Bagian Kesatu
Prinsip Integritas
Pasal 4
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip integritas,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Memegang dan menepati janji
b. Menjaga kerpercayaan yang telah diberikan pihak lain
c. Menghindarkan diri dari semua bentuk ‘konflik kepentingan’ atau hal-hal yang dapat
diduga menimbulkan konflik kepentingan.
d. Berani mengakui keterbatasan dan kekhilafannya.
e. Tidak berbohong, atau secara sadar menyatakan , secara tertulis atau lisan,
sesuatu yang tidak benar.
f. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.
g. Tidak melempar tanggung jawabnya kepada pihak lain
(2) Dalam menegakkan prinsip integritas di bidang Pendidikan, dosen Institut
Teknologi Bandung seharunya :
a. Tidak minta balas jasa, secara langsung atau tidak langsung, dari mahasiswanya.
b. Tidak meminta kepada mahasiswa untuk melaksanakan pekerjaan yang tidak
berkaitan dengan program belajar-mengajar.
c. Menyebutkan tujuan penggunaan informasi apabila dia meminta informasi kepada
pihak lain, dan sedapat mungkin memberikan penghargaan yang sesuai kepada
pemberi informasi.
d. Tidak memberikan data pribadi, apalagi yang sifatnya rahasia, kepada pihak lain
tanpa sepengetahuan mahasiswa yang bersangkutan.
e. Bersungguh-sungguh dalam membantu mahasiswa untuk mengembangkan diri
secara maksimal.
f. Tidak menerima hadiah atau pemberian dari mahasiswa, atau keluarganya, yang
menyebabkan seorang dosen tidak bersikap obyektif dalam mengambil keputusan
atau dapat diduga akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
g. Tidak memberikan janji-janji kepada mahasiswa yang dapat mengurangi
obyektifitas dalam membuat keputusan.
(3) Dalam menegakkan prinsip integritas di bidang Penelitian, dosen Institut Teknologi
Bandung seharusnya :
a. Hanya mempublikasikan hasil penelitian yang sejauh pengetahuannya
mencerminkan gagasannya sendiri yang orisinil.
b. Tidak mengadopsi skripsi, tesis, disertasi atau karya mahasiswa di bawah
bimbingannya sebagai hasil karyanya.
c. Mencantumkan nama sebagai salah seorang penulis dalam suatu artikel sesuai
dengan kontribusi yang telah diberikannya dalam pemikiran, pengerjaan dan
penulisan artikel tersebut.
d. Tidak mempublikasikan suatu karya atas namanya berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pekerjaan penelitian orang lain yang belum dipublikasikan.
e. Tidak mempublikasikan karya yang sama berulang-ulang.
f. Menolak melakukan penelitian yang diketahuinya bersifat tidak pantas atau tidak
layak atau tidak etikal.
g. Tidak menggunakan informasi rahasia dari pemberi tugas penelitian untuk
kepentingan pribadi, serta tidak mempublikasikan.
h. Menghindari plagiarisme dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan karya
ilmiah.
i. Tidak menghilangkan atau mencantumkan nama seseorang untuk suatu karya
penelitian tanpa diketahui oleh orang yang bersangkutan
j. Tidak menyatakan suatu penelitian yang dilakukan untuk pihak lain sebagai
penelitian yang dilakukan untuk ITB.
k. Tidak memakai nama ITB untuk mendapatkan pekerjaan penelitian yang dilakukan
tidak untuk ITB.
l. Menolak untuk dicantumkan namanya dalam suatu karya tulis apabila dia tidak
terlibat dalam penuyusunannya.
m. Tidak memempatkan hasil atau informasi yang bersifat rahasia di ruang publik,
tanpa ijin dari pihak yang berwenang atas informasi tersebut
(4) Dalam menegakkan prinsip integritas di bidang Pengabdian Kepada Masyarakat,
dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Menolak suatu pekerjaan dari pihak luar yang diketahuinya bersifat tidak pantas
atau tidak layak atau tidak etikal.
b. Hanya menerima pekerjaan yang memungkinkan dirinya untuk memberikan
kontribusi nyata.
c. Tidak menghilangkan atau mencantumkan nama seseorang untuk suatu pekerjaan
tanpa diketahui oleh yang bersangkutan.
d. Menolak untuk menerima atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keahliannya.
e. Hanya menerima tawaran suatu pekerjaan yang berada di bidang keahlian dan
kepakarannya.
f. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai akademik dalam melakukan pekerjaan yang
ditawarkan pihak luar ITB .
g. Mempertimbangkan secara cermat danmpak dan implikasi sosial dari karya yang
dihasilkannya.
h. Menghindari terjadinya konflik kepentingan antara pemakai jasa dan ITB.
i. Selalu terbuka dan transparan dalam menjelaskan konflik-konflik kepentingan yang
muncul atau potensial muncul antara pemakai jasa dan ITB.
j. Tidak memberi kepada pihak lain ’sesuatu’ yang dapat diartikan sebagai penyuapan
(kick back).
k. Tidak menyatakan sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan untuk pihak lain sebagi kegiatan yang dilakukanny untuk ITB. .
l. Tidak memakai nama ITB untuk mendapatkan pekerjaan pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan tidak untuk ITB.
Bagian Kedua Prinsip Keadilan
Pasal 5
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip keadilan,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Tidak berlaku diskriminatif terhadap mahasiswa, staf akademik, staf tenaga
kependidikan dan mitra kerja lain atas dasar SARA.
b. Tidak menerapkan standard ganda dalam menilai hasil kerja atau prestasi
pendidikan, penelitian atau pengabdian kepada masyarakat seorang mahasiswa atau
dosen lainnya.
c. Memberikan apresiasi terhadap keberhasilan atau kontribusi mahasiswa, rekan
sejawat, dan mitra kerja yang lain .
d. Tidak bersikap, berperilaku yang dapat atau dianggap dapat merendahkan harga
diri (merusak self esteem) para mahasiswa, staf akademik lain dan staf tenaga
kependidikan, dan mitra kerja yang lain.
e. Memberi dan menerima imbalan sesuai dengan kontribusi yang diberikan.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai dalam pergaulan
diantara sesama sataf akademik dan staf tenaga kependidikan.
g. Senantiasa menjaga obyektifitas dalam memberikan pendapat terhadap
mahasiswa , atau staf akademik, atau staf tenaga kependidikan atau mitra kerja,
dengan sebaik mungkin memperhatikan data atau fakta yang relevan.
(2) Dalam menegakkan prinsip keadilan di bidang Pendidikan, dosen Institut Teknologi
Bandung seharunya :
a. Menjaga agar hubungan baik dengan mahasiswa dalam mengembangkan suasana
belajar yang kondusif tidak mempengaruhi obyektifitas dosen dalam pengambilan
keputusan.
b. Menunjukkan sikap obyektif dalam menilai usaha dan prestasi mahasiswa.
c. Memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mengemukakan
pendapatnya, termasuk pendapat yang berbeda
(3) Dalam menegakkan prinsip keadilan di bidang Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Mencantumkan urutan nama dalam suatu karyai ilmiah sesuai dengan kontribusi
orang yang bersangkutan.
b. Memberikan penghargaan dan imbalan kepada rekan peneliti lain sesuai dengan
kontribusinya.
c. Senantiasa menjaga obyektifitas dalam menilai atau memberikan pendapat tentang
karya peneliitian atau pengabdian masyarakat pihak lain, dengan memperhatikan
fakta, data atau informasi yang relevan sebaik mungkin.
Bagian Ketiga Prinsip Kemajuan
Pasal 6
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip kemajuan,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Bersemangat dan selalu berupaya untuk mengembangkan dan memutahirkan
kepakarannya.
b. Mengetahui dan memahai perkembangan terakhir dari ilmu pengetahuanm,
teknologi atau perkembangan seni budaya yang menjadi bidang keahliannya. .
c. Selalu melakukan perbaikan terhadap prestasi kerjanya.
d. Melakukan inovasi dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
(2) Dalam menegakkan prinsip kemajuan di bidang Pendidikan, dosen Institut
Teknologi Bandung seharunya :
a. Mengembangkan suasana dan proses pembelajaran yang memotivasi mahasiswa
untuk mengembangkan kreativitas dan mencapai yang terbaik.
b. Memberikan peluang sebesar-besarnya kepada mahasiswa untuk mengakses
fasilitas pembelajaran yang tersedia.
c. Memberikan peluang kepada mahasiswa untuk melakukan interaksi akademik
dengan dirinya.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk melakukan penelitian secara mandiri.
e. Memberikan kepada para mahasiswa ilmu pengethauan yang sejauh kesadarannya
merupakan yang paling lengkap, sesuai dengan kurikulum.
f. Menjaga agar materi pelajaran tetap mutakhir
g. Tidak memberikan materi pelajaran yang sudah usang
(3) Dalam menegakkan prinsip kemajuan di bidang Penelitian dan pengabdian kepada
Masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Mencari tema atau materi penelitian yang unik dan mutakhir
b. Tidak mentolerir sikap mengabaikan mutu (mediocrity)
c. Menggali dan mengembangkan ilmu di bidangnya
d. Mengeksplorasi bidang-bidang penelitian dan pengembangan yang baru.
e. Mencari cara-cara baru atau cara yang lebih baik untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni untuk kesejahteraan masyarakat.
Bagian Keempat Prinsip Keterbukaan
Pasal 7
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip keterbukaan,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Menghargai pandangan dan pendapat orang lain
b. Menghormati dan terbuka terhadap perbedaan pendapat..
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu, teknologi serta permasalahan yang
dihadapi masyarakat.
d. Menghargai kompetensi atau kepakaran orang lain
e. Membuka diri terhadap berbagai masukan, umpan balik dan kritik.
f. Tidak menyembunyikan sumber yang telah memberi masukan atau inspirasi bagi
pengembangan ilmu, pengetahuan, atau keahlian yang sedang ditekuni, diteliti dan
dikembangkannya.
(2) Dalam menegakkan prinsip keterbukaan di bidang Pendidikan, dosen Institut
Teknologi Bandung seharunya :
a. Memberi kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mengemukakan
pendapatnya.
b. Menumbuhkan keberanian dan kemampuan mahasiswa untuk mempertanyakan
pengetahuan yang dipandang sudah mapan.
c. Menghargai pendapat mahasiswa.
d. Membantu mahasiswa untuk mengembangkan sikap yang menghargai perbedaan
pendapat.
e. Mencari masukan dan umpan balik dari mahasiswa mengenai kualitas
pembelajaran yang sudah dilakukan.
(3) Dalam menegakkan prinsip keterbukaan di bidang Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Menginformasikan hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat kepada
rekan dosen yang memerlukannya.
b. Mencari masukan dan umpan balik terhadap penelitian dan pengabdian masyarakat
yang dilakukan.
c. Terbuka terhadap pandangan dan pendapat yang berbeda dalam melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Bagian Kelima Prinsip Kebermaknaan ( Meaningfulness).
Pasal 8
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip
Kebermaknaan (Meaningfulness), dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya
berusaha semaksimal mungkin mengembangkan dan menyebar-luaskan
pengetahuan yang berguna untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat luas
dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Dalam menegakkan prinsip Kebermaknaan ( Meaningfulness) di bidang
Pendidikan, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Memberikan pengetahuan kontestual kepada para mahasiswa, agar substansi
pelajaran yang diajarkan dapat dilihat dan dirasakan maknanya oleh para mahasiswa.
b. Memberikan pengetahuan yang mutakhir dan bernilai bagi mahasiswa, dan
menghindarkan diri dari mengajarkan pengetahuan yang sudah usang.
(3) Dalam menegakkan prinsip Kebermaknaan ( Meaningfulness) di bidang Penelitian,
dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Senantiasa berusaha berkreasi agar penelitian yang dilakukannya mempunyai
kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas keilmuan maupun kehidupan
b. Menolak melakukan penelitian yang bersifat manipulatif, tanpa makna nyata bagi
peningkatan kualitas keilmuan dan kehidupan.
c. Melakukan penelitian yang manfaatnya lebih besar kepada masyarakat umum, yaitu
melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta
bertanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan hidup.
(4) Dalam menegakkan prinsip Kebermaknaan (Meaningfulness) di bidang
Pengabdian kepada masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Berperan nyata dalam berbagai usaha peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
masyarakat sehingga hidup dan kehidupan mereka menjadi lebih baik
b. Berusaha mencegah berbagai hal yang menyebabkan atau mengarah kepada
kesia-siaan hidup dan kehidupan masyarakat melalui pendekatan keilmuan dan
keahlian yang dimilikinya
Bagian Keenam Prinsip Tumbuh dan Berkembang Bersama
Pasal 9
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip Tumbuh dan
Berkembang Bersama, dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya membangun
semangat kebersamaan, dan saling membantu dan mendukung untuk kemajuan
anggota dan masyakat akademik ITB.
(2) Dalam menegakkan prinsip Tumbuh dan Berkembang Bersama di bidang
Pendidikan, dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya :
a. Bekerja sama dengan rekan sejawat dalam kegiatan yang berkaitan dengan proses
belajar dan mengajar.
b. Membagi kegiatan pengajaran sesuai dengan bidang keahlian masing-masing dan
memberikan kebebasan rekan sejawat dalam proses mengajar .
c. Melakukan pembinaan terhadap dosen yang lebih muda, maupun terhadap teknisi
dan karyawan di lingkungannya.
d. Memandang mahasiswa sebagai mitra dalam usaha pencarian dan
penyempurnaan ilmu pengetahuan dan pengembangan kreativitas.
(3) Dalam menegakkan prinsip Tumbuh dan Berkembang Bersama di bidang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung
seharunya :
a. Senantiasa mencari dan mengembangkan cara-cara agar masyarakat luas bisa
memperoleh manfaat yang lebih besar dari penelitian dan pengetahuan yang
dimilikinya.
b. Membantu mitra yang berusaha meningkatkan kemampuannya dalam bidang
penelitian atau pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 15
ETIKA DOSEN TERHADAP UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Etika dosen terhadap Universitas Negeri Jakarta meliputi :
1. Wajib menjunjung tinggi dan memahami asas-asas, visi, misi dan tujuan dari
Universitas Negeri Jakarta.
2. Berperan aktif memelihara dan mengembangkan keberadaan Universitas.
3. Menjaga dan meningkatkan nama baik universitas.
4. Menjunjung tinggi kebebasan akademik dan menumbuh kembangkan
suasana akademik di Universitas.
5. Menghayati dasar-dasar kekeluargaan dan kemasyarakatan dalam
pengelolaan/penyelengga-raan Universitas berdasarkan kepada Statuta
Universitas Negeri Jakarta.
6. Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di Universitas Negeri Jakarta
pada khususnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
umumnya.
7. Jujur dalam melaksanakan proses pendidikan, penelitian, membuat karya
tulis, dan dalam melakukan tindakan lain yang menyangkut nama
Universitas Negeri Jakarta.
8. Sopan dalam berpakaian dan bertingkah laku;
9. Berdisiplin dan berlaku etis dalam setiap kegiatan;
10. Menjaga integritas Universitas Negeri Jakarta dan dirinya sendiri.
Pasal 16
Dalam hal bersikap dan berperilaku tidak dibenarkan
seluruhnya dan/atau sebagian masyarakat di Universitas
Negeri Jakarta :
a. Menyalahgunakan nama, lambang, dan segala bentuk atribut Universitas
Negeri Jakarta;
b. Memalsukan dan/atau menyalahgunakan surat-surat atau dokumen
Universitas Negeri Jakarta;
c. Menghambat dan/atau mengganggu berlangsungnya kegiatan Universitas
Negeri Jakarta;
d. Memasuki dan/atau mencoba memasuki dan/atau menggunakan serta
memindahkan secara tidak sah ruangan, bangunan dan sarana lain, milik
atau di bawah pengawasan Universitas Negeri Jakarta;
e. Menolak untuk meninggalkan dan/atau menyerahkan kembali ruangan
bangunan dan/atau sarana lain milik dan/atau dibawah pengawasan
Universitas Negeri Jakarta yang digunakan secara tidak sah;
f. Mengotori dan/atau merusak ruangan/bangunan dan sarana lain milik
dan/atau di bawah pengawasan Universitas Negeri Jakarta;
g. Melakukan pemukulan, penganiayaan, dan penekanan, serta pencemaran
nama baik, yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak lain;
h. Menimbulkan dan/atau mencoba menimbulkan ketidaktertiban dan
perpecahan di lingkungan Universitas Negeri Jakarta;
i. Menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki dan/atau berada di bawah
pengawasan Universitas Negeri Jakarta secara tidak bertanggungjawab.
Pasal 17
ETIKA DOSEN DALAM BERMASYARAKAT
Etika dosen dalam bermasyarakat meliputi :
1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain;
2. Bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan;
3. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di
lingkungan masyarakat;
4. Tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan
dan mengganggu keharmonisan masyarakat;
5. Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar;
6. Berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan;
a. 7. Membudayakan sikap tolong menolong dan bergotong royong di
lingkungan masyarakat;
7. Menjaga kelestarian, keutuhan, keharmonisan dan kesejahteraan keluarga,
serta reputasi sosial di masyarakat;
8. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat.
9. Menghormati setiap warga negara tanpa membedakan agama,
kepercayaan, suku, ras, dan status sosial.
10. Mewujudkan pola hidup yang serasi, selaras, dan seimbang dengan
masyarakat.
11. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, santun, tanpa pamrih, dan
tanpa unsur paksaan.
12. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak
diskriminatif.
13. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat.
14. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pasal 18
ETIKA DOSEN TERHADAP SESAMA DOSEN
Etika dosen terhadap sesama dosen meliputi :
1. Bekerjasama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan
Tinggi;
2. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial;
3. Bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci,
merendahkan atau mengungkap kejelekan teman sesama
dosen di muka umum;
4. Membangun kreativitas dan memberikan dorongan
positif kepada rekan sejawat dan dosen junior untuk
meningkatkan prestasi kerjanya;
5. Memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan
akademik serta hak kebebasan mimbar akademik antar
dosen;
6. Memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat
akademik antar dosen;
7. Memperhatikan batas kewenangan dan tanggung jawab
ilmiah dalam menggunakan kebebasan akademik serta
tidak melangkahi wewenang keahlian atau keahlian
rekan sejawatnya;
8. Memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap
rekan dosen dan juniornya;
9. Memberikan kesempatan kepada dosen junior untuk
mengembangkan kariernya,
10. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan, menjunjung
tinggi harkat dan martabat sesama dosen, menghargai
perbedaan pendapat di antara rekan-rekan dosen;
11. Menghargai antara teman sejawat baik secara vertikal
maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi
maupun antar instansi;
12. Tidak membuka hal-hal yang memalukan atau
merugikan teman sejawat baik disengaja maupun tidak
disengaja, kecuali hal itu merupakan keharusan dalam
memenuhi tuntutan profesional atau diharuskan
menurut hukum dan perundang-undangan.
Pasal 19
ETIKA DOSEN
TERHADAP TENAGA ADMINISTRASI
Etika dosen terhadap Tenaga Administrasi meliputi :
1. Menghormati sesama warga program studi, fakultas, dan
universitas tanpa membedakan agama, kepercayaan,
suku, ras, dan status sosial
2. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan
3. Saling menghormati baik secara vertikal maupun
horisontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar
instansi
4. Menghargai perbedaan pendapat
24
5. Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama
pegawai
6. Menjaga dan menjalin rasa solidaritas.
Pasal 20
ETIKA DOSEN
TERHADAP MAHASISWA
Etika dosen terhadap mahasiswa meliputi :
1. Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran
dengan sikap tulus ikhlas, kreatif, komunikatif,
berpegang pada moral luhur dan profesionalisme;
2. Tidak bertindak diskriminatif atas dasar ras, warna kulit,
keyakinan, jenis kelamin, suku bangsa, status
perkawinan, kepercayaan agama, politik, keluarga,
keturunan dan latar belakang sosial dan budaya
mahasiswa;
3. Menjaga hubungan baik dengan bersikap dan bertindak
adil terhadap mahasiswa;
4. Membimbing dan memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk mendapatkan, mengembangkan dan
mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
5. Membimbing dan mendidik mahasiswa ke arah
pembentukan kepribadian insan terpelajar yang mandiri
dan bertanggung jawab;
6. Mengembangkan dan merangsang pemikiran kreatif dan
inovatif mahasiswa;
7. Memberikan penilaian dan menentukan kelulusan
mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan hasil prestasi
mahasiswa secara obyektif;
8. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas
mahasiswa;
9. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dan sikap para mahasiswa;
10. Selalu berusaha untuk menjadi panutan (role model) bagi
mahasiswa;
25
11. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan dalam bentuk
apapun untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan;
12. Membantu mahasiswa dan melayani mereka secara adil;
13. Objektif dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan
hasil prestasi mahasiswa dan tidak diskriminatif
14. Tanggap terhadap keadaan akademik mahasiswa
15. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi
yang tidak benar kepada mahasiswa
16. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan
17. Selalu berusaha untuk menjadi teladan bagi mahasiswa
Leiden University
Code of Conduct between lecturer and student
Lecturers and students will at all times demonstrate proper behaviour in their contacts
with one another.
Treating one another in a respectful manner is a primary requirement of this behaviour.
Lecturers and students should show particular respect for differences relating to ethnic
or national origins, religious convictions, gender, sexual preferences and handicaps.
Lecturers and students will refrain from any undesirable behaviour, in particular
(sexual) harassment, aggression, violence and discrimination.
The Complaints Regulation and the relevant Code of Conduct apply to these last forms
of undesirable behaviour.
Lecturers will be aware of their exemplary role and will promote the standards of
behaviour prescribed in the code of conduct, both in word and deed.
Lecturers will observe the necessary detachment in their relations with individual
students and will keep these relations on a professional basis. They will not abuse the
(confidential) relationship which exists between lecturers and students.
In their relations with students, lecturers will be mindful of the disparity of their
relationship in terms of dependence and authority.
Lecturers and students will ensure that all forms of mixing personal and professional
relationships are avoided.
Should a relationship of a personal or intimate nature develop between a lecturer and
student, the lecturer will ensure that he/she is not required to assess the student’s
study or research performance, nor to take decisions of any other nature regarding the
student.
The lecturer will inform his direct supervisor regarding the existence of the relationship.
Lecturers will avoid personal contact with individual students in situations or in places
where this could give rise to the semblance of (sexual) harassment or abuse of power.
Lecturers and students should raise the issue of undesirable behaviour where
necessary and alert one another to any (possible) incidence of such behaviour.
Kode Etik antara dosen dan mahasiswa
Dosen dan siswa setiap saat akan menunjukkan perilaku yang tepat dalam kontak
mereka satu sama lain.
Memperlakukan satu sama lain dengan cara hormat adalah persyaratan utama dari
perilaku ini.
Dosen dan siswa harus menunjukkan rasa hormat khusus untuk perbedaan yang
berkaitan dengan asal-usul etnis atau nasional, keyakinan agama, jenis kelamin,
preferensi seksual dan cacat.
Dosen dan siswa akan menahan diri dari perilaku yang tidak diinginkan, khususnya
(seksual) pelecehan, agresi, kekerasan dan diskriminasi.
Peraturan Pengaduan dan Kode Etik yang relevan berlaku untuk bentuk perilaku
yang tidak diinginkan yang terakhir ini.
Dosen akan menyadari peran teladan mereka dan akan mempromosikan standar
perilaku yang ditentukan dalam kode etik, baik dalam kata dan perbuatan.
Dosen akan mengamati detasemen yang diperlukan dalam hubungan mereka
dengan masing-masing siswa dan akan menjaga hubungan ini secara profesional.
Mereka tidak akan menyalahgunakan hubungan (rahasia) yang ada antara dosen
dan mahasiswa.
Dalam hubungan mereka dengan siswa, dosen akan memperhatikan perbedaan
hubungan mereka dalam hal ketergantungan dan otoritas.
Dosen dan siswa akan memastikan bahwa semua bentuk pencampuran hubungan
pribadi dan profesional dihindari.
Jika suatu hubungan yang bersifat pribadi atau akrab berkembang antara dosen dan
siswa, dosen akan memastikan bahwa dia tidak diharuskan untuk menilai studi atau
kinerja penelitian siswa, atau untuk mengambil keputusan dari setiap sifat lain
mengenai siswa.
Dosen akan menginformasikan atasan langsungnya tentang keberadaan hubungan.
Dosen akan menghindari kontak pribadi dengan masing-masing siswa dalam situasi
atau di tempat-tempat di mana hal ini dapat menimbulkan kemiripan (seksual)
pelecehan atau penyalahgunaan kekuasaan.
Dosen dan siswa harus mengangkat masalah perilaku yang tidak diinginkan bila
perlu dan memperingatkan satu sama lain untuk setiap kemungkinan (kemungkinan)
kejadian perilaku tersebut.
Otago university
General Principles of the Policy are:
(a) that all members of the University community will be courteous, honest, fair, timely and ethical
in their dealings with one another;
(b) that no member of the University community will unduly interfere with the living, studying or
working environment of any other member of the University community while on campus, on a
field trip, a clinical placement or participating in an activity associated with the University;
(c) that services, benefits, opportunities and facilities provided by the University will be offered
without discrimination, as defined in the Policy;
(d) that a member of the University community who has authority over other members of the
community, will use that authority, both on and off campus, solely for the purposes stated and
implied in University policies and with regard to the aims and purpose of the University;
(e) Unethical behaviour includes, but is not limited to, sexual harassment, racial harassment,
discrimination, personal harassment and bullying, the abuse of supervisory authority and failing
to declare or manage a conflict of interest. This kind of conduct is described in Appendix 2:
Breaches of General Principles;
(f) Staff are expected to maintain professional relationships with each other and with students.
Depending on the circumstances, a staff member having an intimate personal relationship with a
student may be viewed as unethical. Further information about this is described in Appendix 1:
Breaches of General Principles;
(g) The University is committed to ensuring the right to institute or participate in any process
under this policy and to resolving any complaint in a timely and confidential manner.