TINJAUAN PUSTAKA
Karbon Hutan
dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi
lebih besar dibandingkan dengan tipe vegetasi lain seperti padang rumput,
tanaman semusim, dan tundra. Hutan alam menyimpan karbon terbesar, yaitu
berkisar antara 7,5 – 264,70 ton C/ha (Sugirahayu dan Rusdiana, 2011).
mencapai tingkat keseimbangan. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang utama dari
sektor kehutanan terjadi selama proses perubahan penggunaan lahan. Dua proses
tinggi dalam menghasilkan emisi rumah kaca. Dari analisis penyerap tertinggi dari
karbon dioksida adalah reforestasi diikuti dengan pengusahaan kayu, hutan milik
menyebabkan kenaikan suhu bumi yang terjadi karena efek rumah kaca. Panas
yang dilepaskan dari bumi diserap oleh karbon dioksida di udara dan dipancarkan
karbon dioksida yang ada di udara melalui pemanfaatan gas karbon dioksida
berbeda-beda baik di hutan alam, hutan tanaman, hutan payau, hutan rawa
maupun di hutan rakyat. Hal ini dipengaruhi oleh jenis pohon, tipe tanah, dan
menempati salah satu dari sejumlah kantong karbon. Semua komponen penyusun
vegetasi baik pohon, semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas
penyimpan karbon selain tanah itu sendiri. Pada tanah gambut, jumlah simpanan
karbon mungkin lebih besar dibandingkan dengan simpanan karbon yang ada di
atas permukaan. Karbon juga masih tersimpan pada bahan organik mati dan
tersimpan dalam kantong karbon dalam periode yang lama atau hanya sebentar.
Peningkatan jumlah karbon yang tersimpan dalam karbon pool ini mewakili
penginderaan jauh. Integrasi data lapang dan data spasial perubahan penggunaan
baik itu pada permukaan tanah sebagai biomassa tanaman, sisa tanaman yang
sudah mati (nekromasa), maupun dalam tanah sebagai bahan organik tanah.
Perubahan wujud karbon ini kemudian menjadi dasar untuk menghitung emisi,
dimana sebagian besar unsur karbon (C) yang terurai ke udara biasanya terikat
dengan O2 (oksigen) dan menjadi CO2 (karbon dioksida). Itulah sebabnya ketika
pohon tersebut cepat atau lambat akan terurai dan unsur karbonnya terikat ke
udara menjadi emisi. Dan ketika satu lahan kosong ditanami tumbuhan, maka
akan terjadi proses pengikatan unsur C dari udara kembali menjadi biomasa
jumlah karbon yang tersimpan sebagai biomasa (cadangan karbon). Sehingga efek
rumah kaca karena pengaruh unsur CO2 dapat dikurangi, karena kandungan CO2
di udara otomatis menjadi berkurang. Namun sebaliknya, efek rumah kaca akan
pokok, yaitu:
1. Bagian hidup (biomassa): massa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu
batang, ranting dan tajuk pohon (berikut akar atau estimasinya), tumbuhan
2. Bagian mati (nekromasa): massa dari bagian pohon yang telah mati baik yang
permukaan tanah, tonggak atau ranting dan daun-daun gugur (seresah) yang
belum terlapuk.
3. Tanah (bahan organik tanah): sisa makhluk hidup (tanaman, hewan dan
dan telah menjadi bagian dari tanah. Ukuran partikel biasanya lebih kecil dari
2 mm.
Nekromassa, batang pohon mati baik yang masih tegak atau telah tumbang
dari C dan harus diukur pula agar diperoleh estimasi simpanan karbon
yang akurat.
Serasah, Serasah meliputi bagian tanaman yang telah gugur berupa daun
dalam tanah, dan keberadaannya dalam tanah bisa cukup lama. Pada tanah
hutan biomassa akar lebih didominasi oleh akar-akar besar (diameter > 2
halus yang lebih pendek daur hidupnya. Biomassa akar dapat pula
batang.
