Anda di halaman 1dari 11

ANALISA LAJU ALIRAN PANAS PADA TUNGKU PEMBAKARANA

MENGGUNAKAN BAHAM BAKAR AMPAS TEBU

Irwanto

Munawar A Siregar ST.,M.T dan Khairul Umurani ST.,M.T


*Staff Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin UMSU*

Abstract
Bagasse is the residue of sugarcane milling process ( saccharum oficinarum ) after
extracted or removed essence of refining sugar industry in order to obtain large amounts of
byproduct fibrous waste product known as bagasse ( bagasse ) . Bagasse produced yet fully utilized
but only overcome by burned to eliminate the waste. Therefore , the bagasse waste treatment needs
to be done is the benefit of these waste into fuel. For that needs to be analyzed in order to obtain
the heating value contained in the bagasse , which is used to find the calorific value with Dulong
method with based on the chemical composition contained in the bagasse . The chemical
composition of bagasse is theoretically composed of carbon ( C ) 47 % , Hydrogen ( H ) 6.5 % ,
Oxygen ( O ) 44 % , Sulfur ( S ) 1.81 % , water ( H2O ) 11.1 % . So the Value of the HHV is
36344.38 kJ / kg , and LHV is 36013.44 kJ / kg. as well as to obtain the rate of heat flow by using
bagasse fuel in the furnace it is necessary to experiment , the results of these experiments the
importance of the value of the rate heat flow at 0,00025114 Kg/s.m2 . otherwise it is known also
several factors that cause heat loss , namely : Loss of heat that causes the dry flue gas = 0,015 %,
heat loss due to evaporation of water formed due to H2 in fuel = 1,297 % , heat loss due to
evaporation of the water content in the fuel = 0,15 % , heat loss due to moisture in the air = 0,28%,
heat loss due to unburnt fuel in the bottom ash / bottom ash = 0,31 %

1. PENDAHULUAN penggunaan banyak terbuang atau tidak


1.1 Latar Belakang dimanfaatkan dengan maksimal.
Kebutuhan bahan bakar untuk Tanaman tebu di Indonesia banyak
memanaskan air dengan media tungku ditanam oleh para petani kecil baik atas usaha
ataupun dilakukan para industri dengan bahan sendiri maupun atas usaha kerja sama dengan
bakar bensin, solar, LPG dan lain – lain, dan pabrik gula atau pabrik gula yang menyewa
bahan bakar alternatif lainnya ampas tebu, lahan pertania penduduk dan sekaligus
cangkang sawit, serbuk gergaji, sekam padi mengupah tenaganya dalam usaha
dan lain-lain Untuk kebutuhan industri yang mengembangkan tanaman tebu bagi
lainnya, dari pengolahan dibutuhkan bahan keperluan memenuhi bahan baku bagi
bakar yang mampu melakukan proses yang pabriknya (Kartasa poetra, 1988).
diinginkan, industri dari beberapa kebutuhan Produk utama dari pabrik gula adalah
itu seperti memanaskan air dalam tungku dan gula putih namun ada produk yang
selama ini digunakan dan dari alternatif merupakan produk samping dari pengolaha
lainnya ampas tebu perlu dibahas selanjutnya tebu menjadi gula. Hasil samping tersebut
untuk mendapatkan nilai kalor yang direbus. berupa tetes (molase), pucuk daun tebu,
Dimana ampas tebu diperoleh dan secara blotong, ampas tebu yang merupakan limbah
pabrik. Hasil samping berupa limbah pabrik
sering menimbulkan banyak permasalahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
sebab menjadi sumber pencemaran Muhammadiyah Sumatera Utara (FT-
lingkungan. UMSU).
Ampas tebu adalah hasil samping dari
proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. 1.2 Perumusan Masalah
Dari satu pabrik dapat dihasilkan ampas tebu Adapun rumusan masalah dari Analisa
sekitar 35-40% dari berat tebu yang digiling. ini adalah :
Mengingat begitu banyak jumlahnya, maka a. Bagaimana kemampuan ampas tebu
ampas tebu memberikan nilai tambah untuk sebagai bahan bakar alternatif..
pabrik jika diberi perlakuan lebih lanjut (Tim b. Bagaimana mengukur laju aliran
Penulis PS, 1992). panas pada tungku pembakaran
Ampas tebu sebagai limbah pabrik menggunakan bahan bakar ampas
gula merupakan salah satu bahan tebu.
liknoselulosa yang potensial untuk c. Berapa nilai panas yang dihasilkan
dikembangkan menjadi sumber energi seperti setelah pembakaran dengan
bioetanol. Konversi bahan liknoselulosa menggunakan ampas tebu.
menjadi bioetanol mendapat perhatian
penting karena bioetanol dapat digunakan 1.3 Tujuan Analisa
sebagai bahan bakar. Penggunaan bioetanol Pada analisa ini memiliki beberapa
sebagai bahan bakar terus dikembangkan. tujuan, adapun tujuan tersebut yaitu :
Manfaat umum yang dapat diperoleh a. Tujuan umum
dari bahan bakar bioetanol antara lain, - Menghitung laju aliran panas pada alat
digunakan untuk bahan baku industri turunan tungku pembakaran dengan
alkohol, campuran minuman keras, industri menggunakan bahan bakar ampas tebu.
farmasi, sampai pada bahan baku campuran b. Tujuan khusus
kendaraan. Tentu saja, pemanfaatan etanol ini - Mengetahui nilai kalor dari ampas
harus disesuaikan dengan jenis tebu.
kebutuhannya. Misalnya, untuk kebutuhan - Mengetahui temperatur air awal dari
industri diperlukan etanol dengan grade volume ampas tebu.
antara 90-96,5%. Sedangkan untuk minuman - Mendapatkan laju aliran panas pada
keras dibutuhkan etanol berkadar 99,5-100%. alat tungku pembakaran dengan
Atau etanol yang harus betul-betul dan menggunakan ampas tebu.
anhydrows supaya tidak korosit (Abidin,
2009). 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pembakaran akan memberikan laju 2.1 Ampas Tebu
aliran panas pada sekitar tungku, dimana laju 2.1.1 Pengertian Ampas Tebu
aliran panas ini diukur beberapa temperatur Ampas tebu adalah suatu residu dari
yang dihasilkan sehingga mampu proses penggilingan tanaman tebu
memberikan panas terhadap tungku atau (saccharum oficinarum) setelah diekstrak
pendidihan pada tungku. atau dikeluarkan niranya pada Industri
Analisa pengukuran laju aliran panas pemurnian gula sehingga diperoleh hasil
pada alat tungku pembakaran dengan samping sejumlah besar produk limbah
menggunakan bahan bakar ampas tebu, dalam berserat yang dikenal sebagai ampas tebu
hal ini ampas tebu akan dilihat kadar kalornya (bagasse).
sehingga akan mempengaruhi panas dalam Rata – rata ampas yang diperoleh dari
tungku, dari hal tersebut ampas tebu dapat proses giling 32 % tebu. Dengan produksi
dianalisa di Laboratorium Program Studi tebu di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 21
juta ton potensi ampas yang dihasilkan sekitar digunakan untuk pembakaran, maka api kita
6 juta ton ampas per tahun. Selama ini hampir tutup tidak terbuka supaya energy thermal
di setiap pabrik gula tebu menggunakan yang dihasilkan pembakaran tidak mengalir
ampas sebagai bahan bakar boiler. keluar dan diharapkan seluruh energy tersebut
Ampas tebu merupakan limbah padat dialirkan ke beban thermal.
yang berasal dari perasan batang tebu untuk Untuk mengoptimalkan pembakaran
diambil niranya. Limbah ini banyak diperlukan jumlah udara yang mengandung
mengandung serat dan gabus. Ampas tebu ini cukup oksigen, tidak terlalu banyak dan tidak
memiliki aroma yang segar dan mudah terlalu sedikit.
dikeringkan sehingga tidak menimbulkan bau
busuk. (Mahmudah Hamawi,2005) 2.2. Tungku Pembakaran
Kebutuhan energi di pabrik gula dapat Tungku secara luas dibagi menjadi
dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan dua jenis berdasarkan metoda pembangkitan
akhir. Sebagai bahan bakar ketel jumlah panasnya: tungku pembakaran yang
ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 menggunakan bahan bakar, dan tungku listrik
% berat tebu dengan kadar air sekitar 50 %. yang menggunakan listrik. Tungku
Tabel. 2.1. Kadar yang terdapat didalam pembakaran dapat digolongkan menjadi
ampas tebu beberapa bagian seperti jenis bahan bakar
Zenis Zat Kadar yang digunakan, cara pemuatan bahan baku,
C (carbon) 47 % cara perpindahan panasnya dan cara
H (Hydrogen) 6,5 % pemanfaatan kembali limbah panasnya.
O (Oxygen) 44 % Tetapi, dalam prakteknya tidak mungkin
abu (Ash) 2,5 % menggunakan penggolongan ini sebab tungku
Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, dapat menggunakan berbagai jenis bahan
1986) tiap kilogram ampas dengan bakar, cara pembuatan bahan ke tungku yang
kandungan gula sekitar 2,5 % akan memiliki berbeda, dll. Tungku yang paling umum
kalor sebesar 1825 kkal. digunakan akan dijelaskan dalam bagian
2.1.2 Mendisain Tungku berikutnya.
Kompor dapat dibuat single pot 2.3. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
maupun double pot, namun untuk desain kali Dalam Proses Pembakaran
ini menggunakan didesain single pot Sebelumnya telah dibahas reaksi
dikarenakan masih sebagai penelitian. Tetapi kimia pembakaran secara teoritis. Namun
tidak menutup kemungkinan akan pada kenyataannya, proses pembakaran ini
dikembangkan kompor amapas tebu double akan menghasilkan gas-gas atau sisa-sisa
pot. hasil pembakaran lainnya yang tidak
Jumlah hole dalam kompor roket disebutkan pada reaksi tersebut. Untuk
untuk mengoptimalkan pembakaran seefektif memperoleh hasil pembakaran yang baik,
mungkin maka ukuran lubang sebesar 3/16” maka proses pembakaran harus
untuk bagian tengah dan 1/16” untuk memperhatikan parameter-parameter seperti
sekelilingnya. Dengan jarak antar lubang mixing (pencampuran),
0.043 x diameter kompor. Dari sini kita dapat udara,temperatur,waktu dan kerapatan.
menentukan berapa jumlah lubang yang Berikut ini merupakan hal-hal yang harus
diperlukan, dimana setiap kompor memiliki diperhatikan dalam proses pembakaran yaitu
jumlah lubang yang berbeda tergantung lebar 1. Mixing
diameter setiap kompor. 2. Udara
Karena sudah ada lubang udara untuk 3. Temperatur
mengoptimalkan jumlah oksigen yang
4. Waktu 32kgS  32kgO2  64kgSO2
5. Kerapatan 1kgS  1kgO2  2kgSO2
2.4. Komponen-Komponen Utama  Nitrogen terbakar akan membentuk
Reaksi Pembakaran NO2 menurut persamaan :
Suatu reaksi pembakaran memiliki 3 N  O2  NO2
komponen utama yaitu : 14kgN  32kgO2  46kgNO2
1. Zat yang dibakar
1kgS  1kgO2  3,29kgSO2
Unsur-unsur kimia pada bahan bakar
yang berpotensi memberikan energi kalor Kebutuhan udara dalam proses
adalah karbon, oksigen, hidrogen, dan sulfur. pembakaran dapat diklasifikasikan
Setiap bahan bakar memiliki kandungan menjadi sebagai berikut :
energi kalor yang dinyatakan dalam jumlah  Udara Primer
karbon. Jenis bahan bakar dibedakan menjadi Udara yang bercampur dengan bahan
tiga bentuk, seperti tabel 2.2. bakar dalam ruang bakar.
Tabel 2.2 Jenis-jenis Bahan Bakar  Udara sekunder
Padat Cair Gas Udara yang masuk dari sekeliling
Kayu + Solar LNG ruang bakar
Ranting  Udara tersier
Ampas Tebu Minyak Tanah LPG Udara yang menembus celah ruang
Sekam Padi Minyak Tanah - bakar
Cangkang + Bensin, dll dll Kebutuhan udara yang sebenarnya
Sabut kelapa dalam proses pembakaran harus melebihi
kebutuhan udara teoritisnya. Hal ini
2. Zat yang membakar
diperlukan untuk mengantisipasi proses
Jika komposisi bahan bakar diketahui,
pembakaran yang tidak sempurna. Selisih
maka dapat dihitung pula jumlah kebutuhan
antara jumlah udara aktual dan udara teoritis
udara yang proporsional dengan jumlah
ini disebut juga sebagai excess air . Nilai
bahan bakar, agar dapat mencapai
excess air ini selalu merupakan persentase
pembakaran yang sempurna.
antar selisih jumlah udara aktual dengan
 Karbon terbakar sempurna akan
udara teoritis, yang berbanding
membentuk CO2 menurut
3. zat yang dihasilkan dari pembakaran
persamaan: Zat gas asap yang terbentuk dari hasil
C  O2  CO2 pembakaran 1 kg air bahan bakar adalah sama
12kgC  32kgO2  44kgCO2 dengan jumlah berat udara yang dibutuhkan,
1kgC  2,67kgO2  3,67kgCO2 ditambah dengan berat bahan bakar yang
berubah menjadi gas asap kecuali abunya.
 Hidrogen terbakar sempurna akan 2.5. Nilai Kalor Bahan Bakar
membentuk H 2O menurut persamaan: Bahan bakar merupakan komponen
4H  O2  2H2O utama dalam pembakaran, dimana dari
4kgH  32kgO2  36kgH2O proses pembakaraan sempurna satu kilogram
1kgH  8kgO2  9kgH2O suatu bahan bakar tertentu dapat dihasilkan
sejumlah panas (kalor) yang disebut dengan
 Belerang terbakar akan membentuk nilai kalor bahan bakar (heating value atau
SO2 menurut persamaan : calorific value of fuel).
S  O2  SO2 Nilai kalor bahan bakar terdiri atas dua
bagian yaitu:
2.6.2 Kehilangan panas karena
1. Nilai kalor atas (High Heating Value) penguapan air.
Yaitu banyaknya panas yang Yaitu kehilangan karena
diperoleh pada proses pembakaran terbentuknya uap air karena adanya H2 di
sempurna dari satu kilogram bahan bakar alam
dengan memperhitungkan panas
kondensasi uap air. 9 x H 2 x 584  cp ss (T fg  Ta )
Q2  (2.4)
LHV
HHV=33915C+144200+10468S (kJ/kgbb)
(2.1) 2.6.3 Kehilangan panas karena
2. Nilai kalor bawah (Low Heating Value) penguapan kadar air dalam bahan
Yaitu banyaknya panas yang bakar.
diperoleh pada proses pembakaran M 584  cp ss (T fg  Ta )
sempurna dari satu kilogram bahan bakar Q3  (2.5)
tanpa memperhitungkan panas kondensasi LHV
uap air.
2.6.4 Kehilangan panas kadar air
O
LHV=33915C+144200 ( H 2  2 ) +10468 dalam udara.
8 (wa)th x kelembaban udara x cpss (Tfg  Ta ) x100
O Q4 
S – 2512 ( H 2 O  9 x 2 ) (2.2) LHV
8 (2.6)
2.6. Kerugian-kerugian panas pada
tungku pembakaran. 2.6.5 Kehilangan panas karena bahan
2.6.1 Gas asap kering. bakar yang tidak terbakar dalam
Kerugian gas asap kering adalah abu bawah atau bottom ash.
total abu terkumpul per k bb x LHV
kerugian tungku yang sehubungan Q5 
dengan udara yang disuplai ke generator LHV
(2.7)
uap sebagian udara pembakaran. Karena
semuanya adalah panas sensible, maka 2.7. Kebutuhan bahan bakar
dapat dihitung dari angka perbandingan
udara kering, bahan bakar actual dan Kebutuhan bahan bakar tungku dapat
dihitungan dengan menggunakan
