Anda di halaman 1dari 22

PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA
Trade Balance Development and Its Determining Factors

Ari Mulianta Ginting


Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik
Jl. Jendral Gatot Subroto,Setjen DPR RI, Gedung Nusantara 1, Lt. 2, Jakarta, ari.ginting@dpr.go.id

Naskah diterima: 28 Desember 2013


Disetujui diterbitkan: 16 Mei 2014

Abstrak
Penelitian ini menganalisis perkembangan neraca perdagangan Indonesia dan faktor yang
mempengaruhinya selama periode Kuartal I tahun 2006 sampai dengan Kuartal II tahun
2013 menggunakan Vector Error Correction Model (VECM). Neraca perdagangan Indonesia
menunjukkan perkembangan yang positif dalam kurun waktu 2006-2011, dan pertumbuhan
negatif selama periode 2012-2013. Penelitian ini juga menemukan bahwa baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek, konsumsi domestik dan nilai tukar riil berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia, sedangkan variabel Investasi Asing
Langsung dan PDB Negara lain berpengaruh positif. Nilai error correction model yang negatif
dan signifikan menunjukkan adanya koreksi dari pergerakan variabel pada keseimbangan
jangka panjang. Hal ini mengindikasikan pentingnya pemerintah untuk mengeluarkan
kebijakan yang tepat untuk mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia, antara lain
menjaga stabilitas nilai tukar, mengendalikan konsumsi masyarat terhadap barang impor,
dan menarik Foreign Direct Investment.

Kata Kunci: Neraca Perdagangan, Vector Error Correction Model, Perdagangan Luar
Negeri, Foreign Direct Investment

Abstract
This paper examines the development of Indonesia’s trade balance and its determinant
factors from the first quarter of 2006 to the second quarter of 2013 using a Vector Error
Correction Model (VECM). The development of trade balance from the year 2006-2011 has
shown a positive trend. However between the year 2012 and 2013, the trade balance has
been negative.The analysis shows that both in the short run and the long run,the domestic
consumption and Real Exchage Rate have negative and significant influence on Indonesia’s
trade balance. Whilst Foreign Direct Investment and Foreign GDP have positive effect. The
coefficient of Error Correction Model is negative and significant implying that there is
correction movement from those variabels in the long run. This study suggests that the
Government should make the right policy to overcome the deficit of trade balance by
maintaining including exchange rate stability,and household consumption of imported goods
as well as by attracting Foreign Direct Investment.

Keywords : Trade Balance, Vector Error Correction Model, International Trade, Foreign
Direct Investment

JEL Classification: F10, F31, F40

Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 51


PENDAHULUAN Badan Pusat Statistik (BPS)

Perdagangan internasional suatu mencatat hingga Juli 2013 defisit neraca


negara merupakan hubungan perdagangan perdagangan mencapai USD 2,31 miliar.
yang menyangkut pertukaran barang Secara kumulatif dari Januari sampai
dan jasa dengan negara lain. dengan Juli 2013 neraca perdagangan
Perdagangan internasional sebenarnya defisit USD 5,65 miliar, dan angka ini
sudah ada sejak zaman dahulu, namun merupakan angka terbesar sepanjang
dalam ruang lingkup dan jumlah yang sejarah Indonesia. Defisit nilai perdagang-
terbatas. Pemenuhan kebutuhan dalam an tersebut disebabkan oleh defisit
negeri yang tidak dapat diproduksi, komoditi minyak dan gas dengan impor
diperoleh dari pihak lain dengan mencapai USD 33,59 miliar dan nilai
melakukan transaksi melalui sistim ekspor sebesar USD 23,85 miliar,
barter. Dengan adanya perkembangan karena komoditi non migas masih
sistem perekonomian transaksi dengan surplus sebesar USD 0,49 miliar

cara barter ditinggalkan dan masuk ke (Tempo, 2013).


dalam sistem yang modern seperti Gambar 1 menjelaskan dari sisi
sekarang ini. eksternal perekonomian Indonesia pada
Terkait dengan kegiatan perdagang- Triwulan II tahun 2013 masih mengalami
an internasional tersebut, salah satu tekanan sebagaimana tercermin pada
persoalan yang cukup mencuri perhatian defisit transaksi berjalan yang meningkat
khususnya perdagangan internasional dari USD 5,8 miliar pada Triwulan I pada
Indonesia sepanjang tahun 2013 adalah tahun 2013 menjadi USD 9,8 miliar pada
terjadinya defisit pada neraca per- Triwulan II 2013.
dagangan Indonesia.

miliar USD
15

10

-5

-10

-15
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I* Tw
II**

2010 2011 2012* 2013


Transfer Berjalan Pendapatan
* angka sementara Jasa Neraca Perdag. Migas
** angka sangat sementara
Neraca Perdag. Nonmigas Trans. Berjalan

Sumber : Bank Indonesia (2013).


Gambar 1. Perkembangan Transaksi Berjalan
Gambar 1. Perkembangan Transaksi Berjalan
Sumber: Bank Indonesia (2013)
1
52 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Defisit transaksi berjalan sebenarnya Sementara itu penelitian sebelum-
sudah dimulai sejak memasuki Triwulan nya oleh Ashraf dan Joarder (2009)
IV tahun 2011, kondisi defisit tersebut tentang analisis empirik defisit neraca
terus meningkat dan semakin dalam perdagangan Bangladesh, penelitian
hingga pada Triwulan II tahun 2013. tersebut menemukan bahwa faktor
Kondisi ini terjadi karena dipicu oleh per- seperti PDB, pertumbuhan penduduk,
lambatan kinerja neraca perdagangan dan jumlah impor barang mempengaruhi
non minyak dan gas (non-migas) yang neraca perdagangan di Bangladesh.
dari Triwulan IV tahun 2011 yang terus Berdasarkan kedua penelitian tersebut
menurun hingga sekarang. Pada saat ternyata diketahui bahwa faktor-faktor
yang bersamaan neraca perdagangan yang mempengaruhi neraca perdagang-
migas mengalami defisit yang semakin an adalah nilai tukar, PDB, MWD, dan
melebar dari Triwulan I 2012 hingga jumlah penduduk.
Triwulan II tahun 2013. Sehingga Untuk itu menarik untuk dikaji lebih
kombinasi dari kinerja perdagangan non mendalam mengenai perkembangan
migas yang menurun dan defisit neraca neraca perdangangan Indonesia, beser-
perdagangan migas yang meningkat ta faktor-faktor yang mempengaruhi
mengakibatkan neraca perdagangan neraca perdagangan Indonesia tersebut.
Indonesia mengalami defisit. Dengan mengetahui faktor-faktor deter-
Penelitian ini mencoba menganalisis minasi neraca perdagangan di Indonesia,
faktor-faktor yang mempengaruhi neraca diharapkan mampu memberikan
perdagangan. Telah banyak penelitian masukan bagi perbaikan neraca
yang dilakukan sebelumnya mengenai perdagangan Indonesia. Sehingga
faktor-faktor yang mempengaruhi neraca secara khusus kajian ini bertujuan untuk
perdagangan diantaranya adalah (1) mempelajari perkembangan neraca
penelitian yang dilakukan oleh Khan dan perdagangan Indonesia; dan (2) meng-
Hossain (2012) tentang determinasi analisis faktor-faktor penentu neraca
neraca perdagangan di Bangladesh perdagangan di Indonesia.
dengan menggunakan data selama 26
tahun menemukan bahwa pada jangka TINJAUAN PUSTAKA
panjang terdapat hubungan yang stabil Relasi negara dalam aktivitas
antara faktor determinan neraca per- ekonomi merupakan bagian integral dari
dagangan di Bangladesh, faktor tersebut sistem perekonomian dunia, yang mana
diantaranya adalah nilai tukar riil tidak ada batas-batas administrasi yang
(REER), PDB, dan Import weighted menjadi penghalangnya. Masing-masing
distance (MWD) terhadap neraca negara dituntut berstandar pada
perdagangan Bangladesh. rasionalitas dalam membaca perkem-

2
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 53
bangan perekonomian global. Dengan Lebih lanjut Pujoalwanto (2014)
demikian, perdagangan internasional menjelaskan neraca perdagangan ada-
menjadi bagian yang tidak bisa lah suatu catatan atau ikhtisar yang
dilepaskan menjadi suatu bagian ter- memuat atau mencatat semua transaksi
penting dalam perkembangan perekono- ekspor dan transaksi impor barang suatu
mian global. Perdagangan internasional negara. Neraca perdagangan dikatakan
adalah perdagangan yang dilakukan defisit bila nilai ekspor yang lebih kecil
oleh penduduk suatu negara dengan dari impornya dan dikatakan surplus bila
penduduk negara lain atas dasar kese- ekspor barang lebih besar dari impor-
pakatan bersama. Penduduk yang nya. Dan dikatakan neraca perdagangan
dimaksud dapat berupa antar perse- yang berimbang jika nilai ekspor suatu
orangan, antar individu dengan peme- negara sama dengan nilai impor yang
rintah suatu negara atau pemerintah dilakukan negara tersebut.
suatu negara dengan pemerintah negara Menurut Yussof (2007), neraca
lain (Pujoalwanto, 2014). perdagangan nominal disimbolkan dengan
T, secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut :

𝑻 = 𝑷. 𝑿 − 𝒆 𝑷∗ 𝑴.......................... (1)

dimana T menyatakan neraca barang luar negeri, dan e adalah nilai


perdagangan, X menyatakan jumlah tukar nominal. Kemudian dengan
barang yang diekspor dan M membagi dengan harga domestik (P)
menyatakan jumlah barang yang pada persamaan (1) maka akan
diimpor. Dan P menyatakan harga dari didapatkan neraca perdagangan riil
barang domestik, P* adalah harga sebagai berikut :


𝑻 = 𝑿 − 𝒆 𝑷 �𝑷 . 𝑴.......................... (2)

Dimana 𝑒 𝑃 �𝑃 = q merupakan nilai pendapatan domestik, M (q, Y).
tukar riil, dan X merupakan nilai ekspor Sehingga persamaan (2) jika dilakukan
yang merupakan fungsi dari pendapatan subtitusi dengan fungsi ekspor dan
luar negeri, X (q, Y*) dan M merupakan impor maka didapatkan persamaan
nilai impor yang merupakan fungsi dari neraca perdagangan sebagai berikut :

𝑻 = 𝑿(𝒒, 𝒀∗ ) − 𝒒. 𝑴(𝒒, 𝒀).......................... (3)

3
54 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Dari persamaan 3 dapat diketahui dan Melitz (2008) adalah hambatan
beberapa faktor yang mempengaruhi perdagangan dalam bentuk tarif (tariff
neraca perdagangan. Faktor tersebut barrier) dan merupakan instrumen yang
terdiri dari pendapatan luar negeri, paling sederhana penerapannya. Tarif,
pendapatan domestik, dan nilai tukar riil. yang merupakan kebijakan perdagangan
Meningkatnya pendapatan luar negeri yang paling umum serta paling tua dan
akan mendorong permintaan barang secara tradisional telah digunakan
domestik. Peningkatan ekspor akan sebagai sumber penerimaan pemerintah
berdampak terhadap meningkatnya sejak lama, adalah sejenis pajak yang
neraca perdagangan. Hal yang sama dikenakan atas barang-barang yang
berlaku terhadap pendapatan domestik, diimpor. Pengenaan tarif dapat
ketika terjadi peningkatan pendapatan meningkatkan harga barang di negara
domestik maka akan mengakibatkan pengimpor dan menurunkan harga
terjadi tambahan pendapatan yang barang tersebut di negara pengekspor.
digunakan untuk impor. Peningkatan Sebagai akibat dari perubahan harga ini,
impor akan menyebabkan terjadinya maka konsumen di negara pengimpor
penurunan neraca perdagangan. Faktor merugi, sedangkan konsumen di negara
nilai tukar riil menunjukkan akibat yang pengekspor beruntung. Produsen di
ditimbulkan dari perubahan nilai tukar negara pengimpor memperoleh
terhadap neraca perdagangan. Jika keuntungan, sementara produsen di
parameter ini bisa bernilai positif, negara pengekspor mengalami kerugi-
negatif, atau nol. Jika bernilai positif, an. Dampak ini kerapkali justru merupa-
dengan meningkatnya nilai tukar riil kan tujuan dari pemberlakuan tarif, yakni
maka akan meningkatkan neraca untuk memberikan perlindungan kepada
perdagangan. Sebaliknya jika bernilai produsen dalam negeri terhadap
negatif meningkatnya nilai tukar riil akan persaingan impor yang harganya lebih
merusak nilai neraca perdagangan. murah.
Namun disamping faktor-faktor yang Sementara itu hambatan per-
telah diuraikan di atas, terdapat faktor dagangan dalam bentuk non tarif (non
lain yang mempengaruhi neraca tariff barrier) merupakan instrumen
perdagangan suatu negara. Faktor hambatan perdagangan di luar mekanis-
tersebut adalah kebijakan perdagangan me penerapan tarif. Adapun instrumennya
luar negeri suatu negara yang ditujukan menurut Krugman, Obstfeld, dan Melitz
untuk melindungi kepentingan ekonomi (2008) dapat berbentuk sebagai berikut,
nasional dari pengaruh buruk/negatif yaitu (a) Subsidi ekspor adalah
dari luar negeri. Salah satu kebijakan pembayaran oleh pemerintah dalam
tersebut menurut Krugman, Obstfeld, bentuk jumlah tertentu kepada suatu

4
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 55

perusahaan atau perseorangan yang menemukan hasil bahwa faktor seperti
giat menjual barang ke luar negeri. Jika PDB, konsumsi domestik, pendapatan
pemerintah memberikan subsidi ekspor, perkapita, jarak antara negara dan nilai
pengirim akan mengekspor barang tukar riil mempengaruhi neraca
sampai batas dimana selisih harga perdagangan. Senada dengan penelitian
domestik dan harga luar negeri sama tersebut Ray (2012) melakukan
dengan nilai subsidi; (b) Pembatasan/ penelitian terhadap analisis determinasi
kuota impor merupakan pembatasan neraca perdagangan di India dan
langsung atas jumlah barang yang akan menemukan hasil bahwa faktor nilai
diimpor; (c) Konsep pengekangan tukar riil, konsumsi domestik, FDI, dan
ekspor secara sukarela (voluntary export PDB asing merupakan faktor
restrains) lazim dikenal dengan determinasi neraca perdagangan di
kesepakatan pengendalian sukarela India. Dan senada dengan penelitian
adalah suatu bentuk pembatasan atas yang dilakukan Kennedy (2013) di
jangkauan atau tingkat intensitas Kenya juga menemukan hasil yang
hubungan perdagangan internasional sama bahwa nilai tukar, FDI memiliki
yang dikenakan oleh pihak negara pengaruh yang positif terhadap neraca
pengekspor untuk mencegah pembatasan perdagangan. Sementara itu Falk (2008)
perdagangan lainnya yang mungkin saja melakukan penelitian mengenai deter-
lebih ketat; (d) Persyaratan kandungan minasi neraca perdagangan dengan
lokal (local content requirement) menggunakan data panel dari 32 negara
merupakan suatu pengaturan yang industri dan berkembang dari tahun
mensyaratkan bahwa bagian-bagian 1990 sampai dengan 2007, penelitian
tertentu dari suatu produk secara fisik tersebut menemukan bahwa PDB asing
harus dibuat di dalam negeri, atau dan nilai tukar memiliki pengaruh yang
menggunakan bahan-bahan baku dan positif terhadap neraca perdagangan.
komponen setempat. Duasa (2007) juga melakukan penelitian
Banyak penelitian sebelumnya yang determinasi neraca perdagangan di
meneliti mengenai faktor-faktor yang Malaysia dengan menggunakan metode
mempengaruhi neraca perdagangan. ARDL, dan menemukan hasil bahwa
Diantaranya adalah Ashraf dan Joarder dalam jangka panjang dan jangka
(2009) melakukan penelitian terhadap pendek terdapat pengaruh antara nilai
negara-negara di Asia, menemukan tukar riil, pendapatan, dan money supply
faktor pertumbuhan penduduk, PDB, terhadap neraca perdagangan Malaysia.
dan impor mempengaruhi neraca Penelitian yang dilakukan oleh Qiao
perdagangan. Khan dan Hossain (2012) (2005) di RRT menemukan hasil bahwa
melakukan penelitian di Bangladesh setiap perubahan dalam nilai tukar akan

