Anda di halaman 1dari 32

ETIKA DOSEN ITB

Bagian Kesatu
Prinsip Integritas
Pasal 4
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip integritas,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Memegang dan menepati janji
b. Menjaga kerpercayaan yang telah diberikan pihak lain
c. Menghindarkan diri dari semua bentuk ‘konflik kepentingan’ atau hal-hal yang dapat
diduga menimbulkan konflik kepentingan.
d. Berani mengakui keterbatasan dan kekhilafannya.
e. Tidak berbohong, atau secara sadar menyatakan , secara tertulis atau lisan,
sesuatu yang tidak benar.
f. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.
g. Tidak melempar tanggung jawabnya kepada pihak lain
(2) Dalam menegakkan prinsip integritas di bidang Pendidikan, dosen Institut
Teknologi Bandung seharunya :
a. Tidak minta balas jasa, secara langsung atau tidak langsung, dari mahasiswanya.
b. Tidak meminta kepada mahasiswa untuk melaksanakan pekerjaan yang tidak
berkaitan dengan program belajar-mengajar.
c. Menyebutkan tujuan penggunaan informasi apabila dia meminta informasi kepada
pihak lain, dan sedapat mungkin memberikan penghargaan yang sesuai kepada
pemberi informasi.
d. Tidak memberikan data pribadi, apalagi yang sifatnya rahasia, kepada pihak lain
tanpa sepengetahuan mahasiswa yang bersangkutan.
e. Bersungguh-sungguh dalam membantu mahasiswa untuk mengembangkan diri
secara maksimal.
f. Tidak menerima hadiah atau pemberian dari mahasiswa, atau keluarganya, yang
menyebabkan seorang dosen tidak bersikap obyektif dalam mengambil keputusan
atau dapat diduga akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
g. Tidak memberikan janji-janji kepada mahasiswa yang dapat mengurangi
obyektifitas dalam membuat keputusan.
(3) Dalam menegakkan prinsip integritas di bidang Penelitian, dosen Institut Teknologi
Bandung seharusnya :
a. Hanya mempublikasikan hasil penelitian yang sejauh pengetahuannya
mencerminkan gagasannya sendiri yang orisinil.
b. Tidak mengadopsi skripsi, tesis, disertasi atau karya mahasiswa di bawah
bimbingannya sebagai hasil karyanya.
c. Mencantumkan nama sebagai salah seorang penulis dalam suatu artikel sesuai
dengan kontribusi yang telah diberikannya dalam pemikiran, pengerjaan dan
penulisan artikel tersebut.
d. Tidak mempublikasikan suatu karya atas namanya berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pekerjaan penelitian orang lain yang belum dipublikasikan.
e. Tidak mempublikasikan karya yang sama berulang-ulang.
f. Menolak melakukan penelitian yang diketahuinya bersifat tidak pantas atau tidak
layak atau tidak etikal.
g. Tidak menggunakan informasi rahasia dari pemberi tugas penelitian untuk
kepentingan pribadi, serta tidak mempublikasikan.
h. Menghindari plagiarisme dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan karya
ilmiah.
i. Tidak menghilangkan atau mencantumkan nama seseorang untuk suatu karya
penelitian tanpa diketahui oleh orang yang bersangkutan
j. Tidak menyatakan suatu penelitian yang dilakukan untuk pihak lain sebagai
penelitian yang dilakukan untuk ITB.
k. Tidak memakai nama ITB untuk mendapatkan pekerjaan penelitian yang dilakukan
tidak untuk ITB.
l. Menolak untuk dicantumkan namanya dalam suatu karya tulis apabila dia tidak
terlibat dalam penuyusunannya.
m. Tidak memempatkan hasil atau informasi yang bersifat rahasia di ruang publik,
tanpa ijin dari pihak yang berwenang atas informasi tersebut
(4) Dalam menegakkan prinsip integritas di bidang Pengabdian Kepada Masyarakat,
dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Menolak suatu pekerjaan dari pihak luar yang diketahuinya bersifat tidak pantas
atau tidak layak atau tidak etikal.
b. Hanya menerima pekerjaan yang memungkinkan dirinya untuk memberikan
kontribusi nyata.
c. Tidak menghilangkan atau mencantumkan nama seseorang untuk suatu pekerjaan
tanpa diketahui oleh yang bersangkutan.
d. Menolak untuk menerima atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keahliannya.
e. Hanya menerima tawaran suatu pekerjaan yang berada di bidang keahlian dan
kepakarannya.
f. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai akademik dalam melakukan pekerjaan yang
ditawarkan pihak luar ITB .
g. Mempertimbangkan secara cermat danmpak dan implikasi sosial dari karya yang
dihasilkannya.
h. Menghindari terjadinya konflik kepentingan antara pemakai jasa dan ITB.
i. Selalu terbuka dan transparan dalam menjelaskan konflik-konflik kepentingan yang
muncul atau potensial muncul antara pemakai jasa dan ITB.
j. Tidak memberi kepada pihak lain ’sesuatu’ yang dapat diartikan sebagai penyuapan
(kick back).
k. Tidak menyatakan sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan untuk pihak lain sebagi kegiatan yang dilakukanny untuk ITB. .
l. Tidak memakai nama ITB untuk mendapatkan pekerjaan pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan tidak untuk ITB.
Bagian Kedua Prinsip Keadilan
Pasal 5
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip keadilan,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Tidak berlaku diskriminatif terhadap mahasiswa, staf akademik, staf tenaga
kependidikan dan mitra kerja lain atas dasar SARA.
b. Tidak menerapkan standard ganda dalam menilai hasil kerja atau prestasi
pendidikan, penelitian atau pengabdian kepada masyarakat seorang mahasiswa atau
dosen lainnya.
c. Memberikan apresiasi terhadap keberhasilan atau kontribusi mahasiswa, rekan
sejawat, dan mitra kerja yang lain .
d. Tidak bersikap, berperilaku yang dapat atau dianggap dapat merendahkan harga
diri (merusak self esteem) para mahasiswa, staf akademik lain dan staf tenaga
kependidikan, dan mitra kerja yang lain.
e. Memberi dan menerima imbalan sesuai dengan kontribusi yang diberikan.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai dalam pergaulan
diantara sesama sataf akademik dan staf tenaga kependidikan.
g. Senantiasa menjaga obyektifitas dalam memberikan pendapat terhadap
mahasiswa , atau staf akademik, atau staf tenaga kependidikan atau mitra kerja,
dengan sebaik mungkin memperhatikan data atau fakta yang relevan.
(2) Dalam menegakkan prinsip keadilan di bidang Pendidikan, dosen Institut Teknologi
Bandung seharunya :
a. Menjaga agar hubungan baik dengan mahasiswa dalam mengembangkan suasana
belajar yang kondusif tidak mempengaruhi obyektifitas dosen dalam pengambilan
keputusan.
b. Menunjukkan sikap obyektif dalam menilai usaha dan prestasi mahasiswa.
c. Memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mengemukakan
pendapatnya, termasuk pendapat yang berbeda
(3) Dalam menegakkan prinsip keadilan di bidang Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Mencantumkan urutan nama dalam suatu karyai ilmiah sesuai dengan kontribusi
orang yang bersangkutan.
b. Memberikan penghargaan dan imbalan kepada rekan peneliti lain sesuai dengan
kontribusinya.
c. Senantiasa menjaga obyektifitas dalam menilai atau memberikan pendapat tentang
karya peneliitian atau pengabdian masyarakat pihak lain, dengan memperhatikan
fakta, data atau informasi yang relevan sebaik mungkin.
Bagian Ketiga Prinsip Kemajuan
Pasal 6
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip kemajuan,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Bersemangat dan selalu berupaya untuk mengembangkan dan memutahirkan
kepakarannya.
b. Mengetahui dan memahai perkembangan terakhir dari ilmu pengetahuanm,
teknologi atau perkembangan seni budaya yang menjadi bidang keahliannya. .
c. Selalu melakukan perbaikan terhadap prestasi kerjanya.
d. Melakukan inovasi dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
(2) Dalam menegakkan prinsip kemajuan di bidang Pendidikan, dosen Institut
Teknologi Bandung seharunya :
a. Mengembangkan suasana dan proses pembelajaran yang memotivasi mahasiswa
untuk mengembangkan kreativitas dan mencapai yang terbaik.
b. Memberikan peluang sebesar-besarnya kepada mahasiswa untuk mengakses
fasilitas pembelajaran yang tersedia.
c. Memberikan peluang kepada mahasiswa untuk melakukan interaksi akademik
dengan dirinya.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk melakukan penelitian secara mandiri.
e. Memberikan kepada para mahasiswa ilmu pengethauan yang sejauh kesadarannya
merupakan yang paling lengkap, sesuai dengan kurikulum.
f. Menjaga agar materi pelajaran tetap mutakhir
g. Tidak memberikan materi pelajaran yang sudah usang
(3) Dalam menegakkan prinsip kemajuan di bidang Penelitian dan pengabdian kepada
Masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Mencari tema atau materi penelitian yang unik dan mutakhir
b. Tidak mentolerir sikap mengabaikan mutu (mediocrity)
c. Menggali dan mengembangkan ilmu di bidangnya
d. Mengeksplorasi bidang-bidang penelitian dan pengembangan yang baru.
e. Mencari cara-cara baru atau cara yang lebih baik untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni untuk kesejahteraan masyarakat.
Bagian Keempat Prinsip Keterbukaan
Pasal 7
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip keterbukaan,
dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya:
a. Menghargai pandangan dan pendapat orang lain
b. Menghormati dan terbuka terhadap perbedaan pendapat..
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu, teknologi serta permasalahan yang
dihadapi masyarakat.
d. Menghargai kompetensi atau kepakaran orang lain
e. Membuka diri terhadap berbagai masukan, umpan balik dan kritik.
f. Tidak menyembunyikan sumber yang telah memberi masukan atau inspirasi bagi
pengembangan ilmu, pengetahuan, atau keahlian yang sedang ditekuni, diteliti dan
dikembangkannya.
(2) Dalam menegakkan prinsip keterbukaan di bidang Pendidikan, dosen Institut
Teknologi Bandung seharunya :
a. Memberi kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mengemukakan
pendapatnya.
b. Menumbuhkan keberanian dan kemampuan mahasiswa untuk mempertanyakan
pengetahuan yang dipandang sudah mapan.
c. Menghargai pendapat mahasiswa.
d. Membantu mahasiswa untuk mengembangkan sikap yang menghargai perbedaan
pendapat.
e. Mencari masukan dan umpan balik dari mahasiswa mengenai kualitas
pembelajaran yang sudah dilakukan.
(3) Dalam menegakkan prinsip keterbukaan di bidang Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Menginformasikan hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat kepada
rekan dosen yang memerlukannya.
b. Mencari masukan dan umpan balik terhadap penelitian dan pengabdian masyarakat
yang dilakukan.
c. Terbuka terhadap pandangan dan pendapat yang berbeda dalam melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Bagian Kelima Prinsip Kebermaknaan ( Meaningfulness).
Pasal 8
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip
Kebermaknaan (Meaningfulness), dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya
berusaha semaksimal mungkin mengembangkan dan menyebar-luaskan
pengetahuan yang berguna untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat luas
dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Dalam menegakkan prinsip Kebermaknaan ( Meaningfulness) di bidang
Pendidikan, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Memberikan pengetahuan kontestual kepada para mahasiswa, agar substansi
pelajaran yang diajarkan dapat dilihat dan dirasakan maknanya oleh para mahasiswa.
b. Memberikan pengetahuan yang mutakhir dan bernilai bagi mahasiswa, dan
menghindarkan diri dari mengajarkan pengetahuan yang sudah usang.
(3) Dalam menegakkan prinsip Kebermaknaan ( Meaningfulness) di bidang Penelitian,
dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Senantiasa berusaha berkreasi agar penelitian yang dilakukannya mempunyai
kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas keilmuan maupun kehidupan
b. Menolak melakukan penelitian yang bersifat manipulatif, tanpa makna nyata bagi
peningkatan kualitas keilmuan dan kehidupan.
c. Melakukan penelitian yang manfaatnya lebih besar kepada masyarakat umum, yaitu
melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta
bertanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan hidup.
(4) Dalam menegakkan prinsip Kebermaknaan (Meaningfulness) di bidang
Pengabdian kepada masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung seharunya :
a. Berperan nyata dalam berbagai usaha peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
masyarakat sehingga hidup dan kehidupan mereka menjadi lebih baik
b. Berusaha mencegah berbagai hal yang menyebabkan atau mengarah kepada
kesia-siaan hidup dan kehidupan masyarakat melalui pendekatan keilmuan dan
keahlian yang dimilikinya
Bagian Keenam Prinsip Tumbuh dan Berkembang Bersama
Pasal 9
(1) Dalam pengertian yang lebih luas/umum bahwa menegakkan prinsip Tumbuh dan
Berkembang Bersama, dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya membangun
semangat kebersamaan, dan saling membantu dan mendukung untuk kemajuan
anggota dan masyakat akademik ITB.
(2) Dalam menegakkan prinsip Tumbuh dan Berkembang Bersama di bidang
Pendidikan, dosen Institut Teknologi Bandung seharusnya :
a. Bekerja sama dengan rekan sejawat dalam kegiatan yang berkaitan dengan proses
belajar dan mengajar.
b. Membagi kegiatan pengajaran sesuai dengan bidang keahlian masing-masing dan
memberikan kebebasan rekan sejawat dalam proses mengajar .
c. Melakukan pembinaan terhadap dosen yang lebih muda, maupun terhadap teknisi
dan karyawan di lingkungannya.
d. Memandang mahasiswa sebagai mitra dalam usaha pencarian dan
penyempurnaan ilmu pengetahuan dan pengembangan kreativitas.
(3) Dalam menegakkan prinsip Tumbuh dan Berkembang Bersama di bidang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dosen Institut Teknologi Bandung
seharunya :
a. Senantiasa mencari dan mengembangkan cara-cara agar masyarakat luas bisa
memperoleh manfaat yang lebih besar dari penelitian dan pengetahuan yang
dimilikinya.
b. Membantu mitra yang berusaha meningkatkan kemampuannya dalam bidang
penelitian atau pengabdian kepada masyarakat.

