Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

“SISTEM HEMATOLOGI”

Oleh A-11 A

Kelompok 5

A.A Istri Meidina Cindy (17.321.2657)

Gst Ayu Putu Wahyu Sartika (17.321.2665)

I Made Wahyu Aditra (17.321.2671)

Kadek Aristiani Putri (17.321.2673)

Luh Putu Dian Suryaningsih (17.321.2678)

Ni Komang Sri Wahyuni (17.321.2687)

Ni Luh Kade Novita Wahyuningrum (17.321.2691)

Ni Made Anggi Febrianti (17.321.2694)

Ni Putu Eva Pradnyayanti (17.321.2700)

Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas Rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Hematologi”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi nilai tugas konsep
dasar keperawatan. Selain itu juga, makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, sehingga
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar dapat
dijadikan refrensi untuk pembuatan – pembuatan makalah selanjutnya.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 24 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hematologi .................................................................................. 3

2.1.1 Definisi Sistem Hematologi ......................................................... 3


2.1.2 Anatomi fisiologi Sistem Hematologi .......................................... 3

2.2 Mekanisme dalam Sistem Hematologi .................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................................................. 13


3.2 Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anatomi manusia atau antropotomi adalah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang
mempelajari struktur tubuh manusia, sedangkan jaringan dipelajari di histologi dan sel
di sitologi. Tubuh manusia, terdiri atas sistem, dan organ-organ yang terdiri atas jaringan-
jaringan yang terdiri atas sel-sel. Sistem organ tubuh manusia adalah sekelompok alat yang
selalu bekerja sama untuk melakukan tugas dan juga fungsinya untuk memastikan tubuh
terus berfungsi. Meskipun setiap organ tubuh memiliki sistem yang berbeda, pada
kenyataannya setiap organ tubuh akan melakukan yang terbaik dalam membantu tubuh
untuk bergerak. Jika sistem organ tubuh tidak melakukan tugasnya dengan baik, sistem
organ dapat menyebabkan cacat parah atau bahkan kematian. ada berbagai macam sistem
dalam tubuh manusia, salah satunya sistem hematologi.
Sistem hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah, dan penyakitnya. Hematologi adalah bidang studi kesehatan yang
mempelajari tentang darah dan gangguan darah yang terjadi. Beberapa penyakit yang
diatasi oleh bidang kedokteran hematologi termasuk anemia, gangguan pembekuan darah,
penyakit infeksi, hemofilia dan leukemia. Dalam hematologi, diketahui gangguan darah
biasanya terjadi karena adanya penyakit, efek samping obat-obatan, dan kekurangan nutrisi
tertentu dalam asupan makanan sehari-hari. Perawatan yang diperlukan untuk penyakit
darah bervariasi, tergantung pada kondisi darah dan tingkat keparahannya, begitu pula
dengan perjalanan penyakitnya yang bisa berbeda-beda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah anatomi fisiologi dari sistem hematologi?
2. Bagaimanakah proses biokimia dari sistem hematologi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyelesaikan tugas Keperawatan Medikal Bedah (KMB) I.
2. Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi dari sistem hematologi.
3. Untuk mengetahui tentang bagaimana proses biokimia dari sistem hematologi.

1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Agar mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi dari sistem hematologi.
2. Agar mahasiswa mampu memahami proses biokimia dari sistem hematologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hematologi


2.1.1 Definisi Sistem Hematologi
Sistem hematologi merupakan suatu sistem yang tersusun atas darah dan tempat
darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk
darah. Darah merupakan memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian
yang padat (sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam
tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen,
zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh
yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap
stabil, yaitu berkisar antara 36,5-37,50C.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel
darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

2.1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi


Sistem hematologi atau darah tersusun atas 2 komponen, yaitu:
1. Plasma Darah
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki
warna kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air. Zat-zat yang
terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut:
1) Fibrinogen yang berguna dalam perisatiwa dalam pembekuan darah.
2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain.
3) Protein darah atau albumin, globulin meningkatkan viskositas darah
juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memlihara keseimbangan
cairan dalam tubuh.

3
4) Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
6) Antibodi.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan
mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan
tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1) Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2) Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi.

2. Korpuskuler
Korpuskuler merupakan komponen penyusun darah yang merupakan
bagian padat dari darah. Kospuskuler menyusun darah sebanyak 45%.
Korpuskuler terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa
Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung
hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat
oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh
oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke
seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-
15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-
laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga
diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah
merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam
sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini
disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat,
penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit
terganggu. Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau
berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia

4
memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit
termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling
banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam
darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau
setiap
satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada
perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya
sebanyak 4,5 juta. Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120
hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel
darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel
kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak
dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati
menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian
diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel
darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit,
dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat
distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal.
Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan
sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum
tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan
jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar. Hemoglobin
adalah pigmen pengangkut oksigen utama dan terdapat di eritrosit.
Hemoglobin adalah pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum
pada panjang gelombang 540 nm.
A. Kegunaan hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan-jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluru
jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai
hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.(Joyce LeFever
Kee, 2007).

