Makalah Geologi
Makalah Geologi
1. PENDAHULUAN
Sangat erat kaitan ilmu Geologi dengan pekerjaan kerekayasaan sipil,
karena semua rekayasa sipil dilaksanakan dan terletak pada kerak bumi. Oleh sebab
itu sangat perlu diketahui terlebih dahulu kondisi lapisan tanah dari rencana lokasi
suatu pekerjaan sipil yang semua terletak pada permukaan kerak bumi tersebut.
Sebelumnya marilah kita mempelajari ilmu geologi
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian upaya yang
dilakukan terus menerus untuk mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat yang
sejahtera. Sejalan dengan semakin pesatnya pembangunan dan dimulainya era
perbaikan di segala bidang, baik industri, perdagangan maupun pariwisata tentunya
akan disertai dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan,
perkantoran dan sebagainya. Untuk menunjang pembangunan tersebut, diperlukan
berbagai data dan informasi, salah satunya adalah data geologi teknik.
Data geologi teknik, memberikan informasi mengenai kekuatan serta
karakteristik lapisan tanah/batuan yang berguna di dalam perencanaan dan
penataan ruang. Selain itu akan sangat membantu pemerintah daerah dalam
mengontrol pembangunan fisik di daerahnya. Data dan informasi geologi teknik
tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan pemetaan maupun penyelidikan
geologi teknik. Dengan tersedianya data geologi teknik pada suatu daerah yang
akan dikembangkan, diharapkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pengembangan wilayah maupun perencanaan konstruksi bangunan teknik dapat
dihindarkan atau diperkecil.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Pemetaan dan penyelidikan geologi teknik ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan berba-gai data dan informasi geologi teknik permukaan dan bawah
permukaan yang mencakup: sebaran serta sifat fisik tanah/batuan, kondisi air tanah,
morfologi dan bahaya beraspek geologi. Hasil pemetaan dan penyelidikan
diharapkan dapat berguna sebagai data dasar dalam menunjang perencanaan
pembangunan maupun penataan ruang di daerah.
i
BAB II
1. Pengertian Ilmu Geologi
Pengertian ilmu geologi secara umum adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang bumi dan yang berhubungan dengan bumi dimana kita berada,
diantaranya : Pegunugan Daratan Samudra Sejarah kehidupan Urutan-urutan
kejadian yang pernah ada di bumi. Istilah lain untuk bagian bumi padat dikenal
dengan istilah lapisan lithosfir (lithos berarti batuan), lapisan ini terdiri dari batuan.
Bagian bumi cair dikenal dengan istilah hidrosfir sedang bagian bumi diudara yang
menyelubungi bumi kita dikenal dengan atmosfir. Pengertian lain dari ilmu geologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bumi dan proses yang terjadi atas bumi
tersebut dan isinya. Termasuk juga mempelajari mengenai komposisi dan sifat-sifat
fisik kerak bumi. Ilmu geologi secara umum dapat dipisahkan kedalam ilmu geologi
fisik dan geologi sejarah. Geologi fisik : adalah ilmu yang mempelajari sifat dan
penyebaran bantuan, cara pembentukan, penyebaran, pergerakan. Goelogi
sejarah:adalah ilmu yang mempelajari perkembangan kehidupan dan perubahan
yang terjadi sejak bumi ini ada. Ilmu geologi dipelajari karena 2 hal berikut :
1. Keingintahuan kita terhadap gejala-gejala serta keganjilan alam yang
timbul, terasa, seperti meletusnya gunung, gempa bumi, pergerakan
tanah dan sebagainya.
2. Perlombaan untuk mengejar kemakmuran yang akhirnya dapat
memenuhi keperluan akan bahan baku atau (sumber Daya Alam) Bumi
merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang sangat besar
berbentuk bulat dengan jari-jari dibagian di kutub = 6356 km dan di
equator = 6371 km yang terdiri dari lapisan berikut (gambar 1.1) :
Gambar 1.1 : Struktur lapisan bumi Bagian terluar lapisan bumi disebut
kerak bumi dengan ketebalan bervariasi antara 0 –20 km , yang menjadi
pusat perhatian kita karena semua bangunan sipil berdiri disana.
