MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
Yang dibina oleh Bapak Putut Murdianto
Disusun Oleh:
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka tugas
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul
Pengujian Logam Non Destruktif. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Putut Murdianto selaku Dosen mata kuliah Pengantar Bahan
Teknik UM yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Malang, 18
November 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengujian Non Destruktif...........................................................2
2.2 Liquid Penetrant Testing ............................................................8
2.3 Magnetic Particle Testing.........................................................10
2.4 Ultrasonic Testing.....................................................................10
2.5 Radiographic (X-Ray) Testing..................................................10
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pengujian Non Destruktif beserta
pengertian dari berbagai metodenya
1
2
2
2
3
4
4
4
4. Pengembangan
Semprotkan developer pada permukaan benda kerja dan
membiarkannya selama 10 menit agar liquid penetrant yang sudah
berada di dalam celah - celah retakan keluar sehingga tampak
retakan sesuai dengan pola warna merah liquid penetrant yang
timbul pada developer yang berwarna putih.
5. Inspeksi
Amati permukaan benda kerja yang telah disemprot
dengan developer tersebut apakah timbul bercak-bercak merah
yang berupa garis-garis merah, atau bentuk yang lain. Bila tidak
ada berarti pada benda kerja tidak terdapat retak yang timbul
sampai permukaan. Bila terdapat garis merah atau bentuk yang
lain maka berarti terdapat indikasi cacat sebagaimana bentuk yang
tampak. Gambarkan dan foto benda kerja tersebut. Ukur dan catat
hasil pengamatan yang telah diperoleh pada lembar kerja sesuai
dengan ukuran dimensi dan letak kerusakan yang terjadi pada
benda kerja.
6. Pembersihan Akhir
Bersihkan kembali benda kerja yang telah duji dengan
menyemprotkan cleaner ke seluruh permukaan benda kerja untuk
menghilangkan developer dan sisa-sisa liquid penetrant. Setelah
bersih, keringkan dengan kain dan letakkan kembali pada tempat
semula.
Magnetic Particle
Testing (MPT) adalah
pengujian non-
destruktif (NDT)
proses
untuk mendeteksi
diskontinuitas
permukaan dan
bawah permukaan
pada material besi.
Proses ini
menempatkan sebuah
medan magnet ke
bagian. bagian ini
dapat magnet dengan
magnetisasi langsung
atau tidak langsung.
Magnetisasi langsung terjadi ketika arus listrik dilewatkan pada
benda uji dan medan magnet terbentuk dalam material. magnetisasi tidak
langsung terjadi bila tidak ada arus listrik melewati benda uji, tetapi
medan magnet diterapkan dari sumber luar. Garis-garis gaya magnet
tegak lurus terhadap arah arus listrik yang mungkin baik alternating
current (AC) atau beberapa bentuk arus searah (DC) (AC diperbaiki).
11
seperti sisa-sisa kotoran atau uap air, dan terjebak dalam fitur kekasaran
permukaan. Ini juga harus diakui bahwa partikel halus akan lebih mudah
terpesona oleh angin, karena itu, kondisi berangin dapat mengurangi
sensitivitas inspeksi. Selain itu, reklamasi partikel-partikel kering tidak
dianjurkan karena partikel kecil cenderung ditangkap kembali dan
“pernah digunakan” campuran akan menghasilkan inspeksi yang kurang
sensitif.
Keterangan :
4. Letakkan probe pada posisi B. Atur sweep length dan sweep delay
untuk menempatkan indikasi tepat pada posisi 5.0 dan 10.0.
Peralatan telah terkalibrasi untuk baja dengan range 200 mm.
5. Letakkan probe pada posisi C. Indikasi akan muncul di skala 10.0.
Menenentukan exit point dengan menggunakan probe sudut (70˚)
Probe Angle
a. Letakkan probe pada posisi B.
b. Atur sweep length untuk menampilkan satu indikasi pada
layar.
c. Geser probe maju-mundur untuk memperoleh indikasi
tertinggi dari perspex.
d. Perhatikan dan catat posisi skala sudut pada blok V1 yang
bertepatan dengan exit point probe. Skala tersebut
merupakan sudut probe actual yang akan dipakai untuk
perhitungan saat pengujian. Toleransi maksimum yang
diijinkan adalah sebesar ± 2o.
e. Kalibrasi Probe sudut (70˚) pada material V
f. Kalibrasi Probe sudut (70˚) pada material V2
6. Letakkan probe pada posisi B.
7. Atur posisi probe dan dengan memakai sweep length dan sweep
delay, munculkan indikasi pertama dan tertinggi pada skala layar
2.5 dan 10.0. Peralatan telah terkalibrasi untuk range 100 mm
2. Attenuasi,
Berkurangnya intensitas getaran ultrasonic selama
perambatannya dalam suatu benda. Hal ini dapat disebabkan adanya afek
impedansi akustik dsb.
3. Type gelombang
Jenis gelombang dibedakan menjadi dua berdasarkan arah
perambatannya, yaitu gelombang transversal dan longitudinal.
Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah perambatannya
tegak lurus terhadap arah geraknya. Sedangkan gelombang longitudinal
merupakan gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah
geraknya.
4. Dead Zone
Di layer CRT pada daerah di dekat pulsa awal biasanya terdapat
banyak gelombang yang dipengaruhi adanya getaran yang ikut masuk ke
dalam benda kerja, sehingga diskontinuiti tidak terdeteksi oleh probe.
Daerah ini disebut dead zone.
5. Couplant
Getaran pada probe harus disalurkan ke benda uji. Karena benda
uji merupakan benda padat, sementara terdapat udara antara probe
dengan benda uji dengan perbedaan kerapatan yang sangat besar, maka
diperlukan zat perantara atau couplant. Couplant ini dapat berupa:
minyak, vaseline,grease, dan berbagai macam bentuk pasta.
Keuntungan radiografi:
1. Dapat digunakan untuk semua jenis material
2. Dapat mendeteksi defect di permukaan dan subsurface.
3. Dapat digunakan untuk menginspeksi bentuk yang rumit dan
struktur yang berlapis tanpa membongkar komponen.
4. Preparasi benda uji sederhana.
Kekurangan radiografi:
1. Skill dan training yang tinggi dibutuhkan.
2. Pengujian memerlukan 2 sisi benda uji
3. Arah radiasi pada defect sangat mempengaruhi.
4. Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk material yang tebal.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau
inspeksi terhadap suatu benda/material untuk mengetahui adanya cacat,
retak atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita uji.
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan
dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pada akhirnya penulis dapat :
1 Setidaknya mengerti mengenai pengujian Non Destruktif terdiri dari
berbagai metode didalamnya yaitu:
a. Liquid Penetrant Testing,
b. Magnetic Particle Testing,
c. Ultrasonic Testing,
d. Radiographic (X-Ray) Testing,
2 Mengerti mengenai pengujian Non Destruktif dan metode lain yang
didalamnya memiliki kelebihan dan kelemahan yang saling berkaitan.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Assisten (2011) ‘Modul Praktikum Non Destructive Testing ( NDT’. Available at:
http://ndtindonesia.com/non-destructive-test/eddy-current-testing.
Hamid, A., Si, M. and Belakang, L. (1997) ‘Pada Material Baja Karbon Rendah
Terhadap Kekuatan Material Hasil Sambungan’, (5), pp. 21–28.