Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui:

a. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses

sedimentasi baik secara mekanik maupun secara kimia. Batuan sedimen

yang terbentuk akibat proses sedimentasi, dalam hal ini pelapukan,

transportasi dan pengendapan yang prosesnya berkesinambungan akan

mempengaruhi penggolongan batuan sedimen.

b. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil

penghancuran batuan lain, kemudian mengalami proses transportasi dan

pengendapan. Batuan sedimen klastik didasarkan pada ukuran butir,

mengacu pada skala Wentworth. Batuan sedimen klastik terdiri dari

fragmen dan matriks, fragmen adalah butir itu sendiri sedangkan

matriks adalah yang mengikat semua fragmen yang terdapat pada

batuan. Contoh batuan sedimen klastik yaitu batu pasir, batu lempung,

batu serpih, breksi dan konglomerat. Sedangkan Batuan sedimen non

klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimiawi

maupun organik, ataupun dari proses penghabluran, dapat juga dari

proses biokimia yang disebabkan oleh organisme yang terdapat pada

saat proses pembentukan batuan sedimen. Batuan sedimen non klastik

dicirikan tidak mempunyai butir, baik bentuk butir maupun ukuran

butir, contohnya adalah batu gamping dan batu bara.


4.2 Saran

Diharapkan pada praktikan agar dapat lebih menguasai materi

mengenai batuan sedimen klastik dan non klastik, terutama mengenai

karakteristik batuan, sehingga dalam proses penamaan batuan tidak terjadi

kekeliruan maupun kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai