Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAPAS
Gambar diatas merupakan skema dari strukur molekul serat selulosa. Struktur
molekul diatas tersusun dari molekul selulosa yang merupakan pengulangan dari β-
anhidroglukosa. Pada serat kapas diatas memiliki gugus hidroksil ( OH) yang
memberikan sifat penyerapannya terhadap air. Meskipun demikian, selulosa yang
banyak mengandung gugus hidroksil dapat bersifat tidak larut didalam air. Hal
tersebut dimungkinkan karena berat molekul selulosa yang sangat besar, juga karena
terjadinya ikatan hidrogen antar molekul selulosa yang mempersukar kelarutan
selulosa didalam air.
Gugus hidroksil tersebut selain dapat menarik gugus hidroksil dari molekul
lainnya, juga dapat menarik gugus hidroksil air. Hal tersebut membuat serat yang
mengandung banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap air sehingga serat tersebut
memiliki moisture regain yang tinggi. Dengan kemudahan molekul air terserap
kedalam serat, menyebabkan serat mudah menyerap zat warna yang berbentup pasta
atau larutan. Pereaksi-pereaksi oksidasi, asam dan alkali kuat dengan disertai oksigen
dari udara pada umumnya akan menyerang bagian atom oksigennya dan
memutuskannya, sehingga panjang molekulnya lebih pendek, yang berarti
menurunkan kekuatan seratnya.
Kapas yang lebih panjang cenderung mempunyai diameter lebih halus lebih
lembut dan mempunyai konvolusi yang lebih banyak. Kekuatan serat kapas
dipengaruhi oleh kadar selulosanya dalam serat, panjang rantai dan orientasinya.
Kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air. Serat yang kering bersifat kasar,
rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain kapas kondisi standar 7 – 8,5 %.
Komposisi kapas tersusun atas selulosa dan selulosa merupakan polimer linier yang
tersusun dari kondensasi molekul – molekul glukosa yang dihubungkan pada posisi 1
LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN Page 2
– 4.Kapas tersusun atas selulosa maka sifat – sifat kimianya adalah sifat kimia
selulosa. Pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, dan
pemakaian normal tetapi beberapa zat oksidasi atau penghidrolisa menyebabkan
kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan karena oksidasi dengan
terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan,
penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama diatas suhu 1400C.
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
Alat yang dipergunakan adalah :
1. Screen Printing
2. Meja printing
3. Rakel
4. Alat Pengering
5. Mesin Steamer
6. Seterika untuk pengeringan
7. Alat bantu : mixer, pengaduk, neraca, gelar ukur dsb
Pencapan
Pencucian dingin
Pembilasan
Drying
3.5 Perhitungan
1) Perhitungan Pasta Cap
20
Zat warna reaktif panas = 1000 x 75 = 1,5 gram
20
Zat anti reduksi = 1000 x 75 = 1,5 gram
100
Urea = 1000 x 75 = 7,5 gram
2
Na2CO3 = 1000 x 75 = 0,15 gram
10
NaHCO3 = 1000 x 75 = 0,75 gram
700
Pengental = 1000 x 75 = 52,5 gram
2) Perhitungan Pencucian
2
Na2CO3 = 1000 x 3000 = 6 gram
1
Teepol = 1000 x 3000 = 3 mL
Pencapan :
Memasang kain yang akan dicap pada meja cap dengan posisi terbuka sempurna dan
konstan pada meja cap.
Meletakan screen tepat berada pada bahan yang akan dicap
Dengan bantuan rakel, pasta cap ditaburkan pada screen pada bagian pinggir kasa (tidak
mengenai motif) secara merata pada seluruh permukaan.
Menahan frame agar mengepres pada bahan, kemudian dilakukan proses pencapan
dengan cara memoles screen dengan pasta cap menggunakan rakel.
Pada proses pencapan, penarikan rakel harus kuat dan menekan ke bawah agar dapat
mendorong zat warna masuk ke motif.
Melepas screen ke atas.
Memasang screen ke dua (warna berbeda), screen dengan mempaskan posisi motif agar
kedua motif dapat berimpit dengan tepat.
Melakukan proses pencapan seperti point di atas.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pencapan zat warna reaktif panas dengan variasi waktu steam
1. Metode steaming menghasilkan pencapan yang bagus dimana yang harus diperhatikan
adalah lamanya waktu steam.
2. Semakin lama waktu steam maka kain hasil pencapan memiliki nilai kerataan dan
ketuaan warna yang baik.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pencapan dengan zat warna reaktif
panas adalah metoda pencapan yang dilakukan, jumlah zat pembantu dan kondisi
proses pencapan.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis A, dkk, Teknologi Pencapan Tekstil, STT Tekstil, Bandung : 1998
Djufri R, dkk, Teknologi Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan, ITT, Bandung :
1978.