Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini media pendidikan memiliki peranan penting di dalam proses


pembelajaran. Dunia pendidikan menuntut penggunaan media pendidikan dari yang
sederhana sampai yang canggih. Dengan kata lain media itu tidak hanya sekedar sebagai alat
bantu, melainkan dipandang sebagai komponen penting dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dewasa ini telah banyak menggunakan multimedia dan mulai mengurangi
penyampaian bahan pelajaran dengan cara ceramah. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran
yang menekankan keterampilan proses, maka peranan media menjadi sangat penting
.
Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik
perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) akan membawa perubahan
yaitu bergesernya peranan guru termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/informai. Guru
tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran karena siswa dapat
memperoleh informasi dari berbagai sumber, misalnya buku literatur, TV, siaran radio, surat
kabar, dan majalah, bahkan dari jaringan internet. Masalahnya sekarang apakah guru-guru
IPS, termasuk Andat sudah memanfaatkan media sebagai sumber pembelajaran secara
efektif?
Telah terjadinya pergeseran pola sistem mengajar yaitu dari guru yang mendominasi
kelas menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru seharusnya berperan fasilitator
belajar dari pada sebagai pengajar dan tidak merupakan satu-satunya sumber informasi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus menciptakan kondisi belajar
yang aktif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran harus menantang, menyenangkan, mendorong
eksplorasi, memberi pengalaman sukses, dan mengembangkan kecakapan berfikir siswa
(Dikti.:2005).
Pembelajaran yang berkualitas akan tercapai apabila guru menguasai teknik- teknik
penyajian materi atau metode yang tepat (Roestiyah.NK. 1989;1). Metode atau pendekatan
merupakan pelicin jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode dan
pendekatan dalam proses pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk menulis tugas yang berjudul “MEDIA
PEMBELAJARAN IPS DI SD”, sekaligus intuk memenuhi tugas kelompok kami.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Pengertian Media Pembelajaran ?


2. Apakah Fungsi Media Pembelajaran ?
3. Apa Saja Jenis-Jenis Media Pembelajaran Berdasar Klasifikasinya ?
4. Teknik Apakah Yang Digunakan Untuk Memilih Media Yang Tepat Dalam Pengajaran
IPS Di SD

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak kita capai dalam pembelajran “MEDIA
PEMBELAJARAN IPS DI SD” ini kita dapat :
1) Menjelaskan pengertian tentang media pembelajaran.
2) Menjelaskan fungsi media dalam pengajaran IPS.
3) Menyebutkan jenis-jenis media menurut klasifikasinya.
4) Menjelaskan teknik memilih media dalam pengajaran IPS SD.

.
D. MANFAAT
Adapun manfaat yang akan kita peroleh setelah kita mempelajari
“PEMBELAJARAN IPS DI SD” ini adalah :
1. Pengertian media pembelajaran.
2. Fungsi media pembelajaran.
3. Jenis-jenis media pembelajaran berdasar klasifikasinya.
4. Teknik memilih media yang tepat dalam pengajaran IPS di SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

MEDIA PEMBELAJARAN IPS DI SD

A. Pengertian Media
Secara harafiah kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu.
Assosistion for Education and Communication Technology (AECT) mendifinisikan
media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan Education Assiciation (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang
dapat dimanipulaksikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi
efektifitas program instruksional.
Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst. (1983) mendefinisikan media sebagai
berikut: “Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses
belajar pada dirinya”.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa,
sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif
memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya
identik dengan keperagaan. Pengertian keperagaan berasal dari kata “raga” yang berarti
sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui indera
kita. (Husein Achmad. 1981:102).
Oemar Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. (Oemar Hamalik. 1977:23).

Sedangkan media pengajaran (Kosasih Djahiri.1978/1979:66) adalah segala alat bantu


yang dapat memperlancar keberhasilan mengajar. Alat bantu mengajar ini berfungsi

3
membantu efisiensi pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru
harus selalu menghubungkan alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau
sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang
didalamnya ada unsur-unsur: sumber pesan (guru), penerima pesan (siswa), dan pesan yaitu
materi pelajaran yang diambil dari kurikulum.
Sumber pesan harus melakukan enconding, yaitu menerjemahkan gagasan, pikiran,
perasaan atau pesannya ke dalam bentuk lambang tertentu. Lambang tersebut dapat berupa
bahasa, tanda-tanda atau gambar. Dalam melakukan enconding, guru harus memperhatikan
latar belakang pengalaman penerima pesan, agar pesan tersebut mudah diterima.
Di lain pihak penerima pesan harus melakukan decoding, yaitu menafsirkan lambang-
lambang yang mengandung pesan. Apabila pesan/pengertian yang diterima oleh penerima
pesan (siswa) sama atau mendekati sama dengan pesan/pengertian yang dimaksud oleh
sumber pesan (guru), maka komunikasi dapat dikatakan efektif. Media dapat membantu guru
menyalurkan pesan. Semakin baik medianya, makin kecil distorsi/gangguannya, makin baik
pesan tersebut diterima siswa.

B. Fungsi Media
Dalam rangka menciptakan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) serta mengembangkan
keterampilan proses pada siswa, penggunaan berbagai macam media (multimedia) sangat
membantu proses pembelajaran.
Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi, kegiatan di kelas
merupakan tempat guru dan siswa melakukan tukar pikiran dan mengembangkan ide-idenya.
Dalam berkomunikasi sering terjadi penyimpangan- penyimpangan sehingga komunikasi
menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan, dan
kurangnya minat siswa. Salah satu usaha mengatasinya adalah dengan menggunakan media
secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan fungsi media dalam
kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus informasi dan sikap, juga untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga
berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta memberikan umpan balik.
Dewasa ini media tidak lagi dipandang hanya sebagai alat bantu yang digunakan jika
perlu atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem
instruksional. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang, disiapkan, dipilih dan

4
disusun secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Sebagai salah
satu komponen sistem, maka media ikut mempengaruhi bekerjanya komponen lain, dengan
demikian ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa
media bukan lagi sekedar sebagai alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari sistem
instruksional. Maka penggunaan media dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran, menurut Basyaruddin Usman dan H.
Asnawir (2002; 13-15) mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Pengalaman masing-masing individu sangat beragam, misalnya dua siswa yang berasal
dari dua lingkungan keluarga dan masyarakat yang berbeda akan menentukan pengalaman
yang berbeda pula. Media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
2. Media dapat mengatasi ruang kelas Di dalam kelas banyak hal yang sulit untuk
dialami langsung oleh siswa.
Misalnya obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang terlalu cepat
atau terlalu lambat, dan hal-hal yang terlalu komplek, semuanya dapat diperjelas dengan
menggunakan media.
3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
Misalnya mengamati, mengidentifikasi gejala fisik/lingkungan dan masalah- masalah
sosial di masyarakat.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
Pengamatan yang dilakukan siswa secara bersama-sama dapat diarahkan kepada hal-hal
yang penting sesuai tujuan yang ingin dicapai.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
Penggunaan media gambar, film model, grafik, atau bahkan benda-aslinya dapat
memberikan konsep yang benar.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
Dengan menggunakan media, pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam,
pemahaman konsep-konsep semakin lengkap. Dengan demikian menambah rasa ingin tahu
siswa, selanjutnya dapat menimbulkan minat baru untuk belajar.
7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
Pemasangan gambar dengan warna yang menarik di papan tulis, mendengarkan siaran
radio, pemutaran film, semuanya itu dapat menimbulkan rangsangan untuk belajar lebih
lanjut.

5
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit
sampai kepada sesuatu yang abstrak.
Pemutaran film tentang suatu benda atau peristiwa yang tidak dapat dilihat secara
langsung oleh siswa akan memberikan gambaran secara konkrit tentang wujud, ukuran, dan
lokasi. Selain itu juga dapat pula mengarahkan kepada generalisasi tentang arti kepercayaan
dan kebudayaan.

Oleh karena itu penggunaan media dalam pembelajaran harus dipersiapkan secara
matang. Sebelum menetapkan jenis media apa yang akan digunakan dalam proses
pembelajarannya, sebaiknya seorang guru memperhatikan hal-hal penting tentang media
pengajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan media pengajaran
adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang manunggal
(integrated) dengan proses atau sistem mengajar, bukan merupakan tambahan atau ekstra
yang digunakan apabila waktu mengijinkan atau kalau waktu senggang saja. Sebab
penggunaan media pengajaran diperuntukkan mencapai tujuan tertentu.
2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dari pada data. Hal ini sangat
dibutuhkan dalam metode inkuiri, problem solving, dan diskusi.
3) Dalam penggunaan media pengajaran guru hendaknya memahami benar hirarki
(sequance) dari pada jenis alat dan kegunaannya. Sebab sebagaimana kita Phami siswa lebih
mudah menghayati hal yang langsung dari pada hal yang tidak langsung, begitu pula lebih
mudah memahami hal-hal yang konkrit dari pada hal- hal yang abstrak. Berdasarkan konkrit
abstraknya gambar yang disajikan, kerucut Edgar Dale menggambarkan tingkat-tingkat
pengalaman sebagai berikut:
a) Pengalaman langsung bertujuan
b) Pengalaman tiruan
c) Pengalaman dramatisasi
d) Demonstrasi
e) Karyawisata
f) Pameran
g) Televise
h) Gambar hidup atau film
i) Rekaman, radio, gambar tetap / diam; gambar

6
j) Lambang visual, seperti :bagan, grafik, peta
k) Lambang kata¸ seperti : membaca, mendengarkan, bicara.
4) Dalam penggunaan media pengajaran hendaknya diuji kegunaannya, sebelum, selama,
dan sesudah penggunaannya. Artinya guru benar-benar memperhitungkan untung rugi dan
kebaikan dari penggunaan atau memilih midia tersebut.
5) Media pengajaran akan sangat efektif dan efisien penggunaannya apabila giorganisir
secara sistematis, jadi jangan hanya asal menggunakan.
6) Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan akan memperlancar proses dan
merangsang semangat belajar siswa. Dengan multi media akan mengurangi rasa bosan siswa
dan membantu siswa memfungsikan aneka jenis inderanya, sehingga proses belajar siswa
akan lebih mudah dan mantap. (Kosasih Djahiri. 1978/1979: 66-68).

C. Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS


Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifkasi media pengajaran antara lain:
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection,
gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi electris,
radio, rekaman pada tape recorder.
3. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-benda tiga
dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama).
4. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

Disamping itu media pengajaran juga dapat digolongkan atas kategori- kategori:
1. Berdasarkan atas penggunaannya, media pengajaran terdiri dari:
a. Media yang tidak diproyeksikan (non-projected). Terdiri dari: papan tulis, gambar, peta,
globe, foto, model (mock-up), sketsa, diagram, grafik.
b. Media yang diproyeksikan (projected). Terdiri dari: slide, filmstrip, Overhead Proyector
(OHP, Micro Projection).
2. Berdasarkan atas gerakannya, media pengajaran terdiri dari:
a. Media yang tidak bergerak (still). Terdiri dari: filmstrip, OHP, micro projector.
b. Media yang bergerak (motion). Terdiri dari: film loop, TV, Vidio tape, dan sebagainya.
3. Berdasarkan fungsinya:

a. Visual media, media untuk dilihat seperti, gambar, foto, bagan, skema, grafik, film, slide.

