Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukimia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari
sumsum tulang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi
adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi. Dalam hal ini adalah sumsum tulang
sehingga terjadi kegagalan dalam proses produksi sel-sel darah yang normal.
Jumlah sel darah yang ada dan beredar dalam tubuh mungkin normal atau
berlebihan, namun bentuk dan kemampuannya tidak sama dengan sel darah
yang normal. Penyebab pasti dari kegagalan memproduksi sel darah yang
normal ini belum diketahui dengan jelas, namun diduga disebabkan oleh virus.
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh, antara lain faktor genetic, paparan
sinar radioaktif, dan infeksi virus yang mengenai sumsum tulang. (Rafelina,
2010)
(INTERNASIONAL, NASIONAL, JATIM, SURABAYA). Menurut
KRONOLOGI PATOFISIOLOGI
PENCEGAHAN
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Bagaimana Definisi Leukimia ?
2. Bagaimana Klasifikasi Leukimia ?
3. Bagaimana Etiologi Leukimia ?
4. Bagaimana Patofisiologi Leukimia ?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis Leukimia ?
6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Leukimia ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Leukimia ?
8. Bagaimana Komplikasi Leukimia ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Leukimia ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengerti dan memahami asuhan keperawatan pada pasien
dengan leukimia
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Definisi Leukimia ?
2. Mengetahui Klasifikasi Leukimia ?
3. Mengetahui Etiologi Leukimia ?
4. Mengetahui Patofisiologi Leukimia ?
5. Mengetahui Manifestasi Klinis Leukimia ?
6. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Leukimia ?
7. Mengetahui Penatalaksanaan Leukimia ?
8. Mengetahui Komplikasi Leukimia ?
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan Leukimia ?
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Leukimia
Leukimia adalah penyakit yang ditandai oleh penimbunan sel darah
putih yang abnormal dalam sumsum tulang, yang dapat menyebabkan
kegagalan sumsum tulang dan sel darah yang putih sirkulasinya
meninggi (Murwani, 2011)
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietic
yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh
sel darah abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi
tidak terkontrol dari kllon sel darah immature yang berasal dari sel induk
hematopoietic. Sel leukemia tersebut juga ditemukan dalam darah
perifer dan sering menginvasi jaringan retikuloendotelial seperti limpa,
hati dan kelenjar limfe. (Rofinda, 2012)
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa
kecilnya, sumsusm tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya
telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal.
Normalnya, sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh
memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh
manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel
darah diharapkan bereproduksi kembali. Pada kasus leukemia (kanker
darah), sel darah putih tidaka merespon kepada tanda/signal yang
diberikan. Akhirnya, produksi yang berlebihan tidak terkontrol
(abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang
abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel
lainnya, seseorang dengan kondisi seperti itu akan menunjukkan
beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
perdarahan (Lupiyanah, 2016)
2.2 Klasifikasi Leukimia
Menurut Rofinda (2012) leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe
sel, baik menurut maturitas sel maupun turunan sel. Berdasarkan
maturitas sel, leukemia dibedakan atas akut dan kronik. Jika sel ganas
tersebut sebagian besar immature (blast) maka leukemia
diklasifikasikan akut, sedangkan jika yang dominan adalah sel matur
maka diklasifikasikan sebagai leukemia kronik. Berdasarkan turunan
sel, leukemia diklasifikasikan atas leukemia meloid dan leukemia
limfoid. Kelompok leukemia myeloid meliputi granulositik. Monositik,
megakriositik dan eritrositik.
Menurut Mubin, A (2012) Leukemia dapat diklasifikasikan atas
dasar :
a. Perjalanan alamiah penyakit : akut dan kronis
Leukemia akut adalah suatu penyakit yang ditandai oleh
poliferasi neoplastic dari salah satu sel darah yang terjadi secara
akut/mendadak yaitu suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka
penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.
Sedangkan leukemia kronis Adalah penyakit yang ditandai proferasi
neoplastic dari salah satu sel yang berlangsung / terjadi karena
keganasan hematologi . Memiliki perjalanan penyakit yang tidak
begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama,
hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
b. Tipe sel predominan yang terlibat : limfoid dan myeloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang
ditemukan pada sediaan darah tepi. Ketika leukemia mempengaruhi
limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfosik. Ketika
leukemia mempengaruhi sel myeloid seperti neutrofil, basofil, dan
eosinofil, maka disebut leukemia mielostik.
c. Jumlah leukosit dalam darah
Leukemia leukemik : bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari
normal, terdapat sel-sel abnormal.
Leukemia subleukemik : bila jumlah leukosit didalam darah kurang
dari normal, terdapat sel-sel abnormal.
Leukemia aleukemik : bila jumlah leukosit di dalam darah kurang
dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal.
d. Berdasarkan pengombinasian dua klasifikasi pertama, maka
leukemia dapat dibagi menjadi :
1. Leukemia limfositik akut (LLA)
Tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit
ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur
65tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik Akut (LMA)
Lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe
ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK)
Sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lrbih dari
55tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan
hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK)
Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada
anak-anak, namun sangat sedikit.
2.3 Etiologi Leukimia
Menurut Lupiyanah (2016), sampai saat ini penyebab penyakit
leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
a. Radiasi
Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang
menangani kasus leukemia bahwa para pegawai radiologi lebih
sering menderita leukemia, penderita dengan radioterapi lebih sering
menderita leukemia.
b. Leukemogenic
Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat
mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan
seperti benzene, bahan kimia industry seperti insektisida, obat-
obatan yang digunakan untuk kemoterapi
c. Herediter
Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali
lebih besar dari orang normal
d. Virus
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti
retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
2.4 Patofisiologi Leukimia
2.5 Manifestasi Klinis Leukimia
Menurut Murwani, (2011) Gejala Leukimia yang ditimbulkan umumnya
berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Anemia
Penderita akan cepat lelah, pucat, dan bernapas cepat (sel darah
merah di bawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh kurang,
akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan
kekurangan oksigen dalam tubuh)
b. Perdarahan
Ketika platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan baik
karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan
mengalami perdarahan di jaringan kulit.
c. Terserang infeksi
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh,
terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita lekimia, sel
darah putih yang terbentuk tidak normal (abnormal) sehingga tidak
berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena
infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan
keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (ingus) dan
batuk
d. Nyeri tulang dan persendian
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang mendesak
padat oleh sel darah putih
e. Nyeri perut
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia,
dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati,
empedu, yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh
ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya
nafsu makan penderita leukemia.
f. Pembengkakan kelenjar limpa
Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada
kelenjar limpa, baik itu yang di bawah lengan, leher, dada, dan
lainnya. Kelenjar limpa bertugas menyaring darah, sel leukemia
dapat terkumpul di sini dan menyebabkan pembengkakan
g. Kesulitan bernapas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan
gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka
harus segera mendapatkan pertolongan medis.
2.6 Pemeriksaan Penunjang Leukimia
2.7 Penatalaksanaan Leukimia
2.8 Komplikasi Leukimia
BAB 3

APLIKASI TEORI

3.1 Asuhan Keperawatan

3.1.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).

Pengkajian awal meliputi pengkajian data keperawatan yang meliputi :

Anda mungkin juga menyukai