Pada DM perubahan pertama yang terlihat pada ginjal adalah pembesaran ukuran ginjal dan
hiperfiltrasi. Glukosa yang difiltrasi akan diresorbsi oleh tubulus dan sekaligus membawa
natrium, bersamaan dengan efek insulin yang merangsang reabsorbsi tubuler natrium, akan
menyebabkan volume ekstra sel meningkat maka terjadilah hiperfiltrasi dan terjadi injuri
renal, terus dihasilkannya produk glikosilasi dan aktivasi sitokin. Hiperglilemia meningkatkan
trasnformasi growth factor –beta ( TGF Beta) dalam glomerolus dan protein matriks yang
secara khusus dipicu oleh sitokinin. TGF Beta mungkin juga berperan terhadap adanya
hipertrofi seluler maupun berlanjutnya sintesis kolagen. Ukuran glomerolus dan ginjal pada
awalnya normal atau meningkat, hal tersebut inilah yang membedakan antara nefropati
diabetes dengan kebanyakan bentuk defisiensi renal lainnya. Pada kasus ini juga terjadi
neuropati perifer, gejala dapat berupa hilangnya sensasi distal yang berisiko terjadi nya ulkus
dan amputasi. Penyakit arteri perifer sering kali terjadi pada penyandang diabetes, biasanya
terjadi dengan gejala tipikal intermiten atau klaudikasio meskipun sering tanpa gejala. Ulkus
iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama muncul.
DM Tipe II komplikasi
2.
Jenis Kuman
Komplikasi HD
Anemia Perdarahan
3. kontrol glukosa tiap bulan, dan penggunaan insulin dari awal nefropati DM dan saat terjadinya
ulkus agar penyembuhan luka lekas sembuh . menggunakan 5 pilar tatalaksana DM ( diet DM,
edukasi, latihan jasmani, terapi farmakologis, dan evaluasi terapi)
Dilakukan pemeriksaan foto pedis apabila terjadi osteomielitis dan dilakukan arteriografi. Jika
memang ada indikasi amputasi dan debridement seharusnya dilakukan segera. Kontrol infeksi
dengan antibiotik sesuai empirik sebelum antibiotik sesuai kultur. Perawatan luka yang baik
Mencegah terjadinya hipoglikemia dengan monitoring kadar glukosa serta penyesuain dosis insulin.
Transfusi darah dan transfusi albumin