7
b. Audio media, yaitu media untuk didengarkan seperti: radio, piringan hitam, tape recorder.
c. Hubungan a dan b: misalnya film bicara, TV, videotape.
d. Print media: misalnya barang-barang cetak, buku, surat kabar, majalah, buletin.
e. Dispay media, seperti: papan tulis, papan buletin, papan flannel.
f. Pengalaman sebenarnya dan tiruan, misalnya praktikum, permainan, karyawisata,
dramatisasi, simulasi.

D. Jenis – Jenis Media Dalam Pengajaran IPS


Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan dikembangkan dalam
pengajaran IPS antara lain:

1. Media yang tidak diproyeksikan


Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya. media
yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gambar diam,
bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. 2000 :91).
a. Gambar diam ( still- picture)
Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang menggambarkan
lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu. Gambar diam yang paling
banyak digunakan dalam pengajaran IPS adalah peta, gambar obyek-obyek tertentu,
misalnya: gunung, pegunungan, lereng, lembah serta benda-benda bersejarah.
b. Bahan-bahan grafis (graphic-materials)
Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi yang
dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa (audience). Bahan
grafis ini umumnya memuat lambang- lambang verbal dan tanda- tanda visual secara
simbolis. Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan
komik.
c. Model dan realita
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi. Jadi
benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek sebenarnya yang sudah disederhanakan.
Model seperti ini banyak dipakai di sekolah-sekolah dewasa ini, misalnya: model gunung
berapi yang dibuat dari ( tanah liat, kertas atau semen ), tiruan tentang rumah, model candi,
pabrik, model tiruan bumi (globe) dan sebagainya.

8
Realita adalah model dan benda yang sesungguhnya seperti: uang logam, tumbuh-tumbuhan,
alat-alat, binatang yang pada umumnya tidak dianggap sebagai visual, karena istilah visual
mengandung makna representatif (mewakili suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri)
.
2. Media visual yang diproyeksikan

Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua macam yaitu:
a. Media proyeksi yang tidak bergerak:
1) Slide : Slide adalah gambar atau “image” transparant yang diberi bingkai yang
diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor.
2) Film strip (film rangkai) : Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan
yang prinsip: kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang
film strip gambar-gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara teratur berdasarkan
sequencenya.
3) Overhead Projector (OHP) : OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan
bahan yang berbentuk lembaran trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan
diproyeksikan ke layar yang terletak di belakang operatornya.
4) Opaque : Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi,
tetapi bahan-bahan sebenarnya, baik benda-benda datar atau tiga dimensi, seperti mata uang
dan model-model.
5) Micro Projection : Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil
(yang biasanya diamati dengan microscope), sehingga dapat diamati secara jelas oleh seluruh
siswa.
b. Media Proyeksi yang Bergerak :
1) Film : Sebagai media pengajaran film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,
gerakan, perubahan, atau pengulangan berbagai peristiwa masa lampau.
2) Film Loop (Loop-film) : Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16
mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus berulang-ulang
selama tidak dimatikan. Karena tanpa suara (silent) maka guru harus memberi narasi
(komentar) sendiri, sementara film terus berputar.
3) Televisi : Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan antara
lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena dapat merupakan
bagian dari kehidupan luar sekolah mereka. Sifatnya langsung dan nyata.

9
4) Video Tape Recorder (VTR).

3. Media Audio
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi suara (manusia
dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang termasuk media audio
adalah:
a. Radio Pendidikan.
Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna bagi semua tingkat
pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan ide-ide baru, kejadian-kejadian dan
peristiwa-peristiwa penting dalam dunia pendidikan.
Dibanding media yang lain, radio mempunyai kelebihan-kelebihan, diantaranya: daya
jangkauannya cukup luas, dalam waktu singkat, radio dapat menjangkau audience yang
sangat besar jumlahnya, dan berjauhan lokasinya. Tetapi karena sifat komunikasinya hanya
satu arah menyebabkan hasilnya sulit untuk dikontrol.
b. Rekaman Pendidikan.
Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadian-kejadian penting, seperti: pidato,
ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu juga dapat digunakan untuk
merekam suara-suara tertentu, seperti: nyanyian, musik, suara orang atau suara binatang
tertentu yang tidak mungkin didengar langsung di ruangan kelas. Kelebihan rekaman ini
adalah “play-back” dapat dilakukan sewaktu-waktu dan berulang-ulang, sehingga bagi guru
mudah melakukan kontrol.
4. Sistem Multi Media.
Sistem multi media adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang
dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih
media pengajaran, dikenal dengan sistem multi media.

E. Teknik Pemilihan Media Dalam Pengajaran IPS.


John Jarolimek mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru dalam
menentukan pemilihan media, yaitu:
1) Tujuan instruksional yang akan dicapai,
2) Tingkat usia dan kematangan anak,
3) Kemampuan baca anak,
4) Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran,
5) Keadaan/latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak.

10
John U. Michaels menambahkan, jenis ragam media, jangan sampai membingungkan
atau berlebihan bagi anak. Sedangkan A. Kosasih Djahiri dalam bukunya “Studi Sosial/IPS”
menambahkan lagi beberapa kriteria lain, yaitu:
1) Keadaan dan kemampuan ekonomi guru, sekolah, siswa, serta masyarakat.
2) Keadaan dan kemampuan guru dalam menggunakan media.
3) Tingkat kemanfaatannya dari pada alat tersebut dengan membandingkan satu dengan
lainnya). (A. Kosasih Djahiri. 1978/1979:68). Menurut M Basyiruddin Usman dan H.
Asnawir (2002), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis, dan biaya.
Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media,
antara lain:
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Sesuai
tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil
pembelajaran.
3. Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul tentang
kondisi siswa dalam memilih media. Misalnya faktor umur, intelegensi, latar belakang
pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhtian dan pertimbangan dalam
memilih media.
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain sendiri
media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru.
5. Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada
siswa secara tepat, dalam arti tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil
yang akan dicapai. Media sederhana mungkin akan lebih menguntungkan dari pada
menggunakan media canggih tetapi hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang
dikeluarkan.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari apa yang telah kita bahas tadi dapat disimpulkan bahwa :
a. Media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk
menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media berfungsi sebagai alat yang membantu mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Slain itu, Fungsi media dalam kegiatan belajar mengajar tidak lagi dipandang sebagai
alat bantu yang digunakan apabila perlu atau sekedar selingan, tetapi sudah dipandang
sebagai komponen dari sistem instruksional. Dengan kata lain bahwa media berfungsi
membawa pesan/informasi atau pesan pembelajaran yang sangat dibutuhkan oleh siswa.
c. Dalam pembelajaran IPS digunakan media yang banyak sekali macamnya. Selain itu
terdapat pula cara mengklasifikasikan media pembelajaran atas dasar kategori-kategori
tertentu. Karena banyaknya media pengajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
IPS, maka seorang guru harus menguasai teknik memilih media. Dalam memilih media
hendaknya memperhatikan faktor-faktor: kemampuan siswa, tujuan penggunaan, isi
media, keanekaragaman media, waktu, tenaga, dan biaya.
d. Untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang berkualitas, guru harus menciptakan
kondisi pembelajaran yang menantang, menyenangkan, mendorong eksplorasi, memberi
pengalaman sukses, dan mengembangkan berpikir siswa
e. Pembelajaran berkualitas dapat terwujud apabila guru tepat dalam memilih metode yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
f. Guru dituntut untuk menguasai berbagai macam metode pembelajaran untuk
menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
g. Efektif tidaknya suatu metode ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya tujuan, bahan,
siswa, kemampuan guru, alokasi waktu.
B. SARAN
Diharapkan kepada para pendidik untuk lebih memperhatikan penggunaan media yang
cocok dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang
disampaikan dan dapat mengatasi rendahya prestasi belajar yang dialami oleh siswa
khususnya pada mata pelajaran Ips di sekolah dasar.

12

Anda mungkin juga menyukai