Bagian Ketujuh Prinsip Ketauladanan


Pasal 9
Dalam menegakkan prinsip Ketauladanan, dosen Institut Teknologi Bandung
seharusnya :
a. Mewujudkan perilaku etikal dalam tindakan nyata sehari-hari, baik dalam kegiatan
di kampus maupun dalam berinteraksi dengan pihak-pihak lain di luar kampus ITB.
b. Menghindarkan diri dari perilaku yang melanggar kode-etik dosen ITB
c. Menjaga agar keputusan yang dibuatnya tidak melanggar atau bertentangan
dengan kode etik dosen ITB.
d. Mencermati aspek etik dari permasalahan yang dihadapinya.
e. Membantu mitra untuk bertindak sejalan dengan kode etik ITB.
ETIKA DOSEN UGM
BAB II
KEWAJIBAN DOSEN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 2
Dosen wajib:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
Hukum
berdasarkan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Sumpah Pegawai Negeri
Sipil/Pegawai Universitas, dan Sumpah Jabatan.
b. Menjunjung tinggi tatasusila dengan keinsafan bertanggung jawab atas
kesejahteraan
masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya.
c. Menjunjung tinggi sifat universal dan objektif ilmu pengetahuan untuk
mencapai kenyataan
dan kebenaran.
d. Menjunjung tinggi sifat beradab dan teleologis usaha ilmu pengetahuan guna
keberadaan,
kemanfaatan, dan kebahagiaan kemanusiaan.
Pasal 3
Seorang dosen wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu kewajiban
untuk
memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan melalui kajian, penelitian,
pembahasan atau
penyebarluasan ilmu kepada mahasiswa, sesama dosen dan masyarakat,
secara
bertanggungjawab, mandiri sesuai dengan aspirasipribadi dan dilandasi oleh
norma dan
kaidah keilmuan, yaitu:
a. kejujuran, berwawasan luas/semesta, kebersamaan, dan cara berfikir ilmiah;
b. menghargai penemuan dan pendapat akademisi lain;
c. tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi.
Pasal 4
(1) Seorang dosen wajib menjunjung tinggi kebebasan mimbar akademik, yaitu
kebebasan
menyampaikan pikiran dan pendapatdalam lingkungan serta forum akademik
dalam
bentuk ceramah, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan norma dan
kaidah
keilmuan.
(2) Seorang dosen wajib selalu mawas diri dan mengevaluasi kinerjanya sebagai
dosen dalam
membina dan mengembangkan karier akademik dan profesinya.
(3) Seorang dosen wajib menumbuh kembangkan suasana akademik di
lingkungan kerjanya.
Pasal 5
Sebagai seorang ilmuwan, seorang dosen dalam berkomunikasi baik secara
lisan maupun
tertulis diharapkan menggunakan bahasa yang sopan dan santun, tidak
emosional, berfikir
jernih, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Pasal 6
Seorang dosen wajib memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat
akademik antar
dosen dengan jalan:
a. memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta hak
kebebasan
mimbar akademik antar dosen;
b. menghayati dasar-dasar kemasyarakatan dalam penyelenggaraan
Universitas dalam
bentuk tugas sosial dengan ikut serta menyelenggarakan usaha membangun,
memelihara,
dan mengembangkan hidup kemasyarakatan serta kebudayaan;
c. menghayati dasar-dasar kekeluargaan dalampenyelenggaraan Universitas
berdasarkan
Statuta Universitas Gadjah Mada, Peraturan Pemerintah 153 Tahun 2000, dan
Anggaran
Rumah Tangga UGM Tahun 2003.
Pasal 7
Seorang dosen wajib senantiasa menjaga kelestarian keutuhan keluarga,
keharmonisan dan
kesejahteraan keluarga, serta reputasi sosialnya di masyarakat.
BAB III
KEWAJIBAN DOSEN TERHADAP UNIVERSITAS
Pasal 8
Seorang dosen wajib menjunjung tinggi Azas, Visi, Misi, dan Tujuan Universitas.
Pasal 9
Seorang dosen wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan
Tridarma Perguruan
Tinggi.
Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Akademik
Pasal 10
Seorang dosen wajib menjunjung tinggi hakmengajar yang diberikan
kepadanya dengan
semangat profesionalisme sebagai seorang pendidik yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku
dan keteladanan, yaitu:
a. mengajar dan memberikan layanan akademik dengan cara terbaik menurut
kemampuannya
serta penuh dedikasi, disiplin, dan kearifan;
b. menjauhi dan menghindari hal-hal yang mengarah pada kemungkinan
terjadinya
pertentangan kepentingan pribadi dalam proses belajar mengajar;
c. menjauhi dan menghindarkan diri dari hal-hal dan perbuatan yang dapat
menurunkan
derajat dan martabat dosen sebagai profesi pendidik yang terhormat;
d. memberikan motivasi kepada anak didik sehingga dapat merangsang daya
fikir.
Pasal 11
(1) Seorang dosen wajib memberikan bimbingan dan layanan informasi yang
diperlukan oleh
mahasiswa dalam rangka memperlancarpenyelesaian studinya dengan penuh
kearifan.
(2) Seorang dosen dengan jabatan Guru besar seharusnya bersedia menjadi
promotor.
Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Penelitian
Pasal 12
Dalam melaksanakan penelitian, seorang dosen wajib:
a. bersikap dan berfikir analitis dan kritis.
b. jujur, objektif, dan berpegang teguh pada semua aspek proses penelitian
serta tidak boleh
memalsukan atau memanipulasi data maupun hasil penelitian.
c. menghindari kesalahan dalam penelitian, terutama dalam menyajikan hasil
penelitian.
d. bersifat terbuka, saling berbagi data, hasil, metoda, dan gagasan yang lain,
kecuali data
yang dapat dipatenkan.
e. memperlakukan teman sejawat dengan sopan.
f. menghormati dan menghargai objek penelitian,baik yang berupa manusia
maupun hewan,
baik yang hidup maupun yang sudah mati, atau bagian/fragmen dari manusia
coba
tersebut.
g. mempunyai buku harian penelitian
Tanggung jawab Dosen sebagai Peneliti
Pasal 13
(1) Peneliti bertanggung jawab untuk memberikan interpretasi atas hasil dan
kesimpulan
penelitian supaya hasil penelitian dapat dimengerti.
(2) Peneliti bertanggung jawab pada rekan seprofesinya.
(3) Peneliti tidak boleh menutupi kelemahan atau membesar-besarkan hasil
penelitian.
(4) Peneliti harus menjelaskan secara eksplisit manfaat yang akan diperoleh
subjek penelitian.
Pasal 14
Seorang dosen yang melakukan penelitian seharusnya:
a. bersifat ilmiah, fakta diperoleh secara objektif, melalui prosedur yang
sistematis dengan
menggunakan pembuktian yang sahih.
b. merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus, sebab hasil suatu
penelitian selalu
dapat disempurnakan.
c. mersifat jujur, profesional, berperikemanusiaan dan memperhatikan faktor-
faktor ketepatan,
keseksamaan dan kecermatan, perasaan religius serta keadilan gender.
d. memberikan penemuan yang baru.
e. bermanfaat bagi Universitas secara ilmiah, institusional, dan finansial.
f. berbasis kompetensi dan logis.
g. mengingat aspek akuntabilitas.
Hubungan Peneliti dengan Mahasiswa
Pasal 15
Dalam melakukan penelitian, seorang dosen seharusnya melibatkan mahasiswa
sebagai
pemenuhan persyaratan akademik atau arena pembelajaran, aktualitas
kompetensi bidang
keilmuan dan pengembangan pribadi.
Penelitian Dasar dan Terapan
Pasal 16
Sebagai peneliti, seorang dosen seharusnya:
a. mengarahkan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau
perolehan hak paten
untuk mendorong perkembangan industri nasional.
b. dapat meningkatkan ketahanan nasional melalui penggalian sumber daya
alam.
c. dapat mensinergikan berbagai macam disiplin ilmu.
Efektivitas dan Biaya Penelitian
Pasal 17
(1) Peneliti wajib mencermati antara manfaatyang diharapkan dengan biaya dan
beban yang
dikeluarkan, khususnya beban yang dituntut dari sponsor
(2) Peneliti tidak boleh menjanjikan hal di luar kemampuan peneliti
(3) Peneliti wajib menghasilkan atau memberikan apa yang dapat dijanjikan
(4) Peneliti wajib menjelaskan apakah data dari penelitian dapat atau tidak dapat
membantu
proses pengambilan keputusan.
Kesimpulan Penelitian
Pasal 18
(1) Peneliti wajib menjelaskan kepada penyandang dana kesimpulan yang
diperoleh.
(2) Peneliti wajib membantu dan berpartisipasi dalam interpretasi hasil dan
kesimpulan.
(3) Peneliti wajib menjelaskan keterbatasan hasil penelitian dan membedakan
antara
kesimpulan penelitian dan ekstrapolasinya.
(4) Peneliti wajib menunjukkan kesahihan penelitian.
(5) Peneliti bertanggung jawab untuk meyakinkanbahwa hasil penelitian dapat
dimengerti
oleh penyandang dana.
Kontrak Bagi Hasil
Pasal 19
Seorang ilmuwan sebagai intelektual dalam menangani kontrak bagi hasil
seharusnya bebas
dari kepentingan golongan, penguasa, agama, atau partai agar pemikiran
intelektualnya dapat
membenarkan setiap keputusannya.
Plagiat
Pasal 20
Peneliti atau penulis karya ilmiah tidak dibenarkan melakukan plagiat karya
ilmiah orang lain.
Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Pengabdian pada Masyarakat
Pasal 21
(1) Dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat, seorang dosen:
a. wajib mempunyai ketulusan hati untuk bekerja secara sinergis dengan dosen
dari
berbagai macam disiplin ilmu.
b. wajib menghargai partisipasi masyarakat dalam menetapkan program-
program
pengabdian.
c. tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada masyarakat.
(2) Seorang dosen wajib mendudukkan mahasiswa sebagai sahabat kerja yang
masih
memerlukan proses pembelajaran kemasyarakatan.
Pasal 22
Seorang dosen yang melakukan Pengabdian pada Masyarakat seharusnya:
a. merujuk pada kebutuhan masyarakat.
b. dapat mencerminkan kontribusi nyata Universitas.
c. dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi,
dan seni untuk masyarakat.
d. melibatkan peran serta mahasiswa.
e. dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
serta
bermanfaat bagi segenap sivitas akademika.
BAB IV
PUBLIKASI
Pasal 23
Seorang dosen yang menulis publikasi seharusnya:
a. menggunakan bahasa yang ilmiah.
b. tidak boleh tanpa izin penyandang dana.
c. tidak boleh melupakan penelitian dan peneliti terdahulu.
d. kutipan dalam publikasi harus jujur, dan sesuai dengan makna aslinya,
demikian pula
komunikasi pribadi yang dipakai dalam publikasi.
e. apabila menampilkan gambar dan tabel yang dikutip harus mencantumkan
sumbernya.
f. apabila menampilkan gambar perorangan atau manuasia coba (probandus)
harus dengan
izin, dan kalau tidak ingin dikenal harus ditutup sebagian mukanya, terutama
matanya atau
bagian-bagian yang dapat menjadi petunjuk identifikasi.
g. mencantumkan semua kontributor kecuali yang tidak bersedia
h. memberi pernyataan jasa juga kepada pemberi gagasan, disamping pemberi
izin, fasilitas
dan bantuan lain.
BAB V
KODE ETIK DOSEN UI MENCAKUP LIMA HAL YAITU:
1) Kode etik terkait profesionalisme
a. Jujur secara intelektual dan menunjukkan kebenaran di dalam melaksanakan
tugasnya;
b. Disiplin terhadap diri sendiri dalam menggunakan, memperluas dan
menyebarkan
pengetahuan;
c. Objektif dan adil didalam hubungan profesional dan menghargai kolega;
d. Objektif dan apresiatif terhadap pertanyaan dan kritik yang diajukan oleh
kolega terhadap
pekerjaannya;
e. Jujur mengungkapkan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah;
f. Tidak melakukan plagiat.
2) Kode etik terkait universitas:
* Menjaga nama baik Universitas Indonesia dan fakultasnya masing-masing.
3) Kode etik terkait mahasiswa:
* Menghargai mahasiswa secara personal dan sebagai mitra intelektual.
4) Kode etik terkait masyarakat:
a. Menyatakan dirinya bukan sebagai seorang yang paling tahu tentang ilmu
pengetahuan dalam
bidangnya;
b. Menyampaikan keterangan yang dapat dibuktikan kebenarannya;
c. Menghindari tindakan-tindakan yang bertentangan dengan standar moral,
hukum, dan agama
yang berlaku di masyarakat.

ETIKA DOSEN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KODE ETIK DOSEN
Bagian Kesatu
Sikap Dasar
Pasal 4
Setiap Dosen wajib mengembangkan perilaku etik yang mengacu kepada sikap
dasar
sebagai berikut:
(1) Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik
Indonesia Tahun 1945.
(3) Memiliki moralitas yang tinggi.
(4) Memiliki ketaatan terhadap hukum yang berlaku.
(5) Menghormati hak asasi manusia.
(6) Memelihara keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa.
(7) Memiliki integritas dan rasa tanggungjawab yang tinggi.
(8) Menghargai kebebasan akademik, kebebasan ilmiah, dan otonomi keilmuan.
(9) Mengutamakan kepentingan negara, bangsa, dan Universitas di atas
kepentingan
diri sendiri, seseorang atau kelompok.
Page 3 of 12
Dokumen:
Program I-MHERE Sub Component B.2a Bacth III, UNM
(10) Memiliki jiwa kemandirian dan kemampuan meningkatkan kualitas secara
terusmenerus.
(11) Bertindak tidak diskriminatif.
(12) Memberikan pelayanan yang optimum kepada masyarakat sesuai
dengan
keahlian masing-masing.
(13) Memelihara kesadaran dan semangat mencerdaskan anak bangsa dalam
bentuk
pelayanan pendidikan dan pengajaran tinggi yang bermutu, berkelanjutan
dan
penuh tanggung jawab.
(14) Berkewajiban menyajikan standar kemampuan, kejujuran dan keteladanan
yang
tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma.
Bagian Kedua
Kode Etik
Pasal 5
(1) Dalam pelaksanaan tugas Universitas dan bersikap dalam kehidupan sehari-
hari,
setiap Dosen wajib berpedoman pada standar etika bernegara,
berorganisasi,
bermasyarakat, etika terhadap pimpinan, etika sesama Dosen, mahasiswa
serta
terhadap diri sendiri yang mengacu pada nilai-nilai dalam Sikap Dasar Dosen.
(2) Etika bernegara bagi Dosen meliputi:
a) Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b) Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan Negara;
c) Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
d) Mengutamakan kepentingan negara dan bangsa dari kepentingan pribadi
dan/atau golongan;
e) Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
melaksanakan tugas;
f) Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan tata pemerintahan
yang bersih dan berwibawa;
g) Tanggap, terbuka, jujur dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan
setiap kebijakan dan program;
h) Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya secara efisien dan
efektif.
(3) Etika dalam berorganisasi meliputi:
a) Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
b) Menjaga informasi yang bersifat rahasia;
c) Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan;
d) Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
e) Menjamin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian tujuan;
f) Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g) Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
Page 4 of 12
Dokumen:
Program I-MHERE Sub Component B.2a Bacth III, UNM
h) Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi;
i) Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja;
j) Menghindarkan diri dari penyalahgunaan institusi Universitas untuk
kepentingan pribadi.
(4) Etika dalam bermasyarakat meliputi:
a) Menghormati setiap warga Negara tanpa membedakan agama, kepercayaan,
suku, ras, dan status sosial;
b) Mewujudkan pola hidup yang serasi, selaras, dan harmonis dengan
masyarakat;
c) Memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih
dan tanpa unsur paksaan;
d) Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan adil serta tidak
diskriminatif;
e) Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;
f) Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.
(5) Etika terhadap diri sendiri meliputi:
a) Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b) Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c) Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
d) Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan sikap;
e) Memiliki daya juang yang tinggi;
f) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g) Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h) Berpenampilan sederhana, rapi dan sopan.
(6) Etika terhadap sesama Dosen dan pegawai Universitas, meliputi:
a) Menghormati sesama warga Universitas tanpa membedakanagama,
kepercayaan, suku, ras, dan status sosial;
b) Memelihara rasa persatuan dan kesatuan;
c) Saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun
horizontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;
d) Menghargai perbedaan pendapat;
e) Menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama dosen dan pegawai;
f) Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama dosen dan
pegawai;
g) Menjaga dan menjalin rasa solidaritas.
(7) Etika terhadap mahasiswa, meliputi:
a) Objektif dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan
mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan hasil prestasi mahasiswa dan
tidak diskriminatif;
b) Mengembangkan dan merangsang pemikiran kreatif dan inovatif
mahasiswa;
c) Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas mahasiswa;
Page 5 of 12
Dokumen:
Program I-MHERE Sub Component B.2a Bacth III, UNM
d) Menghindarkan diri dari penyalahgunaan mahasiswa untuk kepentingan
pribadi, kelompok, atau golongan;
e) Memberikan pendidikan dan pengajaran dengan empati, santun, tanpa
pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;
f) Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan adil serta tidak
diskriminatif;
g) Tanggap terhadap keadaan akademik mahasiswa;
h) Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar
kepada mahasiswa;
i) Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
j) Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan;
k) Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan sikap para mahasiswa;
l) Selalu berusaha untuk menjadi teladan bagi mahasiswa.
Bagian Ketiga
Etika Pelaksanaan Tri Dharma
Pasal 6
Setiap Dosen dalam bersikap dan melakukan tindakan menjunjung tinggi Etika
Pelaksanaan Tri Dharma, sebagai berikut:
(1) Sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab mencurahkan tenaga dan
waktunya
untuk pengajaran yang berkualitas.
(2) Jujur, penuh dedikasi, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
(3) Berlaku adil dan sungguh-sungguh dalam memberikan bantuan dan
pelayanan
kepada mahasiswa.
(4) Menunjukkan sikap yang patut dijadikan panutan (role model) bagi
mahasiswa.
(5) Berjuang keras untuk melakukan dan memberhasilkan penelitian mereka.
(6) Bersungguh dalam memelihara kemampuan dan kemajuan akademik dalam
disiplin
ilmu masing-masing sehingga dapat terus mengikuti arah perkembangan ilmu
dan
teknologi.
(7) Mematuhi etika penelitian dan pengabdian masyarakat.
(8) Menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran ilmiah serta menghindarkan diri
dari
perbuatan yang melanggar norma masyarakat ilmiah seperti penjiplakan,
pemalsuan
data dan sebagainya.
(9) Menciptakan dan mempromosikan kesatuan dan ikut berperan serta
dalam
pengembangan kolektif Universitas.ETIKA DOSEN UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA
ETIKA DOSEN DALAM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
Etika dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat meliputi:
1. Mengikuti perkembangan dan meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni dengan bersikap dan berfikir analitis, kritis, dan kreatif;
2. Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan masyarakat,
mengabdikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
masyarakat sehingga bermanfaat bagi Universitas Negeri Jakarta secara
ilmiah maupun fungsional;
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh
integritas dan kejujuran dengan memperhatikan faktor ketepatan,
keseksamaan, dan kehormatan serta berpegang teguh pada metode ilmiah
yang dapat dipertanggungjawabkan;
4. Bertindak secara rasional, obyektif, jujur dan bijaksana;
5. Bersikap terbuka, kecuali untuk hasil penelitian yang dipatenkan;
6. Melakukan prosedur penelitian yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian yang sahih dan dilakukan secara terus-menerus untuk
mendapatkan hasil yang maksimal;
7. Menghormati dan menghargai objek penelitian;
8. Tidak menutupi kelemahan atau membesar-besarkan hasil penelitian;
9. Mengarahkan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau
perolehan hak paten untuk mendorong perkembangan industri nasional;
10. Wajib mencermati antara manfaat yang diharapkan dari penelitian dengan
biaya dan beban yang dikeluarkan, khususnya beban yang dituntut dari
sponsor;
11. Tidak boleh menjanjikan hal di luar kemampuan peneliti;
12. Wajib menghasilkan atau memberikan apa yang dapat dijanjikan dari
penelitian;
13. Wajib menjelaskan kepada penyandang dana kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian;
14. Wajib menjelaskan keterbatasan hasil penelitian dan membedakan antara
kesimpulan penelitian dan ekstrapolasinya;
15. Bekerja secara sinergis sesama dosen dari berbagai macam disiplin ilmu;
16. Tidak menggunakan skripsi, tesis, disertasi atau karya ilmiah yang murni
berasal dari ide dan pemikiran mahasiswa di bawah bimbingannya sebagai
karya pribadi;
17. Menghargai pendapat masyarakat dalam menetapkan program-program
pengabdian;
18. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada masyarakat;
19. Mendudukan mahasiswa sebagai rekan kerja yang masih memerlukan proses
pembelajaran kemasyarakatan;
20. Tidak menerima imbalan lain yang tidak sesuai dengan hak dan jerih payah
yang dilakukannya;
21. Menolak pekerjaan pengabdian yang bertentangan dengan tata nilai dan
norma yang berlaku;
22. Melakukan pengabdian secara profesional dan ditunjang oleh kompetensi
yang dimiliki;
23. Mengupayakan agar kegiatan dapat meningkatkan mutu akademik
Universitas Negeri Jakarta dan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat,
bangsa, negara, dan kemanusiaan.
Pasal 10
ETIKA DOSEN SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR
Etika dosen sebagai pendidik dan pengajar meliputi :
1. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dibidang pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat
2. Membangun kreativitas dan memberikan dorongan yang positif kepada
mahasiswa dengan semangat profesional sehingga seorang pendidik yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dan keteladanan.
3. Menjauhi dan menghindari hal-hal yang mengarah pada kemungkinan
terjadinya pertentangan kepentingan pribadi dalam proses belajar mengajar.
4. Menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh
tanggung jawab.
5. Memiliki sikap kooperatif dan komit dalam mewujudkan visi dan misi
program studi, fakultas dan universitas
6. Memperhatikan batas keahlian dan tanggungjawab ilmiah dalam
menggunakan kebebasan akademik serta sesuai dengan kompetensinya;
7. Menyempurnakan metode pendidikan dan pembelajaran;
8. Melakukan pembinaan terhadap mahasiswa baik dalam bentuk ekstra
kurikuler maupun intrakurikuler;
9. Memberi teladan, membangun kreativitas dan memberikan dorongan yang
positif kepada maha-siswa;
10. Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar norma yang berlaku
dalam menjalankan tugasnya sebagai dosen.
11. Membimbing mahasiswa secara akademik dan non akademik dengan penuh
dedikasi, disiplin dan kearifan.
12. Menghindarkan diri dari menerima gratifikasi.
Pasal 11
ETIKA DOSEN TERHADAP PUBLIKASI ILMIAH
Etika dosen terhadap publikasi ilmiah meliputi :
1. Menghindari tindakan plagiat yaitu perbuatan sengaja atau tidak sengaja
dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai suatu karya
ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya pihak
lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai;
2. Menggunakan kedudukan, status, jabatan, dan pengaruh kekuasaan kepada
bawahannya atau mahasiswa untuk memaksa memasukkan namanya ke
dalam suatu proyek/kelompok penelitian atau ke dalam kelompok
pengarang suatu karya ilmiah apapun yang dianggap layak, baik sebagai
peneliti maupun sebagai pengarang;
3. Tidak melupakan penelitian dan peneliti terdahulu;
4. Menggunakan data atau hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian
kelompok tanpa persetujuan dari rekan-rekan peneliti dengan tidak
mencantumkan namanama penelitinya;
5. Menggunakan data penelitian atau hasil kerja mahasiswa yang dibimbingnya
tanpa persetujuan dari mahasiswa tersebut dan mengaku bahwa dia sebagai
peneliti tunggal hasil penelitian tersebut;
6. Mengambil data hasil penelitian orang lain, seperti hasil kerja laboratorium,
hasil kerja lapangan/ perpustakaan, baik yang belum maupun yang sudah
diterbitkan/dipublikasikan, kemudian menjadikan-nya sebagian dari kajian
ilmiahnya tanpa membuat pernyataan yang jujur terhadap sumber aslinya;
7. Mencantumkan sumber penggunaan gambar dan tabel yang dikutip;
8. Meminta izin penggunaan gambar.yang dapat menjadi petunjuk identifikasi;
9. Mencantumkan seluruh kontributor kecuali yang tidak bersedia;
10. Memberi pernyataan jasa kepada pemberi gagasan, disamping pemberi izin,
fasilitas dan bantuan lainnya.
Pasal 12
ETIKA DOSEN TERHADAP DIRI SENDIRI
Etika dosen terhadap diri sendiri meliputi :
1. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar
2. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan
3. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok dan golongan
4. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,keterampilan dan
sikap proaktif dalam mengembangkan kemampuan
5. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
6. Menjaga kebutuhan dan keharmonisan keluarga
7. Berpenampilan sederhana, rapi dan sopan
8. Menolak gratifikasi dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tugas dan
kewajibannya sebagai dosen.
Pasal 13
ETIKA DOSEN SEBAGAI WARGA NEGARA
Etika dosen sebagai warga negara meliputi :
1. Setia dan taat serta mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945 secara konsisten dan konsekuen;
2. Menghormati lambang-lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan;
4. Menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan Negara;
5. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
6. Menggunakan keuangan Negara dan barang milik negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
7. Mematuhi dan melaksanakan peraturan perundangundangan yang berlaku;
8. Berperan aktif dalam menyukseskan pembangunan nasional;
9. Memegang teguh rahasia negara;
10. Menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa;
11. Menggunakan sumber daya alam secara arif dan bertanggungjawab;
12. Menjaga dan menggunakan fasilitas umum dengan baik sesuai
peruntukannya;
13. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan tata pemerintahan
yang baik, bersih dan berwibawa.
Pasal 14
ETIKA DOSEN DALAM BERORGANISASI
Etika dosen dalam berorganisasi meliputi :
1. Melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan dengan penuh tanggung
jawab.
3. Membangun etos kerja yang tinggi untuk meningkatkan kinerja organisasi.
4. Menjamin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan.
5. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya;
6. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja organisasi.
7. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi.
8. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kinerja.
9. Menjaga informasi yang bersifat rahasia
10. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan Institusi Program Studi, Fakultas,
dan Universitas untuk kepentingan pribadi atau golongan.