5
56 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
mempengaruhi perubahan dalam neraca Error Correction Model (VECM) dengan
perdagangan. Lebih lanjut Saqib (2013) alat bantu analisis adalah program
melakukan penelitian mengenai penga- Eviews versi 6.0.
ruh nilai tukar dan neraca perdagangan Konsep Vector Autoregression
dan menemukan bahwa setiap terjadi (VAR) sendiri pertama kali diperkenalkan
depresiasi terhadap mata uang Saudi oleh Christoper Sims (1980) dalam
Arabia maka akan berpengaruh positif membuat model persamaan simultan.
terhadap neraca perdagangan. Ray Sims berpendapat, dalam persamaan
(2012) melakukan penelitian di India simultan, jika terdapat hubungan yang
mengenai analisis determinasi neraca simultan antar variabel-variabel harus
perdagangan dan menemukan hasil diperlakukan sama sehingga tidak ada
salah satunya bahwa konsumsi lagi variabel endogen dan eksogen.
domestik dan PDB asing memiliki Berdasarkan pemikiran inilah Sims
pengaruh negatif terhadap neraca memperkenalkan konsep yang disebut
perdagangan. Abiy (2010) melakukan Vector Autoregression. Model VAR
penelitian mengenai pengaruh Foreign dapat mengacu tantangan kesulitan
Direct Investment (FDI) terhadap neraca yang ditemui akibat model struktural
perdagangan di negara-negara Afrika, yang harus mengacu kepada teori.
dan menemukan hasil bahwa terdapat Dengan kata lain, model VAR tidak
pengaruh yang positif dan signifikan banyak tergantung pada teori, melainkan
antara FDI dengan neraca perdagangan hanya perlu menentukan variabel yang
di negara-negara di Afrika. saling berinteraksi yang perlu dimasuk-
kan ke dalam sistem dan banyaknya
METODE PENELITIAN variabel jeda (lag) yang perlu diikut-
Metode Analisis sertakan dalam model yang diharapkan
dalam menangkap keterkaitan antara
Penelitian ini bertujuan untuk
variabel dalam sistem (Gujarati, 2003).
mengetahui faktor-faktor yang mempe-
Model VAR adalah model
ngaruhi neraca perdagangan Indonesia,
persamaan regresi yang menggunakan
sehingga berdasarkan tulisan ini dapat
data time series yang berkaitan dengan
diketahui respon antar variabel secara
masalah stasioneritas dan kointegritas
simultan dan dinamik faktor yang
data. Jika variabel stasioner pada tingkat
mempengaruhi neraca perdagangan
level maka kita mempunyai model VAR
baik jangka panjang maupun jangka
biasa (unrestricted VAR). Sebaliknya jika
pendek antar masing-masing variabel.
data tidak stasioner pada level tetapi
Untuk menjawab permasalahan tersebut,
stasioner pada proses diferensiasi yang
maka penelitian ini menggunakan Vector
sama, maka harus diuji apakah data

6
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 57
tersebut mempunyai hubungan dalam Data stasioner atau tidak mengan-
jangka panjang atau tidak dengan dung unit root merupakan syarat
melakukan uji kointegrasi (Widardjono, pertama dalam metode VAR. Namun
2013). Apabila data stasioner pada pada umumnya, data time series tidak
proses diferensiasi namun variabel tidak stasioner pada level, dan baru stasioner
terkointegrasi, maka model tersebut pada perbedaan pertama atau first
model VAR dengan data diferensiasi difference, yang menyebabkan hilangnya
(VAR in difference). Namun, apabila informasi jangka panjang. Model VECM
terdapat kointegrasi maka model VAR dapat digunakan untuk mengantisipasi
tersebut disebut model Vector Error hilangnya informasi jangka panjang, dan
Correction Model (VECM). Model VECM apabila terdapat minimal satu
merupakan model VAR yang terestriksi persamaan yang terkointegrasi. Model
(restricted VAR) karena adanya umum VECM sebagai berikut : (Achsani,
kointegrasi yang menunjukkan adanya Holtermoller dan Sofyan, 2005).
hubungan jangka panjang antar variabel
di dalam sistem VAR (Gujarati, 2003)

𝒌−𝟏
∆𝑿𝒕−𝟏 = 𝝁𝒕 + 𝝅𝑿𝒕−𝟏 + � 𝜸𝒊 ∆𝑿𝒕−𝒊 + 𝜺𝒕
𝒊=𝟏

Dimana 𝜋 dan 𝛾 merupakan fungsi merestriksi hubungan perilaku jangka


dari Ai (pada model umum VAR). Matriks panjang antar variabel yang ada
𝜋 dapat dipecah menjadi dua matriks 𝜆 agar konvergen ke dalam hubungan
dan 𝛽 dengan dimensi (n x r). 𝜋 = 𝜆𝛽 𝛾 , kointegrasi namun tetap membiarkan
dimana 𝜆 merupakan matrik penyesuaian, perubahan-perubahan dinamis di dalam
𝛽 merupakan vector kointegrasi, dan 𝛾 jangka pendek. Terminologi kointegrasi
merupakan rank kointegrasi, ini dikenal sebagai koreksi kesalahan
Model VECM digunakan di dalam (error correction) karena bila terjadi
model VAR non struktural apabila data deviasi terhadap keseimbangan jangka
time series tidak stasioner pada level, panjang akan dikoreksi secara bertahap
tetapi stasioner pada data diferensi dan melalui penyesuaian parsial jangka
terkointegrasi sehingga menunjukkan pendek secara bertahap (Widardjono,
adanya hubungan teoritis antar variabel. 2013).
Adanya kointegrasi ini maka model Kajian ini bertujuan untuk meng-
VECM yang merupakan model VAR non analisis faktor-faktor yang mempenga-
struktural ini disebut juga model VAR ruhi neraca perdagangan di Indonesia,
yang terestriksi. Spesifikasi VECM dengan mengadopsi penelitian yang

7
58 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
miliar USD

dilakukan15 oleh Ray (2012), Penelitian neraca perdagangan Indonesia secara


10
ini bertujuan memberikan gambaran makro. Dengan menggunakan model
mengenai 5 perkembangan neraca yang dipakai oleh Ray maka model
perdagangan0 Indonesia dan meng- VECM yang digunakan dalam penelitian
analisis faktor-faktor
-5 yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
-10

-15 t    Ln1 ERt  Ln 2 DCt  Ln 3 FDIt  Ln 4 PDBt  


LnBOT
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I* Tw
II**

dimana BOT adalah neraca perda- Data


2010 2011 2012* 2013
gangan dengan satuan juta Rupiah, ERBerjalan Cara pengumpulan
Transfer Pendapatan
* angka sementara
data yang
adalah **Nilai Tukar Riil dengan Jasa
satuan Neraca Perdag. Migas
Neraca Perdag.dilakukan adalahTrans.
dengan
Berjalanstudi pustaka
angka sangat sementara
Nonmigas
rupiah per dolar Amerika, DC (library research), berupa dokumen atau
merupakan konsumsi domestik
Sumber : Bank Indonesia (2013). dengan arsip yang didapat dari Badan Pusat
satuan juta Rupiah, FDI adalah investasi
Statistik, Bank Indonesia, situs internet
asing langsung Gambar dengan 1.satuan
Perkembangan
juta Transaksi Berjalan
dan buku-buku terkait. Jenis data yang
Rupiah dan PDB asing merupakan per- digunakan dalam penelitian ini adalah
tumbuhan pendapatan negara lain data sekunder mulai dari tahun 2006
dengan satuan juta Rupiah. kuartal I sampai dengan tahun 2013
kuartal II.

Tabel
Tabel 1. Jenis
1. Jenis Variabel
Variabel dandan Sumber
Sumber Data
Data

Variabel Keterangan Variabel Sumber


BOT Neraca Perdagangan Bank Indonesia
Indonesia
ER Nilai Tukar Riil Merupakan Bank Indonesia
hasil pengolahan nilai
tukar dengan
memperhitungkan tingkat
inflasi dalam dan luar
negeri.

DC K o n s u m s i d o m e s tik Badan Pusat Statistik


FDI Investasi Asing Bank Indonesia
Langsung
PDB PDB asing didapat dari World Bank Data
World Bank lalu
dikonversikan dalam
Rupiah

8
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 59

1
HASIL DAN PEMBAHASAN telah menyebabkan penurunan nilai
ekspor Indonesia secara signifikan. Kondisi
Perkembangan Neraca Perdagangan
Indonesia tersebut menyebabkan terjadinya defisit
neraca perdangangan Indonesia, pertama
Perkembangan neraca perdagangan kali sejak tahun 1961. Salah satu
Indonesia mulai tahun 2006 sampai penyebab terjadinya defisit neraca
dengan tahun 2011 memiliki tren positif, perdagangan tersebut adalah tekanan
seperti yang dapat dilihat pada defisit neraca perdagangan komoditi
Gambar 2. Gambar tersebut menunjuk- migas.
kan perkembangan nilai ekspor Pertumbuhan ekonomi dan pening-
Indonesia yang lebih besar dari pada katan kesejahteraan selama ini men-
impor. Akan tetapi perkembangan dorong kenaikan konsumsi BBM
tersebut tidak berlangsung lama. Sejak domestik yang berdampak pada
akhir tahun 2011 hingga pada Triwulan II kebutuhan impor BBM yang tinggi. Pada
tahun 2013 terjadi tren neraca saat yang sama, sumur minyak yang
perdagangan yang negatif, peningkatan semakin tua dan kurang produktif.
jumlah nilai ekspor Indonesia sejak Peningkatan konsumsi bahan bakar
tahun tersebut lebih rendah dari minyak bersubsidi disertai dengan
peningkatan jumlah nilai impor sehingga kenaikan harga minyak mentah dan
menyebabkan neraca perdagangan kondisi terus melemahnya nilai tukar,
Indonesia mengalami tekanan pada antara lain menjadi latar belakang
pertengahan tahun 2011 bahkan kebijakan penyesuaian BBM bersubsidi
mencapai defisit neraca perdagangan di dalam negeri (Kementerian Keuangan,
pada tahun 2012 hingga pada Triwulan II 2014). Lebih lanjut menurut Tony
tahun 2013. Prasentiantono, Ekonom Universitas
Jika disimak lebih lanjut, tahun 2012 Gajah Mada kondisi saat ini impor
menjadi tahun yang kurang baik bagi migas kita melonjak menyebabkan
kinerja perdagangan internasional defisit neraca perdagangan, sehingga
Indonesia. Perlambatan laju ekspor dan cadangan devisa terkuras dan akhirnya
penurunan harga komoditas ekspor memperlemah rupiah (Prasentiantono,
utama Indonesia di pasar internasional 2013).

Ekspor; 2011;
203497 Ekspor; 2012;
Ekspor; 2010; 190032
Ekspor; 2008; 157779 Ekspor; 2013;
137020 Ekspor; 2009; 133947
116510

BOT; 2011; 26061


BOT; 2009; 19681 BOT; 2012; -1659
BOT; 2008; 7823 BOT; 2010; 22000
BOT; 2013; 6402

Impor; 2009;
96829
Impor; 2008; Impor; 2010; Impor; 2013;
129197 135779 140349
Impor; 2011; Impor; 2012;
Ekspor Impor BOT 177436 191691

Gambar 2. Perkembangan Neraca Perdagangan (Juta USD)


Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)
9
60 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Bertambahnya tekanan defisit Seperti yang telah disebutkan di
neraca perdagangan menurut Bank atas bahwa salah satu yang menekan
Indonesia dipicu oleh seiring menipisnya terjadinya defisit neraca perdagangan
surplus neraca perdagangan non migas. adalah impor migas yang semakin
Surplus neraca perdagangan non migas meningkat. Hal tersebut dapat terlihat
menyusut karena impor, khususnya jelas pada Gambar 3 dimana ekspor
impor bahan baku dan barang konsumsi. Ekspor; migas2011;
dari tahun 2010 hingga tahun
Di sisi lain, perbaikan kinerja ekspor non
Ekspor; 2010; 2013 hampir
203497
190032 mengalami stagnasi karena
Ekspor; 2012;

Ekspor; 2008; 157779


migas tertahan oleh harga komoditas di produksi minyak dan 133947 gas Indonesia yang
Ekspor; 2013;
137020 Ekspor; 2009;
116510
pasar internasional yang masih cen- tidak naik, disisi yang lain terjadi
derung menurun akibat perekonomian peningkatan
BOT; 2011; 26061 impor migas yang cukup
BOT; 2009; 19681
BOT; 2012; -1659
RRT yang melambat. Ditambah lagi
BOT; 2008; 7823
signifikan menyebabkan neraca perda-
BOT; 2010; 22000
BOT; 2013; 6402
impor migas yang semakin meningkat gangan migas mengalami defisit dari
akibat peningkatan konsumsi Impor; 2009; Bahan tahun ke tahun. Peningkatan impor
96829
Bakar Minyak (BBM) Impor; 2008; yang semakinImpor; 2010; migas ini lebih Impor; disebabkan
2013; konsumsi
129197 135779 140349
menekan neraca perdagangan Ekspor
Indonesia.
Impor BOT
BBM
Impor; yang
2011;
177436
menurut
Impor; 2012; Direktur Pertamina
191691
Sehingga kombinasi dari hal tersebut Hulu Energi, Muhamad Husen dipicu
mendorong terjadinya defisit neraca per- oleh pertumbuhan kendaraan yang
Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)
dagangan Indonesia (Bank Indonesia, semakin meningkat dari hari ke hari
Gambar 2. Perkembangan Neraca Perdagangan(Juta US $)
2013). (Sindonews, 2013).

miliar USD miliar USD

15 12
10
10
8
5
6
0 4

-5 2
0
-10
-2
-15 -4
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I* Tw
II**

2010 2011 2012* 2013


Impor Gas Ekspor Gas
* angka sementara Impor Minyak Ekspor Minyak
** angka sangat sementara
Neraca Perdag. Migas (RHS)

Gambar Sumber
3. Perkembangan Neraca Perdagangan Migas (Miliar USD)
: Badan Pusat Statistik (2013)

Sumber : Badan Pusat Statistik


Gambar (2013)
3. Perkembangan Neraca Perdagangan Migas(Miliar USD $)

Faktor lainnya yang juga mendorong komoditas ekspor utama Indonesia di


terjadinya defisit neraca perdagangan pasar internasional. Seperti diketahui
adalah kinerja ekspor yang menurun ekspor non migas Indonesia lebih
yang disebabkan penurunan harga didominasi oleh produk primer tanpa

10
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 61
olahan. Berdasarkan Gambar 5, pada Untuk mengantisipasi ketidakpasti-
tahun 2012 ekspor non migas produk an pasar internasional maka yang perlu
Indonesia 54,3% merupakan produk diperhatikan adalah bagaimana mengu-
primer, kemudian 43,8% produk rangi ekspor produk primer dan
manufaktur, dan 1,9% produk lainnya. meningkatkan ekspor produk manu-
Ditambah lagi dari 54,3% produk primer, faktur Indonesia. Hal tersebut dikarena-
53,9% merupakan produk pertanian, dan
kan produk primer tidak memberikan
46,1% merupakan produk bahan bakar
nilai tambah dalam produk yang
dan pertambangan. Dari data di atas
diekspor, sedangkan produk manufaktur
menunjukkan bahwa kinerja ekspor non
memberikan nilai tambah tinggi
migas Indonesia sangat produk
54,3% merupakan tergantung pada
primer, kemudian 43,8% produk manufaktur, dan 1,9% produk lainnya.
bagi kegiatan ekonomi (Kementerian
harga komoditas dilagi
Ditambah pasar internasional.
dari 54,3% produk primer, 53,9% merupakan produk pertanian, dan 46,1%
Perindustrian, 2013).

PRODUK PRIMER EKSPOR NON MIGAS


1.9%

46,1% 43,8%
53,9% 54,3%

Produk Pertanian Produk Primer Produk Manufaktur


Produk Bahan Bakar dan Pertambangan Produk Lainnya

Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)


Gambar 5. Ekspor Nonmigas Tahun 2012 (persentase)
Gambar
Sumber : Badan Pusat 5. (2013)
Statistik Ekspor Nonmigas Tahun 2012 (persentase)

Hasil Analisis Kuantitatif Hasil perhitungan uji stasioner yang


Tabel 2. Hasil Pengujiandisajikan
Uji Akar Unitdalam Tabel 2, memper-
Pengujian Stasioneritas
Variabel
Level lihatkan bahwaFirst
semua variabel yang di-
Diffence
Sebelum menguji keseluruhan
ADF P-Value ADF P-Value
masukkan dalam model pada tingkat
model,Neraca
maka Perdagangan
kajian ini terlebih 0,49206
dahulu 0,8166 -7,837595 0,0000
Nilai Tukar riil 0,30625 level signifikansi
0,7690 -5,722758 5%, 0,0000
belum mencapai
melakukan
Konsumsi ujiDomestik
stasioneritas 2,40343
data yang 0,9474 -7,071897 0,0000
kestasioneran, namun tingkat stasioner
Investasi Asing
digunakan. Pengujian stasioneritas - 1,75046 data 0,3982 -6,517611
Langsung dicapai pada uji ADF0,0000dalam bentuk
yang digunakan
PDB terhadap seluruh varia- 0,4900
- 1,56516 -3,688612 0,0088
data beda (difference) tingkat pertama
bel dalam
Sumber:model
Data yangkajian
diolahdidasarkan
dengan Eviewspada
6.0 (2013).
untuk semua variabel yaitu neraca
Augmented Dickey Fuller test (ADF perdagangan, nilai tukar, konsumsi
test). domestik, investasi langsung, dan PDB.
Tabel 3. Hasil Kointegrasi Variabel

Hypothesized Trace 5 percent


Eigenvalue Probability**
No. Of CE(s) Statistic Critical Value
None** 0,819412 116,0077 69,81889 0,0000
At most 1** 0,481949 56,10391 47,85613 0,0070 11
62 AtBuletin 0,456005 VOL.8 No.
Ilmiah Litbang Perdagangan,
most 2** 1, JuLi 2014 29,79709
33,08503 0,0202
At most 3 0,205869 11,77652 15,49471 0,1680
At most 4 0,100544 3,708795 3,841446 0,5041
Produk Pertanian Produk Primer Produk Manufaktur
Produk Bahan Bakar dan Pertambangan Produk Lainnya

Kesimpulan ini berdasarkan kenyataan hipotesa nol ditolak yang berarti bahwa
Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)
bahwa semua variabel tersebut di atas data sudah stasioner pada tingkat
memiliki P-value yang 5.lebih
Gambar kecilNonmigas
Ekspor pada Tahun 2012
difference pertama.
(persentase)
tingkat signifikansi 5%, sehingga

Tabel
Tabel2.
2.Hasil PengujianUji
Hasil Pengujian Uji Akar
Akar Unit
Unit

Level First Diffence


Variabel
ADF P-Value ADF P-Value
Neraca Perdagangan 0,49206 0,8166 -7,837595 0,0000
Nilai Tukar riil 0,30625 0,7690 -5,722758 0,0000
Konsumsi Domestik 2,40343 0,9474 -7,071897 0,0000
Investasi Asing
- 1,75046 0,3982 -6,517611 0,0000
Langsung
PDB - 1,56516 0,4900 -3,688612 0,0088
Sumber:Data
Sumber: Datayang
yangdiolah
diolahdengan
denganEviews
Eviews6.0 (2013).
6.0(2013)

Pengujian Kointegritas Berdasarkan uji kointegrasi data


variabel
Tabel 3. Hasil Kointegrasi dalam
Variabel fungsi neraca
Langkah selanjutnya adalah
Hypothesizeduji
melakukan kointegrasi Traceperdagangan yang ditunjukkan pada
5 percent
Eigenvalue dengan Probability**
No. Of CE(s) Tabel 3,
Statistic terdapat
Critical Value dua persamaan
metode Johansen (1988). Jika variabel-
None** 0,819412 116,0077kointegrasi69,81889 0,0000 5%.
pada taraf signifikan
variabel tidak
At most 1** terkointegrasi,
0,481949 dapat56,10391 47,85613 0,0070
Oleh karena itu, antar variabel neraca
At most 2** 0,456005
ditetapkan VAR standar yang hasilnya 33,08503 29,79709 0,0202
At most 3 0,205869 perdagangan,
11,77652 15,49471nilai tukar riil, konsumsi
0,1680
identik dengan OLS, setelah domestik, investasi
At most 4 0,100544 3,708795 3,841446 langsung, dan PDB
0,5041
memastikan variabel tersebut apakah memiliki sifat linier combination yang
Sumber: Data yang diolah dengan Eviews 6.0 (2013).
stasioner pada derajat yang sama. Jika bersifat stasioner (kointegrasi). Adanya
pengujian membuktikan terdapat vektor kointegrasi menunjukkan terdapat
kointegrasi maka ditetapkan VECM hubungan jangka panjang diantara
untuk system equation. variabel-variabel (cointegrated) sehing-
Seluruh variabel yang digunakan ga antar variabel tersebut membentuk
dalam penelitian ini telah memenuhi suatu hubungan yang linier. Adanya
3
persyaratan untuk proses integrasi, yaitu kointegrasi dalam sebuah sistem per-
semua variabel stasioner pada derajat samaan mengimplementasikan bahwa
yang sama atau derajat orde 1. Hal ini dalam sistem terdapat Error Correction
menunjukkan bahwa semua variabel Model yang menggambarkan adanya
dalam sistem memiliki sifat integrated of hubungan dinamis jangka pendek
order one. secara konsisten dengan hubungan
jangka panjangnya (Djalal dan Usman,
2006).

