Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tes?
2. Apa saja persyaratan sebuah tes ?
3. Apa saja jenis-jenis tes itu?
4. Apa kelebihan dan kekurangan jenis tes?
5. Bagaimanakah ciri-ciri tes yang baik?
6. Bagaimanakah prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan tes hasil belajar ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian tes
2. Menjelaskan persyaratan tes
3. Mengetahui jenis-jenis tes
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis tes
5. Menerangkan cara memilih ciri-ciri tes yang baik
6. Menerangkan prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan tes hasil belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno : testum dengan arti: “piring
untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan mengunakan alat berupa piring
itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa
inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,
atau “percobaan”. Dalam (didieu tulisan arab).
Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen,
1979: 1). Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas
yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu (
sampel perilaku ) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut (
anastari, 1982:22 ).
Dengan demikian ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah
sebutan pengukuaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan pengukuran
(measurement). Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau kemampuan
yang dimiliki seseorang. oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya terbatas dari segi waktu
pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di ukur bersifat luas hampir tanpa batas,
sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh melalui tes merupakan
sampel dari semua pengetahuan dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar.
Ketiga, tes adalah penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya
sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
B. Persyaratan Tes
Diilustrasikan bahwa mengukur panjang sisi meja dengan menggunakan karet elastis
yang diulur-ulur, sama halnya dengan tidak mengukur. Hasil ukurannya tidak akan dapat
dipercaya. Akan tetapi apabila keadaannya memang terpaksa, yakni apabila kita harus
melakukan pengukuran padahal yang ada di situ hanyalah sehelai tali karet elatis, maka kita
dapat menggunakan tali itu asalkan menggunakannya harus mengikuti aturan tertentu, yakni
tidak boleh ditarik-tarik.
Apabila situasi ini kita pindahkan kepada pelaksanaan evaluasi atau tes, maka dapat
disajikan dalam situasi berikut :
a. Seorang guru yang belum berpengalaman menyusun tes, mengadakan suatu tes Bahasa
Indonesia. Kepada siswa diberikan sebuah bacaan panjang dan beberapa pernyataan
yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap isi bacaan tersebut,
tetapi hanya meliputi bagian awal dari bacaan saja. Di samping itu, siswa diminta untuk
mengambil beberapa kata sukar dari bacaan itu dan menerangkan artinya. Pada waktu
tes berlangsung, guru menungguinya dengan teliti dan tidak memberi kesempatan pada
siswa untuk saling bekerja sama. tes berjalan dengan tertib.
b. Seorang guru yang sudah berpengalaman, menyusun sebuah tes dengan baik. Kebetulan
guru ni juga mengajar bahasa indonesia. Seperti halnya guru pertama, ia memberi
sebuah bacaan dan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan. Setelah itu
diikuti dengan deretan kata-kata sukar yang harus diterangkan oleh siswa. Pada waktu
pelaksanaan tes, guru ini mendadak sakit dan pengawasan terhadap pelaksanaan tes
diserahkan kepada kawannya, seorang guru muda yang baik hati. Dibiarkannya saja
anak-anak yang bercakap-cakap merundingkan jawaban pertanyaan itu, atau anak-anak
yang dengan sengaja mengeluarkan buku catatan dan melihat-lihat isinya.
Dengan gambaran dua buah situasi tes di atas dapat dengan cepat diambil kesimpulan
bahwa keduanya merupakan dua contoh pelaksanaan tes yang tidak diharapkan. Keduanya
tidak akan menghasilkan informasi yang baik tentang siswa.
Dari contoh dan keterangan ini semua dengan singkat dapat dikatakan bahwa sumber
persyaratan tes didasarkan atas dua hal:
1) Menyangkut mutu tes.
2) Menyangkut pengadministrasian dalam pembelajaran.
C. Fungsi Tes
1. Tes Sebagai Pengukur Prestasi
a. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa
dalam belajar.
b. Sebagai bukti ada atau tidaknya peningkatan kemampuan peserta didik atau berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan.
2. Tes Tulisan
a. Kelebihannya antara lain:
1) Dapat sekaligus menilai kelompok dalam waktu yang singkat
2) Bagi si penjawab ada kebebasan memilih dan cara menjawab
3) Karena pertanyaannya sama, scope dan isi pengetahuan yang dinilai tiap-tiap orang pun sama
pula
b. Keburukannya antara lain:
1) Mudah menimbulkan kecurangan dan kepalsuan jawaban
2) Mudah menimbulkan spekulasi bagi orang yang akan dites
3. Tes Essay
a. Kebaikannya antara lain:
1) Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama
2) Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah
pikirannya
3) Melatih mngeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur
4) Lebih ekonomis, hemat karne tidak memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat
soal tes
b. Kelemahanya antara lain:
1) Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang scope-nya luas atau banyak
sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya
2) Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya menyulitkan pengetes dalam menskornya
3) Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan
evaluasi dan penskoran yang kurang objektif
4. Tes Objektif
a. Kebaikannya antara lain:
1) Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau skope yang luas. Pelajaran
yang diberikan selama satu tahun atau dua tahun dapat dites sekaligus
2) Bagi yang dites, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin karena adanya jawaban yang tersedia
3) Dapat dinilai secara objektif karena kunci jawabannya telah tersedia
b. Kekurangannya antara lain:
1) Kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya
karena anak tidak membuat kalimat
2) Memungkinkan anak atau si penawab berbuat coba-coba (kira-kira), untung-untungan dalam
menjawabnya
3) Menyusun tes ini tidak mudah, memrlukan ketelitian dan waktu yang agak lama
4) Kurang ekonomis karena memakan biaya dan kertas yang banyak
Untuk menilai hasil-hasil tes objektif biasanya dilakukan penskoran secara statistik.
2. Penulisan soal
3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati apakah
butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran yang
sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang
dibuat akan dibakukan.
5. Penganalisisan hasil uji coba.
6. Pengadministrasian soal
1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan
tujuan instruksional.
2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari
materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.
3. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil
belajar yg diinginkan.
4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan
hasilnya.
5. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus
ditafsirkan dengan hati-hati.
BAB III
KESIMPULAN
Ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan pengukuaran.
Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan pengukuran (measurement). Kedua tes
adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang.
Ketiga, tes adalah penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya
sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
Sebuah tes harus sesuai dengan apa yang akan diukur sehigga dapat meberikan
informasi yang benar. Dengan kata lain sebuah tes adalah alat yang dipakai untuk mengetahui
ketercapaian keadaan yang diinginkan oleh pengetes, setelah terlebih dahulu meberikan
perlakuan yang benar terhadap objek yang di tes. Tentuya sebuah tes harus dibuat berdasaran
ketentuan-keetentuan atau prinsip tertentu yang sesuai dengen perlakuan yag diberikan kepada
objek, sehingga informasi yang diahasilkan dapat dipercaya.
Sebuah tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi empat faktor yakni: Valid, Reriabel,
praktis, dan objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Daien Indrakusuma. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet. 7. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dewa Ketut Sukardi. 1997. Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rinneka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.