Sedangkan bagian terluar dari kerak bumi pada umumnya tidak rata,
terdiri dari lantai samudera terdapat palung dan lantai benua dengan
1
gunung dan lembahnya terbentuk dari macam-macam batuan. Lantai atau
kerak benua lebih tebal dibandingkan kerak samudera. Pengertian untuk
Geoteknik pertama kali dikemukan pada tahun 1963 oleh asosiasi ahli
teknik geologi (Association Engineering Goelogist) memberikan
pengertian sebagai berikut : geoteknik adalah cabang ilmu pengetahuan
yang menggunakan keterangan “teknik dan asas geologi untuk
mempelajari bahan tanah, batuan, air tanah yang ada di alam ini.
Kemudian ada sebagian intitusi pendidikan yang mengartikan geoteknik
ini dengan istilah “ Geologi Rekayasa’.
2. METODOLOGI
Metoda yang digunakan dalam melakukan pemetaan dan penyelidikan
geologi teknik adalah metoda kualitatif dan kuantitatif. Metoda kualitatif yaitu
melaksanakan pengamatan lapangan, pengukuran struktur, diskripsi sifat fisik dan
keteknikan tanah/batuan, kondisi keairan, dan menginventarisasi kebencanaan
geologi yang ada. Metoda kuantitatif yaitu melakukan perhitungan dan analisis
seperti daya dukung, kemantapan lereng, kompresibilitas dan perosokan tanah.
3. LINGKUP PEKERJAAN PEMETAAN/PENYELIDIKAN GEOLOGI
TEKNIK
Lingkup pekerjaan ini dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu:
O Perencanaan
O Pekerjaan Lapangan
O Pekerjaan Laboratorium
O Analisis dan evaluasi data
O Penyusunan laporan
3.1 Perencanaan
Kelancaran suatu kegiatan, sebagian besar ditentukan selama tahap perencanaan.
Tahap perncanaan ini perencanaan sebelum ke lapangan dan perencanan selama
di lapangan.
a. Perencanaan sebelum ke lapangan
Perncanaan ini meliputi hal-hal yang sangat mendasar sebelum tim
berangkat ke lapangan, yang menyangkut:
masalah administrasi, konsolidasi personalian tim, kesiapan
transportasi dan peralatan lapangan, serta keperluan-keperluan lain
untuk pekerjaan pujian di lapangan
2
Pengumpulan data lapangan yang telah ada atau laporan dari
penyelidik terdahulu. Penyiapan peta dasar baik peta topografi
maupun foto udara dengan skala yang
disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemetaan/penyelidikan.
b. Perencanaan selama di lapangan
Merupakan perencanaan yang dilakukan di base camp sebelum melakukan
pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Sebaiknya sebelum kegiatan
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penyelidikan pendahuluan
(reconnaise) dengan maksud untuk mengenal medan, situasi daerah dan
kebiasaan-kebiasaan penduduk yang berada di daerah
pemetaan/penyelidikan. Dari hasil penyelidikan pendahuluan baru
direncanakan kegiatan selanjutnya secara lebih terarah, yaitu dengan
membuat rencana lintasan.
3.2 Pekerjaan Lapangan
3.2.1 Pemetaan Geologi Teknik
a. Morfologi dan kemiringan lereng
Meliputi kondisi bentang alam beserta unsur-unsur geomorfologi lainnya,
penafsiran genesa morfologi dan perkembangan geomorfologi yang mungkin
akan terjadi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bentuk lembah,
pola aliran sungai, sudut lereng, pola gawir dan bentuk-bentuk bukit.
Morfologi atau bentang alam seperti tampak pada saat sekarang ini
merupakan hasil kerja dari sistem alam, yaitu proses-prosesdalam bumi
(geologi, volkanisme) dan proses-proses luar (air permukaan, gelombang,
longsoran, tanaman, binatang termasuk manusia). Morfologi sangat penting
dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan, yaitu untuk
mengetahui karakteristik bentang alamnya seperti kemiringan lereng dalam
kaitannya dengan jangkauan optimum sudut lereng untuk keperluan
kesampaian lokasi dan operasional kendaraan pengangkut bahan bangunan,
sampah dan tataguna lahan pada saat ini.
b. Satuan Tanah dan batuan
Satuan tanah dan batuan memberikan informasi mengenai susunan atau
urutan stratigrafi dari tanah dan batuan secara vertikal maupun horisontal.
Untuk itu perlu dilakukan pemerian sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan
yang dapat diamati langsung di lapangan secara megaskopis. Penyusunan
satuan geologi teknik dilakukan dengancara pengelompokan tanah dan
batuan yang mempunyai sifat fisik dan keteknkan yang sama atau mendekati
sama.
c. Struktur Geologi
Meliputi pemerian jurus dan kemiringan lapisan batuan, kekar, rekahan,
sesar, lipatan dan ketidak selarasan. Data ini sangat penting dalam pekerjaan
3
pembangunan infrastruktur guna menghindari atau memecahkan
permasalahan yang dapat terjadi. Intensitas kekar atau retakan, tingkat
kehqncuran batuan yang diakibatkan oleh adanya sesar terutama bila
dijumpai sesar aktif maupun perselingan lapisan batuan yang miring adalah
merupakan zona lemah yang dapat menimbulkan permasalahan, misalnya
longsoran.
d. Keairan
Pengamatan yang perlu dilakukan meliputi kedalaman muka air tanah bebas,
sifat korosifitas air tanah dan munculnya mata air atau rembesan yang dapat
mempengaruhi perencanaan konstruksi pondasi bangunan. Apabila dianggap
perlu diambil contoh air tanahnya untuk diuji di laboratorium, guna
mengetahui tingkat korosivitasnya.
e. Bahaya Geologi
Meliputi pengamatan dan penilaian tentang ada tidaknya bahaya yang
mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari faktor geologi. Identifikasi bahaya
geologi sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur, karena
dikhawatirkan akan menjadi kendala atau hambatan selama pembangunan
maupun pasca pembangunan, antara laian struktur sesar aktif, gerakan
tanah/batuan, banjir bandang, ambblesan tanah/batuan, bahaya kegunung
apian, erosi dan abrasi, kegempaan, Tsunami, dan lempung mengembang.
3.2.2 Penyelidikan Geofisika
Metoda geofisika dimaksudkan untuk mengetahui secara garis besar
gambaran keadaan geologi bawah permukaan, yaitu : satuan-satuan
tanah/batuan; batas-batas satuan tanah/batuan baik secara horizontal
maupun vertical, dan gejala-gejala geologi seperti patahan, daerah rekahan,
kandungan air tanah dan lain-lain. Penggunaan penyelidikan geofisika ini
banyak mengandung keuntungan-keuntungan, antara lain:
Mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan di daerah yang
luas dalam waktu yang pendek.
Memudahkan membuat intrepetasi penampang geologi
Memperkecil jumlah titik-titik pengeboran, karena akan
mempermudah korelasi antara titik-titik pengeboran.
Membuat lebih effisien dan memperkecil biaya penyelidikan
Metoda geofisika yang telah dikembangkan untuk maksud
keteknikan, antara lain: Metoda seismik, geolistrik dan metoda
electromagnetic subsurfaca profiling/Radar (Radio Detecting and
Ranging) Sounding.
Metoda Seismik
Metoda ini umumnya dilakukan mulai dari studi
pendahuluan hingga studi kelayakan. Pada studi pendahuluan
metoda ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perlapisan tanah dan
batuan serta
4
struktur geologi yang akan dibangun secara makro, sehingga
dalam studi kelakyakan akan dapat dilakukan dengan baik orientasi
pekerjaan yang akan dilakukan, seperti:
Penentuan lokasi dan jumlah bor inti yang akan
dilaksanakan
Penentuan jumlah contoh yang akan diambil
Pembuatan penempang geologi teknik/geoteknik
khususnya dalam pembuatan korelasi stratigrafi antar
titik bor
Penentuan ketelitian penyelidikan terutama pada
daerah-daerah yang diperkirakan mempunyai potensi
struktur geologi yang membahayakan
Penentuan lokasi-lokasi struktur bangunan
Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini arus listrik dialirkan di tanah melalui
elektroda-elektroda dan perbedaan potensial diukur diantara dua
buah elektroda. Perbedaan dalam tahanan jenis kemudian dapat
diukur baik vertikal maupun lateral dengan menukar susunan
elektroda. Metoda ini memberikan data stratigrafi, cadangan kuari,
kedalaman muka airtanah maupun kedudukan lapisan pembawa air
tanah, pola retakan dan indikasi bidang longsor.
Metoda Electromagnetic Subsurfaca Profiling/Radar
(Radio Detecting and Ranging) Sounding. Metoda ini merupakan
cara yang paling cepat untuk membuat penempang bawah
permukaan. Metoda ini akan mendeteksi kondisi bawah permukaan
dengan cara memancarkan spectrum/gelombang electromagnetis ke
formasi tanah/batuan yang kemudian akan diterima oleh alat
receiver yang diseret dibelakang alat pemancarnya (transmitter).
Dari hasil pengujian diperoleh profil intasan dan dapat langsung
diinterpretasikan di lapangan. Kenampakan yang dapat dengan
mudah dideteksi, antara lain: Jenis dan perlapisan tanah/batuan,
adanya ruang kosong (lubang) di bawah tanah, sisa-sisa pondasi,
ketebalan lapisan aspal.
3.2.3 Pengujian keteknikan tanah dan batuan
Pengujian lapangan terhadap sifat fisik dan mekanik tanah maupun batuan
seperti konsistensi, kepadatan dan plastisitas tanah, kekerasan dan kekompakan
batuan dicatat pada kolom diskripsi tanah dan batuan pada setiap penampang
pengeboran inti (teknik) dan pengeboran tangan.
3.2.4 Pengambilan contoh tanah dan batuan
5
Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan untuk pengujian
laboratorium mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu berupa Contoh
tanah tak terganggu (undisturbed samples) dan contoh tanah terganggu (disturbed
samples).
a. Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
Contoh tanah tidak terganggu adalah suatu contoh yang masih
menunjukan sifat-sifat aslinya, artinya contoh-contoh ini tidak mengalami
perubahan dalam struktur, kadar ai (water content), atau susunan kimia.
Namun demikian contoh yang benar-benar asli tidaklah mungkin untuk
diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya
dan cara pengamatan yang tepat, maka kerusakan-kerusakan terhadap
contoh bisa dibatasi sekecil mungkin. Contoh tanah tidak terganggu dapat
diambil memakai tabung contoh (tube sample), core barrels, atau
mengambilnya secara langsung dengan tangan, sebagai contoh dalam
bentuk bomgkah-bongkah (block samples).
b. contoh tanah terganggu (disturbed samples).
Contoh tanah terganggu diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan untuk
melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh tanah terganggu ini
dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak memerlukan contoh asli
(undisturbe samples), seperti ukuran butir, batas-batas atterberg,
pemadatan, berat jenis dan sebagainya. Untuk contoh batuan dapat berupa
pengambilan batu setempat (hand spacement) pada batuan utuh (intact
rock) dan pengambilan batu yang terdapat bidang ketidak sinambungan
(discontinuity) pada massa batuan (rock mass) apabila banyak dijumpai
retakan, rekahan (heavy broken rocks).
3.2.5 Pemetaan sebaran bahan bangunan
Untuk identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi sebagai sumber bahan
bangunan. Secara kasar (megaskopis) harus dilakukan diskripsi terhadap sifat fisik
dan keteknikan bahan bangunan guna mengetahui perkiraan kualitas bahan
bangunan serta taksiran besarnya cadangan. Apabila memungkinkan dilakukan
pengukuran dan pembuatan beberapa penampang guna memperkirakan volume
(kuantitas) cadangan.
3.2.6 Pengeboran tangan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah,
urutan jenis lapisan tanah bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif
tanah. Kedalaman maksimum 10 m atau dihentikan setelah mencapai lapisan bawah
permukaan yang keras. Pekerjaan pengeboran tangan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan hasilnya disajikan pada penampang bor/log pemboran tangan.
6
3.2.7 Pengeboran teknik / inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan suatu proyek vital / strategis
diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran teknik / inti. Pekerjaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis
lapisan batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan relatif tanah,
kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman maksimum 60 m, pengujian N-SPT
dan pengambilan contoh tidak terganggu (undisturbed samples) setiap interval 1,5
hingga 2 meter. Pengeboran teknik / inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan
hasilnya disajikan pada penampang bor atau log pengeboran teknik dan diusahakan
dibuat korelasi penampang bor untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dapat
diwujudkan dalam diagram pagar.
3.2.8 Pengujian SPT (Standar Penetration Test)
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan atau perlawanan
tanah/batuan terhadap penetrasi tabung SPT atau tabung baja sehingga akan
diperoleh jumlah pukulan untuk memasukan tabung SPT tersebut sedalam 30 cm
ke dalam tanah yang masih belum terganggu atau diperoleh nilai SPT (N). Dengan
melihat pada nilai SPT akan dapat diperkirakan kondisi batas tanah dan lapisan
keras serta dapat dikorelasikan dengan sifat-sifat maupun variasi tanah yang diuji.
Hasil pengujian akan berguna dalam perencanaan letak dan jenis pondasi.
3.2.9 Pekerjaan sondir
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,
menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat
tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang
mengandung kmponen berangkal dan kerakal, karena hasilnya akan memberikan
indikasi lapisan tanah keras yang salah. Alat sondir yang digunakan pada
pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah alat sondir hidrolik atau mekanik
(manual ) dengan kapasitas maksimum 2,5 ton 5 ton maupun 10 ton yang dilengkapi
dengan ujung penetrometer / sondir bikonus (friction sleeve). Pembacaan dilakukan
pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila
pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukkan harga > 150 kg/cm2.
Alat sondir terangkat apabila pembacaan manometer belum menunjukkan
angka maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja
kanal jangkar. Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan
penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafikmyang dibuat adalah
perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan
pelekatsecara komulatif. Namun demikian ada beberapa kelemahan atau
kekurangan dalam uji sondir, yaitu;
Tidak didapatkannya sample tanah
7
Kedalaman penetrasi terbatas
Tidak dapat menembus kerikil atau lapisan pasir yang padat
8
Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau
kedalaman sampai batuan.
Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada
(existing ) dengan konstruksi lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya
lepas (tak terikat)
Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat, pada
perencanaan jalan, baik jalan raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul
saluran irigasi). Alat ini dapat mengukur sedalam 80 cm secara menerus
atau maksimum 120 cm, dimana batas- batas lapisan perkerasan yang
mempunyai kekuatan berbeda sudah diidentifikasi dan ketebalan lapisan
telah diketahui.
3.2 Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan laboratorium merupakan kelanjutan dari pekerjaan lapangan.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter sifat keteknikan tanah dan
batuan guna menunjang dalam melakukan analisis geologi teknik berdasarkan
standard ASTM. Jenis pengujian untuk contoh tanah meliputi:
Pengujian Basic Properties terdiri dari:
a.Kadar air (Wn) ASTM. D.2217-71
b. Berat Jenis (Gs) ASTM.D.854-72
c. Berat Isi/density (γ)ASTM.D.4718
Pengujian Index Properties terdiri dari:
a. Atterberg Limit ( LL, PL, PI ) ASTM. D.4318
b. Analisa besar butir ASTM.D 422-72
Pengujian Engineering Properties terdiri dari :
a. Triaxial Test ( UU & CU ) ASTM.D 2850
b. Konsolidasi ASTM D Jenis pengujian untuk contoh batuan,
Pengujian mekanika batuan untuk menentukan kepadatan, kekerasan ,
kekuatannya dengan cara :
a. Supersoni waves
b. Triaxial Compressive Strenght ASTM. D.2664-67
c. Density, Poison’s Ratio, Modulus of elasticity ASTM 19 D.2845 – 69
d.Unconfined compressive strenght
Pengujian untuk bahan agregat :
a. Relative density dan water absorption ASTM C. 128
b. Analisa petrografi
c. Particle size distribution ASTM 14
d. Flakiness index ASTM 14
e. Elongation index ASTM 14
9
f. Relative density and absorption ASTM 14
g. Bulk density ASTM 14
4. PETA TOPOGRAFI
1. Relief
• Bukit
• Lembah
• Daratan
• Lereng
• pegunungan
10
Bayangan matahari terhadap earth feature dan biasanya dikombinasi
dengan peta kontur. Pada daerah yang curam akan memberikan
bayangan gelap sebaliknya daerah yang lancai berwarna cerah
• Tinting (pewarnaan)
11
a. Dendritik
Mencerminkan sedimen yang horisontal atau miring, resistensi batuan
seragam, kemiringan lereng secara regional kecil. Bentuk pola
penyaluran seperti pohon. Contohnya pada daerah dengan sedimen
lepas, daratan banjir, delta, rawa, pasang surut, kipas-kipas alluvial, dll.
b. Parallel
Umumnya mencirikan kemiringan lereng yang sedang-curam tetapi
juga didapatkan pada daerah-daerah dengan morfologi yang parallel
dan memanjang. Contohnya pada lereng-lereng gunung api. Biasanya
akan berkembang menjadi pola dendritik atau trellis.
c. Trellis
Terdapat pada daerah dengan batuan sedimen yang terlipat, gunung api,
daerah dengan rekahan parallel. Contohnya pada perlipatan menujam,
patahan parallel, homoklin dan sebagainya.
d. Rectangular
Mengikuti kekar-kekar dan patahan.
e. Radial
Mencerminkan gunung api kubah (dome). Terdapat pula pola yang
sentripetal
(kebalikan dari radial).
f. Annular
Mencerminkan struktur kubah yang telah mengalami erosi bagian
puncaknya.
Dari contoh-contoh pola pengaliran tersebut merupakan pola dasar
penyaluran yang sangat membantu untuk penafsiran suatu struktur
geologi.
3. Culture
Yaitu segala bentuk hasil budi daya manusia. Misalnya perkampungan,
jalan, persawahan dan sebagainya. Culture membantu geologi dalam
12
penentuan lokasi. Pada umumnya pada peta topografi, relief akan
digambarkan dengan warna coklat, drainage dengan warna biru dan
culture dengan warna hitam.
3. Verbal Scale
13
Dari ketiga macam skala tersebut di atas, yang umum/paling
banyak digunakan dalam peta geologi atau topografi adalah kombinasi
skala grafis dan skala R.F.
b. Arah Utara Peta
Salah satu kelengkapan peta yang tidak kalah penting adalah
arah utara, karena tiap peta yang dapat digunakan dengan baik
haruslah diketahui arah utaranya. Arah utara ini berguna untuk
penyesuaian antara arah utara peta dengan arah utara jarum
kompas.
Ada 3 macam arah utara jarum kompas, yaitu :
1. Arah Utara Magnetik (Magnetic North = MN)
2. Grid North
3. True North
c. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili
bermacam- macam keadaan yang ada di lapangan dan biasanya
terletak di bagian bawah dari peta.
d. Judul Peta
Judul peta merupakan nama daerah yang tercantum dalam peta dan
berguna untuk pencarian peta bila suatu waktu diperlukan.
e. Converage Diagram
Maksudnya peta tersebut dibuat dengan cara atau metoda yang
bagaimana, hal ini untuk dapat memperkirakan sampai sejauh
mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
- Dibuat berdasarkan foto udara
- Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
f. Indeks Administrasi
14
Menunjukkan kedudukan peta yang bersangkutan terhadap
lembar-lembar peta disekitarnya.
h. Edisi Peta
Dapat dipakai untuk mengetahui mutu daripada peta atau
mengetahui kapan peta tersebut dicetak atau dibuat.
Untuk memahami peta kontur perlu dipelajari terlebih dahulu tentang garis
kontur beserta sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Garis Kontur
2. Interval Kontur
Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis kontur lainnya yang berurutan.
3. Indeks Kontur
Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana merupakan kelipatan tertentu
dari beberapa garis kontur (kelipatan lima atau sepuluh).
4. Kontur Setengah
15
b. Relief dari daerah yang bersangkutan
c. Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi umum maupun geologi
teknik atau untuk kepentingan militer. Jika tidak ada hal-hal khusus atau
dalam keadaan umum, maka interval kontur dapat ditentukan sebagai
berikut :
IK (Interval Kontur) = skala peta X 1/2000
Misalnya skala peta 1 : 50.000
2. Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur yang mempunyai nilai
ketinggian yang berlainan.
3. Garis kontur akan renggang jika topografi landai dan akan rapat jika topografi
curam.
4. Garis kontur menutup, menunjukkan naik ke arah dalam, kecuali garis kontur
bergigi menunjukkan depresi.
16
Quadrangle System Peta Topografi di Indonesia
Indonesia mempunyai luas + 2.800.000 km2 dan terletak pada 6oLU – 11oLS dan
95oBT – 140oBT. Dalam pembuatan peta topografinya, dimana untuk
memudahkan penyusunan registrasinya, maka Indonesia dilakukan sistem
Quadrangle. Adapun sistem quadrangle di Indonesia ada dua macam, yaitu Sistem
lama dan Sistem Baru, perbedaannya adalah pada perbandingan luas peta, notasi
dan pembagian derajat bujurnya.
Berskala 1 : 100.000
17
Skala pada profil :
a. Skala normal (nature scale) : yaitu skala vertikal diperbesar sama dengan skala
horisontal.
b. Skala perbesaran (exaggerated) : yaitu skala vertikal diperbesar lebih besar dari
skala horisontal.
18
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan
detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah
peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk
membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari
dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan
titik elevasi pada peta topografi.
2. SARAN
19
Diharapkan dengan terbentuknya makalah tentang Penyelidikan dan
Pemetaan Geologi ini dapat disempurnakan menjadi lebih lengkap dan di
bahas lebih rinci tentang mineral- mineral yang lain.
DAFTAR PUSTAKA :
https://www.scribd.com/doc
https://id.wikipedia.org/wiki/Geolog
20