Anda di halaman 1dari 7

== Pengertian ==

Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) atau hak pemulia tanaman adalah hak kekayaan intelektual yang
diberikan kepada pihak pemulia tanaman atau pemegang PVT untuk memegang kendali secara eksklusif
terhadap bahan perbanyakan (mencakup benih, stek, anakan, atau jaringan biakan) dan material yang
dipanen (bunga potong, buah, potongan daun) dari suatu varietas tanaman baru untuk digunakan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. Suatu kultivar yang didaftarkan untuk mendapatkan PVT harus
memiliki karakteristik berikut ini : baru, unik, seragam, stabil, dan telah diberi nama. Hak ini merupakan
imbalan atas upaya yang dilakukan pemulia dalam merakit kultivar yang dimuliakannya, sekaligus untuk
melindungi konsumen (penanam bahan tanam atau pengguna produk) dari pemalsuan atas produk yang
dihasilkan dari kultivar tersebut. Sedangkan Pengertian Perlindungan Varietas Tanaman menurut UU
PVT UU NO 29 Tahun 2000 Pasal 1(1) adalah : Perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam
hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas
Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan
tanaman.

UU PVT.jpg

Buku Undang-Undang NO 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman Diterbitkan oleh
Deptan RI Tahun 2005

[1]

Daftar isi

1 Persyaratan Permohonan Hak PVT

2 Jangka Waktu Perlindungan PVT

3 Pusat Perlindungan Varietas Pertanian dan Perijinan Pertanian (PVTPP)

4 Prosedur Pendaftaran PVT di Indonesia

5 Subjek Perlindungan Varietas Tanaman

6 Pengumuman Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

7 Tidak Dianggap Sebagai Pelanggaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman


8 Pengalihan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

9 Lisensi

10 Berakhirnya Hak Perlindungan Varietas Tanaman

11 Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan Masa Depan Pertanian Indonesia

11.1 Catatan

12 Pranala luar

Persyaratan Permohonan Hak PVT

PVT dapat diberikan pada varietas tanaman dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam,
stabil dan diberikan nama.

Tanaman sebagaimana yang dimaksud adalah tanaman semusin dan tanaman tahunan.

Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan
perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau
sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak
lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan.

Suatu varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan varietas
lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT.

Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas tersebut terbukti
seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda.

Suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya tidak mengalami perubahan setelah ditanam
berulang-ulang, atau untuk yang diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami
perubahan pada setiap akhir siklus tersebut.

Varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang
bersangkutan, dengan ketentuan bahwa :

Nama varietas tersebut terus dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah habis;

Pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas

Penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada Kantor PVT;
Apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan poin 2, maka Kantor PVT berhak menolak
penamaan tersebut dan meminta penamaan baru;

Apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon wajib
mengganti nama varietas tersebut;

Nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. [2]

Jangka Waktu Perlindungan PVT

Jangka waktu perlindungan PVT adalah 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman
tahunan.

Pusat Perlindungan Varietas Pertanian dan Perijinan Pertanian (PVTPP)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT. 140/10/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian Pertanian maka terhitung tanggal 1 Desember 2011, Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman dan Pusat Perizinan Pertanian berubah menjadi Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP)[3]. Kantor PVT dan Perijinan Pertanian (PVTPP)
menjadi kantor yang ditunjuk untuk menangani pendaftaran PVT baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PVTPP) berada di bawah
naungan Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Prosedur Pendaftaran PVT di Indonesia

Pendaftaran PVT dari dalam negeri bisa langsung mengajukan ke Pusat Perlindungan Varietas Pertanian
dan Perijinan Pertanian (PVTPP) atau melalui jasa Konsultan PVT terdaftar. Adapun pendaftaran PVT
yang tidak bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di wilayah Indonesia harus melalui Konsultan
Perlindungan Varietas Tanaman di Indonesia selaku kuasa.[4]

Subjek Perlindungan Varietas Tanaman


Pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang atau badan hukum, atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak PVT sebelumnya.

Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka pihak yang memberi pekerjaan itu
adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak
pemulia.

Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan pesanan, maka pihak yang memberi pesanan itu menjadi
pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak
pemulia.[5]

Pengumuman Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

1. 6 bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT

2. 12 (dua belas) bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT dengan hak prioritas.

[6]

Tidak Dianggap Sebagai Pelanggaran Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Penggunaan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi, sepanjang tidak untuk tujuan
komersial;

Penggunaan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian, pemuliaan tanaman, dan perakitan
varietas baru;

Penggunaan oleh Pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka kebijakan pengadaan pangan
dan obat-obatan dengan memperhatikan hak-hak ekonomi dari pemegang hak PVT. [7]

Pengalihan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena :

a. pewarisan;
b. hibah;

c. wasiat;

d. perjanjian dalam bentuk akta notaris; atau

e. sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.

Pengalihan hak PVT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a, b, dan c harus disertai dengan
dokumen PVT berikut hak lain yang berkaitan dengan itu.

Setiap pengalihan hak PVT wajib dicatatkan pada Kantor PVT dan dicatat dalam Daftar Umum PVT
dengan membayar biaya yang besarnya ditetapkan oleh Menteri.

Syarat dan tata cara pengalihan hak PVT diatur lebih lanjut oleh Pemerintah.[8]

Pengalihan hak PVT tidak menghapus hak pemulia untuk tetap dicantumkan nama dan identitas
lainnya dalam Sertifikat hak PVT yang bersangkutan serta hak memperoleh imbalan. [9]

Lisensi

Pemegang hak PVT berhak memberi lisensi kepada orang atau badan hukum lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi. [10]

Perjanjian lisensi harus dicatatkan pada Kantor PVT dan dimuat dalam Daftar Umum PVT dengan
membayar biaya yang besarnya ditetapkan oleh Menteri.

Dalam hal perjanjian lisensi tidak dicatatkan di Kantor PVT sebagaimana dimaksud diatas, maka
perjanjian lisensi tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.

Ketentuan mengenai perjanjian lisensi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.[11]

Berakhirnya Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Hak PVT berakhir karena :

a. berakhirnya jangka waktu;


b. pembatalan;

c. pencabutan.

[12]

Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan Masa Depan Pertanian Indonesia

Negara-negara berkembang seperti Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) namun, sangat miskin
dalam hal riset and development (R&D) sedangkan negara maju miskin akan sumber daya alam (SDA)
namun kaya akan riset and development (R&D). Dengan adanya Perlindungan varietas tanaman (PVT)
diharapkan akan memacu invensi dan inovasi berbasis sumber daya alam di bidang pertanian. Para
pemulia tanaman akan terpacu untuk merakit varietas-varietas tanaman baru yang bermanfaat bagi
masyarakat luas. PVT pun menjamin akan perlindungan atas sumber kekayaan alam (plasma nutfah).
Sudah saatnya Indonesia menggalakkan riset di bidang pertanian secara besar-besaran. Sumber daya
alam kita melimpah ruah, namun jika kita hanya diam dan tidak melakukan riset di bidang pertanian
secara besar-besaran maka kita tetap tidak akan berkembang menjadi negara yang maju di bidang
pertanian. Lihat saja negara New Zealand dengan satu produk buah Kiwinya bisa mengguncang dunia,
lihat pula beranekaragam bunga-bunga hias hasil para pemulia tanaman dari Thailand banyak di buru
oleh orang-orang di seluruh dunia, bahkan tak jarang orang-orang dari Indonesia menghabiskan uangnya
di negeri gajah itu untuk memborong tanaman-tanaman hias langka dan terbaru. Maka, sudah saatnya
kita merakit varietas-varietas unggulan baru baik itu buah-buahan, sayuran, tanaman pangan, obat-
obatan.

Modal awal sudah kita miliki yaitu kekayaan plasma nutfah yang melimpah ruah, sekarang tinggal
menunggu kreatifitas para pemulia tanaman (breeder) untuk menghasilkan tanaman-tanaman baru
yang bernilai ekonomi dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas. Setelah para pemulia
tanaman itu menghasilkan varietas-varietas tanaman baru, sangat penting sekali pemerintah Indonesia
memberikan perlindungan hukum atas karya yang dihasilkannya yaitu dengan pemberian sertifikat
varietas tanaman (PVT). Selain varietas-varietas tanaman baru, departemen pertanian pun harus
memberikan perlindungan bagi varietas-varietas tanaman lokal yang telah menjadi milik masyarakat.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang banyak menghasilkan invensi dan inovasi di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan sastra termasuk varietas baru di bidang pertanian. Bangsa yang
besar tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya saja, buat apa kaya akan sumber daya alamnya, jika
ternyata kita sebagai anak bangsa “miskin berfikir, miskin berkreasi dan miskin bermimpi”.

Kita sebagai bangsa agraris masih harus bersyukur dengan cara selalu berfikir, mencipta ,serta berkreasi.
Oleh karena itu, kita harus bisa membangkitkan kreatifitas di bidang pertanian caranya tentu dengan
menemukan banyak varietas-varietas tanaman baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Untuk
merangsang kreatifitas ini Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) bisa menjadi salah satu jalan.

Lihat saja data berikut ini, Pada tahun 1990 pengeluaran untuk kepentingan riset bioteknologi di
Amerika Serikat mencapai $ 11 milyar, dua pertiganya berada di sektor swasta. (Bunga Rampai Hak Atas
Kekayaan Intelektual, 2001). Kita bisa melihat besarnya dana riset yang dilakukan oleh negara maju di
bidang pertanian ini sangat jauh dengan dana riset indonesia. Semoga saja dengan di sahkannya UU no
29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT) akan semakin memacu riset pertanian di
Indonesia. Pilihan ada di tangan kita semua, apakah kita akan selamanya menjadi negara yang kaya akan
sumber daya alam, namun miskin invensi dan inovasi. Indonesia baru menjadi Indonesia sebenarnya jika
kaya akan sumber daya alam namun manusianya pun kaya juga dengan invensi dan inovasi di bidang
pertaniannya.

Anda mungkin juga menyukai