5
B. Macam-Macam Bentuk Hemoglobin:
Hemoglobin terdiri dari beberapa macam bentuk sebagai berikut:
1. Oksihemoglobin
Oksihemoglobin merupakan hemoglobin tanpa oksigen
(hemoglobin tereduksi) yang mempunyai warna ungu muda,
hemoglobin teroksigenasi penuh, dengan tiap pasangan heme +
globulin membawa 2 atom oksigen, berwana kuning merah.
Simbol untuk oksihemoglobin adalah HbO8, tetapi HbO2 adalah
konvensional.
2. Karboksihemoglobin
Karboksihemoglobin merupakan karbon monoksida yang terikat
ke hemoglobin 200 kali lebih besar dari pada oksigen. Sehingga
adanya karbon monoksida (karena banyak menghisap rokok) maka
lebih mungkin terbentuk karboksihemoglobin.
Karboksihemoglobin berwarna merah cheri, terutama di dalam
larutan encer.
3. Methemoglobin
Methemoglobin merupakan hemantin-globin, yang mengandung
FeIII-OH (symbol : Hi) methemoglobin tidak dapat mengangkut
oksigen untuk pernafasan.
4. Suiphemoglobin
Suiphemoglobin merupakan struktur yang tak tetap, yang
berhubungan dengan methemoglobin dan juga tidak dapat
mengangkut oksigen pernapasan. Ditimbulkan oleh obat-obatan,
pengawet makanan, air minum yang terkena polusi.
5. Hemoglobin terglikosilasi
Hemoglobin terglikosilasi merupakan hemoglobin yang diikat ke
glukosa untuk membentuk derivat yang stabil bagi kehidupan
eritrosit.
6. Mioglobin
Mioglobin merupakan hemoglobin yang disederhanakan, terdapat
di otot rangka dan jantung, di tempat mioglobin dapat bekerja
sebagai reservoir oksigen yang sedikit dan dilepaskan setelah
Crush injury atau iskemia. Karena berat molekulnya rendah, ia

6
cepat dibersihkan dari plasma dan terdapat sebagai mioglobinuria,
yang merupakan indeks kerusakan sel otot yang sensitif, juga dari
gerak badan yang hebat.
7. Haptoglobin
Haptoglobin merupakan globulin spesifik, yang mengikat
hemoglobin pada globin. Berfungsi untuk mengkonservasi besi
setelah hemeolisa intravakuler, ia mengikat hemoglobin sekitar
1,25 g/l plasma dan hanya konsentrasi itu ada hemoglobin bebas
yang hilang ke dalam urine atau terikat ke haemopeksin.
8. Haemopeksin
Haemopeksin merupakan glikoprotein yang terikat dengan sisa
hemoglobin. Konsentrasinya di dalam plasma normal sekitar 0,5
g/l.
9. Methaemalbumin
Methaemalbumin merupakan komponen hematin + albumin. Ia
berwarna coklat dan adanya dalam plasma selalu abnormal.
Penyebab Methaemalbuminemia lain adalah perdarahan ke kavitas
abdominalis atau pankreatis haemoragika akuta, pencernaan oleh
pancreas mengkonversi hemoglobin menjadi haematin, yang
diabsorbsi dan diikat ke albumin plasma.

2) Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah
merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel
darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-
9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak
seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih
dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura). Sel
darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar
daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a. Leukosit Bergranula (Granulosit)

7
a) Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak
yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya
banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan
berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk
memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki
tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di
dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah
bakteri berkembang biak serta menghancurkannya.
b) Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit.
Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah
jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh
cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya
eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan
eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi
dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur
pelepasan zat kimia, dan membuang sisasisa sel yang
rusak.
c) Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna
kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya
bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi
dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah
putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil
mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut
heparin.

b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)


a) Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki
bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua
macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai
30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit
tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai
pembentuk antibodi.

8
b) Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya
besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang.
Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.

Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk


ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk
tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat
antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen.
Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi
orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain.
Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai
antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri
kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada


dua macam:

1. Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara


menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
a. Neutrofil, terdapat dalam darah.
b. Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk
masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.
2. Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
a. T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus
(kelenjar limfa di dasar leher).
b. B Limfosit (B Sel)
Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah, menghasilkan
antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak
melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput
lendir agar terhindar dari lukosit. Namun selsel tubuh
tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan
menghasilkan interferon suatu protein yang dapat

9
memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru
(replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah
terjadinya serangan virus.

