Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENGENDALIAN RESISTEN ANTIMICROBA

TAHUN 2018

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM KOTA


JL.RAJA ALIKELANA. KEL.BELIAN.KEC.BATAM KOTA.KEPULAUAN RIAU
TELP : 0778-4803191 FAX : 0778-4803190
EMAIL : rselisabeth.batamkota@ yahoo.co.id
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit santa Elisabeth batam didirikan dengan ijin pendirian Surat Keputusan Walikota
Batam No. KPTS.406/HK/XI/2014 dan diresmikan oleh PLT Gubernur Kepulauan Riau pada
tanggal 17 November 2015 dengan ijin operasional yang dikeluarkan oleh pemerintah kota
Batam tanggal 06 November 2015 dengan Nomor KPTS.330/HK/XI/2015. Sebagai Riumah sakit
Tipe C dengan Jumlah Tempat Tidur 170 bad.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota adalah rumah sakit yang didirikan oleh Kongregasi

Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE).Dimulai dari para suster FSE yang menjejaki dan
mengembangkan Rumah Sakit ini sejak awal bersama tokoh – tokoh umat, yang kemudian
berkembang menjadi seperti sekarang. yang mempunyai tugas melaksanakan upaya pelayanan

kesehatan secara berdaya guna dengan mengutanakan upaya peningkatan kesehatan dan
melaksanakan upaya rujukan.
Jenis – jenis layanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota meliputi :

1. Gawat darurat

Pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh
penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya . Unit kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut dengan nama Unit Gawat
Darurat.Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan unit gawat darurat (UGD)
tersebut dapat beraneka macam, namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam
rumah sakit (Asmuni, Suarni, 2008: 20).

2. Pelayanan rawat inap

Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik
dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta,
serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus
menginap (Jauhari, 2005: 32).

3. Pelayanan Rawat jalan


Pelayanan rawat jalan adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana
yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan
untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (Asmuni, Suarni, 2008: 26).Pelayanan rawat jalan ini
termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim
dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien serta di rumah
perawatan. Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana
pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang
diselenggarakan di rumah pasien serta di rumah perawatan.
PPRA Rumah sakit Elisabeth batam kota di bentuk Juni 2018 oleh Direktur RSE Dr. Helmina Purba
dengan Tujuan :

Tujuan Umum
Meningkatkan penggunaan antibiotik bijak di Rs Santa Elisabeth Batam Kota serta
mengendalikan dan menurunkan angka kejadian kuman resisten antibiotik
Tujuan Khusus
1. Melakukan penggunaan antibiotik secara bijak
2. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik baik secara kuantitatif maupun kualitatif
3. Melakukan surveilans pola kuman dan kepekaannya termasuk kejadian kuman
resisten
4. Meningkatkan mutupenanganan kasus infeksi secara multidisiplin
5. Menurunkan angka kejadian infeksi yang disebabkan bakteri resisten

Resistensi antimikroba muncul karena penggunaan antimikroba yang tidak bijak,


sehingga menimbulkan tekanan seleksi terhadap mikroba. Mikroba yang sudah resisten dapat
menyebar dari pasien ke pasien lain, atau ke petugas kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan
tingginya angka kejadian resistensi di rumah sakit.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) tahun 2000-2005
pada 2494 individu di masyarakat, menemukan bahwa sebesar 46 – 54% penggunaan antibiotik
pada anak tidak tepat dan tidak sesuai indikasi, didapatkan pula bahwa 43% Escherichia coli
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan
kloramfenikol (25%). Sedangkan pada 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol
(56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%).
Pada tahun 200 – 2004 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP Kariadi Semarang
menemukan kuman multi resisten seperti MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus)
dan kuman ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase). Selain itu ditemukan 30% - 80%
penggunaan antibiotik tidak berdasarkan indikasi.
Menurut WHO, pada tahun 2013 terdapat 480.000 kasus MDR-TB (Multi Drug Resistant
tucerculosis). Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penyalahgunaan antibiotik di Indonesia sudah cukup memprihatinkan dan perlu ada
penyelesaian.
Kemenkes telah membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA)
untuk menjawab permasalahan resistensi tersebut, terdiri dari pengambil kebijakan bidang
kesehatan, organisasi profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk dapat bekerjasama
dalam mengembangkan dan mengawal Program Pengendalian Resistensi Antimikroba secara
luas baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di masyarakat.
Sejak tahun 2014 KPRA dibentuk untuk melaksanakan program pengendalian resistensi
antimikroba diawali dari 144 RS rujukan nasional dan regional serta puskesmas di 5 provinsi
sebagai pilot project.
BAB II

Struktur organisasi

Struktur organisasi PPRA Rs Santa Elisabeth batam kota

Ketua : Dr. Yanuarni,

Wakil Ketua : Dr Rista

Sekretaris : Rosida Nainggolan

Anggota :

1. Dr. Fredy Bustomi Damanik, Sp B ( Bedah)

2. Dr. Herman, Spog ( obstetric Ginekologi)

3. Dr. Hendrik Sarumpaet, SpPd ( Internist)

4. Dr. Hendra, SpOT ( Orthopedi)

5. Dr. Vera ( IGD)

6. Frengky Siahaan ( Komite Farmasi)

7. Dumaria Siregar (Unit Farmasi )

8. Bernadeth ( Unit IGD)

9. Anggraini ( Unit ICU)

10. Winda Feronika ( Perawatan)

11. Enno Ayu Ernita ( Nicu )

12. Kristin ( Laboratorium Klinik )


Bab III

Dokumen PPRA

1. Kebijakan atau Peraturan Rs Elisabeth batam kota NO :

2. SPO PPRA No Dokumen ….

3. Kebijakan dan Panduan Penggunaan SAntibioti No :

BAB IV

PELAYANAN LABORATORIUM MICROBIOLOGI

A. Sarana Dan Prasarana

Anda mungkin juga menyukai