Bahan organik tanah, sisa tanaman, hewan dan manusia yang ada di
terutama perubahan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi,
bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan lahan dari hutan ke sistem lainnya
disebabkan oleh manusia, tetapi dampak yang terjadi saat ini mempunyai rasio
3:1. Pada aktivitas pembakaran bahan bakar fosil berarti karbon yang telah diikat
kegiatan konversi hutan dan perubahan penggunaan lahan berarti karbon yang
telah disimpan dalam bentuk biomasa atau dalam tanah gambut dilepaskan ke
atmosfir melalui pembakaran (tebas dan bakar) atau dekomposisi bahan organik di
atas maupun di bawah permukaan tanah. Cadangan karbon dari suatu bentang
lahan juga dapat dipindahkan melalui penebangan kayu, hanya saja kecepatannya
penting karena hutan dapat menjadi sumber emisi karbon ( Spurce) dan juga dapat
biomassa tanaman. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomassa
yang terdapat dalam bentuk kayu, dahan, daun, akar, dan sampah hutan atau
serasah dan jasad renik. Tetapi terjadi kebakaran hutan, penebangan liar dan
kemampuan bumi untuk menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis hutan
berkurang. Hal ini yang telah memicu tuduhan bahwa kerusakan hutan tropika
didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohonan yang khas atau semak yang
tumbuhan litoral yang tumbuh di daerah pantai yang terlindung dari ombak besar
dan umumnya tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedangkan pengertian dari
kata mangrove menurut Darsidi (1986) adalah vegetasi hutan yang tumbuh
diantara garis pasang-surut tetapi mereka juga terdapat pada pantai karang dan
daratan koral mati yang di atasnya ditimbuni selapis pasir (lumpur) atau pada
pantai berlumpur. Dengan demikian hutan mangrove adalah tipe hutan yang
terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-
berupa kayu dan hasil hutan turunannya juga mempunyai fungsi ekologis yang
lautan. Dalam ekosistem mangrove sedikitnya terdapat lima unsur ekosistem yang
terkait yaitu flora, fauna, perairan, daratan dan manusia (penduduk lokal) yang
Dalam hal asosiasi di hutan mangrove di Indonesia, asosiasi antara Bruguiera spp.
dengan Rhizophora spp. sering ditemukan terutama di zona terdalam. Dari segi
hutan rawa) merupakan zona dengan jenis yang beragam yang terdiri atas jenis-
jenis mangrove yang khas dan tidak khas habitat mangrove (Kusmana, 1995).
keadaan tanah. Kondisi tanah memiliki kontribusi besar dalam membentuk zonasi
penyebaran tanaman dan hewan seperti perbedaan spesies kepiting pada kondisi
tanah yang berbeda. Jenis Avicennia alba dan Sonneratia alba dapat tumbuh di
zona berpasir, jenis Rhizophora spp. tumbuh di tanah lembek berlumpur dan kaya
humus, sedangkan jenis Bruguiera spp. lebih menyukai tumbuh di tanah lempung
Pengukuran Biomasa
dan persediaan karbon dalam vegetasi secara keseluruhan atau jumlah bagian-
bagian tertentu saja seperti kayu yang sudah diekstraksi. Biomassa vegetasi suatu
cara destruktif dan non-destruktif tergantung jenis parameter vegetasi yang diukur
tanah (batang, cabang, ranting, daun, bunga dan buah) dan biomasa di dalam
ditentukan oleh diameter, tinggi tanaman, kerapatan kayu dan kesuburan tanah.
dapat mengikat CO2 dari udara. Sebagian karbon akan menjadi energi untuk
proses fisiologi tanaman dan sebagian masuk ke dalam struktur tumbuhan dan
menjadi bagian dari tumbuhan, misalnya selulosa yang tersimpan pada batang,
Metode destruktif sampling yaitu metode yang membutuhkan tenaga kerja yang
cukup banyak untuk memberikan hasil yang lebih akurat. Dan metode
dengan tipe vegetasi untuk memperoleh perkiraan yang lebih akurat. Plot
berbentuk lingkaran lebih mudah untuk vegetasi yang rendah dan plot
berbentuk persegi atau empat persegi panjang jika terdapat tingkat pohon.
bawah, batang pohon, cabang, daun dan buah) dan dikeringkan untuk
dengan cara menebang pohon yang mewakili sebaran kelas diameter dan