PENDAHULUAN
Tinnitus berasal dari bahasa latin tinnire yang berarti dering atau
sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Bunyi yang terdengar
begitu nyata dan berasal dari dalam telinga atau kepala. Tinitus sendiri dapat
Banyak orang bisa mengatasi tinnitus kronis, tetapi sekitar 1-2 % dari populasi
prevalensi tinnitus dengan faktor usia sebagian dijelaskan oleh fakta bahwa
1
didapati prevalensi tinnitus pada orang dewasa secara konstan yakni sebesar 10
baik perempuan maupun laki-laki dan pada semua ras. Prevalensi tinnitus
bising merupakan penyebab paling sering kejadian tinnitus dengan angka kejadian
sebesar 37,8% (Gananca et al., 2011). Pekerja yang terpajan dengan bising
biasanya terkena tinnitus (Rubak, et al., 2008). Data lain menyebutkan didapati
sekitar 33% dari 400 pasien tinnitus yang diketahui sebelumnya terpapar bising
Tinnitus dapat terjadi setelah paparan bising dan faktor obat, namun
suara) dan distorsi suara. Gangguan afektif, seperti phonophobia (takut suara) dan
depresi, sering terjadi pada individu yang tingkat tinnitusnya sudah parah..
Kleinjung, 2011).
2
Tinnitus dapat dibagi atas tinnitus objektif dan tinnitus subjektif.
Dikatakan tinnitus objektif jika suara juga dapat didengar oleh pemeriksa dan
dikatakan tinnitus subjektif jika tinnitus hanya dapat didengar oleh penderita.
Berat ringannya tinnitus bisa bervariasi dari waktu ke waktu. Variasi intensitas
tinnitus juga dihubungkan dengan ambang stres penderita, aktivitas fisik, atau
keadaan lingkungan eksterna. Penyebab tinnitus sampai saat ini masih belum
diketahui secara pasti, sebagian besar kasus tidak diketahui penyebabnya. Tinnitus
mungkin timbul dari penurunaan fungsi pendengaran yang dikaitkan dengan usia
dan proses degenerasi, trauma telinga ataupun akibat penyakit vaskuler (Soepardi,
et al., 2012).
sebagai suatu gejala yang berbahaya (Henry & Wilson, 2001). Pada penelitian di
mengeluhkan mengalami tinnitus yang sering atau setiap waktu dan 4% merasa
Penatalaksanaan tinnitus cukup banyak, salah satu terapi yang dapat digunakan
Cognitive and behavior theraphy bertujuan untuk membantu mengubah pola pikir
3
terhadap gejala tinnitus. Pendekatan ini terutama dilakukan dengan bantuan
mengurangi tekanan dan cacat yang disebabkan oleh tinnitus. Tujuan dari CBT
tidak mengurangi fitur akustik kondisi, seperti kenyaringan atau lapangan, tetapi
untuk membantu pasien yang menghadapi kesulitan tertentu dalam situasi sehari-
hari dengan membangun pikiran yang lebih positif dan realistis tentang situasi
mereka. CBT biasanya terdiri dari kedua terapi kognitif dan perilaku termasuk
SWT agar manusia mengenal dunia luar, melaksanakan ibadah kepada Allah
SWT, dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepadanya (Thalbah H
et al, 2009). Oleh karena itu diharuskan menjaga kenikmatan yang Allah berikan,
dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman (Husfar,
2012). Islam mewajibkan untuk menjaga kesehatan sedini mungkin, karena Allah
telah berfirman dalam ayat QS. Ar Rum (30) : 54, yang menjelaskan bahwa
4
Untuk menjaga kemaslahatan pada pasien gangguan pendengaran maka
diperlukan pengobatan yang tepat. Sehingga pasien tinnitus yang diberi terapi
baik, dan juga selalu mengasah otak dengan menambahkan informasi. Penyakit
tinnitus jika tidak diobati segera atau tidak diobati dengan tepat maka akan
sebab dan kondisinya, dan tidak ada yang dapat menyembuhkannya kecuali Allah
SWT semata. Oleh karena itu, berobat pada dasarnya dianjurkan dalam agama
Islam sebab berobat termasuk upaya memelihara jiwa dan raga, dan ini termasuk
kepada orang tertentu dalam kondisi tertentu yaitu bagi seorang yang jika
meninggalkan berobat bisa jadi membinasakan diri, anggota badan atau dirinya
jadi lemah, juga bagi orang yang penyakitnya bisa berpindah bahayanya pada
orang lain. Berobat disunahkan bila tidak berobat dapat melemahkan badan
namun tidak membinasakan orang yang sakit dan berobat dapat pula diharamkan
bila dalam pengobatannya terdapat unsur syirik kepada Allah SWT (Al-Ghifari,
2014).
baik dalam prosedur dan tujuan pengobatannya, maupun obat yang digunakannya.
5
Salah satu bentuk berobat yang bisa digunakan untuk mengobati gangguan
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
dari Kedokteran dan Islam”, sebagai bahan penulisan dalam skripsi ini.
1.2 Permasalahan
tatalaksana tinnitus?
1.3 Tujuan
Islam.
tinnitus.
6
behaviour sebagai tatalaksana tinnitus.
1.4 Manfaat
7
8