Anda di halaman 1dari 8

MACAM-MACAM THERAPI MODALITAS PADA LANSIA

Diajukan sebagai tugas mata kuliah

KOMUNITAS II

Disusun oleh: KELOMPOK II


1. NURHAYATI NPM 15320068
2. ANDRYANTO NPM 15320055
3. HENI AGUSTINA NPM 15320062
4. PIPI SANTIKA NPM 15320069
5. TITIK FITRIYANI NPM 15320076
6. HAIRUL NPM 15320272
7. HERU SAPTO NPM 15320080
8. SUPRIYANTO NPM 15320074
9. REDY IRYADI NPM 15320070
10. YULIANTI RS NPM 15320078

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN SI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2017
MACAM-MACAM THERAPI MODALITAS PADA LANSIA

Pengertian
Terapi modalitas adalah Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia.

Tujuan
a. Mengisi waktu luang bagi lansia
b. Meningkatkan kesehatan lansia
c. Meningkatkan produktifitas lansia
d. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

MACAM THERAPI MODALITAS PADA LANSIA

1. THERAPI MUSIK
A.Pengertian
Terapi music adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara
yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan gaya yang di organisir sedemiki
an rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
B.Tujuan
Bertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan gairah hidup dan dapat
mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-lagu kroncong, musik dengan gamelan,lagu2
klasik,jazz.
C. Manfaat
Manfaat therapi modalitas musik pada lansia pada penyembuhan beberapa penyakit
seperti:hipertensi,insomnia,stress,depresi ,dll.
I. Strategi Pelaksanaan Terapi Modalitas (Terapi Musik)
1. Tujuan Pelaksanaan Terapi Musik
a. Klien mampu mengenali musik yang didengar
b. Klien memberi respon terhadap musik
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
2. Strategi Pelaksanaan
a. Alat :
1) Sound Laptop
2) Lagu Khusus
b. Metode :
1) Diskusi
2) Sharing persepsi
c. Langkah Kegiatan :
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi : menarik diri, harga diri renda
h, dan tidak mau bicara.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam Terapeutik
I. Salam dari terapis kepada klien
II. Evaluasi/validasi
III. Menanyakan kadaan klien saat ini.
b) Kontrak
I. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik
II. Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin dari terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c) Tahap Kerja
I. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulai dari terapis secara berat
uran searah jarum jam.
II. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan dirinya, terapis mengajak semua klien u
ntuk bertepuk tangan
III. Terapis dan klien memakai papan nama.
IV. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh bertepuk tangan atau berjoged
sesuai dengan irama lagu. Setelah selesai klien akan diminta menceritakan isi lagu tersebut da
n perasaan klien setelah mendengar lagu.
V. Terapi memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget, atau tepuk tangan (kira-
kira 15 menit). Music boleh diulang beberapa kali. Terapi mengobservasi respons klien terha
dap music.
VI. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai semua kli
en mendapat gilirannya.
VII. Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya dan mengajak klien l
ain bertepuk tangan.
d) Tahap Terminasi
I. Evaluasi.
II. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi.
III. Terapis memberika pujian atas keberhasilan pasien.
e) Evaluasi dan Dokumentasi.
I. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang d
ievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan terapi. Untuk terapi stimulasi sensoris mem
dengar music, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhada
p music, memberi pendapat tentang music yang didengar dan perasaan saat mendengarkan m
usic.
II. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan tia
p klien.
f) Pengorganisasian
I. Leader
II. Co leader
III. Observer
IV. Fasilitator
V. Setting tempat

2. THERAPI BERKEBUN
A. Pengertian
terapi berkebun yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik untuk
meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan
hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status
fisik dan mental.
B. Tujuan
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang. Misalnya
: penanaman kangkung, bayam, lombok, dll

C. Indikasi Therapy berkebun pada Lansia


Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi:
a. Lansia yang masih bisa bergerak dan sehat secara fisik
b. Defisit fungsional pada fisik, psikologis/fungsi mental.
c. Marah gusar dan kesepian.
d. Gangguan emosi dan perilaku.
e. Stres dan kecemasan
f. Gangguan kepribadian (anti sosial)

3. THERAPI DENGAN BINATANG


A. Pengertian
yaitu terapi pada lanjut usia dengan memelihara hewan peliharaan.

B. Tujuan

Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan
bermain bersama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan kucing, ayam, dl

C. manfaat untuk lanjut usia pada terapi ini adalah :

1. Hewan membantu penurunan isolasi dan kesepian.


2. Orang tua dengan pendamping hewan cenderung untuk pergi ke dokter kurang.
3. Anjing yang baik untuk jantung Anda. Penelitian telah menunjukkan kadar kolesterol ditur
unkan dengan cinta anjing dalam hidup Anda.
4. Anjing dapat membantu untuk meringankan stres sehari-hari.
5. Hewan alami tahu bagaimana membuat Anda tertawa.
6. Anjing perlu latihan dan ini pada gilirannya membantu Anda tetap fit.
7. Hewan peliharaan dapat membantu memenuhi kebutuhan kita untuk sentuhan kasih sayang
dan kehangatan.
8. Hewan memberikan harapan tua dan sakit.

4. THERAPI OKUPASI

A. Pengertian Terapi Okupasi

a) secara umum

Terapi okupasi adalah suatu upaya penyembuhan atau pengobatan terhadap suatu gangguan d
engan cara pemberian tugas, kesibukan atau pekerjaan tertentu agar anak dapat mengembang
kan diri dan mengembangkan potensinya semaksimal mungkin
b) Pengertian Terapi Okupasi Dari Segi Medis
Terapi okupasi adalah suatu pertolongan yang bertujuan untuk memperbaiki otot-
otot dengan jalan bekerja yang harus menggerakkan otot-otot sendi.
c) Pengertian Melalui Aspek Edukatif
Terapi okupasi merupakan suatu bidang kegiatan yang bersifat pengembangan dari bidang stu
di keterampilan, prakarya dan pekerjaan tangan/SBK.

B. Tujuan
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan
membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan. Misalnya : membuat
kipas, membuat keset, membuat sulak dari tali rafia, membuat bunga dari bahan yang mudah
di dapat (pelepah pisang, sedotan, botol bekas, biji-bijian, dll), menjahit dari kain, merajut
dari benang, kerja bakti (merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar,
menjemur kasur, dll)

C. Indikasi Terapi Okupasi

Riyadi dan Purwanto (2009), menyatakan bahwa indikasi dari terapi okupasi sebagai berikut:
a. Lansia dengan kelainan tingkah laku, seperti lansia harga diri rendah yang disertai dengan
kesulitan berkomunikasi.
b. Ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan sehingga reaksi terhadap rangsang tidak
wajar.
c. Lansia yang mengalami kemunduran.
d. Lansia dengan cacat tubuh disertai gangguan kepribadian.
e. Lansia yang mudah mengekspresikan perasaan melalui aktivitas.
f. Lansia yang mudah belajar sesuatu dengan praktik langsung daripada membayangkan.

5. THERAPI KOGNITIf
A. Pengertian therapi kognitif
Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek, terstruktur, berorientasi, terhadap masalah
saat ini, dan bersifat terapi individu. Terapi kognitif akan lebih bermanfaat jika digabung
dengan pendekatan perilaku. Kemudian terapi ini disatukan dan di kenal dengan terapi
perilaku kognitif. Terapi ini memerlukan individu sebagai agen yang berfikir aktif dan
berinteraksi dengan dunianya.
Tugas perawat adalah secara aktif dan langsung membantu klien mempertimbangkan
kembali stressor dan mengidentifikasi pola pemikiran atau keyakinan yang tidak akurat untuk
mengatasi masalah klien dari perspektif kognitif.

B. Tujuan
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan cerdas cermat, mengisi TTS,
tebak-tebakan, puzzle, dll
C. Penerapan pada pasien lansia yang mengalami DIMENSIA

6.THERAPI KEAGAMAAN

A. PENGERTIAN

Terapi diartikan dari dua sudut pandang. Pertama secara khusus, yaitu penerapan teknik khus
us pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-
kesulitan penenangan diri setiap hari. Kedua sescara luas, yaitu mencakup penyembuhan lew
at keyakinan agama melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dangan guru atau te
man. Maka sudah jelaslah bahwa pengertian terapi adalah pengobatan alam fikiran dan peraw
atan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Dalam kebingungan manusia, Allah menunjukan jalan yang akan ditempuh, akan dapatlah di
atasi, sebab Tuhan telah memberikan pedoman.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan kelompok lansia klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara
teratur
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi spiritual : terapi doa diharapkan klien dapat :
a. Meningkatkan konsentrasi
b. Meredakan stress dengan berdo’a
c. Meredakan rasa sedih dengan berdo’a

C. Kegiatan
. Seperti menggadakan pengajian, kebaktian, sholat berjama’ah, dan lain-lain.

7. THERAPI KELUARGA
A. Pengertian
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit
penanganan (treatment unit).
B. Tujuan
Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu
sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa
melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi dan kontribusi
dari masing-masing anggota keluarga terhadap munculnya masalah tersebut digali. Dengan
demikian terlebih dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri; apa masalah yang
terjadi di keluarga, apa kontribusi masing-masing terhadap timbulnya masalah, untuk
kemudian mencari solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga dan meningkatkan atau
mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
C.Proses terapi keluarga
meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 (perjanjian), fase 2 (kerja), dan fase 3 (terminasi). Di fase
pertama perawat dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga
diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama. Kegiatan di fase kedua atau fase kerja
adalah keluarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola
interaksi di antara anggota keluarga, meningkatkan kompetensi masing-masing individual
anggota keluarga, eksplorasi batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang
selama ini ada. Terapi keluarga diakhiri di fase terminasi di mana keluarga akan melihat lagi
proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara mengatasi isu
yang timbul. Keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang
berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai