Anda di halaman 1dari 12

Skip to content

 My Blog
 Web Saya
 Perihal

Jun.ID
I Putu Juniartha Semara Putra

 RSS Feed
25
Agu. ’12

ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER SERVIKS
Juniartha Semara Putra
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%
sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju
ke dalam rahim. Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang
[4]

terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.Hingga saat ini kanker
serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara
berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining
sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai
sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di
negara berkembang.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang
perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian
vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa
mendatang.Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku
seksual, kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks
dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.Insiden dan mortalitas kanker
serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. sementara itu,
di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian akibat kanker pada usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara
berkembang. Sebelum tahun 1930, kanker servik merupakan penyebab utama
kematian wanita dan kasusnya turun secara drastik semenjak diperkenalkannya
teknik skrining pap smear oleh Papanikolau. Namun, sayang hingga kini program
skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah
dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi.Hal terpenting
menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin
dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat
ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau
kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih
berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh dasar penyebab kanker
yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar atau imunoterapi
masih dalam tahap penelitian.Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada
luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan senantiasa berubah seiring
dengan kemajuan teknologi kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi
prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus
berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal disetujui penentuan luasnya
penyebaran penyakit melalui sistem stadium.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk lebih memahami tentang Ca serviks,
konsep medis Ca cerviks, serta Asuhan keperawatan Ca cerviks.
C. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada penulisan makalah ini, yaitu :
a.Apa yang di maksud dengan Ca cerviks?
b.Bagaimana etiologi Ca cerviks?
c.Bagaimana klasifikasi klinis Ca cerviks?
d.Bagaimana gejala klinis Ca cerviks?
e.Bagaiman pemeriksaan diagnostik Ca cerviks?
f. Bagaiman terapi Ca cerviks?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya .
B. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual
semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda
b. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
c. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
d. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
e. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan
kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
C. Klasifikasi klinis
a. Stage 0: Ca.Pre invasif
b. Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
c. Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
d. Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
e. Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah
mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
f. Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
g. Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
D. Gejala Klinis
a. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan
baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi
lambat.
b. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan.
Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi
sehingga cairan yang keluar berbau.
E. Pemeriksaan diagnostik
a. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
b. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
c. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah
untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang
kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
d. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
e. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
f. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada
serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
F. Terapi
a. Irradiasi
• Dapat dipakai untuk semua stadium
• Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
• Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
b. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
c. Komplikasi irradiasi
• Kerentanan kandungan kencing
• Diarrhea
• Perdarahan rectal
• Fistula vesico atau rectovaginalis
d. Operasi
• Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
• Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
e. Kombinasi
• Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami
kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah
penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
f. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5
% dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten
bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkaijan
a. Identitas klien.
b. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau
tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat,
misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke
Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
d. Riwayat penyakit terdahulu.
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal
yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit
infeksi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini
atau penyakit menular lain.
f. Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan
agaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
Pemeriksaan Fisik
g. Inspeksi
• Perdarahan
• keputihan
h. palpasi
• nyeri abdomen
• nyeri punggung bawah
Pemeriksaan Dignostik
a. Sitologi
b. Biopsi
c. Kolposkopi
d. Servikografi
e. Gineskopi
f. Pap net (pemeriksaan terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif).
B. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
d. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia.
e. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan
pemberian kemoterapi.
f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi
genokologis dan prognosis yang tak menentu.
g. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker
terhadap peran pasien dalam keluarga.
h. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan
dengan terbatasnya informasi.
C. Intervensi
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya
komplikasi perdarahan.
Intervensi :
 · Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit.
 Berikan cairan secara cepat.
 Pantau dan atur kecepatan infus.
 Kolaborasi dalam pemberian infus
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah.
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
 Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet
yang ditentukan.
 Pantau masukan makanan oleh klien.
 Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai
dengan diet.
 Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
 Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
 Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
 Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
 Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.
 Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.
d. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan:
Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
Intervensi :
 Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap
(Hb dan Trombosit)
 Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan.
 Observasi tanda-tanda perdarahan.
 Observasi tanda-tanda vital.
 Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC ( Trombosit Concentrated)
e. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan
pemberian kemoterapi.
Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
 Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
 Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur
sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.
 Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau
keletihan yang dialami.
 Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
 Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.
f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi
genokologis dan prognosis yang tak menentu.
Tujuan:
Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat
diatasi.
Intervensi:
 · Gunakan pendekatan yang tenang dan cipakan suasana lingkungan yang
kondusif.
 · Evaluasi kempuan pasien dalam mengambil keputusan
 · Dorong harapan yang realistis.
 · Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai.
 · Berikan dorongan spiritual.
g. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker
terhadap peran pasien dalam keluarga.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan
mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
 Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam
keluarga dan komunitasnya.
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang
dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya.
 Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran
anggota yang sakit.
h. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubungan dengan
terbatasnya informasi.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian
terapi.
Intervensi:
 Baringkan pasien diatas tempat tidur.
 Kaji kepatenan kateter abdomen.
 Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan
 Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
a. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya
komplikasi perdarahan.
b. Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi
d. Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
e. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
f. Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat
diatasi.
g. Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya
dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
h. Pasein dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian
terapi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya .
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko
dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
b. Jumlah kehamilan dan partus
c. Jumlah perkawinan
d. Infeksi virus
e. Sosial Ekonomi
f. Hygiene dan sirkumsisi
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
B. Saran
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengerti konsep Ca serviks serta
dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Blogs Noenk. Carcinoma Cervix Uteri. Didapatkan dari URL :http://ca cervix/NOENk
BLOGs » Blog Archive » CARCINOMA CERVIXUTERI.mht. Diunduh tanggal 11
Oktober 2008. (Diakses tanggal 4 Desember 2010)
Edianto Deri. Kanker Serviks. Dalam Aziz Farid M, Andrijono, Saifuddin AB. Buku
Acuan Nasional Onkologi dan Ginekologi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo. Jakarta, 2006; 33: 442-455.
Lawalangy Jejak, Wuto Koemo, Liwu Sumanomo. Kanker Serviks. Didapatkan dari
URL : http:/ca cervix/Hasil Penelusuran Gambar Google untuk http–
upload_wikimedia_org-wikipedia-commons-e-e3-Fem_isa_2_gif.mht. Diunduh
tanggal 11 Oktober 2008. (Diakses tanggal 4 Desember 2010)
Mardjikoen Praswoto. Tumor Ganas Alat Genital, subbagian Karsinoma Servisis
Uteri. Dalam Ilmu Kandungan ed.2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Jakarta, 1999; 14:380-390.
Ocviyanti Dwiana. HPV dan Kanker Serviks. Power Point IVA. Jakarta,2008.
O’Hanlan Kate. Carcinoma of the Cervix Uteri. Didapatkan dari URL : http:/ca
cervix/Displasia of the Cervix.mht. Diunduh tanggal 11 Oktober 2008. (Diakses
tanggal 4 Desember 2010)
Rohmat Ratih. Penanganan CA Cervix. Didapatkan dari URL
:http://ca cervix/Penanganan CA Cervix « Ratihrochmat’sWeblog.mht. Diunduh
tanggal 11 Oktober 2008. (Diakses tanggal 4 Desember 2010)
Wikipedia. Cervical Cancer. Didapatkan dari URL
:http://en.wikipedia.org/wiki/ca cervix/Cervical cancer – Wikipedia, the
free encyclopedia.htm. Diunduh tanggal 11 Oktober 2008. (Diakses tanggal 4
Desember 2010)
Anak Menanga
I Putu Juniartha Semara Putra
Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook

Terkait
KANKER SERVIKSdalam "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN"
TINJAUAN PUSTAKA KANKER SERVIKSdalam "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA
POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"
ASKEP CA PARUdalam "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN"

posted by i putu juniartha semara putra. categories: i putu juniartha semara putra poltekkes denpasar
jurusan keperawatan. tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Navigasi pos
Previous PostNext Post
Cari
Cari untuk:

Pos-pos Terbaru
 Senin 17 Juni 2013
 Cara Herbal Mengobati Kejang-Kejang
 ASKEP HIL
 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIFEMA
 KONSEP DASAR ASKEP HIDROSEFALUS

Arsip
 Juni 2013
 Februari 2013
 Januari 2013
 Desember 2012
 November 2012
 Oktober 2012
 September 2012
 Agustus 2012
 Juli 2012
 Juni 2012
 Mei 2012
 April 2012
 Maret 2012
 Februari 2012

Kategori
 Catatan Harian
 I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN
KEPERAWATAN
 Tak Berkategori

Meta
 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai