Disusun oleh :
Kelompok 7
(PTU).
mengetahui tentang kualitas eksterior dan interior dari suatu telur. Kualitas
ekterior dan interior telur dapat menentukan nilai kualitas dari telur tersebut. Egg
grading membantu untuk mengetahui kualitas telur dan penilaian terhadap telur
membantu sehingga Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
3.2 Bahan..............................................................................................8
LAMPIRAN....................................................................................................
DAFTAR TABEL
NOMOR HALAMAN
4.1.4 Ukuran Tubuh Kuantitatif..........................................................15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Pengamatan Ayam Layer .........................................................................
PENDAHULUAN
sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi namun harganya sangat ekonomis
seperti daging. Dilihat dari susunan komposisi kimianya, telur merupakan bahan
pangan yang rentan mengalami kerusakan, faktor lingkungan seperti suhu dan
Kualitas telur yang dimaksud antara lain adalah kualitas bagian dalam
(interior) dan luar telur (eksterior). Kualitas dalam seperti Haugh unit, kondisi
albumen, dan kondisi yolk. Kualitas luar seperti kebersihan, keutuhan, dan bentuk
telur. Kualitas secara interior yaitu dimana keadaan yolk yang masih dalam
keadaan normal, albumen masih bersih dan kalaza kuat, serta tidak berbau busuk.
Sedangkan kualitas eksterior yakni dimana keadaan kerabang bersih, tidak ada
mengetahui apa saja grade dari telur tersebut, dan dapat memilih grade telur
terbaik yang akan dipasarkan, sehingga menambah nilai jual telur tersebut, dan
Pemilihan telur dengan kualitas yang baik juga menjadi sangat penting terutama
2
jika telur akan digunakan sebagai bibit penetasan karena akan mempengaruhi
II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur merupakan salah satu produk peternakan yang memiliki nilai gizi
sempurna karena kandungan gizi nya yang lengkap dan mudah dicerna. Sehingga
telur sangat baik untuk anak – anak yang sedang dalam masa pertumbuhan karena
pada saat tersebutlah dibutuhkan banyak protein untuk pertumubuhan. Telur juga
baik untuk ibu yang sedang hamil ataupun menyusui. Orang yang sedang sakit
perkembangan embrio menjadi anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur
akan semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian
utama : kulit telur, bagian cairan bening, dan bagian cairan yang berwarna kuning
(Rasyaf, 1990).
Air menyusun sekitar 45% dari kerabang telur. Isi telur mengandung air
sekitar 74%. Kandungan air pada albumen tinggi, bagian yang padat hampir
seluruhnya protein dan sejumlah kecil karbohidrat. Separuh dari yolk berupa air,
tetapi bagian yang padat tersusun dari sebagian besar lemak, protein, vitamin, dan
kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber
5
protein hewani disamping daging, ikan dan susu. Secara umum terdiri atas tiga
komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang (11 % dari bobot tubuh), putih
telur (57 % dari bobot tubuh) dan kuning telur (32 % dari bobot tubuh) (Suprapti,
2002).
Lemak total pada telur ukuran standar ditemukan 5,1 g. Komposisi asam
lemak tidak menunjukan perbedaan, baik secara proposional atau jumlah total.
Rata-rata sebutir telur berukuran besar mengandung 1,61 g asam lemak jenuh;
2,17 g asam lemak jenuh tunggal; dan 0,71 g asam lemak tidak jenuh majemuk
(Edjeng, 2008).
Telur utuh terdiri atas beberapa komponen, yaitu air 66 % dan bahan
abu 11 %. Kuning telur adalah salah satu komponen yang mengandung nutrisi
terbanyak dalam telur. Kuning telur mengandung air sekitar 48 % dan lemak
Putih telur terdiri atas protein, terutama lisosin yang memiliki kemampuan anti
komposisi telur mencapai 60 % dari total berat telur. Persentasi putih telur pada
ayam petelur bervariasi secara keseluruhan tergantung dari strain, umur ayam dan
umur dari telur. Kuning telur merupakan bagian yang paling penting bagi isi telur,
sebab pada bagian inilah terdapat dan tempat tumbuh embrio hewan, khususnya
pada telur yang telah dibuahi. Bagian kuning telur ini terbungkus semacam
selaput tipis yang sangat kuat dan elastis yang disebut membrane vetelina. Kuning
telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap daripada putih telur dan terdiri
dari air, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Stadellman dkk, 1995).
6
terhadap penyusupan zat cair atau perbanyakan jasad renik. Kerabang telur atau
egg shell mempunyai dua lapisan yaitu spongy layer dan mamillary layer yang
terbungkus oleh lapisan lendir berupa kutikula. Lapisan luar terbentuk dari
kalsium, phosphor dan vitamin D yang merupakan lapisan paling keras yang
tergantung pada jumlah kalsium yang terdapat pada pakan. (Stadellman dkk,
1995).
Ciri-ciri telur yang baik antara lain yaitu kerabang bersih, halus, rongga
udara kecil, kuning telurnya terletak ditengah dan tidak bergerak, putih telur
bagian dalam kental dan tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur tidak
terdapat noda darah maupun daging. Bentuk telur serta besarnya juga proporsional
dan struktur fisik isi telur itu. Telur yang baik dilihat dari struktur fisik adalah
telur dengan putih telur yang masih kental dan bening. Biasanya putih telur ini
masih terbagi atas 2 lapisan yaitu lapisan yang kental didekat kuning telur dan
lapisan yang encer dibagian terluar kuning telur. Bila semua lapisan telurnya
sudah encer maka kualitas telur itu mulai merosot (Rasyaf, 1990).
Kualitas fisik telur juga ditentukan oleh kuning telur, warna kuning telur
tersebut disebabkan karena adanya kandungan xantofil pakan yang diabsorpsi dan
disimpan dalan kuning telur (Stadellman dkk., 1995). Kuning telur merupakan
bagian telur terpenting karena didalamnya terdapat sel benih. Kuning telur
7
tersusun oleh lapisan konsentris terang dan gelap yang disebabkan karena
perbedaan xantofil pakan dan periode siang dan malam (Nesheim dkk, 1979).
Untuk kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian telur sebelah dalam dan
luar dari telur. Faktor yang mempengaruhi bagian telur sebelah dalam antara lain
1. Rongga Udara
Telur yang segar memiliki ukuran rongga udara yang lebih kecil dari telur
a) Kualitas AA, untuk telur yang memiliki kedalaman ruang udara 0,3 cm
c) Kualitas B, untuk telur yang memiliki kedalaman ruang udara lebih dari
0,5 cm
2. Kuning Telur
Telur yang segar, memiliki kuning telur yang bersih, tidak cacat, tidak
berpembuluh darah, selain itu tidak terdapat bercak darah daging atau darah.
3. Putih telur
Telur yang segar memiliki putih telur yang tebal dan diikat oleh kalaza dan
Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa
kulit cangkang dan isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa bentuk, warna, tekstur,
keutuhan, dan kebersihan kulit cangkang. Sedangkan yang berkaitan dengan isi
8
telur meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur, serta ada tidaknya
noda-noda pada putih dan kuning telur. Dalam kondisi baru, kualitas telur tidak
langsung,
antara kebersihan kulit telur, kondisi kulit telur, warna kulit telur dan bentuk dari
telur.
Telur yang memiliki kualitas baik, kulit telurnya bersih dan tidak terdapat
kotoran.
2. Kondisi Kulit
Untuk kondisi dari kulit telur, dapat dilihat daru tekstur, kehalusan, dan
ada atau tidak adanya retak. Telur yang memiliki kualitas baik memiliki tekstur
Umumnya warna kulit telur terdapat 2 macam yaitu warna coklat dan
putih. Perbedaan warna telur ini disebabkan karena adanya pigmen cephorpyrin
pada telur kulit telur berwarna coklat. Telur berwarna coklat ini memiliki tebal
kulit telur seiktar 0,51 mm sedangkan telur yang berwarna putih memiliki tebal
kulit telur sekitar 0,44 mm. Perbedaan ketebalan kulit telur ini menyebabkan telur
dengan warna kulit kerabang nya coklat lebih baik dan tahan lama daripada telur
4. Bentuk Telur
dikarenakan faktor genetis. Setiap induk yang bertelur berurutan dengan bentuk
9
yang sama, yaitu bulat, panjang, lonjong, dansebagainya. Telur yang baik
memiliki bentuk yang proposional, tidak berbenjol – benjol, tidak lonjong dan
c. Ukuran Telur
Besar dan bobot telur yang berasal dari satu flock ayam bervariasi.
telur yang besar, demikian juga yolk yang kecil menghasilkan telur yang
kecil.
induk bertelur.
berikutnya menjadi lebih kecil, pada kejadian ini besar yolk berkurang.
ukuran telur terhadap harga masih belum terlihat. Ini dikarenakan masyarakat
Jumbo 68,5
Besar 54,3
Medium 47,2
Kecil 40,2
telur, keadaan diameter rongga udara, keadaan putih dan kuning telur, bentuk dan
warna kuning telur serta tingkat kebersihan kerabang telur (Sirait, 1986).
Menurut Winarno (1993), Klasifikasi telur dibagi atas empat kualitas, yaitu :
(1) Kualitas AA
Kulit telur untuk kualitas ini harus bersih, tidak retak atau berkerut, bentuk
kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. Rongga
udara berada di bagian tumpul dan tidak bergerak-gerak. Putih telur harus bersih
(2) Kualitas A
11
Kulit telur juga harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal.
Rongga udara 0,48 cm dan terdapat bagian tumpul dari telur. Putih telur bersih
(3) Kualitas B
Kulit telur bersih, tidak pecah/retak dan agak tidak normal, misalnya
sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan lebih encer.
(4) Kualitas C
Kulit telur bersih dan sedikit kotor, kulit tidak normal. Rongga udara
sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal.
Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak, bentuk telur tidak normal atau
pipih.
2. Berat Telur
Dalam BSN (2008) SNI 01-3926-1995 Telur ayam segar untuk konsumsi
a. Kecil (<50 g)
c. Besar (>60 g)
Jumbo (> 76 g), Extra large (70-77 g), Large (64-70 g), Medium (58.64 g),
Medium Small (52-58 g) dan Small (< 52 g). Telur yang berukuran kecil memiliki
kualitas isi yang tinggi dibanding telur yang besar. Standar ukuran dalam
pemasaran telur adalah 56,7 gram per butir (Sumarni dan Nan Djuarnani, 1995).
12
Indeks telur dapat dikategorikan menjadi bentuk lonjong, oval, dan bulat.
Hal ini didukung oleh Djanah (1990), bahwa bentuk telur yang baik adalah berupa
elips yang asimetris atau yang disebut berbentuk oval cossini dengan ujung yang
satu harus lebih tumpul dari ujung yang lain. Telur yang panjang dan sempit
relatifakan mempunyai indeks yang lebih rendah, sedangkan telur yang pendek
dan luas walaupun ukurannya kecil atau besar akan mempunyai indeks yang lebih
besar (Romanoff, dkk 1963).
ayam, sehingga bentuk telur yang dihasilkan akan berbeda pula. Bentuk telur
biasanya dinyatakan dengan suatu ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu
perbandingan (dalam persen) antara ukuran lebar dan panjang telur. Ukuran
dapat dinilai dengan cara candling yaitu meletakkan telur dalam jalur sorotan
sinar yang kuat sehingga memungkinkan penemuan keretakan pada kulit telur,
ukuran serta gerakan kuning telur, ukuran kantung udara, bintik-bintik darah,
embrio bernafas. Makin lama kantong udara, umur telur relatif makin lama.
13
Membesarnya rongga udara disebabkan oleh menguatnya air di dalam isi telur
(Indratiningsih, 1996).
korelasi antara bobot telur (gram) dengan tinggi putih telur (mm). Beberapa
HU, indkes putih telur dan berkurangnya bobot telur karena terjadi penguapan air
Penentuan mutu telur yang terbaik adalah dengan cara menentukan indeks
Haugh. Penentuan kualitas telur cara ini ditemukan oleh Raymond Haugh tahun
1937. Untuk telur segar atau baru ditelurkan nilainya 100, sedangkan untuk telur
dengan mutu terbaik nilainya 75. Haugh Unit (HU) digunakan untuk menentukan
kualitas telur yang menyatakan hubungan antara berat telur dengan tinggi
(Card and Neishein, 1975). Berdasarkan HU, kualitas albumen dapat digolongkan
menjadi empat, yaitu highest (AA) untuk HU diatas 72, high (A) untuk HU antara
60 sampai 72, intermediate (B) jika HU antara 31 sampai 60 dan low (C) untuk
Ketebalan kerabang telur yang berwarna putih berbeda dengan kulit telur
yang berwarna coklat. Ketebalan kulit telur berwarna putih 0,44 mm, sedangkan
gizi yang disediakan bagi perkembangan sel telur yang telah dibuahi menjadi
seekor ayam. Bagian esensial dari telur adalah albumen (putih telur), yang
mengandung banyak air dan berfungsi sebagai peredam getaran. Secara bersama-
sama albumen dan yolk (kuning telur) merupakan cadangan makanan yang siap
digunakan oleh embrio. Telur dibungkus dilapisi oleh kerabang yang berfungsi
sebagai pelindung terhadap gangguan fisik, tetapi juga mampu berfungsi untuk
pertukaran gas untuk respirasi (pernafasan). Telur ayam berdasar beratnya terbagi
atas albumen 56% sampai dengan 61%, yolk 27% sampai dengan 32% dan
Indeks kuning telur diperoleh dari tinggi kuning telur. Umur telur
kuning telur melemah. Selain itu juga kekuatan dan elastisitas membrane vitellin
dipengaruhi oleh faktor ukuran telur, temperatur penyimpanan, pH putih telur dan
dengan mengukur indeks kuning telur. Indeks kuning telur segar beragam antara
0,33 dan 0,50 dengan nilai rata-rata 0,42. Semakin bertambahnya umur telur,
15
indeks kuning telur semakin menurun karena penambahan ukuran kuning telur
dengan rata-rata garis tengah panjang dan pendek putih telur. Dalam telur yang
baru ditelurkan nilai ini berkisar antara 0,050 dan 0,174, meskipun biasanya
berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks putih telur jugan menurun karena
(Koswana, 2002).
16
III
3.1 Alat
dipecahkan
12. Ember digunakan untuk menampung air dan telur pada pengukuran
specific gravity
3.2 Bahan
2. Larutan garam
3. Air
mengambang
2. Kualitas Telur
BTx12/28,349=… ons/dozen
Dengan menggunakan jangka sorong, diukur panjang (P) dan lebar (L)
telur,
Diamati kerabang telur, dengan cara memutar telur di atas lubang cahaya
Diamati seluruh permukaan telur, apakah ada noda atau kotoran atau tidak
dinyalakan
menempelkan alat tersebut pada bagian yang ada rongga udaranya tadi
19
Diamati pula apakah rongga udara masih utuh atau sudah pecah
Digunakan jangka sorong untuk mengukur tinggi putih telur dengan cara
menusukkan alat tersebut ke bagian putih telur dekat yolk, tetapi tidak
dekat kalaza.
kemudian dirata-ratakan
Dibaca skala yang ditunjukan alat (mm) dan tulis pada tabel. Untuk
c. Pengamatan tambahan
millimeter skrup
Ditimbang kerabang
Bersamaan dengan no. 8 pada kualitas telur, diukur rataan lebar putih telur
IV
1.
2.
3.
4.
5.
Pengamatan 1 2 3 4 5
3. Tekstur B AA B AA B
4. Keutuhan AA AA AA AA AA
5. Kebersihan B AA B A A
23
6. Rongga AA AA AA AA AA
Udara
7. Bayangan A B B B B
Yolk
8. HU B C B B B
9. Keadaan B AA B AA AA
Albumen
10. Bentuk, AA A AA A AA
kebersihan
dan besar AA A B A AA
yolk
Kesimpulan B C B B B
Pengamatan 1 2 3 4 5
1. Tebal
(mm)
2. Bobot
bagian-
31 27 35 37 36
bagian
telur (%)
3. Index
0,38 0,33 0,04 0,37 0,45
Albumen
24
(IA)
4. Index
0,04 0,01 0,02 0,04 0,04
Yolk ( IY)
2.7 Pembahasan
1. Bobot Telur
Pengamatan kualitas telur eksterior pertama yaitu bobot telur. Bobot telur
ini dilakukan dengan cara menimbang telur dengan timbangan dengan satuan
pengukuran mengenai bobot telur pada telur nomor 1 bobot telurnya 21,16
ons/dozen yang termasuk dalam kategori ukuran medium, telur nomor 2 dengan
bobot telur 21,59 ons/dozen masuk dalam kategori ukuran medium, telur nomor 3
memiliki bobot telur 26,67 ons/dozen juga masuk kedalam kategori ukuran large,
telur nomor 4 dengan bobot telur 26,67 ons/dozen masuk dalam kategori large,
telur nomor 5 memiliki bobot telur 24,13 ons/dozen dan masuk dalam kategori
large.
konsumsi terdapat standar bobot telur, yaitu kecil (<50 g), sedang (50 g sampai
dengan 60 g), dan besar (>60 g). Satuan gram bobot dari telur yang kami amati,
ukuran untuk telur yang kami amati dari telur 1 sampai 5 yaitu sedang, sedang,
besar, besar, sedang. Tidak terlalu bereda jauh antara hasil perhitungan kami
ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu perbandingan (dalam persen) antara
ukuran lebar dan panjang telur. Ukuran indeks telur yang baik adalah sekitar 70-
75. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapat kan pada nomor telur 1
memiliki nilai SI sebesar 80mm dan masuk kedalam kategori bulat, nomor telur 2
telur 3 dengan SI 77,25mm termasuk dalam kategori bentuk bulat, nomor telur 4
memiliki nilai SI sebesar 74,83mm masuk dalam kategori bentuk normal, dan
nomor telur 5 dengan nilai SI 77,27mm masuk dalam kategori bentuk bulat.
Menurut Djanah (1990), bentuk telur yang berbeda – beda tersebut dipengaruhi
oleh bentuk oviduct pada masing-masing induk ayam, sehingga bentuk telur yang
dihasilkan akan berbeda pula. Bentuk telur biasanya dinyatakan dengan suatu
ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu perbandingan (dalam persen) antara
ukuran lebar dan panjang telur. Ukuran indeks telur yang baik adalah sekitar 70-
75. Jadi, telur yang kami amati yaitu telur 2 dan 4 mempunyai bentuk yang baik
sedangkan 1, 3 dan 5 bukan berarti kurang baik tetapi dari bentuknya, telur-telur
secara eksternal, seperti retaknya kerabang, tekstur kerabang, warna kerabang dan
telur didapatkan telur nomor 1 masuk dalam kualitas B yaitu tekstur kerabang
26
agak kurang baik dan banyak areal kasar. Telur nomor 2 berkualitas AA, yaitu
tekstur dan kekuatan baik, bebas permukaan kasar bintik dan keriput. Telur nomor
3 tergolong dalam kualitas B yaitu tekstur kerabang agak kurang baik dan banyak
areal kasar. Telur nomor 4 berkualitas AA, yaitu tekstur dan kekuatan baik, bebas
permukaan kasar bintik dan keriput. Telur nomor 5 berkualitas B yaitu tekstur
konsumen. Mutu telur utuh dapat dinilai dengan cara candling yaitu meletakkan
telur dalam jalur sorotan sinar yang kuat sehingga memungkinkan penemuan
keretakan pada kulit telur, ukuran serta gerakan kuning telur, ukuran kantung
telur yang kami amati tidak ada kerabang yang retak semuanya dalam keadaan
utuh.
5. Kebersihan Telur
dengan nomor 1 memiliki kualitas B, yaitu telur agak bersih bebas dari kotoran
yang mnempel hanya ada noda berkumpul <1/32. Telur nomor 2 memiliki kualitas
AA, bersih tidak ada noda sedikitpun. Telur nomor 3 memiliki kualitas B, yaitu
telur agak bersih bebas dari kotoran yang mnempel hanya ada noda berkumpul
<1/32. telur nomor 4 memiliki kualitas A, bersih dan hanya ada sedikit noda
27
ringan. Telur nomor 5 memiliki kualitas A, bersih dan hanya ada sedikit noda
ringan. Penilaian ini mengikuti pendapat Sirait (1986), faktor-faktor kualitas yang
dapat memberikan petunjuk terhadap kesegaran telur adalah susut bobot telur,
keadaan diameter rongga udara, keadaan putih dan kuning telur, bentuk dan warna
Telur yang segar memiliki rongga udara yang lebih kecil dibandingkan
telur yang sudah lama. Menurut Paula Figoni (2008), semakin telur bertambah
tua, akan mengalami kehilangan uap basah (moisture) dan menyusut, maka
rongga udara akan semakin membesar. Itu berarti telur yang menjadi media
rongga udara saat dilakukan candling pada telur. Menurut Sarwono (1994)
membesarnya rongga udara disebabkan oleh menguatnya air di dalam isi telur.
Rongga udara itu sendiri berfungsi sebagai sumber oksigen bagi embrio. Fungsi
lain dari rongga udara itu sendiri menurut Gary et al (2009) yaitu menentukan
indikator umur karena semakin lama telur, rongg udara akan semakin terlihat.
mengamati bagian rongga udara pada telur. Bagian tumpul pada telur dimana
bagian tersebut adalah letak rongga udara tersebut. Cara pengamatan rongga udara
ini yaitu dengan menepatkan bagian runcing telur diatas lubang candler yang
sudah dinyalakan. Hasil pengamatan dengan candler, semua telur yang diamati
tidak memiliki rongga udara. Untuk itu tidak ada pula pergeseran rongga udara
yang menunjukkan tidak ada sobeknya inner shell membrane. Untuk penentuan
kualitas rongga udara berdasarkan standar penilaian semua lima butir telur
28
kategori AA yaitu memiliki kedalaman rongga udara pada telur 0 - 0,3 cm.
7. Bayangan yolk
dengan melakukan candling pada telur dengan alat candler. Telur diteropong
dengan candler yang sudah terlebih dahulu dinyalakan, kemudian telur diputar ke
kiri dan ke kanan untuk melihat isi telur. Menurut Djanah (1990), apabila
bayangan kuning telur tidak jelas dan posisinya masih di tengah, serta gerakannya
tidak terlihat, berarti putih telurnya masih kental, sehingga pandangan kepada
bayangan yolk menjadi terhalangi. Hal itu menunjukkan bahwa kuning telurnya
masih kuat diikat oleh khalaza sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas telurnya
masih baik, yang mana khalaza tersebut berfungsi untuk menjaga kuning telur
agar posisi keping lembaga selalu diatas & kuning telur tetap pada tempatnya,
sehingga kualitas kuning telur tetap terjaga dengan baik. Selain itu, putih telur
makanan dan air. Sehingga dengan ketebalan putih telur tersebut, akan
pada telur nomor 1 dikategorikan grade A yaitu bayangan yol sedikit terlihat tapi
tidak jelas yang menandakan kulaitas putih telur cukup baik dan telur nomor 2,3,4
dan 5 dikaegorikan grade B yaitu bayangan yolk terlihat jelas ketika telur digerak-
8. Specific Gravity
pencelupan telur ke dalam larutan garam dengan specific gravity yang bervariasi.
29
Penentuan kualitas telur dengan cara ini dibutuhkan alat berupa keranjang, ember
dan larutan garam. Pada pengamatan yang telah dilakukan, larutan garam
digunakan specific gravity yang bervariasi, yaitu 1,075 ; 1,080 ; 1,085 ; 1,090 ;
1,095 ; dan 1,100 yang terlebih dahulu diukur dengan hydrometer. Sehingga
ember yang digunakan ada enam buah yang berisi masing – masing air sebanyak ¾
ember dan ditambahkan dengan garam yang jumlahnya sesuai dengan specific
semua ember satu per satu yang berisi larutan garam dengan beberapa tingkat
keenceran yang berbeda, dan diurutkan mulai dari larutan garam yang terencer
(specific gravitynya terendah). Lalu sambil diperhatikan posisi telur dalam ember,
banyak yang mengambang pada specific grafity di atas 1,075 maka kualitas telur
(kerabang) baik. Karena berat jenis telur hampir sebagian dipengaruhi oleh berat
garam yang specific grafitynya 1,085. Telur nomor 2, 4, dan 5 tenggelam pada
larutan garam yang specific grafitynya 1,090. Telur nomor 3 tenggelam pada
larutan garam yang specific grafitynya 1,080. Untuk itu berdasarkan pengamatan
ini, dapat dikategorikan bahwa telur nomor 2, 3 dan 5 adalah telur yang
dekat yolk namun tidak dekat kalaza menggunakan jangka sorong yang
30
Dimana:
sangat kental, tebal, dan teguh sehingga telur dengan HU lebih dari 72
masuk ke kelas AA. Nilai HU 60-71 masuk ke kelas A. Nilai HU 31-59 masuk
abnormalitas dari telur yang mungkin disebabkan oleh infeksi penyakit sehingga
albumen tidak bisa melindungi yolk dan telur dimasukkan ke kelas C. Pada
yaitu telur pertama 56,12 masuk ke kelas B, telur kedua 20,08 masuk ke kelas C,
telur ketiga 37,95 masuk ke kelas B, telur keempat 54,35 masuk ke kelas B dan
Kondisi albumen yang baik adalah albumen yang bersih dari segala
dikelaskan pada kelas B karena terlihat sedikit noda ringan sedangkan telur
lainnya dikelaskan di kelas AA karena tidak ada noda sama sekali. Sedangkan
kondisi yolk, untuk kebersihan yolk telur 2 dan 4 dimasukkan ke kelas A karena
terdapat noda ringan pada saat pengamatan sedangkan telur yang lain masuk
dalam kelas AA karena tidak terdapat noda pada yolk. Sedangkan untuk bentuk
31
dan besar yolk telur 3 dimasukkan ke kelas B karena kuning telur agak melebar
dan mendatar, untuk telur 2 dan 4 dimasukkan kedalam kelas A karena kuning
telurnya terlihat bulat, membukit dan kental tetapi tidak sebaik telur 1 dan 5 yang
dimasukkan kedalam kelas AA karena kondisi yolk yang lebih bulat, membukit
berdasarkan keadaan putih telur, yaitu merupakan korelasi antara bobot telur
(gram) dengan tinggi putih telur (mm). Beberapa pendapat menyatakan semakin
lama telur disirnpan, semakin besar penurunan HU, indeks putih telur dan
berkurangnya bobot telur karena terjadi penguapan air dalam telur hingga kantong
Hasil pengamatan ketebalan kerabang telur adalah 0,36 mm, 0,37 mm,
0,39 mm, 0,42 mm, dan 0,43 mm. Dan rata-rata tebal kerabang telur adalah 0,39
dilakukan pada bagian tengah, ujung tumpul dan ujung lancip telur
maksimal diperoleh pada ujung lancip, dan yang paling tipis pada bagian
pertukaran udara luar dengan embrio didalam telur. Jumlah pori-pori ini
ketebalan kerabang telur yang berwarna putih berbeda dengan kulit telur yang
berwarna coklat. Ketebalan kulit telur berwarna putih 0,44 mm, sedangkan yang
persentase albumen yaitu 31%, 27%, 35%, 37% dan 36%. Putih telur tersusun
a. Putih telur cair bagian luar sebanyak 23 % dari total putih telur.
e. Persentase kerabang telur sekitar 10% dari berat telur yang tersusun dari
bidang datar dan licin (kaca). Kuning telur dipisahkan dari putih telur
secara hati-hati. Indeks Kuning Telur diukur dengan menggunakan alat jangka
sorong untuk tinggi kuning telur dan lebar kuning telur. Telur yang telah
Kuning Telurnya. Hasil pengamatan indeks kuning telur dicatat pada tabel hasil
pemeriksaan. Hasil indeks kuning telur yang didapat dari perhitungan yaitu 0,38;
0,33; 0,04; 0,37; dan 0,45. Indeks kuning telur pada saat telur dikeluarkan
adalah 0,45 kemudian akan menurun menjadi 0,30 apabila telur disimpan
selama 25 hari (25oC). Penyimpanan telur pada 0oC selama 5,5 bulan mampu
memberikan daya tahan indeks kuning telur sebesar 0,45 (Yuwanta, 2010).
33
karena di dalamnya terkandung zat gizi yang disediakan bagi perkembangan sel
telur yang telah dibuahi menjadi seekor ayam. Bagian esensial dari telur adalah
albumen (putih telur), yang mengandung banyak air dan berfungsi sebagai
gangguan fisik, tetapi juga mampu berfungsi untuk pertukaran gas untuk
respirasi (pernafasan). Telur ayam berdasar beratnya terbagi atas albumen 56%
sampai dengan 61%, yolk 27% sampai dengan 32% dan kerabang 8,9% sampai
dengan 11%.
untuk mengukur tinggi putih telur dan lebar putih telur. Telur yang telah
pemeriksaan. Hasil dari perhitungan indeks albumen yang didapat yaitu 0,04;
0,01; 0,02; 0,04; dan 0,04. Ternyata bahwa ukuran indeks albumen berkisar
dkk., 1987) berada pada kisaran 0.09-0.12. Perolehan hasil pengamatan masih
direkomendasikan.
34
Berdasarkan teori Heath (1976) indeks kuning telur diperoleh dari tinggi
vitellin yang menyebabkan kuning telur melemah. Selain itu juga kekuatan dan
vitellin diamati dengan mengukur indeks kuning telur. Indeks kuning telur segar
beragam antara 0,33 dan 0,50 dengan nilai rata-rata 0,42. Menurut Shenstone
(1968) semakin bertambahnya umur telur, indeks kuning telur semakin menurun
antara tinggi putih telur dengan rata-rata garis tengah panjang dan pendek putih
telur. Dalam telur yang baru ditelurkan nilai ini berkisar antara 0,050 dan 0,174,
meskipun biasanya berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks putih telur jugan
pH yang tinggi.
35
5.1 Kesimpulan
1. Telur dibagi menjadi beberapa komponen yaitu kerabang, putih telur
2. Telur yang baik terlihat dari bagian eksteriornya yaitu bobot telurnya yang
udara yang sedikit atau bahkan tidak ada, kerabang yang utuh tanpa ada
3. Telur yang baik dari bagian interiornya yaitu putih telur dan kuning telur
yang kental, tidak ada noda pada putih ataupun kuning telur.
5.2 Saran
1. Sebaiknya diberikan contoh asli telur dengan grade AA sampai No Grade
Card, L.E. and M.C. Nesheim. 1972. Poultry Production. 11th Ed. Lea and
Febiger, Philadelphia.
Edjeng, S., Umiysti, A., dan Ruhyat, K. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Gary, D., Butcher, D. V. M. dan Richard Miles. 2009. Ilmu Unggas. Jasa Ekstensi
Koperasi, Lembaga Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida.
Gainesville.
Izati, A. I., F. A. Gardner dan D. B. Meller. 1986. The Effect of Egg of Bird and
Season of The Year on Egg Quality.II. Haugh Unit and Compositional
Attributes. Polutry Sci. 65:726-728.
Nesheim, M. C., R. E. Austic and L. E. Card. 1979. Poultry Production 12th ed.
Lea Febiger, Philadelphia.
Purnomo, H.dan Adiono. 1985. Ilmu pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Romanoff, A.L. dan A.J. Romanoff. 1963. The Avian Egg. John Wiley dan Sons,
Inc.. New York.
Stadellman, W.J. dan O.J. Cotteril. 1973. Egg Science and Technology. 4th ed.
The Avi Publishing Co. Inc.: New York
Stadellman, W.J. dan O.J. Cotteril, 1995. Egg Science and Technology. 4th ed.
Avi Publishing Co. Inc. New York.
Suprapti, L., 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin, Tepung Telur, dan Telur Beku.
Penerbit kanisius. Yogyakarta.
Warsono, I.U. dan S.D. Rumetor, 1989. Teknologi Hasil Ternak (Telur, Susu dan
Daging). Diktat Kuliah Faperta Uncen Manokwari.
Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
LAMPIRAN
4,1
2. SI telur 2 = 5,4 x100 = 75,93 mm
4,38
3. SI telur 3 = 5,67 x100 = 77,25 mm
43,4
4. SI telur 4 = x100 = 74,83 mm
58
42,5
5. SI telur 5 = x100 = 77,25 mm
55
Keterangan :
h : tinggi yolk
w : diameter yolk
1,36
1. IY telur 1 = 3,58 = 0,38
1.33
2. IY telur 2 = 4,05 = 0,33
0,31
3. IY telur 3 = 7,53 = 0,04
1,59
4. IY telur 4 = 4,32 = 0,37
1,51
5. IY telur 5 = 3,38 = 0,45
3
0,33
1. Telur 1 = = 0,04
7,75
0,13
2. Telur 2 = = 0,01
10,48
0,27
3. Telur 3 = = 0,02
13,18
0,38
4. Telur 4 = = 0,04
8,78
0,32
5. Telur 5 = = 0,04
9,11
4