Anda di halaman 1dari 14

Obat wajib Apotek (OWA) Adalah obat keras yang dapat diserahkan

oleh Apoteker oleh Apotek tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat
Wajib Apotek berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.
347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah di perbaharui dengan keputusan
menteri kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993, di keluarkan dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan
pertimbangan obat yang diserahkan tampa resep dokter, yaitu
meningkatkan kemampuan masyrakat dalam menolong diri nya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat,aman dan rasional.

b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di


apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan eduksi atau
pembelajaran serta pelayanan obat kepada masyrakat sehingga
masyrakat lebih mengerti tentang penggunaan obat yang baik dan benar
sesuai dengan dosis

c. pertimbangan yang ketiga untuk meningkatkan penyediaan obat yang


dibutuhkan untuk pengobatan sendir.

JENIS OWA

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyrakat, maka


obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi
kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinfamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep
oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan:


1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia
2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri.

“Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang dikenal dengan Obat
Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan dengan resep dokter (ethical drugs),
namun beberapa obat keras ternyata dapat diserahkan apoteker kepada pasien
tanpa resep. Inilah yang dikenal dengan OWA”
Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
kepada pasien tanpa resep. Mengapa ada obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter?
Tentunya OWA ada untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Namun perlu diingat lho,
karena OWA pada dasarnya obat keras jadi yang menyerahkan harus apoteker, hanya item obat
tertentu, dan ada ketentuan tertentu yang harus diikuti apoteker. Ketentuan ini tentunya untuk
menjamin dari sisi keamanan (safety) bagi pasien dan agar pasien mendapatkan manfaat (benefit,
efficacy). Perlu juga diingat kalo antibiotik oral seperti amoksisilin dan ciprofloksasin bukan
merupakan OWA lho ya.
Sebelum kita bahas macam-macam OWA dan ketentuannya masing-masing, kita lihat dulu ya
peraturan mengenai OWA. Yang jelas peraturannya termasuk sudah kategori sesepuh (tua) dan
belum ada pembaruan lagi sampai sekarang. Peraturan tentang OWA meliputi:

1. Kepmenkes no 347 tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek, berisi Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1.
2. Kepmenkes no 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.
3. Kepmenkes no 925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, memuat
perubahan golongan obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula
OWA berubah menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas.
4. Kepmenkes no 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
Penyerahan OWA oleh apoteker kepada pasien harus memenuhi ketentuan:

1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap OWA (misal kekuatan, maksimal jumlah
obat yang diserahkan, dan pasien sudah pernah menggunakannya dengan resep)
2. Membuat catatan informasi pasien dan obat yang diserahkan
3. Memberikan informasi kepada pasien agar aman digunakan (misal dosis dan
aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan
oleh pasien)

Obat bebas

 Obat Bebas

Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket
serta apotek. Dalam pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat
sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman
sehingga pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama
diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu,
sebaiknya golongan obat ini tetap dibeli bersama kemasannya.

Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam. Yang termasuk golongan obat ini yaitu obat
analgetik/pain killer (parasetamol), vitamin dan mineral. Ada juga obat-obat herbal
tidak masuk dalam golongan ini, namun dikelompokkan sendiri dalam obat
tradisional (TR).

Obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko
biasa. Pada wadah atau kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam.Obat
Bebas,merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna
hitam.
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik- antipiretik,
dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotek, toko obat, toko kelontong, ataupun di
warung kecil. Contoh obat bebas antara lain: Aktipet, Ikadryl, Tuseran, Sanaflu, Combantrin, Cerebrovit,
Bronsolvan, Neozep, Konidin, Inza, Paramex, Betadine, dan lain-lain.
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi bahwa yang dimaksud
dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik,
obat keras, psikotropika dan narkotika.
Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam,
mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat, nama dan isi
zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping ,nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat
pabrik, serta cara penyimpanannya. penandaan akan berubah pada produk obat bebas terbatas.

Contoh Obat Bebas adalah :

 Paracetamol,
 Aspirin,
 Promethazine,
 Guafenesin,
 Bromhexin HCL,
 Chlorpheniramine maleate (CTM),
 Dextromethorphan,
 Zn Sulfate,
 Proliver,
 Tripid,
 Gasflat,
 Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam kombinasi)

obat bebas
1.parasetamol
2. bioferron
3.bodrex
4.betamol
5.ferosfat
6.omegavit
7.neogobion
8.veroscan
9.selesmol
10.termorex
11.sumagesic
12.termagon
13.tempa forte
14.erphamol
15.farmadol
16.maganol
17.poldan mig
18.pyrexin
19.prodol
20.rhinos junior

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/7537993#readmore

Beberapa jenis contoh obat bebas yang mudah kita temukan di pasaran
antara lain seperti :
o Minyak Kayu Putih
o Paracetamol
o Promag
o Biogesic
o Multivitamin Syrup
o Vitacimin Tablet Hisap
o Rivanol Oplosing
o Panadol Tablet
o Vitamin C Tablet
o Remasal, dll

Obat Bebas Terbatas

 Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan(ada di kotak hitam dengan tulisan putih seperti di bawah). Tanda
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan
garis tepi berwarna hitam.

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa
empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) sentimeter,
lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai
berikut:
Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin (dipegang
seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada
apoteker, no pharmacist no service), karena diharapkan pasien memperoleh
informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.

Contoh obat golongan ini adalah: pain relief, obat batuk, obat pilek dan krim
antiseptik

~Obat bebas terbatas merupakan obat yang dalam penggunaannya sesuai dengan aturan pakai. Pada
umumnya obat bebas terbatas dikonsumsi pada saat memiliki penyakit yang dapat disembuhkan tanpa harus
pegi ke dokter. Dengan kata lain, obat bebas terbatas merupakan suatu obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit ringan saja.

Pada obat bebas terbatas penggunaannya telah diatur


dalam batas yang telah ditentukan dan ditandai dengan lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam pada
kemasan. Hal tersebut sesuai dengan keputusan dari Menteri Kesehatan No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5
November 1975 yang menyatakan bahwa tanda yang ada pada obat bebas terbatas meliputi tanda peringatan.
Tanda peringatan yang dimaksud ialah tanda peringatan berupa “P. No. 1 samapai dengan P. No. 6” dengan
berbagai informasi yang menyebutkan nama obat tersebut, daftar bahan yang digunakan beserta takarannya,
nomor batch, tanggal kadaluarsa , nomor registrasi, nama dan alamat produsen yang bersangkutan.
Pada obat bebas terbatas telah diinformasikan bahwa obat-obatan tersebut sanagt sensitif terhadap individu
yang memiliki kondisi khusus, seperti:
1. Penderita hipertensi
2. Obesitas
3. Lansia
4. Anak-anak
5. Balita
6. Bayi
Dalam penggunaan obat bebas terbatas telah disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
ketika akan mengkonsumsi obat tersebut, akan tetapi kebanyakan dari konsumen yang menggunakan oabt
tersebut langsung memakainya tanpa harus melakukan konsultasi. Hal tersebut dikarenakan jangkauan untuk
mendapat ibat tersebut mudah dan dekat.

 Contoh Obat Bebas Terbatas P1-P6 (Macam-Macam Obat


Keras)

Adapun daftar obat keras yang dibedakan menurut golongan dari P1 hingga
P6 antara lain adalah :

o Contoh obat bebas terbatas P1 : Ultrafu, Decolgen, Antimo,


Konvermex, Fatigon, Paramex, dll.
o Contoh obat bebas terbatas P2 : Enkasari, Listerine, Alphadine,
Biosepton, dll.
o Contoh obat bebas terbatas P3 : Neo Ultrasiline, Betadine, Tintucra
Jodii, dll.
o Contoh obat bebas terbatas P4 : Sigaret Astma
o Contoh obat bebas terbatas P5 : Sulfanilamide steril, Bufacetin,
Bravoderm, dll.
o Contoh obat bebas terbatas P6 : Laxarec, Anusol Suppositoria,
Molexdine, dll

