Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DENGAN WAHAM
Disusun Oleh :
Renanda Tri Amanda
1. Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui
waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia
daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta
kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat
oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam Purba, 2008).
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,
merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan
terhadap kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal
pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat
diterima menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi
pembenaran personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain ( Purba, 2008 )
Dalam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik perawat
mempunyai empat
tahap komunikasi, yang setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus diselesaikan
oleh perawat. Empat tahap tersebut yaitu tahap pra interaksi, orientasi atau
perkenalan, kerja dan terminasi. Dalam membina hubungan teraupetik perawat klien,
diperlukan ketrampilan perawat dalam berkomunikasi untuk membantu memecahkan
masalah klien. Perawat harus hadir secara utuh baik fisik maupun psikologis terutama
dalam penampilan maupun sikap pada saat berkomunikasi
dengan klien (Riyadi, 2009)
2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
a. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan waham dan
membandingkan asuhan keperawatan waham secara teori dan kenyataan
b. Tujuan Khusus
1. Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan baik secara teori maupun
pada pasien dengan waham.Membandingkan antara konsep dasar yang terkait
dengan fakta yang ada di lapangan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan waham.
2. Mampu memahai konsep dasar waham
3. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan waham
4. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan waham
5. Mampu menyusun tujuan dan intervensi keperawatan pada klien dengan
waham
BAB 2
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN WAHAM
A. Masalah Utama
Perubahan isi pikir : waham
WAHAM
Halusinasi
D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a. Masalah keperawatan
1. Kerusakan komunikasi : verbal
a) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
b) Data objektif
kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak
mata kurang
2. Isolasi sosial : menarik diri
a) Data obyektif
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b) Data subyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat, ya atau tidak
3. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
a) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya tentang kecurigaan akan
adanya orang-orang yang disekitarnya yang ingin mencederai dirinya
berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
b) Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.
b. Data yang perlu di kaji
Pengkajian
Wawancara :
a) Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan
b) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
c) Curiga
d) Bermusuhan
e) Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
f) Takut, sangat waspada
g) Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
h) Ekspresi wajah tegang
i) Mudah tersinggung
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , sumber koping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
1. Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal masuk rumah sakit , informan, tangggal pengkajian, No rumah
klien dan alamat klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan biasanya sering berbicara diluar kenyataan, komunikasi kurang atau
tidak ada, menolak interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan
sehari – hari , dependen.
3. Faktor predisposisi
Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi , kecelakaan dicerai suami, putus sekolah , PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan , dituduh KKN, dipenjara tiba
– tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
Konsep diri
a. Citra tubuh
Menolak dilihat dan disentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif tentang tubuh.
Mendekati orang lain dengan ancaman. Menyentuh orang lain dengan
menakutkan. Mempunyai rencana untuk melukai.
b. Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c. Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putus sekolah, PHK.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya: mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e. Harga diri
Perasaan marah terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, mencederai diri.
6. Status Mental
Kontak mata klien seperti mencurigai, kurang dapat memulai pembicaraan,
klien kurang mampu berhubungan dengan orang lain.
7. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas
E. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Isolasi sosial
3. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan