Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Teknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli tumbuh-
tumbuhan berkebangsaan Rusia yang bernama Mikhail Tswett pada tahun 1906. Tswett
memulai percobaannya dengan memisahkan sejumlah leaf pigments (zat warna daun) seperti
klorofil dan xantofil dengan mengalirkansolution (larutan) ekstrak daun tersebut ke dalam
sebuah kolom gelas yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya sendiri.
Dia menamakan fenomena yang ditemukannya ini dengan “Chromatography” (kromatografi).
Yang dalam bahasa Rusia, chroma berarti “warna” dan graphein berarti “menulis”. Sehingga
kalau diartikan secara bahasa, artinya “menulis dengan warna”.
Teknik kromatografi ini akhirnya terus dikembangkan oleh para kromatografer lainnya
antara lain R. Kurn, salah seorang kromatografer yang sangat intens mengembangkan teknik
ini. Percobaannya dengan memisahkan pigmen-pigmen tumbuhan seperti karotin membuahkan
hasil. Dengan kegigihannya ini, Kurn dianugrahi medali Nobel pada tahun 1931 untuk pertama
kalinya dalam bidang kromatografi. Demikian juga, Martin dan Synge mendapatkan medali
Nobel pada tahun 1952 setelah sukses dengan penemuannya dalam memisahkan berbagai jenis
asam amino dan asam nukleat. Kesuksesan yang telah diraih oleh para penemu ini, mengilhami
banyak para kromatografer lainnya untuk lebih gigih mengembangkan teknik ini ke yang lebih
modern lagi.
PENGERTIAN

Ion exchange jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti pertukaran ion. Namun jika

diartikan lebih dalam lagi, kromatografi ion exchange adalah sebuah proses kromatografi

untuk memisahkan molekul ion dan suatu senyawa polar berdasarkan perbedaan afinitas

bertujuan untuk menukar ion.

Kromatografi Pertukaran ion adalah proses pemurnian senyawa spesifik di dalam larutan
campuran atau proses substitusi satu jenis senyawa ionik dengan yang lain terjadi pada
permukaan fase stasioner. Fase stasioner tersebut merupakan suatu matriks yang kuat (rigid),
yang permukaannya mempunyai muatan, dapat berupa muatan positif maupun
negatif. Mekanisme pemisahan berdasarkan pada daya tarik elektrostatik.
Kromatografi pertukaran ion adalah jenis kromatografi yang melibatkan reaksi kimia
dalam pemisahannya. Dengan demikian, kesetimbangan yang terjadi di permukaan berbeda
dengan kesetimbangan kromatografi lainnya. Komponen ionik akan tertahan secara selektif
karena berkaitan dengan penukar ion yang ada pada fase diam. Kromatografi ini mempunyai
keterbatasan karena berkaitan dengan perhitungan kimia.
Bila matriks padat tersebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif seperti
gugus sulfonat (-SO3-), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation. Sebaliknya, bila
bermuatan positif, misalnya mempunyai gugus amin kuaterner (-N(CH)3+), maka akan dapat
berfungsi sebagai penukar anion. Kromatografi ini sangat bermanfaat untuk memisahkan
molekul – molekul bermuatan terutama ion – ion baik anion maupun kation.

PRINSIP

medode ini didasarkan pada prinsip dari jenis ion yang mengalami proses pertukaran, yaitu :

• Prinsip kationik penukar : suatu pertukaran ion dimana ion positif datang menggantikan
keberadaan kation yang ada dalam suatu senyawa. Seperti pada reaksi berikut

X + + R− K + ⇆ R− X + + K + (Cation exchange)

• Prinsip anionik penukar : suatu pertukaran ion dimana ion negatif datang menggantikan
keberadaan anion yang ada dalam suatu senyawa. Seperti pada reaksi berikut

X − + R+ Cl− ⇆ R+ X − + Cl− (Anion exchange)

KLASIFIKASI

Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi pertukaran ion, yaitu:


1. Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan positif
dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif. Kolom yang digunakan biasanya
berupa matriks dekstran yang mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-CH2SO3- dan -O-
CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah asam
sitrat, asam laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES dan fosfat.
2. Kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan negatif
dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom yang digunakan biasanya
berupa matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH3)3, -N+(C2H5)2H, dan –N+(CH3)3.
Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-
Tris, Tris, dan etanolamin.

Klasifikasi berdasarkan fase diamnya


1. Resins : biasanya resin digunakan pada metode penukaran ion dalam penelitian molekul
yang kecil.

2. Gels : sedangkan pada gels dgunakan sebagai pase diam pada penelitian yang lumayan
besar seperti pada senyawa seperti protein, dan asam amino.

3. Inorganik Exchangers : sedangkan yang terakhir digunakan dalam keadaan kimia tertentu,
seperti dalam kondisi temperatur yang tinggi, radiasi dengan level tinggi, larutan yang sangat
kuat atau merupakan agen pengoksidasi kuat.

ISNTRUMEN

Keterangan :

(BELUM ADA)

SKEMA
(BELUM ADA)

PENELITIAN YANG ADA

(BELUM ADA)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

(BELUM ADA)

TAMBAHAN

Secara umum, ion penukar mendukung pengikatan ion. Selain itu muatan ion penukar harus
lebih tinggi (afinitasnya harus lebih tinggi). Pada beberapa selektif untuk ion penukar dalam
metode isolasi ini akan membuat pemilihan bagi ion yang memiliki radius terhidrasi yang
kecil sehingga akan meningkatkan kepolaran dari suatu ion penukar.

Anda mungkin juga menyukai