka diharapkan alat bantu manusia yang sudah ada
sekarang dapat bekerja lebih efisien dan efektif dalam meringankan pekerjaan
manusia.
Bukan hanya pada elektronika, bidang pertanian sekarang sudah menjadi
sangat berkembang. Hal ini dapat diakibatkan semakin sempitnya lahan pertanian,
sehingga manusia mulai mencari cara yang lebih efisien dalam mengembangkan
bidang pertanian walaupun lahanya semakin sempit. Perkembangan ini dapat
dilihat dengan adanya metode pertanian yang baru, salah satunya yang dikenal
sebagai budidaya sistem hidroponik.
SEAMEO BIOTROP adalah salah satu pusat regional di bawah SEAMEO
yang didirikan melalui SEAMEO Charter. BIOTROP menjalankan kegiatan
pemberdayaan sumber daya manusia di Asia Tenggara. Salah satu kegiatannya
yaitu melakukan penelitian pembudidayaan tanaman hidroponik. Pembudidayaan
ini dilakukan di rumah kaca dengan memanfaatkan air, tanpa media tanah dengan
lahan sederhana tanpa mengenal musim. Jenis tanaman hidroponik diantaranya
adalah sayuran, buah-buahan dan bunga. Agar memberikan produk yang optimal
pada tanaman, keadaan aliran air pada sistem hidroponik perlu diperhatikan.
Pengaturan aliran debit air di SEAMEO BIOTROP masih dilakukan secara
manual oleh petani dengan mengecek setiap kran pada sistem hidroponik tersebut.
Sedangkan tidak selamanya petani berada di rumah kaca untuk memantau aliran
debit air pada sistem DFT. Debit air yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi,
akan berpengaruh terhadap fisiologi tanaman yang mempengaruhi kerja enzim,
debit air yang terlalu tinggi pada sistem hidroponik dapat menyebabkan busuk
pada akar tanaman karena area perakaran tidak mendapat suplai oksigen yang

1
cukup (bila akar terendam utuh), serta menyebabkan pemakaian air nutrisi yang
cepat habis karena pemakaian air nutrisi yang terlalu banyak.
Sistem hidroponik DFT ini merupakan metode budidaya tanaman
hidroponik dengan meletakkan akar pada lapisan air yang dalam dengan
kedalaman lapisan berkisar antara 4-6 cm. Jika debit air lebih dari 6 cm maka
keadaan akar tanaman akan cepat membusuk sehingga petani harus mengecilkan
aliran air dengan memutar kran secara manual. Sebaliknya ketika debit air kurang
dari 4 cm maka keadaan tanaman akan layu sehingga petani harus memperbesar
aliran air dengan memutar kran secara manual. Sehingga pengontrolan debit air
pada sistem DFT perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kelebihan dan
kekurangan air nutrisi yang dilakukan. Salah satu cara pengontrolan sistem
kontrol DFT hidroponik adalah dengan cara penerapan mikrokontroler (Fajar. A.,
Abdullah, S.H., Priyati, A.).
Pada kegiatan bercocok tanam di mana banyak hal yang perlu diperhatikan
diantaranya sistem pengairan yang baik untuk menghasilkan suatu produk yang
berkualitas. Sehingga digunakan arduino sebagai mikrokontroler yang mengatur
debit aliran keluaran air larutan yang berisi nutrisi untuk disirkulasikan dengan
pompa yang sesuai dengan sistem DFT. Dihasilkan alat yang mampu mengatur
sirkulasi debit aliran air nutrisi untuk hiroponik sistem DFT secara otomatis.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan memberikan solusi dengan
menuangkannya dalam sebuah laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
berjudul: ” Sistem Pengendali Aliran Debit Air Otomatis pada Tanaman
Hidroponik DFT (Deep Flow Tecnique) di SEAMEO BIOTROP Bogor ”.

1.2 Maksud dan Tujuan PKL


Penyelenggaraan PKL ini maksud dan tujuannya untuk :
1. Mengetahui sistem pengendali aliran debit air dengan mikrokontroler pada
tanaman hidroponik sistem DFT.
2. Mengetahui sistem kerja mikrokontroler untuk mengatur aliran debit air pada
tanaman hidroponik sistem DFT.

2
1.3 Kegunaan PKL
Kegunaan pelaksanaan PKL adalah untuk:
1. Menambah pengalaman, ilmu sebanyak mungkin, dan melatih keterampilan
sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
2. Membentuk sikap, perilaku kedisiplinan kerja, serta inisiatif dan kerjasama .
3. Menumbuhkan kemampuan teknis dan pemahaman terhadap masalah serta
kemampuan menyelesaikan masalah.
4. Selain itu mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan.
5. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Teknik Pertanian.

1.4 Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan di greenhouse
SEAMEO BIOTROP berlokasi di Jalan Raya Tajur Km. 6, Ciawi, Bogor, Jawa
Barat.

1.5 Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan mulai dari tanggal 25
Juni 2018 sampai dengan 25 Agustus 2018. Waktu pelaksanaan PKL setiap hari
Senin sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1 Sejarah SEAMEO BIOTROP


SEAMEO BIOTROP kepanjangan dari South East Asian Ministers of
Education Organization for Tropical Biology. SEAMEO BIOTROP merupakan
salah satu pusat regional di bawah SEAMEO yang didirikan secara resmi pada
tanggal 6 Februari 1968. Berlokasi di Jalan Raya Tajur Km. 6, Bogor Barat.
Pendirian ini berdasarkan pada kesepakatan mentri-mentri pendidikan Asia
Tenggara yang dituangkan dalam SEAMEO Charter pada tahun 1965. Negara-
negara anggota SEAMEO adalah Indonesia, Brunei Darusalam, Kamboja, Laos,
Malaysia, Myanmar, Philippina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta enam
negara sahabat (Associate Member Countries) yaitu Australia, Selandia Baru,
Kanada, Belanda, Jerman dan Perancis.
Pada tahun 1997, SEAMEO BIOTROP dikelompokkan menjadi salah satu
Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Tropika di Lingkungan Institut
Pertanian Bogor melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0186/9/1997. Keputusan tersebut diperkuat dengan SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 099/O/1997 tentang penunjukkan Institut Pertanian Bogor
sebagai Institusi Induk bagi The South East Asian Ministers of Education
Organization for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP).

Gambar 1. SEAMEO BIOTROP

4
2.2 Struktur Organisasi SEAMEO BIOTROP
SEAMEO BIOTROP memiliki dua struktur organisasi yaitu struktur dalam
organisasinya maupun struktur bidang di greenhouse tempat di mana mahasiswa
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Struktur organisasi SEAMEO
BIOTROP dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Struktur organisasi SEAMEO BIOTROP

Greenhouse bagian hidroponik SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian


Ministers of Education Organization) merupakan salah satu bagian dari organisasi
SEAMEO BIOTROP yang khusus membudidayakan sayuran buah dan daun.
Struktur bidang di greenhouse bagian hidroponik SEAMEO BIOTROP dapat
dilihat pada Gambar 3.

Teknisi Hidroponik
M. Ikhsan Hafidz

Teknisi Hidroponik Teknisi Hidroponik


M. Ikhsan Hafidz Budiyono

Gambar 3. Struktur bidang hidroponik SEAMEO BIOTROP

5
2.3 Kegiatan Umum SEAMEO BIOTROP
SEAMEO BIOTROP memiliki tugas dan mandat dari dewan pembina yang
meliputi pembinaan sumber daya manusia di Asia Tenggara khususnya. Kegiatan
tersebut terdiri dari penelitian, pelatihan, kerjasama, dan penyebaran informasi
dalam lingkup biologi tropika serta salah satu yang tertua dan terbesar di samping
SEARCA dan INNOTECH di Filipina. SEAMEO BIOTROP melalui SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 0186/9/1997 menjadi salah satu pusat penelitian
dan pengembangan biologi tropika di lingkungan Institut Pertanian Bogor.
Departemen Pengembangan Produk dan Jasa (PDSD-SEAMEO BIOTROP)
merupakan salah satu organisasi dari organisasi SEAMEO BIOTROP yang
memiliki tugas untuk mengembangkan produk-produk dan layanan laboratorium.
PDSD-SEAMEO BIOTROP terdiri dari 2 divisi, yaitu Divisi Pengembangan
Produk dan Layanan Laboratorium. Divisi pengembangan produk untuk
mengembangkan produk-produk yang bermanfaat dan dapat diakses oleh
masyarakat. Sedangkan layanan laboratorium memuaskan untuk penyediaan
layanan pengujian. Ruang lingkup terdiri dari: air limbah, udara, tanah dan
tanaman, mineral serta pangan dan pakan. Selain itu laboratorium ini juga
melayani kegiatan penelitian di bidang Biologi Tropika.
Aktivitas BIOTROP meliputi penelitian nasional dan regional, nasional dan
pelatihan regional kursus, seminar, dan lokakarya, publikasi, pengembangan
masyarakat, konsultansi ahli, analisis laboratorium untuk pangan, pakan, udara,
air, tanaman dan tanah, kultur jaringan, dan produksi bibit tanaman hias, spesies
pohon dan rumput laut cottoni, magang mahasiswa dan pelatihan on-the-job,
penyediaan satelit citra, data analisis dan greenhouse.
Fasilitas greenhouse SEAMEO BIOTROP terdiri dari: 11 unit, bangunan
menempati area seluas 1.788 m2. Greenhouse adalah unit pendukung penting
untuk melakukan penelitian di bawah kondisi yang terkendali untuk kepentingan
dalam melakukan penelitian, aklimatisasi bibit kultur jaringan, hidroponik dan
kursus pelatihan yang dilakukan oleh SEAMEO BIOTROP. Kegiatan yang
dilakukan di rumah kaca adalah sebagai berikut:

6
Tabel 1. Kegiatan greenhouse SEAMEO BIOTROP
Kode
No Nama Kegiatan
Gh
Aklimatisasi dan pengembangan
1. A Laboratorium Layanan
tanaman hias, tanaman industri dll.
Uji khasiat campuran herbisida berbagai
2. B Laboratorium Entomologi bahan aktif, pengendalian hayati dan
koleksi gulma
3. C Laboratorium Mikrobiologi Aplikasi Phytopathology
Aklimatisasi, perbanyakan pohon
4. D Laboratorium Mikrobiologi
gaharu, dll.
Collection, propagasi pohon hutan,
5. E Laboratorium Umum
percobaan pada mikoriza, dll.
6. F Hidroponik Budidaya sayuran daun dan buah
Koleksi dan aklimatisasi tanaman
7. G BrMC
anggrek
Aklimatisasi dan perbanyakan jati,
8. H Laboratorium Layanan
abaca, saitomo, dll.
Aklimatisasi dan propagasi pohon
9. I BrMC
pisang, nanas dll.
Aklimatisasi dan propagasi pohon
10. J BrMC
pisang, nanas dll.
Eksperimen gulma: resistensi, herbisida,
11. K Laboratorium Entomologi
fisiologi, dll.

7
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Bidang Unit Kerja


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di SEAMEO BIOTROP Bogor
dilakukan pada bagian hidroponik greenhouse. Bagian tersebut memiliki peranan
mengenai hidroponik greenhouse SEAMEO BIOTROP tetapi program kerja yang
dilakukan fokus pada sistem otomatisasi aliran debit air pada sistem DFT. Selain
kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan atau program kerja tambahan yang
dilakukan guna melatih keterampilan dari mahasiswa. Program kerja yang
dilakukan semua telah terlaksana 100% hampir secara keseluruhan kegiatan yang
dilakukan yaitu berada di greenhouse hidroponik.

3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama
300 jam setiap hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 - 16.00 WIB. Dimulai pada
tanggal 25 Juni sampai dengan 25 Agustus 2018 di SEAMEO BIOTROP Bogor,
Jawa Barat. Pada pelaksanaan PKL selama 8 minggu, mahasiswa PKL wajib
mempelajari mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hidroponik. Kegiatan
tersebut diantaranya yaitu pembuatan nutrisi, penyemaian benih, perawatan
tanaman, pemanenan dan cara menjelasi kepada peserta kunjungan maupun
pelatihan. Kegiatan yang dilakukan fokus pada pembuatan sistem otomatisasi
aliran debit air.

3.2.1 Komponen Sistem Otomatisasi Aliran Debit Air


Pada pembuatan sistem aliran debit air ini ada beberapa komponen yang
digunakan dalam pembuatan sistem. Adapun alat yang digunakan dalam
pembuatan sistem ini yaitu arduino uno R3, sensor ultrasonik HC-SR04, motor
servo 5 volt, jumper, breadbord, penggaris dan rangkaian sistem DFT. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu tanaman hidroponik, air dan nutrisi AB mix. Berikut
ini adalah beberapa penjelasan mengenai komponen yang digunakan dalam
pembuatan sistem otomatisasi pada aliran debit air:

8
1. Debit
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik,
untuk memenuhi kebutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk
disalurkan ke saluran yang telah disiapkan. Ada juga yang mengartikan debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan
debit yang digunakan dalam sistem satuan SI adalah meter kubik per detik (m3/s).
Istilah debit biasanya berkaitan dengan air, aliran dan sungai. Debit air
adalah ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau
yang dapat di tampung dalam sutau tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran
adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air sungai
adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air
sungai.
Selain debit air, debit aliran dan debit air sungai terdapat juga debit yang
diberi nama debit andalan. Debit andalan adalah debit maksimum yang dapat
digunakan untuk irigasi. Penghitungan debit andalan bertujuan agar dapat
mengoptimalkan sumber air yang digunakan sebagai irigasi.

2. Hidroponik
Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak pertama
kali dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penemuan unsur-
unsur hara essential yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian
tentang unsur-unsur penyusun tanaman ini telah dimulai pada tahun 1600-an.
Akan tetapi budidaya tanaman tanpa tanah ini telah dipraktekkan lebih awal dari
tahun tersebut, terbukti dengan adanya taman gantung (Hanging Gardens), taman
terapung (Floating Gardens) dari suku Aztecs, Mexico dan Cina (Resh, 1998)
Istilah hidroponik yang berasal dari bahasa latin yang berarti hydro (air) dan
ponos (kerja).
Hidroponik pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke dari University of
California yang melakukan percobaan hara tanaman dalam skala komersial yang
selanjutnya disebut hydroponics. Selanjutnya hidroponik didefinisikan secara
ilmiah sebagai cara budidaya tanaman tanpa tanah, akan tetapi menggunakan

9
media inert seperti gravel, sand, peat, vermikulit, pumice atau sawdust, yang
diberikan larutan hara yang mengandung semua elemen essential yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tanaman (Resh, 1998).
Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki keuntungan dibandingkan
dengan budidaya secara konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di
kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi,
tanaman jarang terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi
dan larutan hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa
tergantung oleh musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Harris,
1988).

3. Sistem DFT (Deep Flow Technique)


Hidroponik DFT merupakan teknik hidroponik dengan menggunakan papan
styrofoam yang mengapung di atas larutan nutrisi dan larutan tersebut
disirkulasikan dengan bantuan aerasi. Pada dasarnya hidroponik sistem DFT sama
dengan rakit apung tetapi pengaplikasiannya berbeda. Perbedaannya adalah pada
rakit apung larutan nutrisi tidak tersirkulasi dengan baik sedangkan DFT
tersirkulasi dengan baik karena ada aliran atan flow yang berasal dari aerator
(Mugniesyah, Sameto 2006).
Sistem hidroponik DFT merupakan metode budidaya tanaman hidroponik
dengan meletakkan akar pada lapisan air yang dalam, kedalaman lapisan berkisar
antara 4-6 cm. Prinsip kerja sistem hidroponik DFT yaitu mensirkulasikan larutan
nutrisi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam. Teknik ini dikategorikan
sebagai sistem hidroponik tertutup. Umumnya penerapan teknik hidroponik ini
digunakan pada budidaya tanaman sayuran daun dan sayuran buah (Chadirin
2007).

Gambar 4. Sistem DFT (Deep Flow Technique)

10
4. Arduino Uno R3
Arduino merupakan rangkaian elektronik yang bersifat open source, serta
memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah untuk digunakan. Arduino dapat
mengenali lingkungan sekitarnya melalui berbagai jenis sensor dan dapat
mengendalikan lampu, motor, dan berbagai jenis aktuator lainnya. Arduino
mempunyai banyak jenis, di antaranya Arduino Uno, Arduino Mega 2560,
Arduino Fio, dan lainnya (www.arduino.cc).
Arduino adalah sebuah board mikrokontroller berbasis ATmega328 yang
memiliki 14 pin input/output. Pin-pin tersebut dapat digunakan sebagai analog
input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power dan tombol reset.
Arduino dapat dikoneksikan pada komputer menggunakan kabel USB (Djuandi
2011). Arduino Uno berbeda dari semua board mikrokontrol sebelumya yang
tidak menggunakan chip khusus driver FTDI USB-to-serial. Sebagai pengganti
penerapan USB-to-serial adalah ATmega16U2 versi R2 (Prawoto 2015). Arduino
yang digunakan untuk pembuatan prototipe sistem pengendali aliran debit air
secara otomatis ini, menggunakan Arduino Uno R3 seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.

Gambar 5. Arduino uno R3

5. Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup
dimana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang
ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian
gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk
menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor
servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel
motor.

11
Secara umum terdapat 2 jenis motor servo yaitu motor servo standart dan
motor servo continous. Servo motor tipe standar hanya mampu berputar 180
derajat. Motor servo standart sering dipakai pada sistem robotika misalnya untuk
membuat " Robot Arm" ( Robot Lengan ). Sedangkan motor servo continuous
dapat berputar sebesar 360 derajat. Motor servo continous sering dipakai untuk
Mobile Robot. Pada badan servo tertulis tipe servo yang bersangkutan. Motor
servo standart yang kali ini dipakai memiliki 3 buah kabel yaitu, power, ground
dan signal.
 Kabel warna merah merupakan kabel power yang berfungsi untuk
mengkoneksikan dengan tegangan 5V pada board arduino.
 Kabel yang berwarna coklat/hitam merupakan kabel ground yang nantinya
akan dihubungkan dengan ground yang ada pada board arduino.
 Kabel kuning yang merupakan kabel pin signal servo yang akan
dihubungkan dengan pin 9 pada board arduino.

Gambar 6. Motor Servo 5V

6. Sensor Ultrasonik HC-SR04


Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi
sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa
digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2 cm – 4 m dengan akurasi 3 mm.
Alat ini memiliki 4 pin, pin vcc, ground, trigger, dan echo. Pin vcc untuk listrik
positif dan gnd untuk ground-nya. Pin trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari
sensor dan pin echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

12
Gambar 7. Sensor ultrasonik HC-SR04

Penggunaan alat ini yaitu ketika memberikan tegangan positif pada pin
trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik
dengan frekuensi 40 kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin echo.
Berfungsi mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal tersebut, maka selisih
waktu ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak
benda tersebut. Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor
HC-SR04.

Gambar 8. Sistem pewaktu pada sensor HC-SR04

8. Port USB
USB atau yang lebih dikenal sebagai Universal Serial Bus adalah sebuah
jalur koneksi serial elektronik yang diciptakan dengan tujuan untuk
menghubungkan segala macam device yang bersifat eksternal. USB merupakan
teknologi untuk antara muka peranti yang membenarkan perhubungan pada soket
antaramuka tunggal. Ia juga turut dicipta untuk meningkatkan keupayaan Plug
and Play dengan membenarkan peranti disambungkan (connect) dan merangkai
sambungan (disconnect) tanpa perlu ‘reboot’ Hot Swapping pada komputer.

13
Gambar 9. Port USB (Universal Serial Bus)

9. Breadboard
Breadboard adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan

merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Breadboard banyak

digunakan untuk merangkai komponen, karena dengan menggunakan breadboard,

pembuatan prototipe tidak memerlukan proses menyolder (langsung tanca).

Karena sifatnya yang solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat

digunakan kembali dan dengan demikian sangat cocok digunakan pada tahapan

proses pembuatan prototipe serta membantu dalam berkreasi dalam desain sirkuit

elektronika. Berbagai sistem elektronik dapat di modelkan dengan menggunakan

breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat unit

pengolahan terpusat (CPU). Secara umum breadbord memiliki jalur seperti pada

Gambar 10.

Gambar 10. Jalur breadboard secara umum

10. Powerbank
Powerbank adalah sebuah alat kecil yang praktis dan mudah dibawa
kemana-mana, powerbank ini sendiri mempunyai fungsi untuk men-charge

14
kembali ponsel atau gadget saat gadget mulai kehabisan daya saat berada di luar
ruangan yang tidak terdapat stop kontak atau colokan listrik. Powerbank memiliki
fungsi yang disebut portable charger karena alat ini dapat digunakan untuk
mengisi ulang batre ponsel atau gadget kapan pun dan dimana pun. Powerbank ini
sangat cocok untuk orang yang mempunyai suatu bisnis, cocok untuk orang-orang
lapangan yang jarang berada di dalam ruangan, dan juga cocok untuk orang-orang
yang sering ada dalam perjalanan serta bisa digunakan dalam membantu proses
pembuatan sistem otomatisasi. Powerbank ini adalah benda mungil yang
mempunyai berbagai macam kapasitas daya, mulai dari 3000 mAh sampai 11000
mAh.

Gambar 11. Powerbank

11. Kabel Jumper


Kabel jumper memiliki jenis atau tipe switch on/off yang bentuknya
sederhana. Jumper ini umumnya berukuran kecil, merupakan konduktor eksternal,
terbuat dari logam yang terbungkus plastik, yang bisa dilepas (dicabut) dan
dipasang pada pin-pin tertentu yang ada pada motherboard. Jumper tersebut
berfungsi untuk menghubungkan dua buah sirkuit (pada PCB) yang ada pada
kondisi aslinya sengaja tidak dihubungkan jalurnya. Jumper ini biasannya
digunakan untuk mengatur setting besaran BIOS, untuk setting frekuensi bus pada
motherboard, untuk setting fungsi harddisk (sebagai master atau slave), men-
disable atau enable sound onboard, dan lain-lainnya.

Gambar 12. Kabel jumper

15
3.2.2 Perancangan Alat
Pada perancangan pembuatan sistem pengendali aliran debit air secara
otomatis pada tanaman hidroponik DFT (Deep Flow Technique), ada beberapa
tahapan yaitu pembuatan flowchart kerja alat, pembuatan blok diagram alat dan
pembuatan skema rangkaian perangkat keras alat. Perancangan alat ini
mempermudah dalam proses pembuatan sistem otomatisasi tersebut. Berikut ini
adalah beberapa tahap perancangan pembuatan sistem pengendali aliran debit air
otomatis pada tanaman hidroponik DFT (Deep Flow Technique) di SEAMEO
BIOTROP Bogor.

1. Flowchart Kerja Alat


Pada perancangan pembuatan sistem pengendali aliran debit air secara
otomatis pada tanaman hidroponik DFT (Deep Flow Technique) dimulai dengan
pembuatan flowchart kerja alat terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana proses kerja dari sistem otomatisasi aliran debit air yang
akan dibuat. Berikut ini merupakan flowchart kerja alat yang dapat dilihat seperti
ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 13. Flowchart kerja alat

16
Pada Gambar 13, menunjukkan bahwa flowchart kerja alat yang pertama
sistem dimulai, sensor ultrasonik HC-SR04 akan membaca nilai ketinggian air
pada pipa. Pada saat alat tersebut menerima input nilai ketinggian air, maka sistem
akan mengecek kondisi dari nilai tingginya air yang terbaca. Data nilai ketinggian
air yang terbaca ini akan diteruskan kembali ke sensor ultrasonik HC-SR04 untuk
membaca terus-menerus ketinggian air tersebut.
Pada saat nilai ketinggian air yang diperoleh adalah lebih dari 6 cm, maka
program akan diteruskan menjadi sebuah nilai ketinggian air yang akan
memproses kerja dari motor servo. Kemudian output akan diteruskan dengan
memutarnya motor servo sejauh 180° dan otomatis kran akan ikut berputar akibat
putaran dari motor servo sehingga aliran debit air akan membesar, maka proses
yang dilakukan selanjutnya selesai. Namun jika kondisi tingginya muka air
kurang dari sama dengan 4 cm, nilai ketinggian air akan tetap memproses kerja
motor servo serta diteruskan kembali ke pembacaan sensor dan kondisi motor
servo akan berputar 180° otomatis kran akan ikut berputar akibat putaran motor
servo sehingga aliran debit air akan mengecil, selanjutnya selesai.

2. Blok Diagram Alat


Pada tahap perancangan alat selanjutnya, yaitu dengan pembuatan blok
diagram alat pengendali aliran debit air otomotis yaitu dengan membaca
ketinggian air. Blok diagram alat yang telah dirancang ini dapat dilihat pada
Gambar 14.

Gambar 14. Blok diagram alat

17
Pada gambar 14, menunjukkan blok diagram alat mikrokontroler aliran
debit air. Mikrokontroler yang digunakan adalah arduino uno R3 yang berfungsi
untuk memproses data dan terhubung pada sensor ultrasonik yang mendapatkan
nilai ketinggian air dari sensor jarak atau ultrasonik tersebut. Nilai ketinggian air
yang telah ditentukan dalam bahasa pemograman akan memproses motor servo
ikut berputar sejauh 180° yang telah dikendalikan dari sensor ultrasonik atau
sensor jarak. Motor servo yang berputar maka kran secara otomatis juga ikut
berputar.

3. Skema Rangkaian Perangkat Keras Alat


Setelah blok diagram dibuat, selanjutnya merancang skema rangkaian
perangkat keras alat. Berikut ini adalah gambar skema rangkaian perangkat keras
alat untuk pembuatan prototipe pengendali aliran debit air dengan kran otomatis
menggunakan sensor ultrasonik. Skema rangkaian perangkat keras alat dapat
dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Skema rangkaian perangkat keras alat

Pada gambar 15, menunjukkan skema rangkaian perangkat keras alat dengan
komponen-komponen yang saling terhubung satu sama lain. Komponen yang
digunakan berupa modul, maka setiap pin dihubungkan sesuai dengan keterangan
pin yang ada. Untuk pin output motor servo memiliki 3 buah kabel yaitu kabel
merah merupakan kabel power yang berfungsi untuk mengkoneksikan dengan
tegangan 5V pada board arduino yang dihubungkan ke 5V, Karena sensor
untrasonik pada vcc juga dihubungkan ke 5V yang ada pada board arduino, maka
kedua rangkaian tersebut diparalelkan menggunakan breadboard. Kedua kabel
yang berwarna coklat/hitam merupakan kabel ground yang dihubungkan dengan

18
ground pada board arduino. Ketiga kabel kuning yang merupakan kabel pin
signal servo yang dihubungkan dengan pin 9 pada board arduino.
Pada sensor ultrasonik terbagi menjadi 4 pin yaitu vcc, gnd, trig dan echo.
Untuk pin vcc diparalelkan menggunakan breadboard karena rangkaian tersebut
sama dengan kabel merah pada motor servo. Ground dihubungkan dengan
ground yaang ada pada board arduino. Pin trig dan echo dihubungkan pada pin 12
dan 14 sesuai dengan bahasa pemograman yang dibuat.

3.3 Permasalahan yang Dihadapi


Selama pelaksanaan PKL di SEAMEO BIOTROP ada beberapa
permasalahan yang ditemukan antara lain:
1. Pengaturan aliran debit air di SEAMEO BIOTROP masih dilakukan secara
manual oleh petani dengan mengecek setiap kran pada sistem hidroponik
tersebut. Sedangkan tidak selamanya petani berada di rumah kaca untuk
memantau aliran debit air pada sistem DFT (Deep Flow Technique). Sehingga
menyebabkan pengontrolan aliran debit air kurang efektif yang mengakibatkan
pengaliran debit air yang kurang stabil. Ketika debit air lebih dari 6 cm maka
keadaan akar tanaman akan cepat membusuk sehingga petani harus
mengecilkan aliran air dengan memutar kran secara manual. Sebaliknya ketika
debit air kurang dari 4 cm maka keadaan tanaman akan layu sehingga petani
harus memperbesar aliran air dengan memutar kran secara manual.
2. Pembersihan talang dan bak penampung atau (container) sistem hidroponik
masih dilakukan pembersihan setiap 2 seminggu sekali. Hal ini disebabkan
karena banyaknya ganggang hijau yang menempel pada talang maupun bak
penampung yang disebabkan adanya larutan nutrisi dan sinar matahari selain
itu talang dan bak penampung yang tidak tertutup sehingga mempermudah
timbulnya ganggang hijau. Sehingga menyebabkan petani greenhouse harus
membersihkan talang dan bak penampung tersebut setiap ganggang hijau yang
menempel sudah terlalu banyak. Kegiatan tersebut membuat sistem kerja
kurang efektif dan efisien.

19
3. Pengukuran pH dan nilai konsentrasi nutrisi masih dilakukan secara manual
dengan menggunakan pH meter dan TDS meter. Sehingga perlu dilakukan
pengecekan setiap hari yang dapat memperlambat kerja petani hidroponik.
4. Petani memantau keadaan suhu dan kelembapan menggunakan alat ukur
Termohigrometer. Suhu yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi, akan
berpengaruh terhadap fisiologi tanaman yang mempengaruhi kerja enzim.
Sedangkan tidak selamanya petani berada di rumah kaca untuk memantau
perubahan suhu dan kelembapan. Menurut petani SEAMEO BIOTROP,
rentang suhu yang baik terhadap berbagai macam tanaman yang dibudidayakan
dirumah kaca tersebut berkisar antara 23oC - 29oC dan kelembapan yang baik
berkisar antara 60% - 90%. Ketika suhu lebih dari 29oC maka keadaan rumah
kaca akan menjadi panas sehingga petani harus menyalakan kipas secara
manual. Ketika suhu kurang dari 23oC maka keadaan rumah kaca terlalu dingin
sehingga petani harus menyalakan lampu secara manual.

3.4 Solusi yang Ditawarkan


Berdasarkan permasalahan yang praktikan temukan dilapangan, maka
praktikan dapat memberikan solusi sebagai berikut :
1. Perlu adanya sistem pengontrolan aliran debit air sistem DFT hidroponik
tersebut untuk mencegah terjadinya kelebihan dan kekurangan air nutrisi.
Salah satu dengan cara penerapan mikrokontroler yaitu adanya arduino uno
sebagai mikrokontroler. Arduino uno berfungsi untuk memproses data dan
terhubung pada sensor ultrasonik HC-SR04 yang mendapatkan nilai
ketinggian air dari sensor ultrasonik tersebut. Nilai ketinggian air yang telah
ditentukan dalam bahasa pemrograman akan memproses motor servo sehingga
berputar sejauh 180° yang telah dikendalikan dari sensor ultrasonik. Pada saat
nilai ketinggian air yang diperoleh lebih dari 6 cm, maka program akan
memproses motor servo untuk berputar sejauh 180° dan otomatis kran akan
ikut berputar sehingga aliran debit air akan memperbesar otomatis. Sebaliknya
jika kondisi ketinggian air kuran dari 4 cm, nilai ketinggian akan memproses
motor servo berputar kembali sejauh 180° dan otomatis kran akan ikut
berputar sehingga aliran debit air akan mengecil.

20
2. Perlu adanya perubahan warna talang, dengan warna talang atau si stem
hidroponik lebih gelap dan bak penanmpung ditutup sehingga sinar matahari
tidak dapat tembus ke dalam container tersebut, hal tersebut akan menghambat
terjadinya ganggang hijau.
3. Perlu adanya sistem otomatisasi pengendali pH dan konsentrasi larutan nutrisi
secara otomatis. Sehingga dengan adanya sistem tersebut dapat mempermudah
pekerjaan petani hidroponik.
4. Perlu adanya dibuat sebuah sistem otomatisasi berbasis web atau arduino uno
yang dapat menampilkan data nilai suhu dan kelembapan yang disimpan pada
database SQL. Pengambilan data yang disimpan dan ditampilkan pada web,
diatur per-30 menit untuk mempermudah pemantauan suhu dan kelembapan
memungkinkan untuk akses jaringan luar atau memasang wifi pada alat.
Sehingga yang digunakan adalah jaringan lokal dengan menggunakan kabel
LAN untuk mempermudah transfer data dari alat ke database SQL. Selain itu,
apabila suhu terlalu tinggi melebihi ambang batas normal dan suhu terlalu
rendah kurang dari ambang batas normal maka alat akan mengirim notifikasi
berupa SMS pada handphone.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di
SEAMEO BIOTROP, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pengendali aliran debit air pada sistem DFT dilakukan menggunakan
arduino uno R3 yang memproses data dan terhubung pada sensor ultrasonik
HC-SR04 yang mendapatkan nilai ketinggian air dari sensor ultrasonik
tersebut. Nilai ketinggian air yang telah ditentukan dalam bahasa
pemrograman akan memproses motor servo sehingga berputar sejauh 180°
yang telah dikendalikan dari sensor ultrasonik. Motor servo yang berputar
maka kran secara otomatis akan ikut berputar.
2. Sistem kerja dari alat ini yaitu pada saat ketinggian air yang diperoleh adalah
lebih dari 6 cm, maka program akan diteruskan menjadi sebuah nilai
ketinggian air yang akan memproses kerja dari motor servo dan akan
memperbesar aliran air dengan otomatis. Namun jika kondisi tingginya muka
air kurang dari atau sama dengan 4 cm, nilai ketinggian air akan tetap
memproses kerja motor servo serta diteruskan kembali ke pembacaan sensor
dan kondisi motor servo akan berputar 180° otomatis kran akan memperkecil
aliran air.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di SEAMEO BIOTROP Bogor adalah dalam budidaya
hidroponik perlu perawatan dan penanganan yang sangat intensif agar tanaman
hidroponik dapat tumbuh dengan baik. Selain itu sistem otomatisasi yang dibuat
perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai aliran debit air otomatis
tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Erista. 2018. Pembuatan Prototipe Pemantau dan Pengendali Suhu


Serta Kelembapan Rumah Kaca Berbasis Web Di Seameo Biotrop. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Biotrop. 2011. SEAMEO BIOTROP [Internet]. [Diunduh 2018 Maret 8]. Tersedia
pada: www.biotrop.org
Delya, B., Tusi, A., Lanya, B., dan Zulkarnain, I. 2014. Rancang Bangun Sistem
Hidroponik Pasang Surut Otomatis untuk Budidaya Tanaman Cabai.
Teknik Pertanian Lampung, 3(3): 205–212.
Ichwan, Muhammad., Husada M.G., Rasyid M. I.A. 2013. Pembangunan
Prototipe Sistem Pengendalian Peralatan Listrik Pada Platform Android .
Jurnal Informatika. No.1, Vol. 4. Halm. 13-25.
Iswanto. (2010). Belajar Mikrokontroler AT89S51 dengan Bahasa C. Yogyakarta:
ANDI.
Lingga, P. 1999. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. PT Penebar
Swadaya. Jakarta. 116 hlm.
Prawoto I. 2015. Pengertian Arduino Uno Mikrokontroller [Internet]. [Diunduh
2017 Sept 27]. Tersedia pada: https://www.caratekno.com/2015/07/
pengertian-arduino-uno-mikrokontroler.html?m=1
Santoso, H. 2015. E-book Panduan Praktis Arduino untuk Pemula.
www..elangsakti.com. Trenggalek.
Suastika. K.G., Nawir. M., Yunus. P. 2013. Sensor Ultrasonik Sebagai Alat
Pengukur Kecepatan Aliran Udara dalam Pipa. Jurnal Pendidikan Fisika.
ISSN:1693-1246. Halm 163-172.
Wibowo, S, dan A.S. Asriyanti. 2013.Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya
Pakcoy (Brassica rapa chinensis). Jurnal Penelitian.
Widhi, H.N dan Winarno, H. 2014. Sistem Penyiraman Tanaman Anggrek
Menggunakan Sensor Kelembaban dengan Program Borland Delphi 7
Berbasis Modul Arduino Uno R3. Jurnal Teknik Informatika. Vol 18(1):
41-45.

23
LAMPIRAN

Lampiran 1. Sistem DFT (Deep Flow Technique)

Lampiran 2. Rangkaian sistem aliran debit otomatis

24
Lampiran 3. Program pada arduino uno R3

#include <NewPing.h> //Library untuk Sensor Ultrasonic


#include <Servo.h> //Library untuk Servo
#define trigPin 12 //Set Trigger HCSR04 di Pin digital 6
#define echoPin 13 //Set Echo HCSR04 di Pin digital 7
#define MAX_DISTANCE 500 //Set jarak maksimal

int LEDhijau = 3, LEDmerah = 2; //Set Pin LEDhijau dan LEDmerah


Servo myservo; //Buat object 1 buah motor servo

void setup() {
Serial.begin (9600); //Kecepatan komunikasi serial
pinMode(trigPin, OUTPUT); //Set pin Trigger sebagai output
pinMode(echoPin, INPUT); //Set pin Echo sebagai input
pinMode(LEDmerah, OUTPUT); //Set LEDmerah sebagai output
pinMode(LEDhijau, OUTPUT); //Set LEDhijau sebagai output
myservo.attach(9); //Set servo pada pin PWM 9
}

void loop() {
int duration, jarak,posisi=0,i;
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
jarak = (duration/2) / 29.1;
Serial.print(jarak);
Serial.println(" cm");

if(jarak<4) // Jarak (Cm) dapat anda sesuaikan

{
digitalWrite(LEDhijau, LOW); //LEDhijau mati
digitalWrite(LEDmerah, HIGH); //LEDmerah hidup
myservo.write(180); //Posisi servo pada 180 derajat
delay(1500); //Delay
}

if (jarak>6){ //Jika jarak lebih dari yang ditentukan


digitalWrite(LEDmerah, LOW); //LEDmerah mati
digitalWrite(LEDhijau, HIGH); //LEDhijau hidup
myservo.write(180 ); //Posisi servo pada 45 derajat
delay(1500); //Delay
}
}

25
Lampiran 4. Daftar nama kelompok PKL di SEAMEO BIOTROP Bogor
No Nama Mahasiswa NIM Pembimbing Lapangan
1. Asmawarni J1B115013 Riana Hartati, S.Si
2. Elwena J1B115037 Riana Hartati, S.Si
3. Estrelita Nababan J1B115042 Riana Hartati, S.Si
4. M. Kharazzad J1B115015 Slamet Widodo Sugiarto S.Si
5. Hasbi Abdillah J1B115045 Slamet Widodo Sugiarto S.Si
6. Juli Helena Pandiangan J1B115049 Slamet Widodo Sugiarto S.Si
7. Pebriani Simbolon J1B115050 Slamet Widodo Sugiarto S.Si