bebas terbatas

1.thrombo aspilets

2.bodrex migra

3.arthrifen

4.valtrex

5.bodrex ekstra
6.resochin

7.histaklor

8.mexaquin

9.ctm

10.alleron

11.coredryl

12.allergen

13.alermax

14.zacoldine

15.tifalsic

16.tiafen

17.reanal

18.procold

19.profen

20.selmetor

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id -


https://brainly.co.id/tugas/7537993#readmore

 Obat Keras

Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan
dokter hewan ditandai dengan tanda lingkaran merah dengan lingkaran luar
berwarna hitam dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk golongan ini
adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk
didalamnya narkotika dan psikotropika tergolong obat keras.
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

contoh
keras
1.agrylin
2.alista
3.aggravan
4.stazol
5.xarelto
6.qital
7.canicol
8.bufacetin
9.prolecin
10.zifn
11.dorner
12.tamaret
13.orixal
14.trovilon
15.drofax
16.opixime
17.supertetra
18.tetracycline
19.profm
20.clopisan

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/7537993#readmore

 Obat Narkotka

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Petidin

Narkotka Golongaan 
Narkotika golongan satu hanya dapat dkgunakan untuk tujuan pnngnmbangan
klmu pnngntahuan dan tidak dkgunakan dalam tnrapk, snrta mnmpunyak potnnsk
sangat tinggk mnngakkbatkan kntnrgantungan
Jenis Narkotka Golongan I :

34. ETRIPTAMINA, 50. TENOSIKLIDINA,


35. KATINONA, 51. TMA,
36. MDMA, 52. AMFETAMINA,
37. Mnskalkna, 53. DEKSAMFETAMINA,
38. METKATINONA, 54. FENETILINA,
39. 4-mntilamknornks, 55. FENMETRAZINA,
40. MMDA, 56. FENSIKLIDINA,
41. N-ntil MDA, 57. LEVAMFETAMINA,
42. N-hkdroksk MDA, 58. Lnvomntamfntamkna,
43. Parahnkskl, 59. MEKLOKUALON,
44. PMA, 60. METAMFETAMINA,
45. Pskloskna, psklotskn, 61. METAKUALON,
46. PSILOSIBINA, 62. ZIPEPPROL,
47. ROLISIKLIDINA, 63. Opkum Obat,
48. STP,DOM, 64. Campuran atau sndkaan opkum obat dnngan
bahan lakn bukan narkotika.
49. TENAMFETAMINA, 65. LISERGIDA nama lakn LSD

Narkotika Golongan II
Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi berkhasiat untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Narkotika Golongan II
mempunyai daya menimbulkan ketergantungan menengah.

Jenis Narkotika Golongan II yaitu :

1. Alfasntilmntadol, 28. Ekgonkna,


2. Alfamnprodkna, 29. Etilmntiltiambutnna,
3. Alfamntadol, 30. Etoksnrkdkna,
4. Alfaprodkna, 31. Etonktaznna,
5. Alfnntankl, 32. Furntidkna,
6. Allklprodkna, 33. Hkdrokodona,
7. Anklnrkdkna, 34. Hkdrokskpntidkna,
8. Asntilmntadol, 35. Hkdromorfnol,
9. Bnnzntidkn, 36. Hkdromorfono,
10. Bnnzklmorfna, 37. Isomntadona,
11. Bntamnprodkna, 38. Fnnadoksona,
12. Bntamntadol, 39. Fnnampromkda,
13. Bntaprodkna, 40. Fnnazoskna,
14. Bntasntilmntadol, 41. Fnnomorfan,
15. Bnzktramkda, 42. Fnnopnrkdkna,
16. Dnkstromoramkda, 43. Fnntankl,
17. Dkampromkda, 44. Klonktaznna,
18. Dkntiltiambutnna, 45. Kodokskma,
19. Dkfnnoksklat, 46. Lnvofnnasklmorfan,
20. Dkfnnokskn, 47. Lnvomoramkda,
21. Dkhkdromorfna, 48. Lnvomntorfan,
22. Dkmnfhnptanol, 49. Lnvorfanol,
23. Dkmnnoksadol, 50. Mntadona,
24. Dkmntiltiambutnna, 51. Mntadona kntnrmndkat,
25. Dkoksafntil butirat 52. Mntazoskna,
26. Dkpkpanona, 53. Mntildnsorfna,
27. Drotnbanol, 54. Mntildkhkdromorfna,

55. Mntopon, 71. Pntidkna kntnrmndkat B,


56. Mkrofna, 72. Pntidkna kntnrmndkat C,
57. Moramkda kntnrmndkat, 73. Pntidkna,
58. Morfnrkdkna, 74. Pkmknodkna,
59. Morfna-N-okskda, 75. Pkrktramkda,
60. Morfn mntobromkda, 76. Prohnptaskna,

Narkotka Golongaan 


Golongan narkotika knk mnmpunyak daya adkktif rkngan dan mnnkmbulkan
kntnrgantungan rnndah, banyak dkgunakan untuk tnrapk dan obat-obatan
tnrtnntu. Tntapk jkka dksalahgunakan akan bnrdampak buruk tnrhadap knsnhatan.
Jenis Narkotika Golongan III yaitu :

26. Asntildkhkdrokodnkna,
27. Dnkstropropokskfnna,
28. Dkhkdrokodnkna,
29. Etilmorfna,
30. Kodnkna,
31. Nkkodkkodkna,
32. Nkkokodkna,
33. Norkodnkna,
34. Polkodkna,
35. Propkram,
36. Buprnnorfna,
37. Garam-garam dark narkotika dalam golongan yang dk atas ,
38. Campuran atau sndkaan dkfnnokskn dnngan bahan lakn bukan narkotika,
39. Campuran atau sndkaan dkfnnoksklat dnngan bahan lakn bukan narkotika.
Sumber : Undang Undang no. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Obat Psikotropika

Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika yang mempunyai potensi


mengakibatkan sindroma ketergantungandigolongkan menjadi4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk
tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
Psikotropika golongan ISunting
 Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-
methylphenethylamine)
 Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone)
 DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole)
 DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine )
 DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-
dibenzo[b,d]pyran-1-olo )
 DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole)
 DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine)
 Eticyclidine - PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine )
 Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole )
 Lysergide - LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-
8beta-carboxamide)
 MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine)
 Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine)
 Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one )
 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline )
 MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine)
 N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethylamine)
 N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine)
 Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-
dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
 PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine)
 Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol)
 Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate)
 Rolicyclidine - PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine )
 STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine)
 Tenamfetamine - MDA (alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethylamine)
 Tenocyclidine - TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine)
 Tetrahydrocannabinol
 TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)

2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi


dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika golongan IISunting
 Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine)
 Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine)
 Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline)
 Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine)
 Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone)
 Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone)
 Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate)
 Phencyclidine - PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)
 Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine)
 Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
 Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-
tetrahydro-6,6,9-trimethyl-3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
 Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-
piperazineethanol)

3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek


ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
Psikotropika golongan IIISunting
 Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)
 Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-
trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
 Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
 Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl
alcohol)
 Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
 Flunitrazepam (5-(o-fuorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide)
 Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-
methyl-2-butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
 Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)

4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek


ketergantungannya ringan.

Psikotropika golongan IVSunting


 Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid)
 Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a]
[1,4]benzodiazepine)
 Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone)
 Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline)
 Barbital (5,5-diethylbarbituric acid)
 Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-
one)
 Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid)
 Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-
triazolo[4,3-a][1,4]diazepine)
 Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4
benzodiazepin-2-one dimethylcarbamate (ester))
 Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-
benzodiazepine-4-oxide)
 Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-
dione)
 Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-
2-one)
 Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-
3-carboxylic acid)
 Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno
[2,3-e] -1,4-diazepin-2-one)
 Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo-
[3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
 Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-
2-one)
 Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
 Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol)
 Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate)
 Ethyl lofazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fuorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-
1,4-benzodiazepine-3-carboxylate)
 Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-
methylphenethylamine)
 Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)
 Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile)
 Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fuorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fuorophenyl)-1,3-
dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifuoroethyl)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fuorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo
[3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
 Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-
[1,3]oxazino[3,2-d][1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione)
 Lefetamine - SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)

Anda mungkin juga menyukai