Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK PEMBERIAN LARUTAN OBAT SECARA INJEKSI

SUBKUTAN PADA TIKUS LABORATORIUM


1. Tujuan
Untuk memberikan dasar-dasar pengelolaan dan penanganan hewan laboratorium yang
sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan toksikologi.

2. Ruang lingkup
SOP ini sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan
toksikologi.

3. Acuan
Petunjuk Laboratorium Percobaan Hewan Laboratorium

4. Bahan dan peralatan


Alat : - jas laboratorium lengan panjang
- sarung tangan tebal
- sonde lambung
- spuit 1 cc
Bahan : - Na Phenobarbital injeksi

5. Tatacara/pelaksanaan
- Injeksi subcutan pada tikus dilakukan dengan cara mengekangnya
- kulit pada bagian tengkuk/ punggung diangkat
- pada bagian tersebut injeksi subcutan dilakukan
- Posisi arah jarum harus pararel dengan kulit yang diangkat
- Apabila penyuntikan dilakukan oleh dua orang maka cara yang terbaik adalah orang
kedua (asisten) bertugas memegang tikus, sedang orang pertama (operator)
menginjeksi dengan mengangkat kulit pada bagian dada di belakang lengan.

6. Dokumen terkait
Petunjuk praktikum Farmakologi 2

7. Gambar

1 2
Keterangan gambar :
1. pemberian injeksi subkutan lewat tengkuk/ punggung tikus
2. pemberian injeksi subkutan lewat bagian dada dibelakang lengan tikus

PETUNJUK PEMBERIAN LARUTAN OBAT SECARA INJEKSI


INTRADERMAL PADA TIKUS LABORATORIUM
1. Tujuan
Untuk memberikan dasar-dasar pengelolaan dan penanganan hewan laboratorium yang
sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan toksikologi.

2. Ruang lingkup
SOP ini sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan
toksikologi.
3. Acuan
Petunjuk Laboratorium Percobaan Hewan Laboratorium

4. Bahan dan peralatan


Alat : - jas laboratorium lengan panjang
- sarung tangan tebal
- sonde lambung
- spuit 1 cc
Bahan : - Na Phenobarbital injeksi

5. Tatacara/pelaksanaan
- Bulu kulit pada bagian punggung tempat injeksi akan dilakukan biasanya dicukur
- Hewan dipegang pada bagian bahunya oleh orang kedua
- Dengan jarum injeksi ukuran 26 dilakukan penyuntikan dengan jalan menyisipkan
jarum tersebut ke dalam kulit yang telah dibersihkan dengan arah hampir pararel
dengan permukaan kulit
- Kedalaman tusukan jarum pada kulit adalah beberapa milimeter
- Apabila pada penyisipan jarum tiba-tiba resistensi penyisipan menghilang, berarti
jarum telah masuk kebagian subkutan
- Bila terjadi hal yang demikian maka dengan segera jarum harus segera dicabut dan
dilakukan injeksi kembali dengan cara yang lebih benar
- Pada penyuntikan cairan dengan volume kira-kira 100 µl, harus terjadi benjolan pada
kulit yang bisa teramati dengan mata.

6. Dokumen terkait
Petunjuk praktikum Farmakologi 2

PETUNJUK PEMBERIAN LARUTAN OBAT SECARA INJEKSI


INTRAPERITONIAL PADA TIKUS LABORATORIUM
1. Tujuan
Untuk memberikan dasar-dasar pengelolaan dan penanganan hewan laboratorium yang
sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan toksikologi.

2. Ruang lingkup
SOP ini sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan
toksikologi.

3. Acuan
Petunjuk Laboratorium Percobaan Hewan Laboratorium

4. Bahan dan peralatan


Alat : - jas laboratorium lengan panjang
- sarung tangan tebal
- sonde lambung
- spuit 1 cc
Bahan : - Na Phenobarbital injeksi

5. Tatacara/pelaksanaan
- Tikus dipegang oleh seorang asisten sedang salah satu kakinya dipegang oleh
operator
- Jarum diarahkan searah paralel dengan arah kaki yang dipegang dan ditusukkan pada
dinding perut menembus masuk rongga peritonial
- Hilangnya resistensi pada saat penusukan jarum, merupakan tanda bahwa ujung
jarum telah menembus abdomen
- Dengan memasukkan jarum lebih dalam lagi searah dengan kaki yang ditahan, maka
kandung kemih dan hati terhindar dari penusukan
- Biarpun ada kemungkinan saluran cerna bisa tertusuk oleh jarum injeksi, tetapi hal ini
sangat jarang terjadi
- Perlu dicatat disini bahwa tikus pada umumnya akan mengeluarkan air kencing pada
saat dipegang dengan paksa.
6. Dokumen terkait
Petunjuk praktikum Farmakologi 2

7. Gambar

PETUNJUK PEMBERIAN LARUTAN OBAT SECARA INJEKSI


INTRAMUSKULER PADA TIKUS LABORATORIUM
1. Tujuan
Untuk memberikan dasar-dasar pengelolaan dan penanganan hewan laboratorium yang
sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan toksikologi.

2. Ruang lingkup
SOP ini sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan
toksikologi.

3. Acuan
Petunjuk Laboratorium Percobaan Hewan Laboratorium

4. Bahan dan peralatan


Alat : - jas laboratorium lengan panjang
- sarung tangan tebal
- sonde lambung
- spuit 1 cc
Bahan : - Na Phenobarbital injeksi

5. Tatacara/pelaksanaan
- Tempat yang paling baik untuk injeksi intramuskuler adalah otot-otot kuadrisep, paha
bagian posterior dan trisep
- Paha bagian posterior merupakan tempat injeksi yang paling kecil menimbulkan nyeri
- Menginjeksikan obat lewat otot yang paling posterior, harus dilakukan dengan sangat
hati-hati karena bisa merusak serabut syaraf skiatik
- Injeksi pada otot kuadrisep kadang-kadang bisa menyebabkan nyeri
- Rasa nyeri ini bisa dikurangi dengan jalan menyuntikkan cairan dengan volume tidak
terlalu besar (kira-kira 50% dari jumlah volume yang boleh diberikan) dan dilakukan
dengan perlahan-lahan
- Cara yang paling akhir tersebut merupakan cara yang paling menguntungkan karena
pada daerah tempat injeksi dilakukan tidak terdapat pembuluh darah utama dan juga
tidak terdapat serabut syaraf.

6. Dokumen terkait
Petunjuk praktikum Farmakologi 2

7. Gambar
PETUNJUK PEMBERIAN LARUTAN OBAT SECARA INJEKSI
INTRAVENA PADA TIKUS LABORATORIUM

1. Tujuan
Untuk memberikan dasar-dasar pengelolaan dan penanganan hewan laboratorium yang
sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan toksikologi.

2. Ruang lingkup
SOP ini sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan
toksikologi.

3. Acuan
Petunjuk Laboratorium Percobaan Hewan Laboratorium

4. Bahan dan peralatan


Alat : - jas laboratorium lengan panjang
- sarung tangan tebal
- sonde lambung
- spuit 1 cc
Bahan : - Na Phenobarbital injeksi

5. Tatacara/pelaksanaan Pemberian injeksi intravena


- Injeksi intravena bisa dilakukan pada vena lateralis
- Ekor mencit harus dihangatkan terlebih dahulu agar venanya melebar
- Apabila vena tersebut telah berdilatasi hewan harus segera dipindahkan pada alat
pengekang
- Ekor harus dipegang dengan kuat dengan posisi vena berada dipermukaan sebelah atas
- Injeksi dilakukan dengan cara mengarahkan jarum paralel dengan arah ekor pada
permukaan vena, dan perlahan-lahan ditusukkan menembus kulit
- Dengan hilangnya resistensi pada penusukan berarti jarum telah memasuki vena
- Apabila injeksi telah dilakukan, maka setelah jarum ditarik keluar luka kecil bekas
tusukan dengan segera ditekan dengan jari selama beberapa waktu guna mencegah
perdarahan.

6. Dokumen terkait
Petunjuk praktikum Farmakologi 2

7. Gambar
PETUNJUK PEMBERIAN LARUTAN OBAT SECARA INJEKSI
INTRAVENA PADA KELINCI LABORATORIUM

1. Tujuan
Untuk memberikan dasar-dasar pengelolaan dan penanganan hewan laboratorium yang
sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan toksikologi.

2. Ruang lingkup
SOP ini sering digunakan untuk studi di bidang farmakologi, farmakokinetika dan
toksikologi.

3. Acuan
Petunjuk Laboratorium Percobaan Hewan Laboratorium

4. Bahan dan peralatan


Alat : - jas laboratorium lengan panjang
- hand skun
- spuit 1 cc
Bahan : - Furosemid ampul 2 ml 20 mg
- Aminofillin ampul 10 ml 240 mg
5. Tatacara/pelaksanaan
- Pemberian injeksi intravena pada kelinci digunakan vena maginalis.
- Pada bagian telinga tempat injeksi akan dilakukan dengan hati-hati bulu hewan
dibersihkan dengan skalpel.
- Agar vena berdilatasi, bagian basal vena dipencet dengan tangan, sehingga aliran darah
terhambat dan pembuluh darah sedikit menggelembung dan injeksi bisa dilakukan.
- Telinga kelinci harus dipegang erat-erat pada tepinya, dan dengan jarum yang sangat
kecil obat disuntikkan ke dalam vena yang telah dipilih.
- Adanya gerakan hewan selama proses tersebut akan menyebabkan rusaknya vena.
- Apabila injeksi telah dilakukan, maka setelah jarum ditarik keluar luka bekas tusukan
dengan segera ditekan dengan jari selama beberapa waktu guna mencegah perdarahan.

6. Dokumen terkait
Petunjuk praktikum Farmakologi 2

7. Gambar

Anda mungkin juga menyukai