Pasal 15
ETIKA DOSEN TERHADAP UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Etika dosen terhadap Universitas Negeri Jakarta meliputi :
1. Wajib menjunjung tinggi dan memahami asas-asas, visi, misi dan tujuan dari
Universitas Negeri Jakarta.
2. Berperan aktif memelihara dan mengembangkan keberadaan Universitas.
3. Menjaga dan meningkatkan nama baik universitas.
4. Menjunjung tinggi kebebasan akademik dan menumbuh kembangkan
suasana akademik di Universitas.
5. Menghayati dasar-dasar kekeluargaan dan kemasyarakatan dalam
pengelolaan/penyelengga-raan Universitas berdasarkan kepada Statuta
Universitas Negeri Jakarta.
6. Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di Universitas Negeri Jakarta
pada khususnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
umumnya.
7. Jujur dalam melaksanakan proses pendidikan, penelitian, membuat karya
tulis, dan dalam melakukan tindakan lain yang menyangkut nama
Universitas Negeri Jakarta.
8. Sopan dalam berpakaian dan bertingkah laku;
9. Berdisiplin dan berlaku etis dalam setiap kegiatan;
10. Menjaga integritas Universitas Negeri Jakarta dan dirinya sendiri.
Pasal 16
Dalam hal bersikap dan berperilaku tidak dibenarkan
seluruhnya dan/atau sebagian masyarakat di Universitas
Negeri Jakarta :
a. Menyalahgunakan nama, lambang, dan segala bentuk atribut Universitas
Negeri Jakarta;
b. Memalsukan dan/atau menyalahgunakan surat-surat atau dokumen
Universitas Negeri Jakarta;
c. Menghambat dan/atau mengganggu berlangsungnya kegiatan Universitas
Negeri Jakarta;
d. Memasuki dan/atau mencoba memasuki dan/atau menggunakan serta
memindahkan secara tidak sah ruangan, bangunan dan sarana lain, milik
atau di bawah pengawasan Universitas Negeri Jakarta;
e. Menolak untuk meninggalkan dan/atau menyerahkan kembali ruangan
bangunan dan/atau sarana lain milik dan/atau dibawah pengawasan
Universitas Negeri Jakarta yang digunakan secara tidak sah;
f. Mengotori dan/atau merusak ruangan/bangunan dan sarana lain milik
dan/atau di bawah pengawasan Universitas Negeri Jakarta;
g. Melakukan pemukulan, penganiayaan, dan penekanan, serta pencemaran
nama baik, yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak lain;
h. Menimbulkan dan/atau mencoba menimbulkan ketidaktertiban dan
perpecahan di lingkungan Universitas Negeri Jakarta;
i. Menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki dan/atau berada di bawah
pengawasan Universitas Negeri Jakarta secara tidak bertanggungjawab.
Pasal 17
ETIKA DOSEN DALAM BERMASYARAKAT
Etika dosen dalam bermasyarakat meliputi :
1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain;
2. Bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan;
3. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di
lingkungan masyarakat;
4. Tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan
dan mengganggu keharmonisan masyarakat;
5. Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar;
6. Berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan;
a. 7. Membudayakan sikap tolong menolong dan bergotong royong di
lingkungan masyarakat;
7. Menjaga kelestarian, keutuhan, keharmonisan dan kesejahteraan keluarga,
serta reputasi sosial di masyarakat;
8. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat.
9. Menghormati setiap warga negara tanpa membedakan agama,
kepercayaan, suku, ras, dan status sosial.
10. Mewujudkan pola hidup yang serasi, selaras, dan seimbang dengan
masyarakat.
11. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, santun, tanpa pamrih, dan
tanpa unsur paksaan.
12. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak
diskriminatif.
13. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat.
14. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pasal 18
ETIKA DOSEN TERHADAP SESAMA DOSEN
Etika dosen terhadap sesama dosen meliputi :
1. Bekerjasama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan
Tinggi;
2. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial;
3. Bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci,
merendahkan atau mengungkap kejelekan teman sesama
dosen di muka umum;
4. Membangun kreativitas dan memberikan dorongan
positif kepada rekan sejawat dan dosen junior untuk
meningkatkan prestasi kerjanya;
5. Memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan
akademik serta hak kebebasan mimbar akademik antar
dosen;
6. Memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat
akademik antar dosen;
7. Memperhatikan batas kewenangan dan tanggung jawab
ilmiah dalam menggunakan kebebasan akademik serta
tidak melangkahi wewenang keahlian atau keahlian
rekan sejawatnya;
8. Memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap
rekan dosen dan juniornya;
9. Memberikan kesempatan kepada dosen junior untuk
mengembangkan kariernya,
10. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan, menjunjung
tinggi harkat dan martabat sesama dosen, menghargai
perbedaan pendapat di antara rekan-rekan dosen;
11. Menghargai antara teman sejawat baik secara vertikal
maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi
maupun antar instansi;
12. Tidak membuka hal-hal yang memalukan atau
merugikan teman sejawat baik disengaja maupun tidak
disengaja, kecuali hal itu merupakan keharusan dalam
memenuhi tuntutan profesional atau diharuskan
menurut hukum dan perundang-undangan.
Pasal 19
ETIKA DOSEN
TERHADAP TENAGA ADMINISTRASI
Etika dosen terhadap Tenaga Administrasi meliputi :
1. Menghormati sesama warga program studi, fakultas, dan
universitas tanpa membedakan agama, kepercayaan,
suku, ras, dan status sosial
2. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan
3. Saling menghormati baik secara vertikal maupun
horisontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar
instansi
4. Menghargai perbedaan pendapat
24
5. Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama
pegawai
6. Menjaga dan menjalin rasa solidaritas.
Pasal 20
ETIKA DOSEN
TERHADAP MAHASISWA
Etika dosen terhadap mahasiswa meliputi :
1. Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran
dengan sikap tulus ikhlas, kreatif, komunikatif,
berpegang pada moral luhur dan profesionalisme;
2. Tidak bertindak diskriminatif atas dasar ras, warna kulit,
keyakinan, jenis kelamin, suku bangsa, status
perkawinan, kepercayaan agama, politik, keluarga,
keturunan dan latar belakang sosial dan budaya
mahasiswa;
3. Menjaga hubungan baik dengan bersikap dan bertindak
adil terhadap mahasiswa;
4. Membimbing dan memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk mendapatkan, mengembangkan dan
mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
5. Membimbing dan mendidik mahasiswa ke arah
pembentukan kepribadian insan terpelajar yang mandiri
dan bertanggung jawab;
6. Mengembangkan dan merangsang pemikiran kreatif dan
inovatif mahasiswa;
7. Memberikan penilaian dan menentukan kelulusan
mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan hasil prestasi
mahasiswa secara obyektif;
8. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas
mahasiswa;
9. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dan sikap para mahasiswa;
10. Selalu berusaha untuk menjadi panutan (role model) bagi
mahasiswa;
25
11. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan dalam bentuk
apapun untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan;
12. Membantu mahasiswa dan melayani mereka secara adil;
13. Objektif dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan mahasiswa sesuai dengan kemampuan dan
hasil prestasi mahasiswa dan tidak diskriminatif
14. Tanggap terhadap keadaan akademik mahasiswa
15. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi
yang tidak benar kepada mahasiswa
16. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan
17. Selalu berusaha untuk menjadi teladan bagi mahasiswa

