Bahaya Junk Food
Bahaya Junk Food
mana-mana dan banyak dikonsumsi orang, alasannya antara lain mudah didapat,
harga relatif murah, rasa yang enak dan penampilan yang menarik. Pizza, fried
chicken, burger dan berbagai soft drink merupakan contoh junkfood yang sangat
populer, bahkan sudah menjadi santapan wajib sehari-hari bagi sebagian orang.
1. Lemak Jenuh
2. Garam
3. Gula
Kandungan junk food lainnya yang tak kalah tinggi adalah gula.
Minuman ringan, biskuit, kue, dan permen mengandung gula yang tidak sedikit.
Kendati secara tidak langsung berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes,
kelebihan gula dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada usia muda.
Masalah kesehatan lainnya yang bisa disebabkan oleh kadar gula berlebihan
adalah tooth decay atau kerusakan gigi, mengurangi level kolesterol berguna,
meningkatkan kadar lemak dalam darah yang berhubungan dengan diabetes, dan
penyakit jantung.
Zat lain yang terkandung dalam junk food secara berlebihan adalah bahan
tambahan atau zat aditif. Umumnya zat aditif ini digunakan untuk mengawetkan
dan mempertahankan warna, rasa, dan bentuk. Apa sebenarnya penambah cita
rasa atau zat aditif sintetis yang bisa menimbulkan cita rasa tersebut? Pada
dasarnya zat aditif sintetis ini adalah sejenis natrium atau sodium yang menjadi
sumber utama garam dapur dan vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat). Nah,
unsur inilah yang menjadi penggugah selera makanan cepat saji atau junk food.
http://www.cni.co.id/index.php/corporate-info/news/info-cni/173-bahaya-
junk-food-bagi-kesehatan
Junk food atau biasa dikenal dengan makanan cepat saji merupakan suatu produk
makanan yang sudah umum dan telah mendunia di abad ini. Istilah “Junk food”
pada umumnya mengacu pada makanan yang dapat disajikan dengan cepat serta
makanan yang mengandung banyak kalori tetapi memiliki nilai gizi yang sedikit
jumlahnya.
Dengan mengkonsumsi jenis makanan yang tergolong junk food, justru orang
tidak akan merasa kenyang, sehingga hal itu justru akan menyebabkan seseorang
makan dengan berlebihan, yang nantinya akan membuat seseorang bermasalah
dengan berat badan dan juga kesehatannya.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjangkitnya penyakit diabetes adalah
karena diet yang tidak sehat, salah satunya karena makanan yang kita konsumsi
merupakan makanan sampah. Ketika tubuh menyerap asupan gizi dari yang
berasal dari makanan sehat, hal ini berarti tubuh mendapatkan pasokan glukosa
yang membantu menjaga sensitivitas insulin. Sedangkan ketika tubuh menyerap
asupan makanan junk food, hal ini bisa mengakibatkan stres yang berlebihan
pada metabolisme tubuh sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
menggunakan insulin dengan benar. Karena junk food tidak memiliki kandungan
serat, konsumsi secara langsung menghasilkan lonjakan kadar gula. Selanjutnya,
konsumsi junk food menyebabkan obesitas, salah satu alasan utama untuk
resistensi insulin dan pengembangan diabetes.
Bagi para pecandu junk food, mereka akan lebih beresiko mengalami gangguan
pencernakan seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dan sindrom iritasi
usus (IBS). Seperti yang kita ketahui bahwa junk food lebih banyak mengandung
kalori daripada nilai nutrisi. Saat kita mengkonsumsi junk food yang digoreng,
kandungan minyaknya akan tersimpan dalam dinding lapisan perut. Hal ini dapat
meningkatkan produksi asam. Lalu rempah-rempah yang ada di dalamnya dapat
mengiritasi lapisan lambung, sehingga dapat memperburuk resiko GERD dan
gangguan pencernakan. Kurangnya serat dalam kandungan junk food dapat
menghambat pencernaan, meningkatkan masalah seperti sembelit dan wasir.
Junk food tidak memiliki jumlah nutrisi penting yang diperlukan untuk
pemeliharaan kesehatan serta fungsi dari semua sistem dalam tubuh secara
keseluruhan seperti protein dan vitamin. Meskipun jenis makanan ini bisa
membuat perut terasa kenyang dan puas, namun ia gagal dalam memberikan
asupan energi instan. Sehingga membuat tubuh terasa lemah dan lelah beberapa
saat setelah mengkonsumsinya. Jika tubuh hanya menyerap semua jenis makanan
yang tergolong junk food selama periode waktu tertentu, maka hal tersebut bisa
mengakibatkan kelelahan kronis. Junk food dapat menurunkan tingkat energi
tubuh ke tingkat yang mungkin menjadikan tubuh sulit atau bahkan tidak bisa
melakukan rutinitas sehari-hari.
5. Depresi
Selain itu. kandungan dalam makanan cepat saji seperti garam, daging olahan,
nitrat, dan MSG dapat memicu terjadinya sakit kepala. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat menunjukkan bahwa makan
makanan yang dipanggang seperti donat, croissant, kue dan makanan cepat saji
seperti pizza, hamburger, hot dog) mungkin berhubungan dengan depresi. Orang
yang makan makanan cepat saji adalah 51 persen lebih mungkin mengembangkan
depresi dibandingkan mereka yang makan sedikit atau tidak ada makanan cepat
saji.
Mengkonsumsi junk food yang tidak mengandung kadar gula yang tinggi dapat
membuat metabolisme dalam tubuh mengalami stress.
sponsored links
Gula menyebabkan pankreas mengeluarkan jumlah insulin yang lebih banyak
untuk mencegah lonjakan drastis kadar gula dalam darah. Karena junk food tidak
memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup, jangan heran jika kadar
gula dalam darah menurun secara tiba-tiba setelah kita mengkonsumsi junk food.
Hal ini membuat kita gampang emosi dan timbul keinginan untuk mengkonsumsi
junk food dalam porsi berlebih.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity
menunjukkan bahwa satu minggu makan junk food sudah cukup untuk memicu
gangguan memori pada tikus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lemak jahat
(lemak trans) dari junk food cenderung menggantikan lemak sehat di otak dan
mengganggu mekanisme sinyal normal dalam otak. Studi pada hewan juga
menunjukkan bahwa lemak dari junk food memperlambat kemampuan untuk
belajar keterampilan baru.
Saat kita mengkonsumsi junk food seperti kentang goreng maupun keripik yang
rasanya begitu memanjakan lidah, tanpa kita sadari kandungan garam halus yang
ada didalamnya dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga
meningkatkan keinginan untuk terus mengkonsumsi makanan ini. Kandungan
lemak jahat dan natrium yang tinggi dari garam tersebut mampu mengganggu
keseimbangan sodium-potasium tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi. Hal
ini dapat mengganggu fungsi ginjal sebagai penyaring semua racun dari darah.
Mengkonsumsi junk food selama periode waktu tertentu dapat memiliki efek yang
merugikan pada organ hati, hal ini serupa dengan efek yang ditimbulkan pada
seorang pecandu alkohol. Sebuah studi menunjukkan bahwa seseorang yang lebih
sering mengkonsumsi junk food dan menjauhi olahraga memiliki perubahan
enzim hati dalam waktu empat minggu. Perubahan ini serupa dengan yang diamati
pada orang dengan penyalahgunaan alkohol. Menurut beberapa penelitian, hal itu
dikarenakan terjadinya pengendapan lemak trans yang ditemukan dalam sejumlah
junk food di organ hati sehingga menyebabkan disfungsi pada organ tersebut.
Kurangnya serat adalah alasan utama mengapa konsumsi junk food sangat terkait
dengan peningkatan risiko kanker pada sistem pencernaan. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam European Journal of Cancer Prevention mengungkapkan bahwa
terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak
dapat meningkatkan peluang terkenanya kanker kolorektal. Studi lain dari Fred
Hutchinson Cancer Research Center di Seattle menunjukkan bahwa pria yang
makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam sebulan telah
menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat.
Mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula seperti junk food, dapat
menyebabkan bakteri yang berada di mulut menghasilkan asam yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada gigi serta menghancurkan enamel gigi, yang
merupakan faktor terjadinya gigi berlubang. Ketika enamel gigi Anda hilang,
tidak bisa diganti. Selain itu kandungan natrium yang berlebih dalam junk food
juga dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis (tulang rapuh).
http://halosehat.com/makanan/makanan-berbahaya/bahaya-junk-food-bagi-
kesehatan