Dosen Pengampu
M. Khalid Syafrianto, ST., MT
Oleh :
( D1101161008 )
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Di dunia ini kita mengenal beberapa ilmu pengetahuan, salah satunya Fisika. Fisika
ini sendiri merupakan ilmu pengetahuan berbasis eksperimen. Dalam melakukan eksperimen
tersebut, diperlukan pengukuran-pengukuran. Seringkali kita menggambarkan pengukuran
berdasarkan angka-angka. Setiap ukuran ini digunakan untuk menggambarkan gejala fisika
dalam hal kuantitatif yang disebut Besaran. Saat kita mengukur suatu besaran, kerap kali kita
akan membandingkannya dengan standar acuan tertentu yang disebut Satuan.
Dahulu seorang ilmuan bernama Issac Newton sedang duduk dibawah pohon apel
ketika satu buah apel jatuhmenimpanya. Dari situ ia menemukan dan merumuskan suatu
penemuan besar dan fenomenal : Gravitasi.
Gravitasi menarik segala benda yang berada di atmosfir bumi untuk jatuh kembali ke
tanah denganakselerasi (g) rata-rata 9.8 m/s². Dengan gravitasi itu semua benda di
permukaanbumi bisa diam di tempatnya masing-masing dan dengan itu pula lah kita bisa
berdiri stabil di tempat kita berada.Tapi coba kamu bayangkan kalaukita bisa keluar dari
pengaruh gravitasi ini,pasti sama seperti gambar dikiri sehinggabebas melayang-layang
kemana aja yangkita suka seperti gambar di kanan ini? Serubukan ? Lalu yang menjadi
pertanyaanadalah bagaimana caranya kita bisamelepaskan diri dari pengaruh gravitasi?Ada
2 cara. Cara yang pertamaadalah dengan tidak mempunyai massa,karena gravitasi hanya
memberikan efek pada benda yang mempunyai bobot. Cara kedua ini kelihatannya lebih
mudah dan sudah banyak diaplikasikan. Manusia bisa meluncurkan roket, mendisainpesawat
bahkan mengorbitkan satelit selama berbulan-bulan
Pada makalah ini,
BAB II
BESARAN & SATUAN
1. Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
Dalam fisika dikenal dua jenis besaran utama yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dahulu.
Besaran turunan ialah besaran yang diturunkan dan diperoleh dari besaran-
besaran pokok. Misalkan luas didefinisikan sebagai hasilkali dua besaran
panjang (yaitu panjang kali lebar). Jika satuan panjang dan lebar masing-
masing adalah meter, maka besaran luas adalah besaran turunan yang
mempunyai satuan meter x meter atau m2. Contoh yang lain adalah besaran
kecepatan yang diperoleh dari hasil bagi jarak dengan waktu. Jarak merupakan
besaran panjang yang mempunyai satuan meter, sedangkan waktu mempunyai
satuan sekon. Maka besaran kecepatan merupakan besaran turunan dari
besaran pokok panjang dibagi besaran pokok waktu, sehingga satuannya
meter/sekon atau m/s. Berikut ini adalah beberapa contoh besaran turunan
beserta satuannya.
4. Tabel Besaran Turunan & Satuannya
5. Sistem Satuan
6. Sistem satuan yang biasa digunakan pada besaran pokok dan besaran turunan
adalah sistem Satuan Internasional (SI) atau biasa dikenal sebagai sistem
metrik yaitu meter, kilogram dan sekon yang disingkat MKS. Selain sistem
metrik yang lain adalah CGS (centimeter, gram, sekon). Adapula British
Engineering System yang biasa disebut sebagai sistem FPS (foot, pound,
sekon).
7. Tabel Satuan Internasional
Besaran SI
Panjang meter
Massa kilogram
Waktu sekon
Besaran Pokok Suhu kelvin
Kuat Arus Listrik ampere
Kuat Cahaya kandela
Jumlah Zat mol
Luas m2
Kecepatan m/s
Volume m3
Besaran Turunan
Massa Jenis kg/m3
Percepatan m/s2
Gaya kg.m/s2, N
8. Pada sistem metrik, satuan yang lebih besar dan lebih kecil didefinisikan
dalam kelipatan 10 dari satuan standar. Jadi 1 kilometer (km) adalah 1000 m
atau 103m, 1 centimeter (cm) adalah 1/100 m atau 10-2 m dan seterusnya.
Awalan “centi”, “kilo”, “mili”, dan yang lainnya dapat diterapkan tidak hanya
pada satuan panjang, tetapi juga satuan volume, massa, atau metrik lainnya.
Misalnya saja 1 centiliter (cL) adalah 1/1000 liter dan 1 kilogram adalah 1000
gram. Tabel dibawah menunjukkan awalan-awalan metrik yang sering
digunakan dalam berbagai satuan.
9. Tabel Awalan Metrik SI
BAB III
GRAVITASI
Apa itu gravitasi? Secara sederhana gravitasi dapat diartikan sebagai gaya tarik yang
dimiliki suatu benda. Gravitasi disebabkan adanya massa yang dimiliki benda. Gravitasi
merupakan gaya interaksi fundamental yang ada di alam. Para perencana program ruang
angkasa secara terus menerus menyelidiki gaya ini. Sebab, dalam sistem tata surya dan
penerbangan ruang angkasa, gaya gravitasi merupakan gaya yang memegang peranan
penting. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak
dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam
serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemous mengajukan dua
komponen gerak. Pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu
tahun pada titik yang disebut deferent. Kedua, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan
berpusat pada deferent disebut epycycle. Ini artinya Ptolemous menganggap bahwa benda-
benda langit itu bergerak melingkar dengan kecepatan angular yang tidak sama relatif
terhadap pusatnya, kecepatan anguler itu hanya sama terhadap titik di luar pusat lingkaran itu.
Mengetahui hal ini, Galileo mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Dengan hati-hati
dia mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang ditentukan dan mendapat bukti bahwa
jarak yang dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding seimbang dengan jumlah detik
kwadrat jatuhnya benda. Penemuan ini (yang berarti penyeragaman percepatan) memiliki arti
penting tersendiri. Bahkan lebih penting lagi Galileo berkemampuan menghimpun hasil
penemuannya dengan formula matematik. Penggunaan yang luas formula matematik dan
metode matematik merupakan sifat penting dari ilmu pengetahuan modern. Sumbangan besar
Galileo lainnya ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman.
Sebelumnya, orang percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi
makin pelan dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan
agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu
keliru. Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda
bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas. Ini merupakan prinsip penting yang telah
berulang kali ditegaskan oleh Newton dan digabungkan dengan sistemnya sendiri sebagai
hukum gerak pertama salah satu prinsip vital dalam ilmu pengetahuan. Penemuan Galileo
yang paling masyhur adalah di bidang astronomi.
Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang tak menentu.
Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang matahari-sentris dan penganut
teori yang lebih lama, yang bumi-sentris. Sekitar tahun 1609 Galileo menyatakan
kepercayaannya bahwa Copernicus berada di pihak yang benar, tetapi waktu itu dia tidak tahu
cara membuktikannya. Di tahun 1609, Galileo dengar kabar bahwa teleskop diketemukan
orang di Negeri Belanda. Meskipun Galileo hanya mendengar samar-samar saja mengenai
peralatan itu, tetapi berkat kegeniusannya dia mampu menciptakan sendiri teleskop. Dengan
alat baru ini dia mengalihkan perhatiannya ke langit dan hanya dalam setahun dia sudah
berhasil membuat serentetan penemuan besar. Dilihatnya bulan itu tidaklah rata melainkan
benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Benda-benda langit, kesimpulannya,
tidaklah rata serta licin melainkan tak beraturan seperti halnya wajah bumi. Ditatapnya Bima
Sakti dan tampak olehnya bahwa dia itu bukanlah semacam kabut samasekali melainkan
terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang yang dengan mata telanjang memang seperti
teraduk dan membaur satu sama lain. Kemudian diincarnya planet-planet dan tampaklah
olehnya Saturnus bagaikan dilingkari gelang. Teleskopnya melirik Yupiter dan tahulah dia
ada empat buah bulan berputar-putar mengelilingi planet itu. Di sini terang-benderanglah
baginya bahwa benda-benda angkasa dapat berputar mengitari sebuah planet selain bumi.
Keasyikannya menjadi-jadi: ditatapnya sang surya dan tampak olehnya ada bintik-bintik
dalam wajahnya. Memang ada orang lain sebelumnya yang juga melihat bintik-bintik ini,
tetapi Galileo menerbitkan hasil penemuannya dengan cara yang lebih efektif dan
menempatkan masalah bintik-bintik matahari itu menjadi perhatian dunia ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, penelitiannya beralih ke planet Venus yang memiliki jangka serupa benar
dengan jangka bulan. Ini merupakan bagian dari bukti penting yang mengukuhkan teori
Copernicus bahwa bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari. Ilustrasi
dari hukum daya pengungkit Galileo dipetik dari buku Galileo „Perbincangan Matematik dan
Peragaan‟.Penemuan teleskop dan serentetan penemuan ini melempar Galileo ke atas tangga
kemasyhuran. Sementara itu, dukungannya terhadap teori Copernicus menyebabkan dia
berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya habis-habisan. Pertentangan gereja
ini mencapai puncaknya di tahun 1616, dia diperintahkan menahan diri dari menyebarkan
hipotesa Copernicus.
Hukum Mekanika Pertama Newton Hukum pertama dari ketiga hukum mekanika
Newton segera memperlihatkan kepada kita bagaimana para fisikawan seringkali harus
meninggalkan „penalaran biasa‟ untuk memahami dunia. Hukum ini menyatakan bahwa
setiap benda yang ada di alam semesta hanya dapat berada dalam keadaan tetap diam atau
terus bergerak pada sebuah garis lurus, kecuali suatu gaya dikenakan kepadanya. Sejauh ini
bagian yang „tetap diam‟ bukanlah masalah karena masih bisa dipahami dengan „penalaran
biasa‟. Di muka bumi ini,sebagian besar benda memang berada dalam keadaan diam, kecuali
benda tersebut diberi suatu dorongan. Namun setelah didorong, benda tersebut tidak akan
terus bergerak pada sebuah garis lurus. Benda itu akan bertambah pelan dan akhirnya
berhenti.
Hukum Kedua Newton Hukum mekanika kedua Newton juga membantu menjelaskan
mengenai pergerakan benda. Hukum ini menjelaskan seberapa besar pergerakan sebuah
benda dipengaruhi oleh gaya yang diberikan kepadanya. Hukum ini mengatakan bahwa
percepatan akan timbul bila suatu gaya dikenakan pada sebuah benda bermassa. a=F/m Bila
hukum gerak kedua Newton digabungkan dengan hukum kuadrat-kebalikan gravitasi (hukum
pertama), maka keduanya akan menjelaskan percepatan yang dialami sebuah apel yang jatuh
dari pohonnya ke permukaan Bumi (apel Newton). Kedua hukum ini juga menjelaskan
mengenai percepatan Bulan ketika bergerak pada orbitnya mengelilingi Bumi. Dalam kedua
kasus di atas, penyebabnya adalah sama, yaitu gaya gravitasi Bumi.
Hukum Ketiga Newton Newton membuktikan bahwa untuk setiap aksi akan terdapat
sebuah reaksi yang sama besar namun arahnya berlawanan. Meskipun singkat, hukum ini
memberi kita banyak informasi.. Pertama, ia menyampaikan bahwa jika kamu menumbuk
sesuatu, maka sesuatu itu pun akan menumbukmu balik. Hal ini cukup mudah dibuktikan.
Jika kamu menghujamkan tinju ke sebuah meja, kamu akan dapat merasakan dengan jelas
reaksi balik permukaan meja pada tinjumu. Hukum ini juga mengatakan bahwa aksi dan
reaksi terjadi secara bersamaan. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara
semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan
gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi
universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam
kebanyakan kasus. Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya,
termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik
benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya,
termasuk satelit buatan manusia. Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai
berikut: Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan
garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
massa titik tersebut.
“Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian massa
kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda tersebut.”
Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya aksi reaksi. Benda 1 menarik benda 2
(F21) dan benda 2 menarik benda 1 (F12), Berdasarkan hukum III Newton kedua gaya ini
besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.
1. Tetapan Gravitasi Umum (G)
Apabila sebuah benda mengalami dua buah gaya gravitasi atau lebih, gaya gravitasi yang
dialami benda tersebut merupakan jumlah gaya-gaya gravitasi yang dihitung berdasarkan
penjumlahan vektor.
F12 (dibaca: F satu dua, bukan F dua belas) adalah gaya gravitasi yang dialami m 1 akibat
gaya tarik m2. F13adalah gaya gravitasi yang dialami m 1 akibat gaya tarik m3.Penjumlahan
kedua gaya gravitasi di atas sebagai berikut.
Gaya gravitasi termasuk gaya nonkontak, yaitu gaya yang bekerja tanpa bersentuhan
langsung dengan benda. Gaya gravitasi dapat bekerja pada suatu benda apabila benda
tersebut berada dalam suatu medan gravitasi. Medan gravitasi adalah ruangan di sekitar
benda bermassa yang masih memiliki nilai percepatan gravitasi. Akibatnya, benda lain yang
berada di dalam ruangan ini masih mengalami gaya gravitasi. Medan gravitasi digambarkan
sebagai berikut.
Besar percepatan gravitasi yang dialami semua benda pada permukaan planet adalah
sama. Selembar bulu binatang dan batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dalam
tabung hampa udara akan mencapai dasar tabung secara bersamaan. Akan tetapi, dalam
kehidupan sehari-hari, batu akan sampai ke tanah tertebih dahulu daripada bulu binatang
apabila kedua benda tersebut dijatuhkan dari ketinggian yang sama pada saat bersamaan. Hal
ini bukan berarti karena percepatan gravitasi yang dialami kedua benda berbeda nilainya.
Akan tetapi, karena bulu binatang mengalami gesekan udara yang lebih besar sehingga
terhambat dan memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke permukaan bumi.
Seperti halnya gaya gravitasi yang dialami suatu benda, percepatan gravitasi juga
merupakan besaran vektor. Penjumlahan percepatan gravitasi yang dialami suatu benda
adalah penjumlahan secara vektor dari tiap-tiap percepatan gravitasi tersebut.
2. Potensial Gravitasi
Potensial gravitasi merupakan besar energi potensial gravitasi per satuan massa.
Potensial gravitasi merupakan besaran skalar. Oleh karena itu, potensial gravitasi yang
disebabkan oleh beberapa benda bermassa merupakan jumlah dari potensial gravitasi dari
tiap-tiap benda.
Hukum Kepler ini telah dicetuskan oleh Johannes Kepler setengah abad sebelum Newton
mengajukan ketiga Hukum-nya tentang gerak dan hukum gravitasi universal. Di antara hasil
karya Kepler, terdapat tiga penemuan yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Kepler
mengenai gerak planet. Hukum Kepler dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Hukum I Kepler
Bunyi hukum Kepler 1 yaitu “Setiap planet bergerak dalam lintasan elips dan matahari
berada disalah satu fokusnya”. Pada waktu itu pernyataan ini dianggap radikal, karena
kepercayaan yang berlaku pada saat itu memandang bahwa orbit harus didasari dengan
lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung
pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam
konteks yang lebih modern.
Pada saat itu Kepler sendiri tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak dengan
cara demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-planet, Newton menemukan bahwa
ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi
universal dan hukum gerak Newton. Newton juga menunjukkan bahwa di antara
kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi, hanya satu yang berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Kepler.
Dimensi paling panjang pada orbit elips diatas disebut sumbu mayor alias sumbu utama,
dengan setengah panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semiutama alias semimayor.
F1 dan F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. Tidak ada
benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P sama untuk semua titik
dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F1 dan F2) adalah ea, di mana e
merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, disebut juga
eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips berubah menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet
berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah
bernilai nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik yang
terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh adalah aphelion.
2. Hukum II Kepler
Bunyi hukum Kepler 2 yaitu “Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari
dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu yang sama”. Pada selang waktu yang
sangat kecil, garis yang menghubungkan antara matahari dengan planet melewati sudut
(misal : dθ ). Garis tersebut melewati daerah sapuan yang berjarak r, dan luas daerah sapuan
dA=1/2 r(pangkat)2 dθ .Sementara laju planet ketika melewati daerah itu adalah dA/dt
disebut kecepatan sektor.
Hal yang paling utama dalam Hukum Kepler II adalah kecepatan sektor mempunyai
harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips. Ketika planet berada
di perihelion, nilai r kecil, sedangkan dθ/dt besar. Ketika planet berada di aphelion, nilai r
besar, sedangkan dθ/dt kecil.
Planet yang terletak jauh dari matahari memiliki periode orbit yang lebih panjang dari
planet yang dekat letaknya. Bunyi hukum Kepler 3 menjabarkan hal tersebut secara
kuantitatif yaitu “Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali
orbit sebanding dengan pangkat tiga jarak rata‐ rata planet‐ planet tersebut dari
matahari”.
1. Gerak Planet
Bumi dapat tetap berada pada lintasannya ketika mengelilingi Matahari dikarenakan
adanya gaya gravitasi yang dikerjakan Matahari pada planet tersebut. Jika periode revolusi
suatu planet ketika mengelilingi Matahari adalah T dan jarak planet tersebut ke Matahari
adalah 2πr, maka planet tersebut menempuh jarak 2πr dalam waktu T. Berdasarkan hubungan
antara gaya sentripetal planet dan gaya gravitasi Matahari pada planet, maka kelajuan linier
sebuah planet ketika mengelilingi Matahari dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
2. Gerak Satelit
Satelit merupakan benda yang mengelilingi planet atau benda-benda langit lain yang
lebih besar dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Selain satelit alamiah, terdapat satelit
buatan, yaitu satelit alamiah. Selain satelit alamiah, terdapat satelit buatan, yaitu satelit yang
dibuat oleh manusia dan diluncurkan ke luar angkasa untuk mengorbit benda langit tertentu,
misalnya Bumi. Satelit buatan ini dimanfaatkan untuk keperluan, di antaranya mengamati dan
memperlajari benda-benda langit (satelit astronomi), melakukan komunikasi telepon, radio,
dantelevisi (satelit komunikasi), melakukan navigasi (satelit navigasi), melakukan penetaab
Bumi (satelit geodesi), menyelidiki atmosfer dan cuaca di Bumi (Satelit meteorologi),
memberikan informasi kekuatan militer suatu negara, dll.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, para ahli fisika berhasil menentukan kelajuan
minimum benda yang ditembakkan dari permukaan bumi sehingga benda tersebut kemudian
bergerak sebagai satelit (mengelilingi Bumi). Kelajuan minimum ini biasanya disebut dengan
kelajuan lepas (secape speed). Dalam hal ini, keajuan lepas didefinisikan sebagai kelajuan
minimum yang diperlukan oleh sebuah benda untuk melepaskan diri dari tarikan gravitasi
bumi. Nilai kelajuan lepas ini dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
Jika sebuah benda ditembakkan dari permukaan bumi dengan kelajuan yang sama atau
lebih besar dari kelajuan lepas tersebut, maka benda tersebut akan mengorbit Bumi sebagai
satelit dengan kecepatan linier vs.
Sebuah satelit tetap mengorbit Bumi pada lintasan melingkarnya karena satelit
mengalami gaya sentripetal. Besarnya gaya sentripetal pada atelit sama dengan gaya gravitasi
bumi terhadap satelit. Dengan demikian kita dapat menentukan kecepatan linier satelit ketika
mengelilingi bumi.
Untuk satelit buatan yang mengrobit Bumi pada jarak yang cukup dekat dengan
permukaan Bumi (h << RB), maka
Jenis orbit satelit dibagi menjadi 3 tergantung tujuan satelit itu dibuat.
a. Polar Orbit, yaitu satelit yang orbitnya menghubungkan antara 2 kutub Bumi,
biasa digunakana untuk penginderaan cuaca.
b. Equatorial Orbit, yaitu satelit yang orbitnya mengorbit garis khatulistiwa yang
biasanya digunakan untuk komunikasi. Termasuk disini adalah satelit dengan Geo-
synchronous Orbit, yaitu satelit yang periode orbitnya sama dengan periode rotasi bumi.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki satuan sistem
internasional. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang digunakan sebagai pembanding
dalam pengukuran. Besaran sendiri dapat dibagi menjadi 2 yaitu : besaran pokok dan
besaran turunan. Sedangkan satuan dapat pula di bagi menjadi 2 yaitu : satuan baku
dan satuan tidak baku.
Gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik dapat berlaku secara universal dan sebanding
oleh massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua
benda. Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik
untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa
m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m2 ).
Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh
yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika klasik bahwa
benda apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal
sebagai fenomena benda jatuh.
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding
dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara benda-benda tersebut. Penerapan hukum gravitasi Newton dapat
diterapkan untuk menjelaskan gerak benda-benda angkasa. Salah seorang yang
memiliki perhatian besar pada astronomi adalah Johannes Kepler. Dia terkenal
dengan tiga hukumnya tentang pergerakan benda-benda angkasa.
Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data-data tersebut digunakan untuk
menghitung besaran lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin diukur di
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
R. Srikurniatin S dan Maman Saiful R. 1994 . Buku Fisika Jilid 1A. Bandung : Bina
Wiraswasta Indonesia
R. Srikurniatin S dan Maman Saiful R. 1994 . Buku Fisika Jilid 1B. Bandung : Bina
Wiraswasta
http://needmoreintelligent.blogspot.co.id/2013/11/makalah-hukum-gravitasi-newton-
dan.html
http://www.smansax1-edu.com/2014/09/penjabaran-hukum-gravitasi-newton-
dan.html
http://www.tugasku4u.com/2013/08/hukum-kepler.html
naufallazuardi-upi.blogspot.com
sisilain.net
izziejresh.wordpres.com
deramadebudiana.blogspot.com
Sunardi, Retno, Paramitha, Darmawan, Andreas, 2016. Fisika untuk Siswa SMA/MA Kela
X. Bandung: CV Yrama Widya