26
Lampiran 5. Jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Waktu Kegiatan
Senin
Perkenalan dan Pengenalan SEAMEO BIOTROP Bogor
25 Juni 2018
a. Penyemaian dan Pembersihan greenhouse.
Selasa b. Penyemaian benih kangkung.
26 Juni 2018 c. Pemotongan tunas air pada buah tomat ceri.
d. Pembersihan hama pada sayuran.
a. Pengecekan dan pembuatan nutrisi sayuran buah dan daun.
Kamis b. Pembersihan bak penampung.
28 Juni 2018 c. Pembuatan larutan nutrisi AB mix.
d. Pengecekan dan pemberian nutrisi pada sayuran hidroponik.
Jumat a. Pemberantasan hama kutu pada sayuran kale dan pakcoy.
29 Juni 2018 b. Pelatihan.
a. Membersihkan sistem NFT, DFT, dan bak penampung.
Senin b. Penyemaian benih kangkung.
2 Juli 2018 c. Pemindahan bibit kangkung, bayam, selada, dari greenhouse
bawah ke atas.
a. Pembersihan talang remaja dan bak penampung.
Selasa b. Pemotongan tunas air pada buah tomat ceri.
3 Juli 2018 c. Pengecekan pH dan nutrisi.
d. Penambahan air pada bak penampug.
a. Penyemaian benih kangkung, semangka, tomat dan cabe.
b. Pembersihan lantai greenhouse.
Rabu c. Penanganan pascapanen selada dan tomat.
4 Juli 2018 d. Pemindahan tanaman pakcoy dari talang remaja ke dewasa.
e. Pembersihan bak penampung.
f. Pengecekan dan pemberian nutrisi.
a. Pengecekan dan pemberian nutrisi.
Kamis b. Pembersihan greenhouse atas dan bawah.
5 Juli 2018 c. Penanganan pascapanen kangkung dan bayam.
d. Pembuatan nutrisi organik.

27
a. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
b. Pembersihan bak penampung, hama kutu, daun layu, lantai
Jumat greenhouse dan pompa.
6 Juli 2018 c. Penyemaian bunga kenikir.
d. Penanganan pascapanen selada, pakcoy, dan tomat.
e. Pemindahan bibit bayam dari talang remaja ke dewasa.
a. Pemindahan bibit bayam dan kangkung ke talang remaja.
b. Pembersihan greenhouse di bagian dalam, dan hama kutu.
Senin
c. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
9 Juli 2018
d. Penyemaian benih kangkung dan bayam.
e. Menerima kunjungan dari UIN Semarang.
a. Pemotongan rockwool dan tuans air pada buah tomat ceri.
b. Pembersihan greenhouse, hama kutu.
Selasa
c. Pengecekan dan penambahan nutrisi, dan pupuk growmor.
10 Juli 2018
d. Menerima kunjungan dari PT. Agricultural Development,
Kapang.
a. Penambahan air pada bak penampung.
b. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
c. Pembersihan greenhouse dan media slug.
Rabu
d. Pemotongan tunas air pada buah tomat ceri.
11 Juli 2018
e. Pembuatan larutan HCL.
f. Penanganan pascapanen kangkung.
g. Pembungkusan buah melon.
a. Pembersihan greenhouse daan hama kutu.
b. Pengecekan dan pemberian nutrisi dan pH.
c. Pemindahan bibit bayam, kangkung ke talang remaja.
Kamis
d. Penanganan pascapanen kangkung, bayam, pakcoy, dan cabe.
12 Juli 2018
e. Pemotongan tunas air pada tomat ceri.
f. Penerimaan kunjungan dari Departemen Kehutanan seluruh
Indonesia.
Jumat a. Pembersihan talang dan greenhouse bagian dalam.
13 Juli 2018 b. Pemotongan tunas air pada tomat ceri.

28
c. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi AB mix.
a. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
b. Pembersihan lantai greenhouse, dan talang NFT.
c. Pemotongan tunas air pada tomat ceri.
Senin
d. Penanganan pascapanen bayam merah, bayam hijau, kale, dan
16 Juli 2018
pakcoy.
e. Pemindahan bayam dan kangkung dari talang remaja ke
talang dewasa.
Selasa a. Pembersihan lantai greenhouse, talang NFT dan DFT.
17 Juli 2018 b. Pembelajaran mikrokontroler.
a. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
Rabu b. Penamabahan air pada bak penampung.
18 Juli 2018 c. Pembersihan greenhouse’
d. Menerima kunjugan dari SMP PGRI.
a. Pembersihan greenhouse bagian dalam.
Kamis b. Menambahkan air pada bak penampung.
19 Juli 2018 c. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
d. Pembuatan rangkaian sistem NFT.
a. Pembersihan greenhouse bagian dalam.
Jumat b. Pemotongan tunas air pada tomat ceri dan rockwool.
20 Juli 2018 c. Menerima kunjungan dari Direktur SEAMEO BIOTROP.
d. Persiapan pelatihan.
a. Pembersihan greenhouse bagian dalam.
b. Penambahan air pada bak penampung (container).
c. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi AB mix.
Senin d. Pemberian pupuk grow mor pada sayuran buah.
23 Juli 2018 e. Pemindahan tanaman pakcoy dan caisin ke talang remaja.
f. Pemindahan tanaman selada dari talang remaja ke dewasa.
g. Pembungkusan benih cabe dan tomat ke dalam plastik
(persiapan pelatihan).
Selasa a. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
24 Juli 2018 b. Penambahan air pada bak penampung.

29
c. Pembersihan hama kutu dan atap greenhouse.
d. Menerima kunjungan dari SMK Cibogo berjumlah 10 peserta.
a. Pembersihan lantai dan baki.
b. Penambahan air pada bak penampung.
Rabu c. Pengecekan dan penambahan nutrisi.
25 Juli 2018 d. Penyiapan peralatan untuk pelatihan.
e. Menerima kunjungan dari Kyungpook National University
(KNU) dan guru Se-Indonesia.
a. Pembersihan lantai, atap, talang NFT, hama kutu, dan bak
penampung.
Kamis b. Penambahan air pada bak penampung.
26 Juli 2018 c. Pengecekan dan penmbahan larutan nutrisi.
d. Penanganan pascapanen selada, sawi, bayam, dan kangkung.
e. Pemindahan tanaman selada dari talang remaja ke dewasa.
a. Pembersihan lantai, talang prsemaian, dan hama kutu.
b. Penambahan air pada bak penampung.
Jumat
c. Pengecekan dan penamahan larutan nutrisi.
27 Juli 2018
d. Pemotongan tunas air pada tomat ceri.
e. Penyetekan dan pencangkokan pada tanaman jeruk nipis.
a. Pembersiha lantai, bak penampung, dan hama kutu.
b. Penambahan air pada bak penampung.
Senin c. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
30 Juli 2018 d. Pemotongan dan pembuangan daun tomat cery.
e. Penyemaian benih pakcoy merah, pakcoy hijau, dan selada
merah.
a. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi AB mix.
Selasa
b. Pembersihan bak penampung dan hama kutu.
31 Juli 2018
c. Pemberian pupuk grow mor pada sayuran daun dan buah.
Rabu a. Pembersihan greenhouse, talang NFT, dan hama kutu.
1Agustus 2018 b. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
Kamis a. Pembersihan lantai, bak penampung, dan hama kutu.
2 Agustus 2018 b. Penambahan air pada bak penmapung.

30
c. Pemotongan tunas air pada tomat ceri.
d. Pemindahan tanaman selada lonjong dari talang remaja ke
dewasa.
e. Menerima kunjungan dari Universitas Gunadarma.
f. Penanganan pascapanen kangkung, bayam, dan selada.
a. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
b. Pemotongan rockwool pada meja persemaian.
Jumat
c. Menerima kunjungan dari dosen Universitas Jambi.
3 Agustus 2018
d. Penanganan pascapanen sayuran bayam dan kangkug.
e. Mempelajajri arduino uno.
a. Pembersihan lantai, hama kutu, dan talang NFT.
b. Penambahan air pada bak penampung.
Senin c. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
6 Agustus 2018 d. Pemindahan tanaman pakcoy, kale, selada, dan daun bawang
dari talang dewasa ke talang dewasa lainnya.
e. Penanganan pascapanen kangkung, bayam, caisin, dan kale.
a. Penambahan air pada bak penampung.
b. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
c. Pemberian pupuk solusi “Pupuk Dewa”
d. Penanganan pascapanen kale, kailan, pakcoy, kangkung,
Selasa caisin, dan seledri.
7 Agt 2018 e. Penyemaian benih selada merah, selada hijau, caisin,
kangkung, dan pakcoy.
f. Pembersihan talang NFT dan hama kutu.
g. Pemindahan tanaman kangkung dan pakcoy merah dari talang
remaja ke dewasa.
a. Penambahan air pada bak penampung.
b. Pembersihan greenhouse F.
Rabu c. Penyemaian bawang merah.
8 Agustus 2018 d. Pemindahan bibit cabe, bayam, pakcoy merah, pakcoy hijau
ke talang remaja.
e. Pemipilan dan penyemaian biji basil.

31
f. Pemindahan bibit kaangkung dan pakcoy hijau ke talang
persemaian.
a. Penerimaan kunjungan dari kementrian keuangan.
b. Penyemaian benih pakcoy, selada, kangkung dan bayam
merah.
Kamis
c. Pemindahan bibit kangkung, pakcoy, seledri dari akuatik
9 Agustus 2018
greenhouse atas.
d. Penanganan pascapanen seledri dan pakcoy.
e. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
a. Pembersihan greenhouse dan bak penampung.
Jumat
b. Penanganan pascapanen pakcoy, kangkung, selada, kale, dan
10 Agustus 2018
tomat.
a. Penambahan air pada bak penampung.
b. Penyiapan bibit pakcoy, selada, bayam hijau, kangkung, dan
caisin.
Senin c. Pembersihan greenhouse bagian dalam.
13 Agustus 2018 d. Pemindahan bibit kangkung dari persemaian ke talang remaja.
e. Penanganan pascapanen kangkung.
f. Pembuatan sistem aliran air otomatis.
g. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
a. Penambahan air pada bak penampung (container).
b. Pengecekan dan penambahan larutan nutrisi.
c. Pemindahan tanaman pakcoy dari sistem DFT ke NFT.
Selasa
d. Pemindahan tanman pakcoy dari talang renaja ke dewasa.
14 Agustus 2018
e. Pemindahan tanamn pakcoy dari sistem NFT ke DFT.
f. Pemindahan tanman kangkung dari talang remaja ke dewasa..
g. Pembersihan greenhouse bagian dalam.
a. Pembersihan greenhouse dan daun yang kuning pada tanaman
hidroponik.
Rabu
b. Pengecekan dan penambahan nutrisi ke dalam bak
15 Agustus 2018
penampung.
c. Menerima kunjungan dari Dinas Ligkungan Hidup.

32
d. Penanganan pascapanen seledri dan caisin.
e. Pemindahan benih ke tempat persmaian.
Kamis
Keagiatan SEAMEO BIOTROP (Perlombaan 17 Agustus)
16 Agustus 2018
a. Pembersihan greenhouse dan daun yang kuning pada tanaman
hidroponik.
b. Pengecekan dan penambahan nutrisi ke dalam bak
penampung.
Senin c. Penanganan pascapanen seledri dan caisin.
20 Agustus 2018 d. Pencucian bak penampung (container).
e. Penyemaian benih melon.
f. Pemberian pupuk grow mor.
g. Pemindahan bibit kangkung dari persemaian ke talang remaja.
h. Pemindahan bibit kangkung dari talang remaja ke dewasa.
a. Penanganan pascapanen kangkung, seledri, pakcoy, bayam
merah dan bayam hijau.
b. Pencucian bak penampung (container).
Selasa c. Pemindahan bibit kangkung dan pakcoy merah dari talang
21 Agustus 2018 remaja ketalang dewasa.
d. Pembersihan talang dewasa.
e. Penerimaaan kunjungan dari Dinas Lingkungan Hidup
(DLH).
Rabu Libur Hari Raya Idul Adha serta
22 Agustus 2018 pengujian sistem aliran debit air atomatis
a. Penambahan air pada bak penampung (container).

Kamis b. Pembersihan greenhouse bagian dalam dan sistem NFT.

23 gustus 2018 c. Penanganan pascapanen sayuran caisin.


d. Pemindahan bibit bayam dari talang remaja ke talang dewasa.
a. Pembersihan bak penampung (Container) dan sistem NFT.
Jumat b. Pembersihan greenhouse bagian dalam.
24 Agustus 2018 c. Penanganan pascapanen sayuran kale dan bayam.
d. Pemberian larutan air nutrisi AB mix.

33
Lampiran 6. Layout greenhouse sayuran daun

PINTU
TALANG DEWASA
PERSEMAIAN

TALANG DEWASA
PINTU

RUANG KERJA TALANG REMAJA

34
Lampiran 7. Layout greenhouse sayuran buah

PINTU
TOILET

SISTEM DFT
FERTIGASI

RUANG
KERJA

PINTU

FERTIGASI

FERTIGASI

35

Anda mungkin juga menyukai