12
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 63
Tabel 3. Hasil Kointegrasi Variabel

Hypothesized Trace 5 percent


Eigenvalue Probability**
No. Of CE(s) Statistic Critical Value

None** 0,819412 116,0077 69,81889 0,0000

At most 1** 0,481949 56,10391 47,85613 0,0070

At most 2** 0,456005 33,08503 29,79709 0,0202

At most 3 0,205869 11,77652 15,49471 0,1680

At most 4 0,100544 3,708795 3,841446 0,5041

Sumber: Data yang diolah dengan Eviews 6.0 (2013)

Hasil Analisa Jangka Panjang dan panjang untuk fungsi neraca perdagang-
Jangka Pendek Neraca Perdagangan an Indonesia.
Penggunaan metode VECM pada Intepretasi dari Tabel 4 menjelaskan
bahwa antara variabel neraca per-
penelitian ini lebih untuk melihat
hubungan keseimbangan jangka panjang dagangan memiliki hubungan jangka
dari persamaan yang terkointegrasi. Dari panjang dengan variabel konsumsi
hasil estimasi VECM didapat hubungan domestik, nilai tukar riil, FDI, dan PDB.
jangka panjang dan jangka pendek Kenaikan variabel konsumsi domestik
antara neraca perdagangan, nilai tukar sebesar 1% akan menurunkan neraca
riil, konsumsi domestik, investasi perdagangan sebesar 0,0205%. Hal ini
langsung dan PDB. Dari hasil uji dikarenakan peningkatan konsumsi
kointegrasi pada analisis VECM dapat domestik akan menyebabkan pening-
diperoleh matriks koefisien jangka katan pemenuhan kebutuhan masyara-
panjang untuk fungsi neraca kat yang notabene harus dipenuhi dari
perdagangan. Hasil persamaan neraca impor barang dari luar negeri karena
perdagangan dapat dilihat pada Tabel 4. keterbatasan produksi dalam negeri.
Peningkatan impor barang yang terjadi
Hasil estimasi untuk model kese-
imbangan jangka panjang neraca pada saat yang bersamaan dengan
perdagangan dapat dilihat dengan ekspor yang cenderung tetap tentu akan
melihat koefisien. Dari hasil uji menyebabkan terjadinya pengurangan
kointegrasi pada analisis VECM dapat neraca perdagangan Indonesia.
diperoleh matriks koefisien jangka

64 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014

13
Tabel 4. Hasil Estimasi VECM untuk Persamaan Neraca Perdagangan

Sumber: Data yang diolah dengan Eviews 6.0 (2013)

Demikian pula halnya dengan nilai pada akhirnya akan meningkatkan


tukar riil yang memiliki hasil negatif dan neraca perdagangan Indonesia. Hasil
signifikan,
Response hal
of BOTini berarti setiap
to DC terjadi
Response 1%
of BOT to ER penelitian
Response ofini
BOT sesuai
to FDI dengan
Responsepenelitian
of BOT to PDB

depresiasi
1,200 nilai tukar 1,200 maka akan yang
1,200 dilakukan oleh Zakir1,200 dan Hossain
meningkatkan
800 neraca800 perdagangan (2012),
800 Kennedy (2013), 800 Ray (2012),
sebesar
400 0,722%. Setiap
400 terjadi Ashraf
400 dan Joarder (2009), 400 Falk (2008),
depresiasi
0 maka akan 0 menyebabkan dan0 Duasa (2007), Shirvani 0 dan Wilbrate
peningkatan
-400
export -400 competitiveness (1997).
-400 -400

untuk barang-barang dari Indonesia


2 4 6 8 10 2 4 6 8 10
Berdasarkan hasil estimasi
2 4 6 8 10 2 4 6
jangka
8 10

yangSumber:
pada akhirnya tentu akan
Data yang diolah dengan Eviews 6.0 (2013).
pendek dengan taraf keyakinan 95%
meningkatkan neraca perdagangan menunjukkan bahwa variabel konsumsi
Indonesia. UntukGambar variabel
2. FungsiFDI,Impuls
setiapResponse
domestik, nilaiPerdagangan
Neraca tukar riil bernilai negatif
terjadi peningkatan 1% FDI akan dan signifikan mempengaruhi neraca
meningkatkan neraca perdagangan perdagangan. Sementara investasi
sebesar 0,2013%. Sedangkan untuk langsung dan PDB negara lain memiliki
variabel PDB negara lain memiliki nilai pengaruh yang positif terhadap neraca
0,00169 memberikan arti setiap terjadi perdagangan Indonesia. Hal terpenting
kenaikan 1% PDB Asing akan dari persamaan jangka pendek ini
meningkatkan neraca perdagangan adalah nilai dari error correction yang
sebesar 0,0169%. Setiap terjadi signifikan dan negatif yang berarti model
peningkatan PDB Asing berarti mengan- secara empiris yang digunakan memiliki
dung arti bahwa terjadi peningkatan spesifikasi valid sehingga hasil VECM
pendapatan asing, peningkatan dapat digunakan untuk melihat pengaruh
pendapatan asing inilah yang akan jangka panjang.
menyebabkan peningkatan permintaan Interpretasi dari koefisien di atas
barang-barang ekspor Indonesia sehingga adalah apabila variabel konsumsi

14
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 65
domestik bernilai -0,09106 yang berarti tersebut harus mendekati nol sehingga
kenaikan konsumsi domestik 1% maka penyesuaian menuju keseimbangan
akan mengakibatkan penurunan neraca semakin cepat.
perdagangan sebesar 0,09106 % ceteris
Fungsi Impuls Reponse pada Neraca
paribus. Adapun variabel nilai tukar riil
Perdagangan
bernilai -0,72224 yang berarti kenaikan
1% depresiasi nilai tukar riil akan Fungsi respon terhadap shock atau
menyebabkan peningkatan neraca guncangan berfungsi untuk melihat
perdagangan sebesar 0,7224%, ceteris respon dinamika setiap variabel apabila
paribus. Begitu pula untuk investasi ada suatu guncangan tertentu sebesar
langsung bernilai 0,201379 yang berarti satu standard error.
kenaikan 1% investasi langsung maka Respon inilah yang menunjukkan
akan menyebabkan terjadi peningkatan adanya pengaruh dari suatu shock
neraca perdagangan sebesar 0,201379% variabel dependen terhadap variabel
independen. Analisis respon terhadap
dengan menganggap variabel lainnya
konstan. Peningkatan PDB negara lain shock dalam penelitian ini bertujuan
1% maka akan meningkatkan neraca untuk mengetahui peranan variabel
perdagangan sebesar 0,00169% neraca inovasi dari masing-masing variabel
perdagangan Indonesia, ceteris paribus. seperti nilai tukar riil, konsumsi
Nilai error correction yang negatif domestik, investasi langsung dan PDB
memperlihatkan adanya koreksi dari terhadap neraca perdagangan. Hasil
pergerakan variabel ke keseimbangan pengolahan impulse response dapat
jangka panjangnya sehingga koefisien- dilihat pada Gambar 2.
nya harus bernilai negatif dan nilai

Response of BOT to DC Response of BOT to ER Response of BOT to FDI Response of BOT to PDB
1,200 1,200 1,200 1,200

800 800 800 800

400 400 400 400

0 0 0 0

-400 -400 -400 -400


2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10

Gambar
Sumber: Data 2. Fungsi
yang diolah Impuls
dengan Eviews Response Neraca Perdagangan
6.0 (2013).
Sumber: Data yang diolah dengan Eviews 6.0 (2013)

Gambar 2. Fungsi Impuls Response Neraca Perdagangan

15
66 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Respon variabel neraca perdagang- perdagangan akibat adanya shock PDB
an akibat adanya shock pada neraca asing menunjukkan respon yang negatif.
perdagangan, nilai tukar riil, investasi Respon negatif dapat dilihat mulai
langsung dan pertumbuhan ekonomi periode 2 hingga 3, kemudian periode 7
dapat dilihat pada Gambar 2. Respon hingga 8. Hal ini berarti kenaikan PDB
yang diberikan oleh neraca perdagang- asing akan menyebabkan menurunnya
an akibat adanya shock konsumsi neraca perdagangan. Hal ini sejalan
domestik menujukkan respon yang dengan estimasi VECM dalam jangka
positif untuk periode 1 sampai dengan 2, panjang, peningkatan pertumbuhan
kemudian setelah periode 3 hingga 5 ekonomi dalam jangka panjang akan
menunjukkan respon yang negatif. Hal menurunkan neraca perdagangan.
ini berarti peningkatan konsumsi
Dekomposisi Varian Fungsi Neraca
domestik ekonomi akan menyebabkan
Perdagangan
penurunan neraca perdagangan, hal
Analisis dekomposisi varian berguna
tersebut dapat terjadi akibat
meningkatnya impor barang-barang untuk memprediksi kontribusi persentase
konsumsi akibat peningkatan konsumsi varian setiap variable karena adanya
masyarakat. perubahan variabel tertentu di dalam
Sedangkan untuk respon variabel sistem VAR. Dinamika suatu variabel
neraca perdagangan akibat adanya dapat dianalisa dengan menggunakan
shock nilai tukar riil menunjukkan respon dekomposisi ragam kesalahan
yang negatif untuk periode 2 hingga 10. peramalan yang diorthogonalisasi.
Hal tersebut berarti setiap terjadi Dekomposisi varians merupakan
depresiasi nilai tukar akan menyebabkan metode lain dari sistem dinamik dengan
meningkatnya neraca perdagangan. Hal menggunakan analisis VAR/VECM
tersebut dapat terjadi, akibat dari (Widardjono, 2013). Jika respon terhadap
depresiasi nilai tukar membuat pening- guncangan menunjukkan efek dari
sebuah kebijakan (shock) variabel
katan ekspor barang dan jasa yang pada
akhirnya akan meningkatkan neraca endogen terhadap variabel lain maka
perdagangan Indonesia. Sedangkan dekomposisi varian akan menguraikan
respon variabel neraca perdagangan inovasi pada sebuah variabel endogen
akibat shock investasi langsung terhadap guncangan variabel yang lain
menunjukkan respon yang negatif. Dan dalam VAR/VECM.
terakhir respon variabel neraca

Asasa

16
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 67
TabelTabel 5. Hasil
5. Hasil Uji Uji DekomposisiNeraca
Dekomposisi Neraca Perdagangan
Perdagangan

Variance
Decompo
sition of
BOT:
Period S.E. BOT DC ER FDI PDB
1 923,6334 100,0000 0,00000 0,000000 0,000000 0,000000
2 1155,143 89,44354 3,457963 0,432157 6,617725 0,048613
3 1240,729 84,98128 3,557342 5,318207 5,774594 0,368574
4 1472,574 84,47951 4,537167 6,581384 4,099511 0,302427
5 1590,851 86,64449 3,887656 5,653330 3,516427 0,298100
6 1660,183 86,93316 4,043430 5,423358 3,313971 0,286077
7 1752,521 87,71788 3,659624 5,382282 2,977258 0,262960
8 1864,621 88,48077 3,362421 5,199378 2,724928 0,232499
9 1936,748 88,90418 3,174167 5,130553 2,572909 0,218187
10 2015,865 89,27388 2,970591 5,151069 2,401487 0,202974
Sumber:Data
Sumber: Datayang
yangdiolah
diolahdengan
denganEviews
Eviews6.0 (2013).
6.0(2013)

Hasil dekomposisi menunjukkan nyata untuk mengurangi defisit neraca


pada periode satu varian neraca perdagangan. Karena fakta yang terjadi
perdagangan dijelaskan oleh variabel defisit neraca perdagangan yang terjadi
sendiri sebesar 100%. Pada periode selama 2 tahun terakhir adalah bukti
kedua varian neraca perdagangan kuat bahwa Indonesia tidak lebih
dijelaskan oleh variabel sendiri 89,44% menjadi konsumen (pasar) bukan
sedangkan 10,56% diterangkan oleh produsen dan pemasok pasar dunia
variabel lain seperti konsumsi domestik, (Media Indonesia, 2013).
nilai tukar riil, investasi langsung dan Berdasarkan hasil analisa kuanti-
pertumbuhan ekonomi. tatif maka dapat dikelompokkan dalam
Berdasarkan hasil analisa kuantitatif dua poin utama yaitu variabel yang
di atas menunjukkan bahwa variabel dapat dipengaruhi oleh pemerintah dan
konsumsi domestik, nilai tukar riil faktor yang diluar kendali pemerintah
memiliki pengaruh negatif dan signifikan Indonesia atau faktor yang tidak dapat
sementara variabel Investasi Asing dipengaruhi oleh pemerintah. Konsumsi
domestik, nilai tukar riil dan investasi
Langsung dan PDB negara lain memiliki
asing langsung merupakan variabel
pengaruh yang positif dan signifikan
yang dapat dikontrol atau dipengaruhi
terhadap neraca perdagangan Indonesia.
oleh pemerintah, sedangkan variabel
Menarik untuk menelaah lebih lanjut
PDB negara lain tidak dapat dipenga-
mengenai determinasi neraca per-
ruhi oleh kebijakan pemerintah. Untuk itu
dagangan Indonesia, berdasarkan hasil
jika kita melihat perkembangan sekarang
analisis kuantitatif di atas maka
pada akhir tahun 2013 maka pemerintah
pemerintah harus melakukan tindakan mengeluarkan beberapa kebijakan untuk

68 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 5 17


mengurangi defisit neraca perdagangan menemukan pengaruh yang negatif dan
Indonesia. signifikan antara konsumsi domestik
Pemerintah telah mengeluarkan terhadap neraca perdagangan, kebijakan
paket kebijakan yang terdiri dari empat Menteri Keuangan untuk menjaga
hal yaitu memperbaiki neraca transaksi pertumbuhan dan daya beli masyarakat
berjalan dan nilai tukar; menjaga serta menjaga inflasi juga merupakan
pertumbuhan ekonomi dan daya beli, tindakan yang tepat. Berdasarkan
dengan memastikan defisit anggaran penelitian juga didapatkan hasil bahwa
2013 tetap 2,38% terhadap produk nilai tukar riil memliki pengaruh yang
domestik bruto; menjaga laju inflasi, negatif terhadap neraca perdagangan,
dengan cara memperbaiki tata niaga maka kebijakan Menteri Keuangan untuk
komponen harga yang bergejolak memperbaiki neraca transaksi berjalan
(volatile food); dan mempercepat dan nilai tukar dirasakan tepat. Sehingga
investasi melalui relaksasi perizinan kombinasi dari empat kebijakan tersebut
(Harian Neraca, 2013). Lebih lanjut diharapkan mampu memperbaiki neraca
Menteri Keuangan mengatakan untuk perdagangan Indonesia.
meredam defisit perdagangan dengan
cara meningkatkan porsi penggunaan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
biodiesel dalam porsi solar sehingga KEBIJAKAN
menekan konsumsi solar, pengenaan
Berdasarkan pembahasan di atas,
tambahan Pajak Penjualan Barang
terdapat dua kesimpulan sebagai
Mewah sebesar 50% pada mobil super
berikut: pertama, perkembangan neraca
mewah dan pengenaan Pajak
perdagangan Indonesia mulai tahun
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)
2006 sampai dengan tahun 2011
pada produk bermerek sebesar 25%,
memiliki tren positif. Hal ini menunjuk-
dan mendorong ekspor mineral olahan
kan nilai ekspor Indonesia yang lebih
(Prasentiantono, 2013).
besar dari pada impor. Akan tetapi
Kebijakan yang dikeluarkan oleh
kondisi ini berubah mulai tahun 2011
Pemerintah tersebut merupakan
Triwulan II hingga pada Triwulan II tahun
kebijakan yang tepat untuk dilakukan,
2013, dimana perkembangan neraca
berdasarkan hasil penelitian ini ditemu-
perdagangan mengalami tren yang
kan bahwa FDI memiliki pengaruh yang
negatif, bahkan defisit untuk tahun 2012
positif terhadap neraca perdagangan.
hingga Triwulan II tahun 2013. Salah
Maka kebijakan menteri keuangan untuk
satu faktor yang menyebabkan tekanan
mempercepat proses investasi melalui
defisit pada neraca perdagangan
relaksasi perizinan merupakan tindakan
Indonesia adalah impor komoditi migas
yang tepat untuk memperbaiki neraca
dan menurunnya kinerja ekspor non-
perdagangan. Hasil penelitian ini juga
migas.

