Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN GORDING (PURLIN)

Gording bangunan gudang baja direncanakan menggunakan profil CNP 150.50.20.2,5 ex- PT.
Gunung Garuda – Indonesia (brosur bahan terlampir).
Data Bahan:
1. Tegangan leleh baja (fy) : 240 MPa
2. Tegangan tarik putus baja (fu) : 370 MPa
3. Tegangan residu (fr) : 70 MPa
4. Modulus elastisitas baja (Es) : 200000 Mpa = 2,1x106 Kg/cm2
5. Poisson ratio (υ) : 0,3
Berdasarkan Tabel Profil Baja didapatkan data material sebagai berikut:

ht = 150 mm
b = 50 mm
a = 20 mm
t = 2,5 mm
W = 5,37 Kg/m
A = 684 mm2
Ix = 2260000 mm4
Iy = 230000 mm4
Sx = 30200 mm3
Sy = 6800 mm3
rx = 57,5 mm
ry = 18,5 mm
c = 15,5 mm

Data Perencanaan:
1. Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,90 (Tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002)
2. Faktor reduksi kekuatan geser = 0,75 (Tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002)
3. Jarak miring antar gording = 1,20 m
4. Panjang gording (jarak antar rafter) = 6,0 m
5. Sudut kemiringan atap = 22
Perhitungan Section Properties:
Dimana:
G = Modulus geser
J = Konstanta puntir torsi
Iw = Konstanta puntir lengkung
Zx = Modulus penampang plastis terhadap sb. X
Zy = Modulus penampang plastis terhadap sb. Y
X1 & X2 = Koefisien momen tekuk torsi lateral
h = Tinggi bersih badan

A. PEMBEBANAN GORDING

Beban Mati Merata (QDL)


 Berat sendiri gording = Berat gording (Kg/m)
= ............................ = 5,37 Kg/ m
 Beban atap galvalum = Berat penutup atap (Kg/m2) * Jarak miring gording (m)
= 4,03 Kg/m2 * 1,2 m = 4,83 Kg/ m
 Beban plafond gypsum = 6,1 Kg/m2 * 1,2 m = 7,32 Kg/ m
 Beban rangka plafond = 6,0 Kg/m2 * 1,2 m = 7,2 Kg/ m
 Berat alat pengikat = Diasumsikan sebesar 10% dari berat sendiri gording + atap
= 0,1*(5,37 + 4,83) = 1,02 Kg/ m
 Total Beban Mati = 5,37 + 4,83 + 7,32 + 7,2 + 1,02 = 25,74 Kg/m
Momen Akibat Beban Mati Merata:
Beban Hidup Terpusat (PLL)
 Akibat beban pekerja = 100 Kg (PPURG 1987 Ps. 2.1.2.2)
Momen Akibat Beban Hidup Terpusat:

Beban Angin (W)


Tekanan tiup angin = minimal 25 Kg/m2
Tekanan tiup angin = minimal 40 Kg/m2 (bangunan sejarak ± 5 km dari pantai)
Kondisi 1  Bangunan Tertutup

Kondisi 2  Bangunan Terbuka


Berdasarkan perhitungan beban angin untuk kondisi bangunan tertutup dan bangunan terbuka,
di ambil beban angin yang menentukan yaitu 36 Kg/ m.
Momen Akibat Beban Angin Merata:

MOMEN BERFAKTOR (Mu)


Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Ps. 6.2.2
Kombinasi 1  Mu = 1,4 D
Mux = 1,4 * 107,39 = 150,35 Kg-m
Muy = 1,4 * 4,82 = 6,75 Kg-m
Kombinasi 2  Mu = 1,2 D + 1,6 L
Mux = 1,2 *107,39 + 1,6 *139,08 = 351,39 Kg/ m (menentukan)
Muy = 1,2 * 4,82 + 1,6 * 18,73 = 35,75 Kg/ m (menentukan)
Kombinasi 3  Mu = 0,9 D + 1,3 W
Mux = 0,9 *107,39 + 1,3 *150,20 = 291,91 Kg/ m
Muy = 0,9 * 4,82 + 1,3 * 0 = 4,34 Kg/ m

B. KONTROL LENDUTAN (Tabel 6.4-1 SNI 03-1729-2002)

Lendutan di kontrol terhadap beban kombinasi yang mungkin terjadi.

