Anda di halaman 1dari 6

Junk food, saat ini merupakan makanan yang paling banyak dijumpai di

mana-mana dan banyak dikonsumsi orang, alasannya antara lain mudah didapat,
harga relatif murah, rasa yang enak dan penampilan yang menarik. Pizza, fried
chicken, burger dan berbagai soft drink merupakan contoh junkfood yang sangat
populer, bahkan sudah menjadi santapan wajib sehari-hari bagi sebagian orang.

Berikut ini kandungan yang berbahaya di dalam Junk Food :

1. Lemak Jenuh

Sebagai hasil olahan industri makanan, junk food biasanya banyak


mengandung lemak jenuh. Oleh karena itu, harganya sangat murah dan ketika
dipanaskan dapat bertahan pada temperatur tinggi. Bahayanya, lemak jenuh bisa
menjadi biang kegemukan dan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah.
apabila kondisi tersebut terjadi pada seseorang, maka masalah kesehatan serius
lainnya pun akan terpicu. Kanker, penyakit jantung, dan stroke adalah contoh
penyakit yang diakibatkan oleh kandungan lemak jenuh tinggi.

2. Garam

Garam atau monosodium klorida atau natrium klorida merupakan


kandungan junk food yang juga perlu disikapi hati-hati. Kadar Garam yang baik
untuk dikonsumsi adalah tidak lebih dari 5 gram per hari, dan sangat dianjurkan
bagi orang dewasa yang memiliki tekanan darah normal. sementara itu,
kandungan garam pada junk food biasanya relatif tinggi
Kita memang membutuhkan zat perasa ini untuk membantu fungsi metabolisme
tubuh. Namun, bila berlebihan mengonsumsi penghilang rasa hambar tersebut,
maka resiko tekanan darah tinggi akan meningkat.

3. Gula

Kandungan junk food lainnya yang tak kalah tinggi adalah gula.
Minuman ringan, biskuit, kue, dan permen mengandung gula yang tidak sedikit.
Kendati secara tidak langsung berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes,
kelebihan gula dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada usia muda.
Masalah kesehatan lainnya yang bisa disebabkan oleh kadar gula berlebihan
adalah tooth decay atau kerusakan gigi, mengurangi level kolesterol berguna,
meningkatkan kadar lemak dalam darah yang berhubungan dengan diabetes, dan
penyakit jantung.

4. Penambah Cita Rasa atau Zat aditif Sintetis

Zat lain yang terkandung dalam junk food secara berlebihan adalah bahan
tambahan atau zat aditif. Umumnya zat aditif ini digunakan untuk mengawetkan
dan mempertahankan warna, rasa, dan bentuk. Apa sebenarnya penambah cita
rasa atau zat aditif sintetis yang bisa menimbulkan cita rasa tersebut? Pada
dasarnya zat aditif sintetis ini adalah sejenis natrium atau sodium yang menjadi
sumber utama garam dapur dan vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat). Nah,
unsur inilah yang menjadi penggugah selera makanan cepat saji atau junk food.

http://www.cni.co.id/index.php/corporate-info/news/info-cni/173-bahaya-
junk-food-bagi-kesehatan

22 Bahaya Junk Food Bagi Kesehatan : Dampak Mematikan


ads

Junk food atau biasa dikenal dengan makanan cepat saji merupakan suatu produk
makanan yang sudah umum dan telah mendunia di abad ini. Istilah “Junk food”
pada umumnya mengacu pada makanan yang dapat disajikan dengan cepat serta
makanan yang mengandung banyak kalori tetapi memiliki nilai gizi yang sedikit
jumlahnya.

Dengan mengkonsumsi jenis makanan yang tergolong junk food, justru orang
tidak akan merasa kenyang, sehingga hal itu justru akan menyebabkan seseorang
makan dengan berlebihan, yang nantinya akan membuat seseorang bermasalah
dengan berat badan dan juga kesehatannya.

Bahaya yang ditimbulkan

1. Junk Food mengandung kalori yang berlebih

Makanan merupakan bahan bakar


bagi tubuh kita. Ia memiliki dampak langsung pada kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Junk food kebanyakan merupakan makanan cepat saji yang
didalamnya mengandung karbohidrat, gula, lemak sehat, dan garam (natrium).
Satu porsi junk food menawarkan sejumlah besar kalori, akan tetapi nilai gizi di
dalamnya hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Sebuah studi 2013 yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa
banyak anak-anak dan remaja yang lebih memilih mengambil resiko mendapatkan
kalori lebih dalam makanan cepat saji dan restoran daripada makanan yang
disajikan di rumah. Menurut National Institutes of Health, beberapa makanan
cepat saji secara keseluruhan hanya mengandung kalori dalam jumlah yang tinggi,
di mana hal tersebut sangat berdampak pada kelebihan berat badan yang
merupakan salah satu faktor peningkatan risiko untuk berbagai masalah kesehatan
kronis.

Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji untuk menggantikan makanan


bergizi dapat menyebabkan gizi buruk serta kesehatan yang buruk bagi kita.

2. Resiko penyakit diabetes

Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjangkitnya penyakit diabetes adalah
karena diet yang tidak sehat, salah satunya karena makanan yang kita konsumsi
merupakan makanan sampah. Ketika tubuh menyerap asupan gizi dari yang
berasal dari makanan sehat, hal ini berarti tubuh mendapatkan pasokan glukosa
yang membantu menjaga sensitivitas insulin. Sedangkan ketika tubuh menyerap
asupan makanan junk food, hal ini bisa mengakibatkan stres yang berlebihan
pada metabolisme tubuh sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
menggunakan insulin dengan benar. Karena junk food tidak memiliki kandungan
serat, konsumsi secara langsung menghasilkan lonjakan kadar gula. Selanjutnya,
konsumsi junk food menyebabkan obesitas, salah satu alasan utama untuk
resistensi insulin dan pengembangan diabetes.

3. Masalah pada sistem pencernaan

Bagi para pecandu junk food, mereka akan lebih beresiko mengalami gangguan
pencernakan seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dan sindrom iritasi
usus (IBS). Seperti yang kita ketahui bahwa junk food lebih banyak mengandung
kalori daripada nilai nutrisi. Saat kita mengkonsumsi junk food yang digoreng,
kandungan minyaknya akan tersimpan dalam dinding lapisan perut. Hal ini dapat
meningkatkan produksi asam. Lalu rempah-rempah yang ada di dalamnya dapat
mengiritasi lapisan lambung, sehingga dapat memperburuk resiko GERD dan
gangguan pencernakan. Kurangnya serat dalam kandungan junk food dapat
menghambat pencernaan, meningkatkan masalah seperti sembelit dan wasir.

4. Kelelahan dan kelemahan

Junk food tidak memiliki jumlah nutrisi penting yang diperlukan untuk
pemeliharaan kesehatan serta fungsi dari semua sistem dalam tubuh secara
keseluruhan seperti protein dan vitamin. Meskipun jenis makanan ini bisa
membuat perut terasa kenyang dan puas, namun ia gagal dalam memberikan
asupan energi instan. Sehingga membuat tubuh terasa lemah dan lelah beberapa
saat setelah mengkonsumsinya. Jika tubuh hanya menyerap semua jenis makanan
yang tergolong junk food selama periode waktu tertentu, maka hal tersebut bisa
mengakibatkan kelelahan kronis. Junk food dapat menurunkan tingkat energi
tubuh ke tingkat yang mungkin menjadikan tubuh sulit atau bahkan tidak bisa
melakukan rutinitas sehari-hari.

5. Depresi

Akibat terlalu sering mengkonsumsi junk food, banyak perubahan hormonal


terjadi, terutama pada kalangan remaja, yang membuat mereka rentan terhadap
perubahan suasana hati dan perubahan perilaku. Karena mengkonsumsi junk food
dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting dalam tubuh, yang meningkatkan
kemungkinan para remaja menderita depresi hingga 58%. Diet yang sehat akan
sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormonal.

Selain itu. kandungan dalam makanan cepat saji seperti garam, daging olahan,
nitrat, dan MSG dapat memicu terjadinya sakit kepala. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat menunjukkan bahwa makan
makanan yang dipanggang seperti donat, croissant, kue dan makanan cepat saji
seperti pizza, hamburger, hot dog) mungkin berhubungan dengan depresi. Orang
yang makan makanan cepat saji adalah 51 persen lebih mungkin mengembangkan
depresi dibandingkan mereka yang makan sedikit atau tidak ada makanan cepat
saji.

