oleh Apoteker oleh Apotek tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat
Wajib Apotek berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.
347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah di perbaharui dengan keputusan
menteri kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993, di keluarkan dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan
pertimbangan obat yang diserahkan tampa resep dokter, yaitu
meningkatkan kemampuan masyrakat dalam menolong diri nya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat,aman dan rasional.
JENIS OWA
“Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang dikenal dengan Obat
Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan dengan resep dokter (ethical drugs),
namun beberapa obat keras ternyata dapat diserahkan apoteker kepada pasien
tanpa resep. Inilah yang dikenal dengan OWA”
Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
kepada pasien tanpa resep. Mengapa ada obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter?
Tentunya OWA ada untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Namun perlu diingat lho,
karena OWA pada dasarnya obat keras jadi yang menyerahkan harus apoteker, hanya item obat
tertentu, dan ada ketentuan tertentu yang harus diikuti apoteker. Ketentuan ini tentunya untuk
menjamin dari sisi keamanan (safety) bagi pasien dan agar pasien mendapatkan manfaat (benefit,
efficacy). Perlu juga diingat kalo antibiotik oral seperti amoksisilin dan ciprofloksasin bukan
merupakan OWA lho ya.
Sebelum kita bahas macam-macam OWA dan ketentuannya masing-masing, kita lihat dulu ya
peraturan mengenai OWA. Yang jelas peraturannya termasuk sudah kategori sesepuh (tua) dan
belum ada pembaruan lagi sampai sekarang. Peraturan tentang OWA meliputi:
1. Kepmenkes no 347 tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek, berisi Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1.
2. Kepmenkes no 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.
3. Kepmenkes no 925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, memuat
perubahan golongan obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula
OWA berubah menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas.
4. Kepmenkes no 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
Penyerahan OWA oleh apoteker kepada pasien harus memenuhi ketentuan:
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap OWA (misal kekuatan, maksimal jumlah
obat yang diserahkan, dan pasien sudah pernah menggunakannya dengan resep)
2. Membuat catatan informasi pasien dan obat yang diserahkan
3. Memberikan informasi kepada pasien agar aman digunakan (misal dosis dan
aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan
oleh pasien)
Obat bebas
Obat Bebas
Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket
serta apotek. Dalam pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat
sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman
sehingga pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama
diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu,
sebaiknya golongan obat ini tetap dibeli bersama kemasannya.
Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam. Yang termasuk golongan obat ini yaitu obat
analgetik/pain killer (parasetamol), vitamin dan mineral. Ada juga obat-obat herbal
tidak masuk dalam golongan ini, namun dikelompokkan sendiri dalam obat
tradisional (TR).
Obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko
biasa. Pada wadah atau kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam.Obat
Bebas,merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna
hitam.
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik- antipiretik,
dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di apotek, toko obat, toko kelontong, ataupun di
warung kecil. Contoh obat bebas antara lain: Aktipet, Ikadryl, Tuseran, Sanaflu, Combantrin, Cerebrovit,
Bronsolvan, Neozep, Konidin, Inza, Paramex, Betadine, dan lain-lain.
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi bahwa yang dimaksud
dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan
penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik,
obat keras, psikotropika dan narkotika.
Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam,
mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat, nama dan isi
zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping ,nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat
pabrik, serta cara penyimpanannya. penandaan akan berubah pada produk obat bebas terbatas.
Paracetamol,
Aspirin,
Promethazine,
Guafenesin,
Bromhexin HCL,
Chlorpheniramine maleate (CTM),
Dextromethorphan,
Zn Sulfate,
Proliver,
Tripid,
Gasflat,
Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam kombinasi)
obat bebas
1.parasetamol
2. bioferron
3.bodrex
4.betamol
5.ferosfat
6.omegavit
7.neogobion
8.veroscan
9.selesmol
10.termorex
11.sumagesic
12.termagon
13.tempa forte
14.erphamol
15.farmadol
16.maganol
17.poldan mig
18.pyrexin
19.prodol
20.rhinos junior
Beberapa jenis contoh obat bebas yang mudah kita temukan di pasaran
antara lain seperti :
o Minyak Kayu Putih
o Paracetamol
o Promag
o Biogesic
o Multivitamin Syrup
o Vitacimin Tablet Hisap
o Rivanol Oplosing
o Panadol Tablet
o Vitamin C Tablet
o Remasal, dll
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan(ada di kotak hitam dengan tulisan putih seperti di bawah). Tanda
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan
garis tepi berwarna hitam.
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa
empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) sentimeter,
lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai
berikut:
Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin (dipegang
seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada
apoteker, no pharmacist no service), karena diharapkan pasien memperoleh
informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.
Contoh obat golongan ini adalah: pain relief, obat batuk, obat pilek dan krim
antiseptik
~Obat bebas terbatas merupakan obat yang dalam penggunaannya sesuai dengan aturan pakai. Pada
umumnya obat bebas terbatas dikonsumsi pada saat memiliki penyakit yang dapat disembuhkan tanpa harus
pegi ke dokter. Dengan kata lain, obat bebas terbatas merupakan suatu obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit ringan saja.
Adapun daftar obat keras yang dibedakan menurut golongan dari P1 hingga
P6 antara lain adalah :
bebas terbatas
1.thrombo aspilets
2.bodrex migra
3.arthrifen
4.valtrex
5.bodrex ekstra
6.resochin
7.histaklor
8.mexaquin
9.ctm
10.alleron
11.coredryl
12.allergen
13.alermax
14.zacoldine
15.tifalsic
16.tiafen
17.reanal
18.procold
19.profen
20.selmetor
Obat Keras
Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan
dokter hewan ditandai dengan tanda lingkaran merah dengan lingkaran luar
berwarna hitam dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk golongan ini
adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk
didalamnya narkotika dan psikotropika tergolong obat keras.
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
contoh
keras
1.agrylin
2.alista
3.aggravan
4.stazol
5.xarelto
6.qital
7.canicol
8.bufacetin
9.prolecin
10.zifn
11.dorner
12.tamaret
13.orixal
14.trovilon
15.drofax
16.opixime
17.supertetra
18.tetracycline
19.profm
20.clopisan
Obat Narkotka
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Narkotka Golongaan
Narkotika golongan satu hanya dapat dkgunakan untuk tujuan pnngnmbangan
klmu pnngntahuan dan tidak dkgunakan dalam tnrapk, snrta mnmpunyak potnnsk
sangat tinggk mnngakkbatkan kntnrgantungan
Jenis Narkotka Golongan I :
Narkotika Golongan II
Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi berkhasiat untuk
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Narkotika Golongan II
mempunyai daya menimbulkan ketergantungan menengah.
26. Asntildkhkdrokodnkna,
27. Dnkstropropokskfnna,
28. Dkhkdrokodnkna,
29. Etilmorfna,
30. Kodnkna,
31. Nkkodkkodkna,
32. Nkkokodkna,
33. Norkodnkna,
34. Polkodkna,
35. Propkram,
36. Buprnnorfna,
37. Garam-garam dark narkotika dalam golongan yang dk atas ,
38. Campuran atau sndkaan dkfnnokskn dnngan bahan lakn bukan narkotika,
39. Campuran atau sndkaan dkfnnoksklat dnngan bahan lakn bukan narkotika.
Sumber : Undang Undang no. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Obat Psikotropika
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.