temperature gas. Berat gas asap kering persamaan berikut :
yang di produksi per satuan berat bahan Ws (hsat  ha)
bakar adalah sama dengan angka Hk  kgbb/jam (2.8)
wf . LHV
perbandingan udara kering, bahan bakar Sehingga :
ditambah dengan satuan berat bahan Ws (hsat  ha )
bakar dikurangi bagian berat air yang W= kgbb/jam (2.9)
wf . LHV
timbul dan terbentuk selama proses
pembakaran. Maka dapat dihitung 2.8 Kebutuhan udara pembakaran
dengan rumus : Kebutuhan udara pembakaran
M x Cpss (T fg  Ta ) x100 dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Q1  (2.3) 1. Kebutuhan pembakaran teoritis
LHV 2. Kebutuhan udara pembakaran actual
Kebutuhan udara pembakaran pembakaran.pd.2013, formula neraca energi
teoritis dapat ditemukan dengan total adalah sebagai berikut:
menggunakan persamaan berikut : Q=m.Cpa.∆𝑇(Tair akhir–Tairawal) (2.16)
Kebutuhan udara pembakaran actual dapat 2.11.2. Kalor yang Menguap
ditentukan dengan terlebih dahulu h = ∆𝑚 . hg (2.17)
memperhitungkan excess air untuk untuk
mendapatkan pembakaaran yang sempurana, 3. Metodologi Analisa
yaitu sebagai berikut : 3.1. Tempat dan Waktu
2.66  7.94H 2  0.998  o2
(Wa)th= (2.10) Tempat pelaksanaan perancangan di
0.232 Laboratorium Teknik Universitas
Kebutuhan udara pembakaran actual
Muhammadiyah Sumatera Utara dan waktu
(Wa)act dapat ditentukan dengan terlebih
pelaksanaan analisa ini dimulai dari
dahulu memperhitungkan excess air untuk
persetujuaan yang diberikan oleh
mendapatkan pembakaran yang sempurna,
pembimbing, pembuatan alat serta
menggunakan persamaan berikut :
merangkainya, pengambilan data hingga
Excess air = udara lebih (0.25 + 0.50)
pengolahan data sampai dinyatakan selesai.
Maka :
(Wa)act= {Excess air.(Wa)th}(kgudara/jam)
3.2. Bahan dan Peralatan
(2.11)
Adapun alat dan bahan bahan yang
Sehingga kebutuhan udara pembakaran
digunakan untuk mendukung proses analisa
tiap jam :
tugas akhir ini adalah :
Wa=(Wa)act.Wf(kgudara/jam) (2.12)
1. Blowwer
2.9. Energi kalor hasil pembakaran 2. Pipa
Energi kalor merupakan pansa (kalor) 3. Pipa tembaga
yang dihasilkan oleh pembakaran bahan 4. Oriface Plate.
bakar dalam ruang ruang bakar (furnace). 5. Flens
Jumlah energy kalor yang dihasilkan sering 6. Manometer U
disebut dengan kapasitas ruang bakar, yang 7. Thermometer
dapat ditentukan dengan persamaan sebagai 8. Anemometer
berikut: 9. Baut dan Mur
10. Pakng
2.10. Persamaan Bernoulli 11. Plat Penahan Bahan Bakar
(Sumber : Dinamika Fluida-
persamaan Bernoulli) 3.3. Langkah-langkah Analisa
. A2 Langkah – langkah yang dilakukan
V 2 gh (2.13) dalam melakukan prosedur pengujian alat
A22 tungku pembakaran, adalah sebagai berikut:
1 2
A1 1. Menimbang ampas tebu sebanyak 500
Qaliran  V . A gram
(2.14)
 Pengeringan ampas tebu dengan proses
ṁ=  .V. (2.15) penjemuran selama 2 jam
 Menyediakan timbangan dan mangkok
2.11. Kalor Yang Hilang
sebagai tempat ampas tebu yang akan di
2.11.1. Kalor yang diserap
timbang
Menurut Modul 2.0.09 Pembakaran-Layanan
Akademik Teknik Kimia ITB,  Menimbang berat mangkok
akademik.che.itb.ac.id/.../wp.../modul-
 Memasukkan ampas tebu ke dalam o2
HHVs=3391C+144033 ( H 2  ) +10468S
mangkok 8
2. Memasukan air ke dalam tungku Dan untuk menentukan nilai kalor bawah
 Mengambil air dari jerigen dan (LHVc) adalah :
menuangkannya kedalam gelas ukur O
secara bertahap sampai 5 liter LHVc=33915.C +144033 ( H  ) +10468.S -
8
 Mengukur temperatur air sebelum proses O
pembakaran 2512 (0,09  )
3. Memasukan arang kedalam tungku 8
pembakaran 4. Analisa Data
4. Menyalakan api melalui bara didalam 4.1. Perhitungan Hasil Pengujian
tungku 4.2.1. Data hasil pengujian
5. Menghidupkan blower
6. Memasukan ampas tebu Adapun hasil dari metode penelitian ini, dapat
 Ampas tebu yang sudah ditimbang dengan dilihat dari tabel 4.1 dibawah ini.
berat 500 gram dimasukan secara bertahap
sebanyak 100 gram kedalam tungku Tabel 4.1 Hasil Percobaan yang dilakukan
7. Setelah bahan bakar habis sebanyak 500 pada alat tungku pembakaran

Kalor jenis air (kj/kg ˚C)


gram, lalu melihat temperatur air

Suhu lingkungan (˚C)


Massa air akhir (Kg)

Tinggi manometer U

Diameter dalam pipa


Massa air awal (Kg)

Massa bahan bakar

Suhu air awal (˚C)


8. Mengukur laju aliran udara dengan

Suhu air akhir


menggunakan manometer U.
Percobaan

 Memperhatikan manometer U, dimana

(˚C)
(gr)

(m)

(m)
penyaluran udara melalui pipa tembaga.
1 5 350 3,8 4.183 30 98 35 0,003 0,0762
 Mencatat berapa mm pergerakan fluida air, 2 5 400 3,5 4.190 30 10 35 0,004 0,0762
3 5 450 3,3 4.185 30 105 35 0,005 0,0762
yang dihasilkan dari laju aliran udara 4 5 500 3 4.185 30 110 35 0,006 0,0762
dalam pipa (blower).
9. Pembersihan sisa-sisa pembakaran 4.2. Laju Aliran Panas
 Membuka tutup pembuangan A2
v 2 gh
 Membuka tempat/batas ruang bakar A2
dengan obeng 1  22
10. Pembuangan air A1
 membuka tutup pembuangan air dan Dimana :
menampungnya kedalam ember A =  x D2
 menghitung kadar/debit air sesudah 4
pembakaran, lalu memasukkannya ke D 1 = diameter pipa 76,2 mm
dalam gelas ukur A 1 = 3,14 x (0,0762)2
4
3.5. Proses Pengukuran Nilai Kalor A 1 = 0.0045580554 m2
Secara Teoritis Berdasarkan D2 = diameter pipa 150 mm
Formula Dulong
Untuk menentukan nilai kalor bahan bakar A2 = 3,14 x (0,150)2
4
ampas tebu, harus dihitung dengan
A2= 0,0176625 m2
menggunakan persamaan dulong berdasarkan
Maka V dapat dicari dengan rumus diatas:
sifat-sifat kimianya.
Dimana rumus nilai kalor atas (HHVc) adalah
sebagai berikut :
. A2 Dan ρ saat temperatur 64ºC dicari melalui
V 2 gh interpolasi tabel 4.2 dengan rumus sebagai
A22
1 berikut :
A12   B  A 
ρ = E = D +  F  D 
0,000176625  C  A 
.
V  2.9,81.0,005 
0,0001766252 Dimana A = 60, B = 64, C = 80, D = 985,46,
1 E = ?, F = 974,08
0,00455802
  64  60 
= 5,5362 X 10-5 ρ = E = 985,46 + 974 ,08  985 ,46 
  80  60 
= 0,000055362 m/s
Maka Q aliran dapat dihitung dengan rumus   4 
= 985,46 + 11,38 
Q aliran = V.A   20 
 0,000055362 m/s . 0,004558 m 2 = 982,62 kg/m 3

= 0,00000025233 Menghitung kalor yang diserap (Laten),


Maka laju aliran dapat dicari dengan rumus : dapat dihitung dengan menggunakan rumus,
ṁ =  .Q sebagai berikut:
ṁ =995,293kg/m3.0,00000025233m/s Q = m . Cpa . ∆𝑇(Tair akhir – T air awal)
ṁ = 0,00025114 kg/s Maka kalor yang diserap dapat dihitung
sebagai berikut:
4.3. Percobaan ke 1 (satu) Q = m . Cpa . T.(Tair akhir – T air awal)
Temperatur air masuk dan keluar yaitu: = 5 kg x 4,183 Kj/kg.ºC x 64 ºC
Tain = 30ºC = 5 kg x 4,183 Kj/kg.ºC x 70ºC
Taout = 98ºC = 1464059,879 Kj
Maka didapat temperatur rata-rata sebagai = 349907,286 kilokalori
berikut: Selanjutnya, menghitung kalor penguapan,
Tai  Tao dapat dihitung menggunakan rumus, sebagai
Tf 
2 berikut:
30  98 h = ∆𝑚 . hg
 ∆𝑚 = ρ . ∆𝑣
2
= 64ºC Vawal = 0,005 m3
Cpa saat temperatur 64ºC dicari melalui Vakhir = 0,0038 m3
interpolasi tabel 4.2 dengan rumus sebagai ∆𝑚 = ρ . (Vawal – Vakhir )
berikut : = 982,62 kg/m3 x (0,005 m3 – 0,0038 m3)
= 982,62 kg/m3 x 0,0012 m3
  B  A 
Cpa = E = D +  F  D  = 1,178 kg
  C  A  hg = entalpi uap air masuk pada 98ºC dari
Dimana A = 60, B = 64, C = 80, D = tabel sifat termodinamika air jenuh didapat hg
4.184,3, E = ?, F = 4.196,4 = 2676 kj/kg
  64  60  h = ∆𝑚 . hg
Cpa = E = 4.184,3 + 4.196 ,4  4.184 ,3 
  80  60  = 1,178 kg x 2676 kj/kg
  4  = 3152,328 kj
= 4.184,3 + 12,1  = 768,46 kilokalori
  20 
= 4.183 kJ/(kg.oC) Gunakan rumus dan metode di atas untuk
Percobaan 2-4
Dari keempat hasil dari percobaan yang telah 0,44
dilakukan, maka dapat di lihat hasil = 33951 x 0,47 + 144033 (0,065  )
8
keseluruhan dalam gambar grafik 4.9 di + 10468 x 1,81
bawah ini :
DIAGRAM NILAI KALOR HASIL = 36344,38 kj/kg
PERCOBAAN
1400
O2
1200 LHVs = (33951 x C + 121423 ( H  ))
8
PANAS (KILOKALORI)

1000
O
800 +(10468 x S -2512 (0,09  2 ) )
8
600 0,44
= 33915 x 0,47 + 121423 (0,065  )
400 8
200 0,44
+ 10468 x 1,81 – 2512 x (0,09  )
0 8
350 400 450 500
JUMLAH BAHAN BAKAR YANG
= 17154,28 + 18859,16
DIGUNAKAN (gr) = 36013,44 kj/kg
Gambar 4.7 Grafik Hasil Percobaan
4.5. Kebutuhan Udara Pembakaran
4.4. Nilai Kalori Bahan Bakar Untuk mendapatkan proses
Nilai kalor bahan bakar adalah pembakaran bahan bakar sempurna, maka
banyaknya energy yang diperoleh pada diperlukan udara pembakaran. Dalam
proses pembakaran sempurna dari satu menentukan konsumsi udara pembakaran
kilogram bahan bakar. Dari data yang penulis perlu mengetahui komposisi bahan bakar
peroleh, berikut ini adalah kompsisi kimia yang digunakan.
bahan bakar diatas. Banyak udara pembakaran yang
Table.4.3. komposisi unsur kimia bahan dibutuhkan untuk pembakaran 1 kg
bakar dengan menggunakan metode bahan bakar ampas tebu adalah:
teoritis. 2.66C  7.94 H 2  0.998 S  (O2 . N )
(Wa)th=
Komposisi Ampas 0.232
kimia Tebu
2.66(0.47)  7.94(0.065)  0.998(1,81)  (0,44.1,04)
Carbon (C) 47%
= 0.232
Hydrogen (H) 6,5%
Nitrogen (N) 1,04%
= 3,11 kgudara/kgbb
Oksigen (O2) 44%
Sulfur (S) 1,81%
Sementara untuk mendapatkan
Abu (A) 2,5%
pembakaran yang sempurna maka
Setelah mengetahui komposisi kimia dibutuhkan factor udara lebih (excess air).
bahan dari tabel 4.3, maka dapat dicari Apabila berat udara teoritis yang diperoleh
nilai kalor bahan bakar ampas tebu dari perhitungan sesuai dengan rumus di atas
sebagai berikut: saja dimasukkan ke dalam ruang bakar,
O ternyata proses pembakaran (oksigen) belum
HHVs = 33951 x C + 144033 ( H  2 ) sempurna.
8
Dari data operasional hendaknya data
+ 10468.S kj/kg excess air dijaga 25% untuk menghidari loses
panas yang berlebihan. Maka untuk ( wa)th x kelembaban udara x Cp ss (T fg  Ta ) x 100
Q4 
mendapatkan udara sebenarnya adalah LHV
(Wa)act = (Wa)th +{ excessair. (Wa)th} 3,11x0,03 x 0,8707 (110  30) x 100
Q4 
= 3,11 + (0,25.3,11) 36013,44
= 3,88 kg / kgbb  0,180%
4.6. Kehilangan Kalor Pada Tungku
Pembakaran 5. Kehilangan panas karena bahan bakar
1. Kehilangan panas yang di akibatkan yang tidak terbakar dalam abu
gas buang yang kering. bawah/bottom ash.
m = massa CO2 + massa SO2 + massa N2 + total abu terkumpul per k bb x LHV
Q5 
massa O2 LHV
4
m = 0,5 x 44  12,7 x 10 x 64  6,72 x 77  0,0292 x32 
0,0319 x 36013,44
12 32 14
36013,44
= 7,767 kg / kgbb
 0,31%
m x cp ss (T fg  Ta ) x 100
Q1  GRAFIK NILAI KEHILANGAN KALOR
LHV
1.4 1.297
Dimana cp saat temperatur 80 adalah 0,208 1.2
Btu/(lbm . oF) di dapat dari tabel 4.3 maka NILAI (%)
1
sama dengan 0,8708 kJ/kg. 0.8
7,767 x 0,8708 x (110  30)
= 0.6
36013,44 0.4 0.31
= 0,01508% 0.18
0.2
2. Kehilangan panas karena penguapan air 0.015 0.015
0
yang terbentuk karena adanya H2 dalam Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
bahan bakar. KEHILANGAN KALOR (Q)

9 x H 2 584  Cpss (T fg  Ta ) Gambar 4.8 Grafik Nilai Kehilangan Panas


Q2 
LHV 5.1. Kesimpulan
1. Dari penelitian yang dilakukan didapat
9 x 7,94 584  0,8708(110  30) laju aliran panas pada tungku
=
36013,44 pembakaran adalah : ṁ = 0,00025114
= 1,297% kg/s
3. Kehilangan panas karena penguapan 2. Nilai kalor yang terkandung pada ampas
kadar air dalam bahan bakar. tebu:
HHV = 36344,38 kj/kg
M 584  Cp ss (T fg  Ta  LHV = 36013,44 kj/kg
Q3  3. Pada proses pembakaran banyak faktor
LHV yang tidak bisa dihindari penyebab
7,767 584  0,8708 (110  30) kehilangan atau rugi-rugi panas pada

36013,44 tungku pembakaran.
 0,0150%  Kehilangan panas yang di akibatkan
4. Kehilangan panas karena kadar air gas buang yang kering 0,015%
dalam udara
 Kehilangan panas karena
penguapan air 1,297%
 Kandungan air dalam bahan bakar
0,15%
 Kandungan air pada udara 0.18%
 Bahan bakar yang tidak terbakar
dalam abu, radiasi, konveksi da lain-
lain 0.31%
5.2. Saran
Saran pada analisa ini, hendaknya untuk
proses analisa selanjutnya tungku
pembakaran diisolasi, sehingga laju aliran
panas yang keluar pada tungku dapat di
kurangi (eliminir).

DAFTAR PUSTAKA

Ali Wardono, (2013), Analisa Aliran Panas


Pada Tungku Pembakaran Menggunakan
Bahan Bakar Cangkang Kelapa Sawit.,
Skripsi, Fakultas Teknik, Program Studi
Teknik Mesin, Sumatera Utara.
Holman, J.P., 1997, Perpindahan Kalor,
Erlangga Jakarta.
Irvandi Permana A., D., (2010), Studi
Karakteristik Pembakaran Cangkang Kelapa
Sawit Menggunakan Fluidized Bed
Combuster Universitas Indonesia, Skripsi,
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik
Mesin, Depok.
Syaiful Anwar, 2008, Jurnal Pengolahan Limbah
Ampas Tebu,
http://id.scribd.com/doc/129054945/JURNA
L-AMPAS-TEBU.
Khafit P., H., (2013), Sebaran Kalor Tungku
Berbahan Bakar Sekam Padi dan Cangkang
Kelapa Sawit Menggunakan Pendekatan
Metode Beda Hingga Pada Sterilisas Jamur
Tiram Putih Dalam Drum, Skripsi,
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Muin, A Syamsir. “Pesawat-pesawat
Konversi Energi I “Edisi Pertama Penerbit
CV.Rajawali . Jakarta.1998

Anda mungkin juga menyukai