Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BIOLOGI

PENGARUH MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG

KELOMPOK V (XII MIA 3)

Adi Sudarmaji

Akhmad Nurman Wijaya

Daffa Khoirullah

Indah Ayu Permatasari

Oktavia Ningsih

SMA NEGERI 3 METRO

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul ” PENGARUH MEDIA
TANAM PADA PERTUMBUHAN KANGKUNG” dengan baik. Dalam kesempatan ini pula
saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Allah SWT.

2. Orang tua yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakandan

menyelesaikan tugas ini.

3. Ibu Dra. Siti Suwarni , Selaku Guru Pembimbing atau Guru Mata pelajaran Biologi yang

telah memberi saya tugas ini.

4. Rekan-rekan seangkatan yang selalu memberi motifasi dan dukungan baik secara Moril

maupun secara Materil. Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan karya

ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Seperti peribahasa, tak ada gading yang tak retak. Laporan ini tentu masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan laporan yang akan datang.

Metro, 30 Juli 2017

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya
sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat
dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh
kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar,
dan sebagainya.

Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda


tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media tanam
tersebut. Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan
berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan sejenis lainnya. Saat ini, di
kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih
yang akan ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai kapas untuk
perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya
dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik. Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan
antara berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi
pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena
setiap media tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh perbedaan jenis media terhadap pertumbuhan kangkung?

2. Mengapa jenis media berpengaruh terhadap pertumbuhan kangkung?

3. Bagaimana proses pertumbuhan kangkung terhadap pengaruh jenis media yang berbeda?

4. Pada media mana yang menyebabkan kangkung tumbuh lebih cepat?

C. Hipotesis
Menurut dugaan kami terhadap percobaan ini, yakni akan terbentuk perbedaan hasil
perkecambahan terhadap media yang digunakannya. Media tanah humus adalah media yang
akan mempercepat proses perkecambahan kangkung tersebut. Sebab, tanah humus memiliki
kandungan zat hara/ mineral yang banyak dibutuhkan oleh tanaman.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji
Kangkung.

E. Manfaat
Dapat mengetahui pengaruh media terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Dapat mengetahui
media (tanah) yang baik untuk bercocok tanam.
BAB II

KAJIAN TEORI

Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan adalah proses pertambahan


biomassa atau ukuran (berat, volume, dan jumlah) yang sifatnya irreversibel (tidak dapat
kembali ke keadaan semula) dan kuantitatif ( dapat diukur ). Sedangakan perkembangan
merupakan proses perubahan/proses menuju kedewasaan. Dalam proses tersebut, terjadi
diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), sifatnya irreversible (tidak dapat kembali
ke keadaan semula) dan kualitatif ( tidak dpat diukur).

Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Faktor dalam


(internal) : Hormon tumbuhan Kematangan embrio Embrio harus mengalami pematangan
oleh hormon – hormon agar mengalami proses diferensiasi sel, histogenesis, dan
organogenesis sehingga terbentuk kecambah dan berkembang menjadi individu baru. Faktor
genetis Gen yang diturunkan dari tanaman induk ke embrio bisa saja gen dominan, sehingga
tumbuhan dapat bersaing mendapatkan nutrisi dengan tumbuhan lain. Atau gen resesif yang
tumbuh tidak optimal dan tidak mampu bersaing dengan tumbuhan lain. Faktor luar
(eksternal) : Kelembaban udara Jika kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat
sehingga penyerapan air dan zat – zat mineral juga meningkat. Hal ini akan membuat
pertumbuhan tanaman meningkat. Begitu juga sebaliknya. Intensitas cahaya Fotosintesis
hanya bisa terjadi jika ada cahaya. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi
sehingga tidak tersedia sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap kerja lastic auksin. Suhu Hormon hanya dapat
bekerja optimal jika suhu lingkungan juga optimal. Jika suhu melebihi optimal, aktivitas
hormon akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel
akan terganggu sehingga pertumbuhan juga terganggu. Nutrisi Nutrisi diperlukan sebagai
sumber energi dan sebagai penyusun komponen – komponen sel bagi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Jika tumbuhan kekurangan nutrisi, akan mengalami defisiensi.
Kadar oksigen (areasi) Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan
respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel – sel akar dan juga
berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Kadar air Air yang cukup
diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dari dalam tanah. Air juga berperan dalam
peristiwa imbibisi yang menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel sehingga lastic – lastic
pertumbuhan diaktifkan.
Perkecambahan adalah salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian proses
pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang terdapat pada biji. Embrio
tersebut akan tumbuh menjadi plantula (tumbuhan kecil) yang akan tumbuh semakin besar
menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan suatu biji dipengaruhi oleh faktor-faktor. Dalam
perkecambahan biji Kangkung ini, dasar teori yang digunakan adalah teori Totipotensi yang
ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto,1977) yang
menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai
totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak
secara normal melalui biji atau spora.

Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan: Faktor Dalam Faktor dalam yang


mempengaruhi perkecambahan benih antara lain : Tingkat kemasakan benih Benih yang
dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang
tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio
belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan
cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau
masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh
maksimum atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979). Ukuran
benih Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada
saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat
permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

Dormansi Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih
menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (lasti) namun gagal berkecambah
ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002). Penghambat
perkecambahan Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa
kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan
nilai lastic yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan lasticc atau menghambat laju
respirasi. Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami
perkembangan.

Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila


tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga
dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur
tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang,
akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu
berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan lasti-unsur yang terdapat dalam
media tanam tersebut. Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat
tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, sekam, kapas, dan sejenis
lainnya. Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,
gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit
terutama cendawan (Sutopo, 2002). Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman
kita. Meskipun begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini
masih bergantung kepada tanah. Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah
materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar
tumbuhan. Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang
pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan
apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai
media tanam.

Ada dua jenis media tanam, yaitu : Media tanam anorganik Media tanam anorganik
adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan lastic umumnya berasal dari
komponen benda mati. Media tanam lastic Media tanam lastic adalah Media tanam yang
termasuk dalam kategori bahan lastic umumnya berasal dari komponen organisme hidup.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : Di rumah Adi

Waktu : 23-29 Juli 2017

B. Alat dan Bahan


1. 4 buah gelas plastik

2. Benih Kangkung

3. Tanah Humus

4. Tanah Merah

5. Tanah Pasir

6. Batu Kerikil

7. Air

8. Semprotan

9. Penggaris

10. Alat Tulis

C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan 4 media yang akan dijadikan percobaan meliputi Tanah Humus,Tanah

Merah, Tanah Pasir dan Kerikil.

2. Memasukkan masing-masing media tanam tersebut kedalam gelas plastik yang telah

dilubangi.

3. Membasahi semua media dengan air

4. Memasukkan 4 biji kangkung ke dalam tiap-tiap gelas plastik

5. Menyiram tanaman tiap hari dengan air yang cukup Mengamati perubahan ataupun

perkecambahan kangkung yang terjadi selama 1 minggu.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Tabel Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kangkung


No. Umur Tanaman Ukuran Keternagan
A. TANAH HUMUS
1 1 Hari - Mulai menaman
2 2 Hari - Belum ada pertumbuhan
3 3 Hari - Belum ada pertumbuhan
4 4 Hari 0,2 - 0,5 cm Sudah berkecambah
5 5 Hari 1 - 1,5 cm Kuncup mulai terbuka
6 6 Hari 2 – 3 cm Mulai terbentuk daun
7 7 Hari 5-7 cm Organ sudah lengkap
B. TANAH MERAH
1 1 Hari - Mulai menanam
2 2 Hari - Belum ada pertumbuhan
3 3 Hari 0,2 - 0,5 cm Mulai berkecambah
4 4 Hari 1 - 1,5 cm Kuncup mulai terbuka
5 5 Hari 2 - 3 cm Mulai terbentuk daun
6 6 Hari 5 - 7 cm Organ sudah lengkap
7 7 Hari 8 - 10 cm Mulai tumbuh dewasa
C. TANAH PASIR
1 1 Hari - Mulai menaman
2 2 Hari - Belum ada pertumbuhan
3 3 Hari - Belum ada pertumbuhan
4 4 Hari 0,2 - 0,5 cm Sudah berkecambah
5 5 Hari 1 - 1,5 cm Kuncup mulai terbuka
6 6 Hari 2 - 3 cm Mulai terbentuk daun
7 7 Hari 4 - 6 cm Organ sudah lengkap
D. KERIKIL
1 1 Hari -
2 2 Hari -
3 3 Hari -
4 4 Hari 0,2 -0,3 cm Mulai berkecambah
5 5 Hari 0,7 - 1 cm Kuncup mulai terbuka
6 6 Hari 1 - 1,5 cm Kuncup mulai terlepas
7 7 Hari 2 – 3 cm Mulai terbentuk daun

B. Pembahasan
Adanya perbedaan kecepatan tumbuh yang terlihat dalam berbedanya ketinggian tanaman,
adanya perbedaan kondisi tanaman. Karena adanya perbedaan daya serap dan nutrisi yang
terkandung dalam media tersebut. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk
embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak dan pecah. Proses ini murni fisik.

Tanaman kangkung cepat tumbuh di media tanam bertanah humus karena didalam
tanah humus banyak terkandung mineral atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman saat
tanaman tersebut tumbuh dan berkembang tetapi dalam perkacambahan tanah humus relatif
lebih lambat daripada tanah merah,hal ini disebabkan tanah merah memiliki daya serap air
yang lebih tinggi tetapi kandungan mineral atau nutrisi yang terkandung dalam tanah merah
kurang mencukupi tanaman sama halnya seperti tanah berpasir sedangkan pada media tanam
kerikil tanaman kangkung lebih lambat dan susah berkembang karena kerikil hanya memiliki
sedikit daya serap air dan juga kandungan mineral atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
sangat minim.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman


sawi. Sawi yang ditanam di tanah hitam yang mengalami pertumbuhan lebih cepat dari pada
sawi yang ditanam di tanah yang lainnya. Pada pengamatan tersebut, terlihat perbedaan
tingkat pertumbuhan yang signifikan antara tanaman sawi yang ditanam di tanah hitam, tanah
gambut, tanah liat, tanah bakar, dan pasir putih. Pada hasil pengamatan terlihat bahwa tanah
hitam adalah medium yang baik untuk digunakan sebagai media bercocok tanam khususnya
tanaman sawi.

Saran

Sebaiknya para petani sawi menggunakan tanah hitam sebagai medium penanaman tanaman
sawi. tetapi jika berada didaerah yang berpasir, atau pesisir petani dapat menggunkan media
pasir putih sebagai medium bercocok tanam.

Anda mungkin juga menyukai