Kombinasi 1  1,4 D
Kombinasi 2  1,2 D + 1,6 L

Kombinasi 3  0,9 D + 1,3 W


C. MOMEN NOMINAL AKIBAT LOCAL BUCKLING
Kelangsingan penampang sayap

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang kompak (Tabel 7.5-1 SNI 03-1729-2002)

Batas kelangsingan maksimum untuk penampang tidak kompak


(Tabel 7.5-1 SNI 03-1729-2002)

Momen plastis terhadap sumbu x

Momen plastis terhadap sumbu y

Momen batas tekuk terhadap sumbu x

Momen batas tekuk terhadap sumbu y

Momen Nominal Penampang untuk pengaruh Local Buckling


(SNI 03-1729-2002 Ps. 8.2)
Berdasarkan perhitungan momen nominal penampang di atas, ternyata Profil Gording
termasuk kategori Penampang Tidak Kompak 
Sehingga Momen Nominal Penampang Local Buckling sebagai berikut:

D. MOMEN NOMINAL AKIBAT LATERAL BUCKLING


Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Ps.8.3 terbagi menjadi 3 kategori bentang, yaitu bentang
pendek, bentang menengah dan bentang panjang.

Panjang bentang gording yang terkena momen = Jarak antar penggantung gording (L)
Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis (Lp)

Panjang bentang minimum balok yang tahanannya ditentukan oleh momen kritis (Lr)

Dari perhitungan di atas ternyata


Termasuk kategori Bentang Menengah
Momen Nominal Penampang Lateral Buckling sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan harga momen maximum akibat kombinasi 2


sebesar:
Mux = 351,39 Kg-m = 3513900 N-mm
Muy = 35,75 Kg-m = 357500 N-mm
Dimana:
MA = Momen pada ¼ bentang = 0,75 * Mmax
MB = Momen pada tengah bentang = Mmax
MC = Momen pada ¾ bentang = 0,75 * Mmax

Maka diambil Mnx = Mpx

Maka diambil Mny = Mpy


E. TAHANAN MOMEN LENTUR
Terhadap sumbu x
1. Momen nominal akibat pengaruh local buckling = 5.325.897,25 N-mm
2. Momen nominal akibat pengaruh lateral buckling = 5.598.750 N-mm
3. Di ambil nilai yang terkecil = 5.325.897,25 N-mm
Terhadap sumbu y
1. Momen nominal akibat pengaruh local buckling = 1.928.581,30 N-mm
2. Momen nominal akibat pengaruh lateral buckling = 1.156.000 N-mm
3. Di ambil nilai yang terkecil = 1.156.000 N-mm
Momen akibat beban terfaktor
Mux = 351,39 Kg-m = 3513900 N-mm
Muy = 35,75 Kg-m = 357500 N-mm
Syarat yang harus dipenuhi:

Perlu dipertimbangkan untuk menggunakan profil CNP yang lebih besar.

F. TAHANAN GESER
Gaya geser akibat beban terfaktor pada sumbu x (Vux)

Gaya geser akibat beban terfaktor pada sumbu y (Vuy)


Ketebalan plat badan tanpa pengaku harus memenuhi syarat:

Luas penampang badan (Aw)

Luas penampang sayap (Af)

Gaya geser nominal terhadap sumbu x (Vnx)

Gaya geser nominal terhadap sumbu y (Vny)

Syarat yang harus dipenuhi:

G. KONTROL INTERAKSI GESER & LENTUR


Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Ps 8.9.3

Anda mungkin juga menyukai