BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfide dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur
besi. Besi dapat dimagnitkan. Asamklorida encer atau pekat dan asam sulfat encer
melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen.
Fe + 2H+ → Fe2+ + H2 ↓
Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi(II) dan belerang
dioksida :
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi(II) dan amonia :
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya
berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590C. Bila terkena udara ,objek-objek
alumunium teroksidasi pada permukaan tetapi lapisan oksida ini melindungi objek
dari oksida lebih lanjut. Asal klorida encer dengan mudah melanjutkan logam ini,
pelarutan lebih dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer:
3. KROMIUM
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat
ditempa dengan berarti. Ia melebur pada 17665’C. logam ini larut dalam asam
klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium
(II) :
4. MANGAN, Mn (Ar:54,938).
Mangan adalah logam putih abu-abu, yang penampilannya serupa besi-
tuang. Ia melebur pada suhu 12500C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksda dan hidrogen :
Mn + 2 H2O Mn(OH)2 + H2
Bila ia terserang asam sulfat pekat dan panas, belerang dioksida akan
dilepaskan:
Mn + 2H2So4 Mn2+ + SO42- + SO + 2H2O
Kation mangan (II) diturunkan dari mangan (II) oksida. Ia membentuk
garam-garam tak berwarna, meski jika senyawa itu mengandung air kristal,dan
dapat larut dalam larutan, warnanya agak merah jambu, ini disebabkan oleh
adanya ion heksakuomanganat(II), [Mn(H2O)6]2+.
(Ayuni, 2013)
1. KOBALT., Co ( Ar : 58, 93 ).
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat secara
magnetis. Ia melebur pada 1490 C. Logam ini mudah melarut dalam asam-asam
mineral encer :
Dalam larutan air, kobalt secara normal terdapat sebagai ion kobalt (II)
Co2+ . Kadang-kadang, khususnya dalam kompleks-kompleks, di jumpai ion
kobalt (III), Co3+ . Kedua ion ini masing-masing di turunkan Co2O3 . Oksida
kobalt (II) – kobalt (III), Co3O4 , juga diketahui.
Reaksi ion kobalt (II) dapat di pelajari dengan larutan kobalt (II) klorida,
CoCl2, 6H2O, 0,5M atau kobalt (II) nitrat Co (NO3)2. 6 H2O, 0,5M.
Co2+ + S2-CoS
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat di
tempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 455C, dan bersifat sedikit
magnetis. Asam klorida (baik encer maupun pekat) dan asam sulfat encer,
melarutkan nikel dengan membentuk hydrogen:
Zink adalah logam yang putih-kebiruan. Logam ini cukup mudah ditempa
dan liat pada 110-150C. Zink melebur pada 410C dan mendidih pada 906C.
Zink-zink komersial dapat mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat
encer dengan mengeluarkan hydrogen:
Zn + 2H+ Zn2+ + H2
Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana tak ada gas
yang dilepaskan:
Asam nitrat pekat mempunyai pengaruh yang kecil terhadap zink, karena
rendahnya kelarutan zink nitrat dalam suasana demikian. Dengan asam sulfat
pekat, panas, dilepaskan belerang dioksida:
Zink membentuk hanya satu seri garam: garam-garam ini mengandung kation
zink(II), yang diturunkan dari zink oksida, ZnO.
(Setiono, 1985)
II.2 Sifat Bahan
1. HCl
a. Rumus molekul : HCl f. Titik didih :110 °C (383
dalam air (H2O) K),larutan 20,2%; 48 °C (321
b. Massa molar : 36,46 g/mol K), larutan 38%.
(HCl) g. Kelarutan dalam air :
c. Penampilan : Cairan tak Tercampur penuh
berwarna sampai dengan h. Viskositas : 1,9 mPa·s pada
kuning pucat 25 °C,larutan 31,5%
d. Densitas : 1,18 i. Fungsi : sebagai reagen,
g/cm3 (variable) untuk menguji adanya Fe(+)
e. Titik lebur : −27,32 °C dan Al(+)
(247 K) larutan 38%
(Anonim, 2015)
2. NH3
a. Rumus molekul : NH3 f. Titik lebur : -77.73 °C
b. Massa molar : 17.0306 g/mol (195.42 K)
c. Penampilan : Gas tak g. Titik didih : -33.34 °C
berwarna berbau tajam (239.81 K)
d. Massa jenis and fase : h. Fungsi : sebagai reagen,
0.6942 g/L, gas untuk menguji adanya Ni(+)
e. Kelarutan dalam air : 89.9
g/100 ml pada 0 °C
(Anonim, 2015)
3. HNO3
a. Rumus molekul : HNO3
b. Massa molar : 63,012 g/mol
c. Penampilan : Cairan bening tidak berwarna
d. Densitas : 1,51 g/cm³, cairan tidak berwarna
e. Titik didih : (120.5 °C (larutan 68%))
f. Kelarutan dalam air : tercampurkan
g. Fungsi : sebagai reagen, untuk menguji adanya Mn(+), Cr(+)
(Anonim, 2015)
4. H2S
a. Rumus kimia : H2S
b. Massa molar : 34.08 g mol−1
c. Penampilan : Gas tak berwarna
d. Bau : telur busuk
e. Densitas : 1.363 g dm−3
f. Titik lebur : -82 °C
g. Titik didih : -60 °C
h. Fungsi : sebagai reagen, untuk menguji adanya Zn(+)
(Anonim, 2015)
5. Asam Asetat
a. Rumus kimia : C2H4O2
b. Massa molar : 60.05 g mol−1
c. Penampilan : Cairan tak berwarna atau kristal
d. Bau : Menyengat/Seperti cuka
e. Densitas : 1,049 g cm−3
f. Titik lebur : 289 to 290 K
g. Titik didih : 391 to 392 K
h. Kelarutan dalam air : Dapat campur
i. Fungsi : sebagai reagen, untuk menguji adanya Cr3+, Zn2+
(Anonim, 2015)
6. NaOH
a. Rumus molekul : NaOH
b. Massa molar : 39,9971 g/mol
c. Penampilan : zat padat putih
d. Densitas : 2,1 g/cm³, padat
e. Titik lebur : 318 °C (591 K)
f. Titik didih : 1390 °C (1663 K)
g. Kelarutan dalam air : 111 g/100 ml (20 °C)
h. Kebasaan (pKb) : -2,43
i. Fungsi : sebagai reagen, untuk menguji adanya kation golongan IIIB
(Anonim, 2015)
7. NH4OH
a. berbentuk cair h. merupakan larutan basa
b. berbau tidak sedap i. mudah larut dalam air
c. tidak berwarna j. autoniosasi
d. titik lebur : -780C k. Fungsi : sebagai reagen,
e. titik didih : -33,50C untuk menguji adanya Al3+
f. tidak dapat diisolasi dan Ni2+
g. tidak stabil
(Demoln, 2012)
8. NaOCl
a. Rumus molekul: NaOCl f. Titik didih: 101 °C, 214 °F,
374 K (terurai)
b. Berat molekul: 74,44 gr/mol
g. Keasaman (pKa): 29,3
gr/100mL (0 °C)
c. Penampilan: Zat padat putih
9. H2O2
(Anonim, 2015)
10. Aquadest (H2O)
a. merupakan cairan g. memiliki pH=7
b. tidak berbau h. merupakan produk stabil
c. berat molekul 18,02 g/mol i. tidak bersifat korosif tidak
d. titik didih 1000C beracun
e. tekanan uap 2.3 kPa j. Fungsi : sebagai reagen,
f. tidak dapat terbakar pelarut
(Widyaastuti, 2015)
11. K4Fe(CN)6
a. Densitas : I,85 gr/cm3
b. Titik leleh : 69-71 0C
c. Titik didih : 400 oC
d. Berat molekul : 368,35 g/mol
e. Tidak larut dalam etanol
f. Fungsi : untuk mendeteksi ion Fe
(Diana, 2008)
12. Co
a. Warna : metallic gray
b. Fase : solid
c. Massa jenis : 8.90 g·cm−3
d. Titiklebur :1768 K, 1495 °C, 2723 °F
e. Titikdidih : 3200 K, 2927 °C, 5301 °F
f. Fungsi : untuk menguji adanya Co2+, Ni2+
(Anonim, 2015)
13. NH4Cl
a. Berat molekul : 53.491
b. Titik didih : 338 °C
c. Kelarutan dalam air : 297 g/L (0 °C),
d. Kelarutan dalam alcohol : 6 g/L (19 °C)
e. Tidak larut dalam diethyl ether, acetone serta hampir tidak larut dalam etil
asetat
f. Fungsi :sebagaireagen, untuk menguji adanya Ni2+
(Yuni, 2015)
14. PbAsetat
a. Bentuk kristal, granul atau f. kelarutan: dalam air 1600 ml,
serbuk dalam air panas 0,5 ml, dalam
b. berwarna putih, abu-abu atau alkohol 30 ml, cepat larut
coklat dalam gliserol
c. sedikit berbau asam asetat g. pH dalamlarutan aqua 5%
d. titik leleh 327,40C pada 250C = 5,5–6,5
e. titik didih 1740C h. Fungsi : sebagai reagen,
untuk menguji adanya Cr3+
(Anonim, 2014)
15. Amyl Alkohol
a. Cairan tidak berwarna. g. Titik lebur -790C (-110,20F);
b. Beraroma seperti alkohol. h. Berat jenis (air=1): 0,8146;
c. Berat molekul 88,15; i. Sedikit larut dalam air agak
d. Rumus molekul C5H12O; larut dalam air dingin, air
e. Titik nyala 330C (91,40F); hangat; larut dalam aseton,
f. Titik didih 137-139 0C; eter, alcohol.
j. Fungsi : sebagai reagen, untuk menguji adanya Co2+
( Anonim, 2015)
16. Amoniumtetratiosianatmercurat (II)
a. Kristal tak berwarna
b. larut dalam air
c. disebut juga amonium rodanida
d. Fungsi :sebagaireagen, untuk menguji adanya Zn2+, Cr3+
(Zulaiha, 2011)
17. Dimethyl glioksin
a. Zat padat berwarna putih
b. tidak larut dalam air
c. larut dalam alcohol
d. Fungsi :sebagaireagen, pereaksi untuk nikel
(Zulaiha, 2011)
18. KCNS
a. Keadaanfisikdanpenampilan: g. TitikDidih: 500 ° C (932 ° F)
Solid. (Deliquescent h. Melting Point: 173 ° C (343,4
Kristalpadat.) ° F)
b. Bau: tidakberbau. i. Kelarutan: Mudah larut
c. Rasa: Tidaktersedia. dalam air dingin. Larut dalam
d. MolekulBerat: 97.18g/mole aseton. Larut dalam alkohol.
e. Warna: Putih. j. Fungsi :sebagaireagen, untuk
f. pH (1% soln / air): menguji adanya Fe3+
Tidaktersedia.
(Anonim, 2015)
19. NaBO3
a. Rumus molekul : NaBO3
b. Massa molar : 99,815 gr/mol (monohidrat), 153,86 gr/mol (tetrahidrat)
c. Titik leleh : 630C (tetrahidrat)
d. Titik didih : 130 – 1500C
e. Kelarutan dalam air : 2,15 gr/10 ml
f. Fungsi : sebagai reagen untuk memisahkan (endapan Fe dan Mn) dan
filtrat (Cr dan Al)
(Anonim, 2015)
20. NaBiO3
a. Massa molar : 279,97 gr/mol
b. Penampilan : bubuk berwarna coklat terang
c. Densitas : 6,50 gr/cm3
d. Kelarutan dalam air : tidak larut dalam air dingin, mengurai dalam air
panas
e. Fungsi : untuk menguji adanya Mn2+
(Anonim, 2015)
21. H2SO4
a. RumusMolekul : H2SO4 e. Kelarutandalam air : dapat
b. Massa molar : 98,08 g/mol tercampur penuh
c. Penampilan : cairan bening, f. Keasaman : -3 pKa
tak berwarna, tak berbau g. Viskositas : 26,7 cP (20 °C)
d. Densitas : 1,84 g/cm3, cair h. Fungsi : untuk mendeteksi
ion Zn
(Anonim, 2015)
22. Manic Boraks
a. Massa molar : 381.37 (decahydrate)
b. Penampilan : white solid
c. Densitas : 1.73 g/cm³ (solid)
d. Titiklebur : 743 °C (anhydrous)
e. Titikdidih : 1575 °C
f. Fungsi :sebagaireagen, untuk menguji adanya Co2+
(Anonim, 2015)
23. NH4CNS
a. Bentuk : kristal
b. Warna : bening
c. Bau : tidakberbau
d. Fungsi :reagen, untuk menguji adanya Co2+
(Laura, 2013)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. HCl 10. H2SO4 16. PbAsetat
2. NH4OH 11. Co 17. Amyl alcohol
3. HNO3 12. NaBO3 18. Manic Boraks
4. K4[Fe(CN)6] 13. Amonium 19. H2O
5. KCNS tetratiosianat mercurat 20. NaOH
6. NaOCl (II) 21. H2O2
7. NH4Cl 14. NH4CNS 22. CH3COOH
8. NaBiO3 15. Dimethyl 23. H2S
9. NH3 glioksin
III.2 Alat
1. Tabung reaksi
2. Kertas saring
3. Waterbath
4. Cawan porselen
5. Spatula
6. Beaker glass
7. Sentrifus
8. Pemanas spiritus
9. Pipet
10. Penjepit Tabung Reaksi
11. Corong
12. Gelas ukur
III.3 Gambar Alat
Endapan Filtrat
Endapan + NaOCl
(Mn2+, Co2+ dan (Zn2+)
dan HCl encer :
Ni2+) Dibagi menjadi 2
Didihkan
Bagian terbesar bagian.
Dinginkan dan
adalah MnO2 x H2O 1. +CH3COOH
encerkan sampai
(coklat) dan ikutan + H2S
4 ml
dari Ni(OH)2 dan endapan putih
Larutan dibagi 2 Co(OH)2 ZnS Zn(+)
(sama) : *Larutan endapan 2. +H2SO4
+ 1 ml amyl dengan HNO3 1:1 + +Co
alkohol + 2 gram beberapa tetes + Amonium
NH4CS, kocok H2O23%. tetratiosianat
lapisan amyl *Didihkan untuk mercurat (II)
alcohol menguraikan H2O2 aduk
biru Co(+) *Dinginkan endapan biru
+2 ml NH4Cl + *+ NBiO3, aduk dan muda Zn(+)
NH3 sampai biarkan larutan