3) Keping Darah (Tromobosit)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki
ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki
inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat
pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat
200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari
300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000
disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari.
Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pembekuan darah. Pada saat kita mengalami luka,
permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh
permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya
trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang
terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral
kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat
mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin
merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag.
Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka
sehingga darah tidak keluar lagi.

2.2 Mekanisme dalam Sistem Hematologi


Mekanisme Pembekuan Darah
1. Vaskontriksi
Jika pembuluh darah terpotong,trombosit pada sisi yang rusak melepas
serotonin dan tromboksin A2 (prostaglandin) yang menyebabkan otot polos
dinding pembuluh darah berkonstriksi.Hal ini pada awalnya akan mengurangi
darah yang hilang.
2. Plug Trombosit
Trombosit membengkak,menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen
dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.Jika kerusakan

10
pembuluh darah sedikit,maka plug trombosit mampu menghentikan
pendarahan.Jika kerusakannya besar,maka plug trombosit dapat mengurangi
pendarahan,sampai proses pembekuan terbentuk.
3. Pembentukan Bekuan Darah
Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 15-30 detik bila trauma pembuluh sangat
hebat, dan dalam 1-2 menit bila traumanya kecil. Pembekuan darah berlangsung
melalui dua mekanisme yaitu mekanisme intrinsik dan mekanisme ekstrinsik.
a. Mekanisme Ekstrinsik

b. Mekanisme Intrinsik
Melibatkan 12 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma
darah,dimana setiap faktor protein berada dalam kondisi tidak aktif,jika
salah satu diaktivasi, maka aktivitas enzimatiknya akan mengaktivasi
faktor selanjutnya dalam rangkaian, dengan demikian akan terjadi suatu
rangkaian reaksi (casade of reaction) untuk membentuk bekuan.
Kedua belas faktor tersebut,yaitu.
1. Fibrinogen, protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah
menjadi fibrin.
2. Protrombin, protein plasma yang disintesis dalam hati, diubah
menjadi trombin.
3. Tromboplastin, lipoprotein yang dilepas jaringan rusak,
mengaktivasi faktor VII untuk pembentukan trombin.
4. Ion Kalsium, ion anorganik dalam plasma, didapat dari makanan
dan tulang, diperlukan dalam seluruh tahap pembekuan darah.
5. Proakselerin (fakor labil), protein plasma yang disintesis dalam
hati, diperlukan untuk mekanisme ekstrinsik-intrinsik.
6. Prokonvertin (sel akselerator konversi serum protrombin), protein
plasma yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk mekanisme
intrinsik.

11
7. Faktor antihemofilik, protein plasma (enzim) yang disintesis
dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme
ekstrinsik.
8. Plasma tromboplastin (faktor Christmas), protein plasma yang
disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K)berfungsi dalam
mekanisme intrinsik.
9. Faktor Stuart-Prower, protein plasma yang disintesis dalam hati
(memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik
dan intrinsik.
10. Antiseden tromboplastin plasma, protein plasma yang disintesis
dalam hati (memerlukan vitamin K) berfungsi dalam mekanisme
intrinsik.
11. Faktor Hageman , protein plasma yang disintesis dalam hati
berfungsi dalam mekanisme intrinsik.
12. Faktor penstabilan fibrin, protein yang ditemukan dalam plasma
dan trombosit,hubungan silang filamen-filamen fibrin.
4. Penguraian Bekuan Darah
Segera setelah terbentuk, bekuan akan beretraksi (menyusut) akibat kerja protein
kontraktil dalam trombosit.

12
BAB II

PENUTUP

3.1 Simpulan
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan
yang membentuk darah. Sistem hematologi merupakan suatu sistem yang tersusun atas
darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa
sedangkan Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut
zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran. Hemoglobin adalah pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum pada
panjang gelombang 540 nm.
Mekanisme pembekuan darah terdiri dari vaskontriksi, plug trobosit, pembentukan
bekuan darah dan pengukuran bekuan darah.

3.2 Saran
Harapan penulis semoga dengan adanya paper ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, serta semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, maupun pedoman bagi pembaca dalam sistem
pendidikan.
Makalah ini penulis sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, wiwik., dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Najib, Ibnu. 2016. Sistem Hematologi. Tersedia pada https://anzdoc.com/makalah-sistem-
hematologi.html diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 12.45 WITA.
Napisah, Rumi. 2014. Biokimia Darah. Tersedia pada
id.scribd.com/document/241228495/Biokimia-Darah diakses pada tanggal 24 September 2018
pukul 12.15 WITA.

14

Anda mungkin juga menyukai