Leiden University
Code of Conduct between lecturer and student
Lecturers and students will at all times demonstrate proper behaviour in their contacts
with one another.
Treating one another in a respectful manner is a primary requirement of this behaviour.
Lecturers and students should show particular respect for differences relating to ethnic
or national origins, religious convictions, gender, sexual preferences and handicaps.
Lecturers and students will refrain from any undesirable behaviour, in particular
(sexual) harassment, aggression, violence and discrimination.
The Complaints Regulation and the relevant Code of Conduct apply to these last forms
of undesirable behaviour.
Lecturers will be aware of their exemplary role and will promote the standards of
behaviour prescribed in the code of conduct, both in word and deed.
Lecturers will observe the necessary detachment in their relations with individual
students and will keep these relations on a professional basis. They will not abuse the
(confidential) relationship which exists between lecturers and students.
In their relations with students, lecturers will be mindful of the disparity of their
relationship in terms of dependence and authority.
Lecturers and students will ensure that all forms of mixing personal and professional
relationships are avoided.
Should a relationship of a personal or intimate nature develop between a lecturer and
student, the lecturer will ensure that he/she is not required to assess the student’s
study or research performance, nor to take decisions of any other nature regarding the
student.
The lecturer will inform his direct supervisor regarding the existence of the relationship.
Lecturers will avoid personal contact with individual students in situations or in places
where this could give rise to the semblance of (sexual) harassment or abuse of power.
Lecturers and students should raise the issue of undesirable behaviour where
necessary and alert one another to any (possible) incidence of such behaviour.
Kode Etik antara dosen dan mahasiswa
Dosen dan siswa setiap saat akan menunjukkan perilaku yang tepat dalam kontak
mereka satu sama lain.
Memperlakukan satu sama lain dengan cara hormat adalah persyaratan utama dari
perilaku ini.
Dosen dan siswa harus menunjukkan rasa hormat khusus untuk perbedaan yang
berkaitan dengan asal-usul etnis atau nasional, keyakinan agama, jenis kelamin,
preferensi seksual dan cacat.
Dosen dan siswa akan menahan diri dari perilaku yang tidak diinginkan, khususnya
(seksual) pelecehan, agresi, kekerasan dan diskriminasi.
Peraturan Pengaduan dan Kode Etik yang relevan berlaku untuk bentuk perilaku
yang tidak diinginkan yang terakhir ini.
Dosen akan menyadari peran teladan mereka dan akan mempromosikan standar
perilaku yang ditentukan dalam kode etik, baik dalam kata dan perbuatan.
Dosen akan mengamati detasemen yang diperlukan dalam hubungan mereka
dengan masing-masing siswa dan akan menjaga hubungan ini secara profesional.
Mereka tidak akan menyalahgunakan hubungan (rahasia) yang ada antara dosen
dan mahasiswa.
Dalam hubungan mereka dengan siswa, dosen akan memperhatikan perbedaan
hubungan mereka dalam hal ketergantungan dan otoritas.
Dosen dan siswa akan memastikan bahwa semua bentuk pencampuran hubungan
pribadi dan profesional dihindari.
Jika suatu hubungan yang bersifat pribadi atau akrab berkembang antara dosen dan
siswa, dosen akan memastikan bahwa dia tidak diharuskan untuk menilai studi atau
kinerja penelitian siswa, atau untuk mengambil keputusan dari setiap sifat lain
mengenai siswa.
Dosen akan menginformasikan atasan langsungnya tentang keberadaan hubungan.
Dosen akan menghindari kontak pribadi dengan masing-masing siswa dalam situasi
atau di tempat-tempat di mana hal ini dapat menimbulkan kemiripan (seksual)
pelecehan atau penyalahgunaan kekuasaan.
Dosen dan siswa harus mengangkat masalah perilaku yang tidak diinginkan bila
perlu dan memperingatkan satu sama lain untuk setiap kemungkinan (kemungkinan)
kejadian perilaku tersebut.
Otago university
General Principles of the Policy are:

(a) that all members of the University community will be courteous, honest, fair, timely and ethical
in their dealings with one another;

(b) that no member of the University community will unduly interfere with the living, studying or
working environment of any other member of the University community while on campus, on a
field trip, a clinical placement or participating in an activity associated with the University;

(c) that services, benefits, opportunities and facilities provided by the University will be offered
without discrimination, as defined in the Policy;

(d) that a member of the University community who has authority over other members of the
community, will use that authority, both on and off campus, solely for the purposes stated and
implied in University policies and with regard to the aims and purpose of the University;

(e) Unethical behaviour includes, but is not limited to, sexual harassment, racial harassment,
discrimination, personal harassment and bullying, the abuse of supervisory authority and failing
to declare or manage a conflict of interest. This kind of conduct is described in Appendix 2:
Breaches of General Principles;

(f) Staff are expected to maintain professional relationships with each other and with students.
Depending on the circumstances, a staff member having an intimate personal relationship with a
student may be viewed as unethical. Further information about this is described in Appendix 1:
Breaches of General Principles;

(g) The University is committed to ensuring the right to institute or participate in any process
under this policy and to resolving any complaint in a timely and confidential manner.

Anda mungkin juga menyukai