Anda di halaman 1dari 19

Klasifikasi Tulang

Banya jenis pada Tulang , baik itu bentuk atauun juga penyusunnya. Berdasarkan
pada jaringan penyusunnya, tulang tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1.Tulang Rawan (Kartilago)


Tulang rawan tersebut terdiri dari sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen,
dan juga matriks. Sel-sel tulang rawan tersebut dibentuk oleh bakal sel-sel tulang
rawan, yakni kondroblas.
Dengan berdasarkan susunan serabutnya tersebut, tulang rawan tersebut
digolongkan menjadi 3(tiga) jenis, yakni ialah sebagai berikut.

Baca untuk lebih lengkap lagi mengenai Pengertian Tulang Rawan Terlengkap

1. Tulang rawan hialin,

Tulang rawan ini memiliki serabut yang tersebar dalam anyaman yang halus
dan juga rapat. Tulang rawan hialin tersebut terdapat pada ujung-ujung tulang
rusuk yang menempel pada tulang dada

2. Tulang rawan elastis

Tulang rawan ini ialah susunan sel dan juga matriksnya mirip dengan tulang
rawan hialin, namun tidak sehalus dan juga tidak serapat tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis tersebut terdapat pada daun telinga, laring, dan juga
epigloti

3. Tulang rawan fibrosa,

Tulang rawan ini ialah matriksnya tersusun kasar dan juga tidak beraturan.
Tulang rawan fibrosa tersebut terdapat pada cakram antartulang belakang dan
juga tulang simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan)

2.Tulang Keras (Osteon)


Baca untuk lebih lengkap lagi mengenai Pengertian Tulang Keras Terlengkap
Tulang tersebut terbentuk dari tulang rawan yang mengalami suatu penulangan
(osifikasi). pada saat tulang rawan (kartilago) itu terbentuk, rongga-rongga
matriksnya itu terisi dengan sel osteoblas. Osteoblas ialah lapisan sel tulang muda.
Osteoblas tersebut akan dapat menyekresikan zat interseluler ialah seperti kolagen
yang akan mengikat suatu zat kapur.

Osteoblas yang telah diselimuti atau dikelilingi oleh zat kapur tersebut akan
mengeras dan juga akan menjadi suatu osteosit (sel tulang keras). Pada antar tulang
yang satu dan juga sel tulang yang lain tersebut dihubungkan oleh suatu juluran-
juluran sitoplasma yang disebut juga dengan kanalikuli. Tiap-tiap satuan sel osteosit
tersebut akan mengelilingi suatu sistem saraf dan juga pembuluh darah sehingga akan
dapat membentuk sistem Havers

Fungsi dan Perbedaan Tulang Rawan dan Tulang Keras


Matriks disekitar sel-sel tulang tersebut mempunyai senyawa protein yang dapat
mengikat suatu kapur (CaCO3) dan juga fosfor (CaPO4). Kapur serta juga fosfor itu
membuat tulang tersebut menjadi keras. Dengan berdasarkan matriksnya, bagian
pada tulang tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2(dua) bagian, yakni tulang
kompak dan juga tulang spons.

Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, sedangkan tulang spons
memiliki matriks yang berongga-rongga. Sebenarnya, kedua jenis tulang tersebut
terdapat di suatu tempat yang sama. Penamaan diambil hanya dengan melihat bagian
mana yang paling dominan. Dari penjelasan tersebut, tentunya kita dapat
menunjukkan contoh tulang kompak dan tulang spons yang terdapat pada tubuh kita.
Berdasarkan bentuknya, tulang keras dapat dikelompokkan ialah
sebagai berikut.
1.Tulang pipa tersebut berbentuk panjang dan juga berongga, seperti layaknya pipa.
Tulang pipa ini terdiri dari 2(dua) bagian, yakni

1. diafisis
2. epifisis

Diafisis ialah bagian "badan" tulang, sedangkan epifisis tersebut ialah bagian tepi (epi)
atau juga bagian "kepala" tulang. Diantara epifisis dan juga diafisis tersebut, dibatasi
dengan bagian yang disebut dengan cakram epifisis. Cakram epifisis tersebut lebih
lambat proses penulangannya jika dibandingkan dengan daerah diafisis.

2.Tulang pipih ialah tulang-tulang yang berbentuk suatu pipih. Tulang pipih tersebut
banyak terdapat pada rangka aksial, . Tulang pipih tersebut berfungsi ialah sebagai
pelindung suatu rongga.

3.Tulang pendek ini umumnya berukuran pendek. Hanya dapat ditemukan pada
daerah pangkal telapak tangan , pangkal telapak kaki, dan juga pada tulang-tulang
belakang.

4.Tulang tidak beraturan ialah tulang yang mempunyai bentuk tidak beraturan.

PERBEDAAN ANTARA TULANG RAWAN DAN TULANG KERAS

Tulang Rawan Tulang Keras


Lunak, Lentur, dan juga Keras, mudah patah dan
tidak mudah patah kaku

Sel penyusun : Chondrocyte Sel Penyusun : osteocyte

Jaringanya : Banyak Jaringannya : Banyak


mengandung zat perekat dan mengandung zat kalsium dan
sedikit mengandung zat sedikit mengandung zat
kalsium perekat
Definisi
Apa itu rakitis?
Rakitis (rakhitis), atau yang dikenal juga dengan istilah rickets atau rickettsia, adalah kelainan
karena kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfat, yang mengakibatkan pelunakan dan
pelemahan tulang.

Seberapa umumkah rakitis?


Ricket umum terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Anak-anak berumur antara 6
dan 36 bulan paling berisiko terkena rakitis karena mereka masih bertumbuh. Anak-anak
mungkin tidak cukup mendapatkan vitamin D jika mereka tinggal di daerah yang kekurangan
sinar matahari, mengikuti diet vegetarian, atau tidak minum produk susu.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala rakitis?
Tanda dan gejala rakitis mungkin meliputi:

 Penundaan pertumbuhan
 Nyeri pada tulang punggung, panggul, dan kaki
 Otot lemah

Karena rakitis melunakkan piring pertumbuhan di ujung tulang anak, rakitis dapat
menyebabkan kelainan bentuk tulang seperti:

 Kaki atau tempurung lutut bengkok


 Penebalan pergelangan tangan dan pergelangan kaki
 Projeksi tulang dada

Beberapa gejala mungkin tidak tercantum di atas. Jika ingin bertanya tentang gejala,
konsultasikan kepada dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?


Jika anak memiliki tanda atau gejala yang tercantum di atas atau Anda ingin bertanya,
konsultasikanlah kepada dokter. Selalu diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi
terbaik bagi kondisi anak Anda.

Penyebab
Apa penyebab rakitis?
Tubuh membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium dan fosfor dari makanan. Rakitis
dapat muncul apabila tubuh anak tidak mendapatkan cukup vitamin D atau tubuhnya
bermasalah dalam menggunakan vitamin D dengan benar. Sesekali, tidak mendapatkan atau
kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan rakitis.

Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup vitamin D dari kedua sumber ini mungkin
mengembangkan defisiensi:

 Sinar matahari. Kulit menghasilkan vitamin D ketika terpapar sinar matahari. Namun, anak-anak di
negara berkembang cenderung kurang menghabiskan waktu di luar rumah. Mereka juga lebih
mungkin menggunakan tabir surya, yang menghalangi sinar pemicu produksi vitamin D oleh kulit.
 Makanan. Minyak ikan, ikan berlemak, dan kuning telur mengandung vitamin D. Vitamin D juga telah
ditambahkan pada beberapa makanan, misalnya susu, sereal, dan beberapa jus buah.

Beberapa anak terlahir dengan atau mengembangkan kondisi medis yang mempengaruhi cara
tubuh menyerap vitamin D. Beberapa contoh meliputi:

 Penyakit celiac
 Penyakit radang pencernaan
 Cystic fibrosis
 Gangguan ginjal.

Pada beberapa anak, rakitis adalah penyakit bawaan. Rakitis bawaan membutuhkan
perawatan medis yang sangat khusus. Artikel ini tidak menyediakan informasi mendetail
mengenai rakitis bawaan, melainkan fokus pada rakitis gizi yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin D dan kalsium.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk rakitis?
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko rakitis pada anak termasuk:

 Kulit gelap. Kulit gelap tidak bereaksi sama kuatnya terhadap sinar matahari dengan kulit yang lebih
terang, sehingga menghasilkan lebih sedikit vitamin D.
 Kekurangan vitamin D pada ibu selama kehamilan. Bayi yang terlahir dari ibu yang sangat
kekurangan vitamin D bisa terlahir dengan tanda rakitis atau mengembangkannya dalam beberapa
bulan setelah lahir.
 Lintang utara. Anak-anak yang tinggal di lokasi geografis yang kekurangan cahaya matahari lebih
berisiko terkena rakitis.
 Kelahiran prematur. Bayi yang terlahir sebelum tanggal seharusnya lebih mungkin mengalami rakitis.
 Obat-obatan. Jenis obat antikejang tertentu dan obat antiretrovirus, yang berguna untuk mengobati
infeksi HIV, tampak menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan vitamin D.
 ASI eksklusif. ASI tidak mengandung cukup vitamin D untuk mencegah rakitis. Bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif harus menerima tetesan vitamin D.
 Rendah kalsium. Anak dengan rakitis biasanya mengonsumsi kurang dari 300 mg kalsium per hari
(sekitar satu gelas susu). Anak-anak yang bertumbuh memerlukan dari 400 mg (bayi) sampai 1500
mg (remaja dalam masa pertumbuhan) kalsium setiap hari untuk kesehatan tulang yang baik.
 Kekurangan gizi. Anak yang diadopsi dari luar negeri atau anak lain yang mengalami kemiskinan
ekstrem kadang-kadang menderita rakitis karena riwayat kekurangan gizi.

Komplikasi rakitis
Jika dibiarkan, rakitis dapat mengakibatkan:

 Gagal tumbuh
 Tulang punggung melengkung secara abnormal
 Kelainan bentuk kerangka
 Kerusakan gigi
 Kejang-kejang

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.

Bagaimana rakitis didiagnosis?


Selama pemeriksaan, dokter akan menekan tulang anak dengan lembut, memeriksa kelainan.
Dokter akan terutama memperhatikan:

 Tengkorak. Bayi yang mengalami rakitis sering kali memiliki tengkorak yang lebih lunak dan mungkin
penutupan ubun-ubun (fontanel) yang tertunda.
 Kaki. Walaupun kaki bayi yang sehat sekalipun sedikit bengkok, kaki yang bengkok secara berlebihan
umum pada rakitis.
 Dada. Beberapa anak dengan rakitis mengembangkan kelainan pada tulang rusuk mereka, yang
mungkin merata dan menyebabkan tulang dada menyembul.
 Pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Anak dengan rakitis seringkali memiliki pergelangan
tangan dan pergelangan kaki yang lebih besar atau lebih tebal dari biasanya.

Tes lain yang digunakan untuk membantu mendiagnosis rakitis termasuk:

 X-ray
 Tes darah dan urin

Apa saja pengobatan untuk rakitis?


Tambahan vitamin D dan kalsium yang memadai langsung memulai proses penyembuhan.

Penambahan vitamin D sebanyak 1000-2000 unit internasional (IU) per hari dimulai segera.
Terkadang kadar vitamin D yang lebih tinggi digunakan di bawah perawatan dokter.
Konsumsi kalsium harus sebanyak 1000-1500 mg/hari, dengan makanan kaya kalsium atau
dengan suplementasi.

Anak dengan rakitis bawaan biasanya diobati oleh ahli hormon (endocrinologist).

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi rakitis?
Untuk mencegah rakitis, pastikan anak makan makanan yang mengandung vitamin D secara
alami—ikan berlemak, minyak ikan, dan kuning telur—atau yang telah ditambahkan dengan
vitamin D, misalnya:

 Susu formula bayi


 Sereal
 Roti
 Susu, tapi bukan makanan yang terbuat dari susu, misalnya yogurt dan keju
 Jus jeruk

Periksalah label untuk menentukan kandungan vitamin D dalam makanan yang diperkaya.

Jika Anda hamil, tanyakan dokter tentang meminum suplemen vitamin D.

Karena susu manusia hanya mengandung sejumlah kecil vitamin D, semua bayi yang disusui
harus menerima 400 unit internasional (IU) vitamin D oral setiap hari. American Academy of
Pediatrician menyarankan bahwa bayi yang disusui atau yang minum kurang dari 33,8 ons (1
liter) susu formula bayi per hari untuk meminum suplemen vitamin D oral.

Definisi
Apa itu osteoporosis?
Osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penipisan dan hilangnya densitas tulang
(massa tulang) yang berkelanjutan, yang membuat tulang menjadi lebih keropos, rapuh, dan
mudah patah akibat trauma kecil. Penurunan tinggi badan dan nyeri punggung sering terjadi.
Wanita lebih berisiko osteoporosis setelah masa menstruasinya berakhir (menopause). Patah
tulang akibat osteoporosis lebih sering terjadi pada panggul, pergelangan tangan atau tulang
belakang, namun semua tulang dapat terkena. Beberapa tulang yang sudah rusak tidak dapat
sembuh, khususnya tulang panggul.

Osteoporosis merupakan penyakit yang sering tidak terdeteksii dan tidak diketahui hingga
tulang patah. Banyak orang berpikir bahwa osteoporosis terjadi secara alami dan tidak dapat
dihindari karena bagian dari penuaan. Meski begitu, ahli medis menyakini osteoporosis dapat
dicegah. Terlebih lagi, orang yang sudah menderita osteoporosis dapat melakukan
pencegahan atau memperlambat perkembangan penyakit dan menurunkan risiko akan patah
tulang berikutnya.

Seberapa umumkah osteoporosis?


Osteoporosis terjadi pada laki-laki dan wanita dari semua ras. Namun orang kulit putih dan
wanita Asia – khususnya wanita tua yang sudah menopause – memiliki risiko paling tinggi.
Anda dapat mengurangi risiko Anda dengan mengurangi faktor risiko Anda. Konsultasikan
dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala osteoporosis?
Pada awal penyakit, tidak ada gejala, namun seiring berjalannya waktu, muncul nyeri
punggung bawah dan nyeri leher, postur bungkuk, dan penurunan tinggi badan secara
bertahap. Pada kasus lain tanda awal yaitu patah tulang (iga, pergelangan tangan, atau
panggul). Tulang belakang dapat patah (menjadi lebih rata terkompresi) dan patah, yang
merupakan patah tulang tersering. Patah tulang panggul dapat menyebabkan cacat terparah.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?


Anda harus menghubungi dokter bila Anda memasuki fase awal menopause, mengkonsumsi
kortikosteroid selama beberapa bulan, atau orang tua Anda mengalami patah tulang panggul.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab
Apa penyebab osteoporosis?
Pembentukan tulang normal membutuhkan mineral kalsium dan fosfat. Jika tubuh
kekurangan kalsium dari makanan, produksi tulang dan jaringan tulang dapat terganggu.

Penyebab utama osteoporosis yaitu penuaan, yang menyebabkan penurunan estrogen pada
wanita saat menopause dan penurunan testosteron (hormon pria) pada laki-laki.

Tulang Anda selalu melakukan pembaharuan – tulang baru dibuat dan tulang lama dirusak.
Saat Anda muda, tubuh Anda membuat tulang baru lebih cepat dari perusakan tulang lama
dan massa tulang Anda bertambah. Kebanyakan orang mencapai massa tulang puncaknya
saat berusia 20an. Akibat penuaan, massa tulang lebih cepat rusak dibanding
pembentukannya.

Kemungkinan Anda menderita osteoporosis tergantung pada banyak massa tulang yang Anda
capai saat masih muda. Semakin tinggi massa tulang puncak Anda, semakin banyak tulang
yang Anda “simpan” dan semakin sedikit kemungkinan Anda menderita osteoporosis saat
penuaan.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk osteoporosis?
Ada banyak faktor risiko untuk osteoporosis, yaitu berat badan kurang, kebiasaan gaya hidup
(duduk terus menerus atau tidak aktif), konsumsi alkohol, merokok, gangguan makan,
mengkonsumsi obat tertentu, penyakit kronik dan tirah baring atau imobilisasi yang lama.
Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan hilangnya tulang dan osteoporosis. Beberapa
faktor risiko tidak dapat Anda ubah dan yang lain dapat Anda ubah.

Faktor risiko yang dapat Anda ubah yaitu:

 Jenis kelamin: wanita lebih banyak menderita osteoporosis lebih sering dari laki – laki
 Usia: semakin tua Anda, semakin besar risiko osteoporosis Anda
 Ukuran tubuh: wanita kecil dan kurus berisiko lebih tinggi
 Riwayat keluarga: osteoporosis cenderung terjadi dalam keluarga. Jika anggota keluarga Anda
menderita osteoporosis atau patah tulang, Anda juga berisiko hal itu

Faktor risiko lain yang dapat Anda ubah yaitu:

 Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah akibat tidak menstruasi atau akan menopause dapat
menyebabkan osteoporosis pada wanita. Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan laki-
laki osteoporosis
 Anoreksia nervosa. Gangguan makan ini dapat menyebabkan osteoporosis
 Masukan kalsium dan vitamin D. diet rendah kalsium dan vitamin D menyebabkan tulang Anda lebih
mudah keropos
 Penggunaan obat-obatan. Beberapa obat meningkatkan risiko osteoporosis
 Banyaknya aktivitas. Kurang olahraga atau tirah baring lama dapat menyebabkan tulang menjadi
lemah
 Merokok. Merokok tidak baik untuk tulang, jantung, dan paru-paru
 Konsumsi alkohol. Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan tulang keropos dan rusak

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk osteoporosis?


Mengubah gaya hidup dapat menurunkan risiko patah tulang. Misalnya melakukan olahraga
dan menguatkan otot secara teratur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol dan
diet cukup kalsium (minimal 1200 mg/hari) dan vitamin D (minimal 800 IU/hari). Suplemen
kalsium dapat meningkatkan masuka kalsium, dan vitamin D membantu tubuh menyerap
kalsium. Terapi berfokus pada memperlambat atau menghentikan tulang keropos untuk
mencegah patah tulang dengan menurunkan risiko jatuh.

Obat yang lain, seperti bifosfonat misalnya alendronate dan suplementasi kalsium dan
vitamin D yang adekuat dapat dikonsumsi.

Program terapi komprehensif yaitu gizi sesuai, olahraga, dan pencegahan jatuh yang dapat
menyebabkan patah tulang. Dokter Anda juga dapat memberikan salah satu dari beberapa
obat yang dapat memperlambat atau menghentikan tulang keropos atau membentuk tulang
baru, meningkatkan densitas tulang dan menurunkan risiko patah tulang.

Nutrisi: makanan yang kita makan mengandung berbagai vitamin, mineral dan nutrisi lain
yang penting yang membantu menjaga kesehatan tubuh kita. Seluruh gizi ini dibutuhkan
dalam jumlah seimbang. Khususnya, kalsium dan vitamin D dibutuhkan untuk menguatkan
tulang.

Olahraga: olahraga merupakan komponen penting dari program pencegahan dan terapi
osteoporosis. Olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan tulang Anda, namun juga
meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan keseimbangan otot, dan meningkatkan kesehatan
Anda. Walaupun olahraga baik untuk orang dengan osteoporosis, tidak sebaiknya olahraga
dilakukan mendadak atau berlebihan menyiksa tulang Anda.

Obat terapeutik: beberapa obat tersedia untuk pencegahan dan/atau terapi osteoporosis,
seperti bifosfonat; agonis/antagonis estrogen, kalsitonin; hormon paratiroid, terapi estrogen;
terapi hormon.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk osteoporosis


Pemeriksaan densitas mineral tulang adalah cara terbaik untuk memeriksa kesehatan tulang
Anda. Saat tes yang tidak nyeri ini, Anda berbaring pada meja beralas dan penyaring gambar
melewati tubuh Anda. Pada banyak kasus, hanya sedikit tulang yang diperiksa – biasanya
tulang panggul, pergelangan tangan dan tulang belakang.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi osteoporosis?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
osteoporosis:

 Lakukan kontrol sesuai anjuran untuk memonitor perkembangan gejala dan kondisi kesehatan Anda
 Dengarkan anjuran dokter Anda, jangan konsumsi obat tanpa resep atau tidak meminum obat
 Konsul dengan terapis fisik atau rehabilitasi untuk olahraga penguat otot Anda
 Diet kaya kalsium dan vitamin D. Ikuti diet sehat, makanan kaya kalsium seperti produk susu, ikan,
kacang-kacangan, dan sayuran hijau
 Jangan merokok
 Hindari alkohol berlebihan. Konsumsi lebih dari 2 gelas per hari dapat menurunkan pembentukan
tulang, sehingga dapat pula meningkatkan risiko Anda jatuh
 Hindari jatuh. Gunakan sepatu tumit rendah dengan sandal antislip dan periksa rumah Anda untuk
kabel yang berserakan, area yang tidak rata, dan permukaan licin yang dapat menyebabkan Anda
tersandung atau jatuh. Pertahankan ruangan tetap terang benderang, pasang pegangan di dalam
dan luar pintu kamar mandi Anda, dan pastikan Anda dapat naik dan turun dari tempat tidur dengan
mudah
umor tulang adalah kondisi yang terjadi jika sel-sel tulang tumbuh secara abnormal.
Sel-sel tulang yang tumbuh tidak terkontrol dapat membentuk pembesaran, tonjolan
atau tumor pada tulang. Hingga saat ini, penyebab pasti tumor tulang masih belum
diketahui. Namun, kemungkinan penyebab tumor tulang diketahui dapat berkaitan
dengan kelainan genetik (keturunan), cedera, atau karena paparan radiasi.

Gejala yang Dirasakan

Rasa nyeri paling sering dirasakan di daerah di mana tumor mengenai bagian tubuh
tertentu. Rasa nyeri ini cenderung meningkat seiring beratnya aktivitas yang
dilakukan dan biasanya rasa nyeri bertambah kuat ketika malam hari.

Gejala-gejala tumor tulang ditandai dengan:

 Timbul pembengkakan di sekitar tumor.


 Rasa nyeri di sekitar tulang, dapat memburuk saat malam hari.
 Patah tulang hanya karena cedera ringan.
 Bisa disertai demam dan berkeringat di malam hari.

Klasifikasi Tumor Tulang

Tumor tulang jinak atau tumor benigna lebih banyak ditemukan, dibandingkan tumor
ganas atau tumor maligna. Tumor jenis ini cenderung tidak membahayakan, karena
tidak agresif dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Walau demikian, jika
didiamkan, tumor jinak bisa saja terus berkembang menggantikan jaringan sehat
dan mengganggu jaringan tulang.

Berikut ini beberapa jenis tumor tulang jinak:

 Osteochondroma. Tumor ini biasanya menyerang orang berusia dibawah 20


tahun. Tumor tulang jenis ini bisa saja berkembang sejak masa remaja,
terutama pada bagian ujung tulang panjang seperti pada lengan dan kaki.
 Enchondroma. Dalam banyak kasus, tumor ini tidak memiliki gejala,
biasanya terdapat di tangan atau kaki. Enchondroma merupakan penyebab
yang paling umum untuk tumor di tangan.
 Osteoid osteoma. Tumor yang menyerang bagian tulang-tulang panjang di
tubuh. Paling banyak menyerang pada usia 20 tahun ke atas.
 Osteoblastoma. Tumor tunggal ini banyak ditemui pada usia dewasa muda.
Terutama mengenai tulang belakang dan tulang panjang pada tubuh.
 Giant cell tumor. Tipe ganas dari tumor dengan sel raksasa ini jarang
ditemui. Umumnya bersifat jinak, dan sering ditemukan pada bagian kaki.

Sementara itu, tumor tulang yang memicu kanker dikenal dengan tumor tulang
ganas atau kanker tulang. Pada kanker tulang, terjadi pertumbuhan sel dan jaringan
tulang yang agresif dan invasif, sehingga sering dikenal sebagai keganasan pada
tulang. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat meluas, menyebar dan
mempengaruhi bagian tubuh lainnya.
Walau begitu, peluang terjadinya kanker tulang primer (kanker yang berasal dari
tulang, bukan akibat penyebaran sel kanker dari organ lain) sangat kecil.

Tiga jenis kanker tulang primer, yaitu:

 Chondrosarcoma. Tumor ganas yang biasanya dimulai dari sel tulang rawan
terutama pada kalangan usia 40-70 tahun. Biasanya menyerang bagian bahu,
lengan, panggul, dan pangkal paha.
 Osteosarcoma. Tumor ini umumnya menyerang anak-anak dan remaja.
Osteosarcoma banyak ditemukan bagian lutut, paha, dan tulang kering.
 Tumor Sarkoma Ewing. Terjadi pada pasien dengan kisaran usia 5-20
tahun. Lokasi yang biasanya terjangkit yaitu kaki bagian atas dan bawah,
lengan atas, dan tulang rusuk.

Tindakan Penanganan Tumor Tulang

Dibandingkan tumor jinak, tumor tulang yang menyebabkan kanker membutuhkan


tindakan penanganan yang lebih agresif. Hal itu diperlukan untuk meningkatkan
peluang kesembuhan.

Langkah-langkah penanganan tumor tulang ialah berupa:

 Tumor tulang jinak akan diawasi perkembangannya oleh dokter. Jika perlu,
dokter akan memberikan obat-obatan ataupun mengangkat tumor untuk
mencegah meluasnya tumor yang mungkin dapat mengganggu fungsi
jaringan disekitarnya. Sayangnya, tumor bisa saja kembali timbul pada
sebagian orang.
 Tumor ganas membutuhkan tindakan penanganan khusus yang bergantung
pada tahap keganasan atau seberapa parah kanker menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Ada beberapa tindakan seperti melakukan mengangkat tulang
yang terkena tumor dengan operasi, amputasi pada bagian tubuh
tertentu, terapi radiasi, dan kemoterapi.

Pengertian, Jenis dan Ciri-Ciri Otot Polos| Kali ini kita akan membahas tentang pengertian otot
polos, jenis-jenis dan ciri-ciri otot polos itu sendiri. pengertian, jenis dan ciri-ciri otot
polos. Pengertian otot polos adalah otot yang dikelompokkan dalam kategori otot tak sadar atau
refleks. Otot polos merupakan otot yang jaringannya dibentuk oleh sel-sel otot dan bentuk otot
polos seperti gelendong, dimana kedua ujungnya meruncing serta bagian tengahnya
menggelembung. Otot polos membentuk lapisan pada alat-alat dalam tubuh, misalnya dinding usus,
pembuluh darah, saluran kelamin, dan dinding rahim. Oleh karena itu, otot polos disebut juga otot
alat-alat dalam. Cara kerja otot polos tidak menurut perintah otak, tetapi terjadi diluar kesadaran
otak. Itulah penyebab otot polos disebut juga otot tak sadar (otonom).
(Struktur Otot Polos)

1. Jenis-Jenis Otot Polos


Otot polos terbagi dua yakni otot polos unit ganda (multi unit) dan otot polos unit tunggal (single
unit), lihat penjelasan dari jenis-jenis otot polos seperti yang ada dibawah ini..

 Otot Polos Unit Ganda (Multi Unit) : otot polos unit ganda adalah otot yang terdiri atas
serabut yang berbeda-beda dan setiap dari serabut-serabut ini bekerja secara tersendiri
tampa saling membantu dengan serabut-serabut pada otot polos lainnya. Contohnya pada
siliaris mata, otot piloerektor dimana otot ini menyebabkan rambut berdiri ini tidak lain
dari rangsangan simpatis
 Otot Polos Unit Tunggal (Single Unit) : otot polos unit tunggal adalah otot yang
memiliki ratusan sampai jutaan serabut yang saling berkontraksi dan membrane selnya
melekat satu sama lain pada tempat yang berbeda akibatnya memudahkan serabut dapat
disebarkan ke serabut lainnya.

2. Ciri-Ciri Otot Polos


Ciri-ciri otot polos antara lain sebagai berikut..

 Bentuk otot polos seperti gelondong


 Kedua ujungnya meruncing dan bagian tengahnya menggelembung
 Tiap sel otot polos memiliki satu inti sel yang terletak di tengah.
 Otot polos merupakan otot tak sadar (otonom)
 Waktu kontraksi otot polos dari 3 sampai 180 detik
 Biasanya otot polos terdapat pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot saluran
kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya.
 Otot polos berkontraksi dengan refleks karna otot polos merupakan otot tak sadar
(otonom)
 Otot polos tidak memiliki garis yang melintang seperti yang ada pada otot lurik
 Otot polos memiliki reaksi yang lambat dan tidak mudah lelah atau terus menerus bekerja
walaupun kita tidur.

Otot Jantung adalah otot penyusun dinding jantung yang meliputi sel-sel cardiomycocyte atau sel
otot myocardiocyteal yang berjumlah satu atau dua, tetapi adapun berjumlah 3 atau 4 inti sel yang
sangat jarang terjadi..

Otot jantung disebut juga myocardium, Myo artinya otot dan Caridum artinya jantung. Otot
jantung bergerak dibawah kesadaran yang tak dipengaruhi oleh perintah otak atau saraf pusat. Otot
jantung merupakan gabungan otot polos dan otot lurik mengapa ?... karna memiliki kesamaan-
kesamaan, seperti otot jantung memiliki daerah gelap dan terang, memiliki banyak inti sel yang
terletak di tengah seperti otot lurik sedangkan otot polos memiliki kesamaan sifat seperti bergerak
secara involunter. Otot ini berkerja tampa lelah, tampa istirahat yang membuat darah terus mengalir
artinya manusia tetap hidup jika berhenti maka akan membuat kematian bagi kita. Otot jantung
dapat terus bekerja, tampa istirahat karna mempunyai sejumlah mitokondria, mioglobin dan suplai
darah sehingga dapat memungkinkan terjadinya metabolisme aerobik terus menerus dan adanya
suplai oksigen dan nutrisi.
Advertisement

1. Fungsi Otot Jantung


Otot jantung terdapat pada daerah yang sangat vital/penting bagi tubuh karna merupakan kunci
nyawa manusia,oleh karna itu jantung memiliki fungsi-fungsi penting pula seperti yang ada dibawah
ini...

 Membantu memompa darah keseluruh tubuh


 Membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida)
 Sel-sel pada otot jantung membantu dalam kontraksi sel lainnya
 Otot jantung menyediakan cara pemompaan ventrikel pada jantung
 Otot jantung berfungsi meremas darah sehingga darah dapat keluar dari jantung saat
berkontraksi dan mengambil darah pada relaksasi
 Menunjang kerja dari organ jantung

Keseleo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search


Artikel ini berisi uraian tentang jenis cedera otot. Untuk kegunaan lain, lihat Strain
(disambiguation).
Keseleo atau terkilir, adalah istilah umum untuk cedera otot. Dalam bahasa medis, ada dua
istilah yang merujuk pada kondisi ini namun memiliki arti yang berbeda yaitu "sprain" dan
"strain". Dalam Bahasa Indonesia kedua istilah ini sering diterjemahkan sebagai satu kata yang
sama, yaitu ‘keseleo’ dan/atau ‘terkilir’ namun sebenarnya ada perbedaan arti. Jika seseorang
mengalami keseleo atau terkilir, berarti ada dua kemungkinan yaitu "sprain" atau "strain".

 Sprain adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan
pada ligamen dan kapsul sendi.
 Strain (atau pulled muscle) adalah cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau
terjadi robekan pada otot maupun tendon.[1]
Sendi disambung menjadi satu dan dikuatkan oleh jaringan ikat yang disebut ligamen. Otot
menempel pada sendi dengan bantuan jaringan ikat yang disebut tendon. Dengan kata
lain, sprain adalah cedera sendi yang biasanya melibatkan robek ringan (trauma mikro) pada
ligamen dan kapsul sendi. Bagian tubuh yang biasanya mengalami sprain adalah jempol,
pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. "Strain" adalan cedera pada tendon atau pada otot
itu sendiri. Bagian tubuh yang biasanya mengalami strain adalah betis, selangkangan,
otot hamstring (otot paha belakang), punggung, dan kaki (umumnya karena olahraga).

Daftar isi

Penyebab[sunting | sunting sumber]


Sprain dan strain adalah 2 tipe kerusakan atau cedera jaringan lunak. Jaringan lunak terbuat dari
kumpulan serat. Otot dan tendon mengandung sel-sel yang memonitor tingkat kontraksi dan
peregangan. Dengan aktivitas sehari-hari, otot dan tendon menggunakan kontraksi ringan untuk
melawan peregangan yang berlebihan. Namun gerakan mendadak dengan intensitas kuat dapat
memberikan tekanan terlalu kuat pada jaringan, membuat serat meregang melebihi kapasitasnya
dan robek. Perdarahan dari pembuluh darah akibat perobekan inilah yang menyebabkan adanya
bengkak.[2] Sprain bisa disebabkan oleh jatuh, terpelintir, atau tekanan pada tubuh yang
menyebabkan sendi bergeser sehingga terjadi cedera ligamen. Strain bisa disebabkan
otot/tendon terpelintir atau mengalami tarikan, overstressing, dan mengangkat benda berat.[3]

Gejala[sunting | sunting sumber]


Gejala sprain:

 nyeri
 memar
 bengkak
 sulit menggerakkan sendi
Gejala strain:

 nyeri
 spasme otot
 kelemahan otot
 bengkak
 kram
 sulit menggerakkan otot
Sprain dan strain level akut dapat dikategorikan menurut tingkat keparahannya:

 Tingkat I – sejumlah serat robek dan anggota tubuh yang terkena cedera terasa sedikit sakit
dan bengkak, tapi fungsi dan kekuatan dari anggota tubuh tersebut tidak berkurang.
 Tingkat II – serat yang robek lebih banyak dan area cedera terasa lebih sakit dan bengkak,
dengan pengurangan fungsi dan kekuatan.
 Tingkat III – jaringan lunak robek seluruhnya, dengan pengurangan fungsi dan kekuatan
secara signifikan. Tingkat III seringkali membutuhkan tindakan operasi.

Penanganan[sunting | sunting sumber]


Penanganan bisa dilakukan dengan prinsip RICE:

 R (rest): istirahatkan selama 48 jam


 I (ice): letakan es pada area yang cedera selama 15 menit setiap dua jam. Gunakan handuk
di antara kulit dengan es.
 C (compression): kompresi atau perban secara ketat area cidera dengan arah balutan dari
daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung (dari bawah ke atas)
 E (elevation): bagian yang cedera diposisikan lebih tinggi dari jantung
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat antinyeri seperti piroksikam, meloksikam,
atau ibuprofen.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan: olahraga, konsumsi alkohol, dan pijat pada area cedera
dalam 72 jam setelah cedera karena dapat memperburuk pembengkakan.

Myasthenia gravis adalah penyakit yang terjadi karena terputusnya komunikasi


antara saraf dan otot. Penyakit kronis ini umumnya ditandai melemahnya beberapa
otot, terutama otot di daerah wajah yang mengontrol pergerakan bola mata, ekspresi
wajah, proses mengunyah, menelan, dan berbicara.
Kelemahan otot akibat myasthenia gravis ini biasanya akan semakin memburuk
pada saat atau setelah melakukan aktivitas fisik dan akan membaik saat otot-otot
tersebut diistirahatkan. Biasanya gejala akan sering muncul saat malam hari saat
kondisi tubuh mulai lelah setelah beraktivitas seharian.

Myasthenia gravis dapat terjadi pada semua orang dari segala usia, tetapi penyakit
ini paling umum dialami oleh wanita berusia di bawah 40 tahun dan pria di atas 60
tahun. Wanita juga memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk mengidap myasthenia
gravis dibanding pria.
Gejala-gejala Myasthenia Gravis
Melemahnya otot adalah gejala utama penyakit myasthenia gravis. Indikasi tersebut
memiliki kecenderungan untuk menjadi makin parah jika otot yang lemah sering
digunakan.
Karena gejala myasthenia gravis biasanya akan membaik setelah otot diistirahatkan,
kelemahan otot ini akan hilang dan timbul secara bergantian, bergantung aktivitas
penderita. Namun semakin lama, penyakit ini akan semakin parah, dan akan
mencapai puncaknya pada beberapa tahun setelah gejala awal muncul.
Kelemahan otot ini biasanya tidak terasa sakit, tapi terdapat sebagian penderita
yang merasa nyeri saat gejala kambuh, terutama ketika melakukan aktivitas fisik.
Otot yang paling sering diserang penyakit ini adalah otot mata, otot wajah, dan otot
yang mengendalikan proses menelan. Gejala-gejala myasthenia gravis meliputi:

 Salah satu atau kedua kelopak mata penderita akan turun dan susah dibuka.
 Penglihatan ganda atau kabur.
 Ekspresi wajah yang terbatas, misalnya sulit tersenyum.
 Perubahan kualitas suara, misalnya menjadi sengau atau pelan.
 Sulit menelan dan mengunyah. Gejala ini akan menyebabkan penderita
mudah tersedak.
 Sulit bernapas, terutama saat beraktivitas atau berbaring.
 Melemahnya otot tangan, kaki, dan leher. Gejala ini akan memicu gangguan
mobilitas, seperti pincang atau kesulitan mengangkat barang.
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter agar
diagnosis dan penanganan secara tepat dapat dilakukan.
Penyebab Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis diakibatkan oleh adanya gangguan penghantaran sinyal saraf
menuju otot. Gangguan hantaran sinyal ini diduga disebabkan oleh suatu kondisi
autoimun. Autoimun merupakan sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh
seseorang mengalami kelainan sehingga menyerang jaringan dan saraf yang sehat
pada tubuh. Kondisi autoimun ini diduga akan memengaruhi dua hal:

 Hantaran sinyal saraf. Sinyal saraaf akan dihantarkan menuju ujung-ujung


persarafan untuk menghasilkan sebuah senyawa kimia yang disebut dengan
asetilkolin. Asetilkolin ini akan ditangkap oleh reseptor-reseptor di otot,
sehingga menghasilkan kontraksi otot. Pada kondisi autoimun, sistem
kekebalan tubuh akan menghasilkan protein-protein yang menghancurkan
reseptor di otot tersebut. Akibatnya, asetilkolin tidak dapat ditangkap oleh
otot, sehingga otot akan melemah karena tidak mampu berkontraksi.
 Kelenjar timus. Kelenjar timus merupakan salah satu organ yang berfungsi
menghasilkan antibodi. Para pakar juga menduga bahwa kelenjar timus
berperan dalam munculnya penyakit autoimun ini. Pada kondisi normal,
ukuran kelenjar timus seseorang akan membesar selama masa kanak-kanak
dan menyusut menjelang dewasa. Tetapi pengidap myasthenia gravis
dewasa umumnya mengalami keabnormalan dengan memiliki kelenjar timus
yang berukuran besar. Sekitar 1 dari 10 penderita myasthenia gravis memiliki
tumor jinak pada kelenjar timus.

Diagnosis Myasthenia Gravis


Dalam mendiagnosis myasthenia gravis, dokter akan menanyakan gejala dan
memeriksa kondisi fisik Anda. Demikian pula dengan riwayat kesehatan Anda.
Proses ini dapat memakan waktu cukup lama karena gejala pelemahan otot terlalu
umum dan mirip dengan penyakit-penyakit lain, misalnya multiple
sclerosis atau hipertiroidisme. Karena itu, diagnosis myasthenia gravis bisa sulit
untuk dipastikan.
Jika diduga mengidap kondisi autoimun ini, Anda akan dirujuk kepada dokter ahli
neurologi. Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter akan meminta Anda untuk
menjalani tes-tes berikut.

 Tes darah. Proses ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang
menghambat atau merusak reseptor otot. Pada orang normal, kadar antibodi
ini hampir tidak pernah terdeteksi. Penderita myasthenia gravis umumnya
akan memiliki kadar antibodi reseptor asetilkolin yang tinggi pada darahnya.
 Pemeriksaan neurologi. Kondisi saraf Anda akan diperiksa dengan menguji
refleks, kekuatan otot, sensasi sentuhan dan pengelihatan, tonus otot,
koordinasi, serta keseimbangan.
 Uji kantung es. Dokter akan menjalankan pengujian ini jika pasien
mengalami turunnya kelopak mata. Dokter akan menaruh kantung es di atas
kelopak mata yang tertutup selama beberapa menit, kemudian
mengangkatnya. Kemudian dokter akan menganalisa kelopak mata pasien.
 Uji edrofonium. Obat edrophonium chloride akan disuntikkan untuk
mencegah hancurnya senyawa asetilkolin sehingga kekuatan otot akan
kembali untuk sementara. Tetapi jika Anda tidak mengidap myasthenia gravis,
obat ini tidak akan memicu reaksi apa pun. Tes ini hanya boleh dijalani oleh
pasien yang diduga mengidap myasthenia gravis karena berpotensi memicu
gangguan pernapasan serta detak jantung sebagai efek samping.
 Stimulasi saraf repetitif. Dokter akan melekatkan elektroda pada lapisan
kulit diatas otot, kemudian dialirkan gelombang listrik. Fungsi pengujian ini
adalah mengukur kemampuan saraf untuk mengirimkan sinyal pada otot.
 Elektromiografi (EMG). Tes ini akan mengukur aktivitas elektrik yang
mengalir dari saraf ke otot.
 MRI atau CT scan untuk mendeteksi keberadaan tumor serta keabnormalan
dalam kelenjar timus.
 Uji fungsi paru. Dokter mungkin akan menjalani pengujian ini apabila
dicurigai adanya gangguan pernapasan akibat penyakit ini.

Langkah-langkah Pengobatan Myasthenia Gravis


Myasthenia gravis tidak dapat disembuhkan. Tetapi sejumlah penanganan bisa
dilakukan untuk mengendalikan gejala-gejalanya, terutama mengurangi kelemahan
otot.
Penanganan myasthenia gravis untuk tiap penderita berbeda-beda. Penentuan
jenisnya tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan kondisi, lokasi otot yang
diserang, serta penyakit-penyakit lain yang diidap pasien.
Bagi pengidap myasthenia gravis ringan, gejala-gejalanya dapat dikurangi dengan
banyak istirahat. Sebagian pengidap ada yang mengalami masa perbaikan
sementara maupun permanen sehingga tidak mengalami gejala-gejala lagi dan bisa
berhenti menjalani pengobatan.
Langkah penanganan myasthenia gravis memiliki tiga kategori, yaitu melalui obat-
obatan, terapi, dan operasi.
Terdapat beberapa obat yang bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot.
Jenis-jenis obat tersebut meliputi:

 Penghambat kolinesterase, seperti pyridostigmine dan neostigmine. Obat ini


berfungsi memperbaiki komunikasi antara saraf dan otot. Hasilnya, kontraksi
dan kekuatan otot menjadi lebih baik.
 Imunosupresan. Obat ini akan menekan kinerja sistem kekebalan tubuh
sehingga mengendalikan produksi antibodi yang abnormal. Contohnya
adalah azathioprine, methotrexate, atau mycophenolate.
 Kortikosteroid, misalnya prednison, digunakan untuk menekan kekebalan
tubuh dalam memproduksi antibodi.

Pemberian penghambat kolinesterase umumnya dilakukan sebagai langkah


penanganan awal untuk menangani myasthenia gravis dengan gejala-gejala yang
ringan hingga menengah. Sedangkan kortikosteroid dan imunosupresan digunakan
ketika gejala-gejala tetap bertambah parah.
Pengobatan myasthenia gravis juga cenderung lebih efektif jika dilakukan dengan
kombinasi kortikosteroid dan imunosupresan. Kebutuhan kortikosteroid umumnya
bisa dikurangi jika dokter menambahkan imunosupresan.
Tiap obat tentu memiliki efek samping. Sama halnya dengan obat-obatan
myasthenia gravis. Penghambat kolinesterase dan imunosupresan dapat memicu
efek samping seperti diare, kram perut, mual, dan otot berkedut. Sementara efek
samping yang berpotensi muncul akibat penggunaan kortikosteroid jangka panjang
meliputi diabetes, osteoporosis, serta kenaikan berat badan.
Pengidap myasthenia gravis yang parah berisiko mengalami komplikasi yang dapat
mengancam jiwa. Karena itu, ada dua langkah terapi yang dibutuhkan untuk
menangani pelemahan otot dengan tingkat keparahan tinggi ini. Jenis-jenis terapi
tersebut meliputi:

 Plasmaferesis. Dalam prosedur yang mirip dengan dialisis ini, darah Anda
dialirkan ke dalam mesin yang akan menyingkirkan antibodi penghalang
sinyal dari saraf ke otot.
 Terapi imunoglobulin. Proses ini dilakukan melalui infus untuk memasukkan
antibodi normal dari darah pendonor sehingga kinerja sistem kekebalan tubuh
penderita berubah.

Meski sangat efektif, kedua terapi ini tidak disarankan untuk menangani myasthenia
gravis dalam jangka panjang. Manfaat jenis pengobatan ini pada umumnya hanya
bertahan untuk jangka pendek, yaitu hingga beberapa minggu.
Myasthenia gravis juga terkadang membutuhkan penanganan dengan timektomi,
yaitu operasi pengangkatan kelenjar timus. Diperkirakan sekitar 30 persen pengidap
yang menjalani prosedur timektomi akan mengalami masa remisi yang permanen.
Operasi ini dilakukan untuk penderita myasthenia gravis yang memiliki tumor dalam
kelenjar timus maupun yang tidak. Meski demikian, timektomi umumnya hanya
dianjurkan bagi penderita berusia di bawah 60 tahun.
Timektomi dapat mengurangi tingkat keparahan gejala pada penderita myasthenia
gravis yang tidak memiliki tumor timus. Tetapi keefektifannya membutuhkan waktu
yang cukup lama, yaitu sekitar satu hingga tiga tahun.
Komplikasi Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis dapat menyebabkan komplikasi tertentu yang umumnya bisa
dikontrol. Tetapi ada juga yang berbahaya dan dapat berakibat fatal. Komplikasi-
komplikasi tersebut meliputi:

 Kesulitan bernapas. Pengidap yang mengalami penurunan drastis pada


kinerja otot-otot pengendali pernapasan membutuhkan penanganan darurat di
rumah sakit. Komplikasi ini juga sering terjadi ketika pengidap myasthenia
gravis mengalami infeksi yang parah.
 Gangguan dan kondisi autoimun lain. Pengidap penyakit ini juga memiliki
kecenderungan untuk mengidap kondisi-kondisi lain yang meliputi gangguan
kelenjar tiroid (misalnya hipertiroid atau hipotiroid) atau kondisi autoimun
(seperti lupus atau rheumatoid arthritis).
 Tumor Timus. Sebagian kecil pengidap myasthenia gravis memiliki tumor
pada kelenjar timusnya. Namun mayoritas tumor ini tidak ganas.
 Krisis myasthenia. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot sistem pernapasan
menjadi terlalu lemah untuk berfungsi. Penderita harus segera dibawa ke
rumah sakit terdekat untuk mendapatkan alat bantu pernapasan mekanik.

Penyakit ini memang tidak bisa dicegah sepenuhnya karena sifatnya yang autoimun.
Tetapi terdapat beberapa langkah sederhana bagi penderita myasthenia gravis agar
terhindar dari kambuhnya gejala. Misalnya berhenti beraktivitas sebelum kelelahan,
menjaga kebersihan guna mencegah infeksi, menangani infeksi yang dialami secara
seksama, menghindari suhu tubuh yang terlalu dingin atau panas, serta menangani
stres dengan efektif.

Anda mungkin juga menyukai