18
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 69
Kedua, berdasarkan analisa regresi Indonesia. Pemerintah harus mampu
dengan menggunakan VECM untuk mengeluarkan kebijakan untuk menga-
model keseimbangan jangka panjang tasi perkembangan neraca perdagangan
didapatkan hasil variabel konsumsi yang cenderung negatif bahkan defisit,
domestik dan nilai tukar memililiki diantaranya pemerintah bersama Bank
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Indonesia diharapkan mampu menjaga
variabel neraca perdagangan. Artinya tingkat nilai tukar pada pada level yang
setiap peningkatan variabel konsumsi stabil yang tepat untuk menstimulus
domestik akan menyebabkan neraca peningkatan ekspor yang pada akhirnya
perdagangan menurun, akibat dari impor dapat meningkatkan surplus neraca
barang dari luar negeri untuk peme- perdagangan. Kemudian pemerintah
nuhan kebutuhan masyarakat. Demikian diharapkan dapat mengeluarkan kebi-
pula halnya dengan nilai tukar, setiap jakan yang dapat meredam atau mengu-
terjadi depresiasi nilai tukar maka akan rangi konsumsi domestik yang akhir
menyebabkan peningkatan neraca akhir ini meningkat terhadap barang-
perdagangan, karena depresiasi nilai barang impor. Selain itu perlu ditambah
tukar akan meningkatkan export kebijakan yang mempermudah investasi
competitiveness untuk produk barang asing langsung seperti relaksasi
Indonesia. Sedangkan variabel FDI dan perizinan dan pemberian insentif fiskal
PDB negara lain memiliki pengaruh posi- seperti pengurangan pajak terhadap
tif terhadap neraca perdagangan. Artinya investasi asing langsung yang masuk ke
setiap terjadi kenaikan FDI maupun PDB Indonesia agar dapat membangun indus-
negara lain maka akan menyebabkan trinya di Indonesia untuk mengurangi
peningkatan neraca perdagangan Indo- ketergantungan akan produk-produk
nesia. Hasil estimasi keseimbangan impor.
jangka pendek juga memiliki hasil yang
serupa dengan keseimbangan jangka DAFTAR PUSTAKA
pendek untuk hubungan masing-masing Abiy, H.Z. (2010). Impact of Foreign Direct
Investment on Trade of African
variabel dengan neraca perdagangan. Countries. International Journal of
Dan nilai error correction yang signifikan Economics and Finance No. 2 (3), pp
122-133.
dan negatif berarti adanya koreksi dari
pergerakan variabel ke keseimbangan Achsani, N. A., O. Holtemoller dan H.
Sofyan. (2005). Econometric and Fuzzy
jangka panjangnya. Modelling of Indonesian Money
Berdasarkan kesimpulan di atas, Demand in Pavel Cizek, Wolfgang H.,
and Rafal W. Statistical Tools For
maka pemerintah diharapkan dapat ber- Finance. Berlin Heidelberg. Germany:
gerak cepat mengatasi permasalahan Springer-Verlag.
perkembangan neraca perdagangan

19
70 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Bank Indonesia. (2013). Laporan Bank Khan,.M. Zakir, dan M. I.,Hossain. (2012). A
Indonesia ke Dewan Perwakilan Rakyat Model of Bilateral Trade Balace.
Indonesia Kuartal II Tahun 2013. Bank Extention and Empirical Tests.
Indonesia. Economic Analysis and Policy. 403(3),
pp. 377-391.
BPS. (2013). Statistik Indonesia Tahun
2013. Jakarta: BPS. Media Indonesia. (2013). Arti WTO bagi
Kita. 6 Desember 2013.
Duasa, J. (2007). Determinants of Malaysia
Trade Balance: An ARDL Bound M. A. Ashraf,. M.A, dan H. R., Joarder.
Testing Approach. Journal of Economic (2009). Factors Affecting Volatility of
Cooperation, No. 28 (3), pp. 21-40. Bangladesh Trade Deficit: An
Econometric Analysis. ABAC Journal,
Djalal, N dan H. Usman. (2006). Penekatan
Vol 29 (2), pp. 24-36.
Populer dan Praktis Ekonometrika
untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Prasentiantono, T. (2013). Meredam Defisit
Jakarta: Lembaga Penerbit Unviersitas Perdagangan. Kompas, 16 Desember
Indonesia.. 2013.
Falk, M. (2008). Determinants of The Trade Pujoalwanto, B. (2014). Perekonomian
Balance in Industrialized Countries. Indonesia, Tinjauan Historis, Teoritis
FIW Research Report No. 013. dan Empiris. Jakarta : Graha Ilmu.
Gujarati,D.N . (2003). Basic Econometric. 4th Qiao, H. (2005). Exchange Rate and Trade
edition. New York: McGraw-Hill. Balances under the Dollar Stadard.
Working Paper No. 259. Standford
Harian Neraca. (2013, 6 Desember).
University
Kemenkeu Akan Terbitkan Kebijakan
Fiskal Insentif Ekspor. Ray, S. (2012). An Analysis of Determinants
of Balance of Trade in India. Research
Johansen, S. (1988). Statistical Analysis of
Journal of Finance and Accounting. Vol
Cointegration Vectors. Journal of
3, (1), pp. 73-83.
Economic Dynamics and Control,
No.12, pp.131-154. Saqib, N. (2013). The Effect of Exchage
Rate Fluctuation on Trade Balance :
Kementerian Perindustrian. (2013). Sambu-
Empirical Evidence From Saudi Arab
tan Menteri Perindustrian Pada Acara
Economy. Journal of Knowledge
Forum Ekspor Industri Manufaktur.
Managemen, Economics and
Kementerian Keuangan. (2014). Nota Information Tecnology. Vol III (5), pp.1-
Keuangan Dan Rancangan Anggaran 11.
Pendapatan Belanja Negara Tahun
Shirvani, .H dan B, Wilbratte . (1997). The
Anggaran 2014.
Relationship Between The Real
Kennedy, O. (2013). Kenya’s Foreign Trade Exchange Rate and The Trade Balance
Balance An Emperical Investigation. : An Empirical Reassessment.
European Scientific Journal. Vol.9 (19), International Economic Journal. Vol. 11
pp. 176-189. (1), pp.39-50.
Krugman, Paul, Maurice Obstfeld dan Marc Sindonews.(2013, Desember 16). Konsumsi
Melitz. (2008). International Economics: BBM Terus Meningkat Tiap Hari.
Theory and Policy. Edisi ke-8. Pearson Diunduh tanggal 20 Desember 2013
Internasional Edition. dari
http://ekbis.sindonews.com/read/2013/1
2/16/34/817302/konsumsi-bbm-terus-
meningkat-tiap-hari.

20
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 71
Tempo. (2013, September 2). Defisit Neraca Widardjono, A. (2013). Ekonometrika Teori
Perdagangan Catat Rekor Terbesar. dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan
Diunduh tanggal 15 Desember 2013 Bisnis.. Yogyakarta: Ekonisia.
dari
Yussof, M. (2007). The Malaysian Real
http://www.tempo.co/read/news/2013/0
Trade Balance and the Real Exchange
9/02/092509436/Defisit-Neraca-
Rate. Internasional Review of Applied
Perdagangan-Catat-Rekor-Terbesar.
Economics. Vol 21, (5), pp. 655-667

21
72 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014

Anda mungkin juga menyukai