6. Fluktuasi kadar gula dalam darah

Mengkonsumsi junk food yang tidak mengandung kadar gula yang tinggi dapat
membuat metabolisme dalam tubuh mengalami stress.

sponsored links
Gula menyebabkan pankreas mengeluarkan jumlah insulin yang lebih banyak
untuk mencegah lonjakan drastis kadar gula dalam darah. Karena junk food tidak
memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup, jangan heran jika kadar
gula dalam darah menurun secara tiba-tiba setelah kita mengkonsumsi junk food.
Hal ini membuat kita gampang emosi dan timbul keinginan untuk mengkonsumsi
junk food dalam porsi berlebih.

7. Mempengaruhi fungsi otak

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity
menunjukkan bahwa satu minggu makan junk food sudah cukup untuk memicu
gangguan memori pada tikus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lemak jahat
(lemak trans) dari junk food cenderung menggantikan lemak sehat di otak dan
mengganggu mekanisme sinyal normal dalam otak. Studi pada hewan juga
menunjukkan bahwa lemak dari junk food memperlambat kemampuan untuk
belajar keterampilan baru.

8. Peningkatan resiko penyakit jantung


Kandungan dalam Junk food sarat akan lemak jenuh dan lemak trans yang secara
langsung meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah,
dimana hal tersebut dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak dan penyakit
jantung. Selain itu, mengkonsumsi junk food dapat menyebabkan lonjakan gula
garah yang meningkat secara tiba-tiba, junk food merusak lapisan-lapisan
pembuluh darah yang menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini
menyebabkan kolesterol jahat menempel pada dinding arteri dan menghalangi
aliran darah ke jantung, sehingga serangan jantung pun kapan saja bisa terjadi.
Lemak dari junk food dapat terakumulasi dalam tubuh selama periode waktu
tertentu yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Dalam kondisi berat badan
yang semakin meningkat, resiko terkena serangan jantung akan lebih tinggi.

9. Peningkatan resiko gangguan ginjal

Saat kita mengkonsumsi junk food seperti kentang goreng maupun keripik yang
rasanya begitu memanjakan lidah, tanpa kita sadari kandungan garam halus yang
ada didalamnya dapat meningkatkan air liur dan sekresi enzim, sehingga
meningkatkan keinginan untuk terus mengkonsumsi makanan ini. Kandungan
lemak jahat dan natrium yang tinggi dari garam tersebut mampu mengganggu
keseimbangan sodium-potasium tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi. Hal
ini dapat mengganggu fungsi ginjal sebagai penyaring semua racun dari darah.

10. Merusak hati

Mengkonsumsi junk food selama periode waktu tertentu dapat memiliki efek yang
merugikan pada organ hati, hal ini serupa dengan efek yang ditimbulkan pada
seorang pecandu alkohol. Sebuah studi menunjukkan bahwa seseorang yang lebih
sering mengkonsumsi junk food dan menjauhi olahraga memiliki perubahan
enzim hati dalam waktu empat minggu. Perubahan ini serupa dengan yang diamati
pada orang dengan penyalahgunaan alkohol. Menurut beberapa penelitian, hal itu
dikarenakan terjadinya pengendapan lemak trans yang ditemukan dalam sejumlah
junk food di organ hati sehingga menyebabkan disfungsi pada organ tersebut.

11. Peningkatan resiko kanker

Kurangnya serat adalah alasan utama mengapa konsumsi junk food sangat terkait
dengan peningkatan risiko kanker pada sistem pencernaan. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam European Journal of Cancer Prevention mengungkapkan bahwa
terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak
dapat meningkatkan peluang terkenanya kanker kolorektal. Studi lain dari Fred
Hutchinson Cancer Research Center di Seattle menunjukkan bahwa pria yang
makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam sebulan telah
menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat.

12. Masalah pada kulit dan tulang

Mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula seperti junk food, dapat
menyebabkan bakteri yang berada di mulut menghasilkan asam yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada gigi serta menghancurkan enamel gigi, yang
merupakan faktor terjadinya gigi berlubang. Ketika enamel gigi Anda hilang,
tidak bisa diganti. Selain itu kandungan natrium yang berlebih dalam junk food
juga dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis (tulang rapuh).

http://halosehat.com/makanan/makanan-berbahaya/bahaya-junk-food-bagi-
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai