Disahkan Oleh :
Triyoso,Skep.,Ns.,M.Kes.
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
Adapun tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi salah tugas praktek lapangan
mungkin untuk dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktek belajar lapangan ini dengan
sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga laporan kegiatan praktek belajar lapangan ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Dalam penyusunan laporan ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada penulis
mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah SWT. Amin...
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vi
3
4
4
5
DAFTAR TABEL
5
6
6
7
DAFTAR LAMPIRAN
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk
mencapai Indonesia Sehat 2020 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan
bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan upaya
upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya adalah upaya perawatan kesehatan
berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola
dengan lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural, maupun spiritual). Intervensi keperawatan
komunitas yang dilakukan difokuskan pada tiga level prevensi atau pencegahan yaitu :
8
9
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh perawat.
sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatnya masyarakatlah yang memiliki
rencana tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah sebagai fasilitator dan motivator dalam
menggerakkan dinamika masyarakat untuk dapat menolong dirinya sendiri. (Sutarna Agus,
2003)
Tidak hanya perencanaan tentunya perawat harus mampu pula memastikan bahwa
rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimal, artinya ners tidak saja dituntut
kepada level pengambil keputusan (decision maker), dengan aktif melakukan lobi,
negosiasi, serta advokasi terhadap apa yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan.
Hal ini akan memaksa ners untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak baik dari
Oleh karena itu penting dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan memanfaatkan
berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagaibukti (evidence base). ( Sutarna Agus,
2003)
Melihat fenomena tersebut diatas, mahasiswa Program PSIK merasa perlu untuk
praktek keperawatan komunitas, yang dilaksanakan dari tanggal 27 Juli 2018 s.d 05
Agustus 2018 di Desa Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Sebagai out put dari
2018”.
9
10
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
yang meliputi :
1. Studi kepustakaan yaitu usaha memperoleh data secara teori yang berhubungan
2. Studi kasus secara langsung pada kegiatan dilapangan dan berpartisipasi aktif dalam
BAB I PENDAHULUAN
10
11
BAB IV PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun
dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
2010)
12
13
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
13
14
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga
penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya
penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya,
3. Kerjasama (Partnership)
14
15
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas.
Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain itu perawata yang
bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus
penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll.
Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila
pendidikan kesehatan.
15
16
rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan memiliki
peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek
sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian,
di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan
(Mubarak, 2006)
1. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara
sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan
sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa,
16
17
b. KB
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
dan tempat yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat
namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak
2003)
sehat
17
18
letak geografi
1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (Pasangan Usia
Subur).
2) Meja II
3) Meja III
Pengisian KMS
4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
18
19
dan Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS
SKDN.
oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti
dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang kita temukan dari
meja 1 sampai meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa
posyandu yang kader kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader
selama ini hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif
berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu perhatian
19
20
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang
mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model
praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik. (Riehl &
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System
(Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi
Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas
adalah:
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi,
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang keperawatan
komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial dan kultural,
20
21
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan spiritual
pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten.
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara social,
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah karena
lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai harapan
baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial.
Utama
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif
21
22
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972
dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya
menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan
1. Tingkat individu
pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah
atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil,
2. Tingkat keluarga
terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi
rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis.
22
23
Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang
3. Tingkat komunitas
kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerjapuskesmas.
Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai
klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu
primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama
lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas
mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari
1. Pencegahan primer
terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara
pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga
misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada
bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
23
24
3. Pencegahan tertier
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara
2009):
kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma
keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu manusia, kesehatan,
2. Pengorganisasian masyarakat
(social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action).
(Mubarak, 2009)
1. Tahap persiapan
24
25
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan
masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada
masyarakat.
pendidikan kesehatan.
5. Tahap koordinasi
6. Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik dan
selanjutnya.
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
25
26
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta
aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal
yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan
hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
(Mubarak, 2005):
1. Pengkajian
terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
26
27
ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas
termasuk kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan
yang terjadi
Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat
penyakit
27
28
Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
2) Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif
(Mubarak, 2005):
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
b. Data objektif
pengukuran.
c. Sumber data
Data primer
Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
28
29
4) Pengelolaan data
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5) Analisa data
atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan.
kesehatan.
7) Prioritas Masalah
Maslow:
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang
29
30
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah
(P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S).
(Mubarak, 2005)
seharusnya terjadi.
Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki
lingkungan komunitas
4. Pelaksanaan/Implementasi
30
31
dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa,
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
31
32
BAB III
Pengumpulan data dalam asuhan keperawatan komunitas ini dilakukan dengan cara
servasi langsung, wawancara dan studi dokumentasi di Desa Sumber Agung Kecamatan
Sumber Agung Kota Bandar lampung. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan
Survey Mawas Diri (SMD) pada sampel dari populasi penduduk Desa Sumber Agung yang
Hasil Data pada RT 05 Desa Sumber Agung Kecamatan Sumber Agung Kota Bandar
Hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juli
1. Dimensi Lokasi
a. Batasan Komunitas
32
33
Sumber Agung yang terletak ± 1 km dari pusat desa yang dapat dicapai dengan
jalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat. Sedangkan Puskesmas induk adalah
Puskesmas Pinang Jaya yang terletak di Kecamatan Kemiling yang berjarak ± 0,5
km.
c. Gambaran Geografis
merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah ± 295,529 hektar, yang
terdiri dari 248,281 hektar tanah sawah dan 13,049 hektar tanah darat.
Keadaan tanah di Desa Sumber Agung sangat subur, seluruh jenis tumbuhan
bisa tumbuh dengan baik seperti jambu, mangga, sayuran, kunyit, jahe,kencurdan
ada untuk ditanami tanaman yang bermanfaat untuk obat keluarga (Toga). Binatang
Terdapat sarana olah raga seperti lapangan bola kaki dan volly ball, yang
2. Dimensi Populasi
a. Ukuran
jiwa, yang terdiri laki-laki 167 jiwa dan perempuan 140 jiwa. Sedangkan jumlah
kepala keluarga (KK) adalah 75 KK dan jumlah pasangan usia subur (PUS)
33
34
b. Kepadatan
469 m2/jiwa
c. Komposisi Penduduk
Dari hasil survey mawas diri (SMD) pada penduduk Desa Sumber
Agung RT 05 yang dilakukan pada tanggal 28-29 juli 2018 didapat hasil yang
34
35
d.Pertumbuhan Penduduk
Kelahiran pada satu tahun terakhir ada 5 bayi lahir hidup, sedangkan
kematian bayi tidak ada, baik infant mortality rate maupun maternal mortality rate
e.BudayaPenduduk
ada perbedaan budayamaupun kebiasaan, sehingga tidak ada konflik etnis maupun
f. Mobilitas Penduduk
1) Jenis Kependudukan
35
36
dipergunakan bekerja di sawah, pergi jam 06.00 WIB dan pulang kadang-
kadang jam 18.00 WIB. Waktu istirahat malam rata-rata jam 21.00 WIB
sudahtidur malam dan bangun pagi jam 04.00WIB. Sedangkan para lansia
mereka rata-rata Katz indeknya Adan mereka masih mampu untuk bekerja
disawah.
keluarga Pra-sejahtera.
36
37
berpendidikan SD, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan prilaku
hidup sehat. Karena pada masyarakat yang berpendidikan rendah biasanya akan
yang tinggi dan ini merupakan sumber daya atau kekuatan untuk mengatasi
masallah kesehatan.
37
38
sebagai petani. Dari hasil wawancara didapat data bahwa petani bekerja jam 06.00
dan pulang jam 18.00. Dilihat dari jam kerja para petani hampir seharian penuh
(12 jam) bekerja di sawah atau ladang, maka kemungkinan terjadi kelelahan
akibat kerja dan hal ini akan menurunkan daya tahan tubuh dan mudah terserang
a. Sistem Kesehatan
b) Pertolongan persalinan
d) Pelayanan umum
desa, 1 unit posyandu dan kader kesehatan berjumlah 5 orang dan kader
desa siaga.
BPJS Pemerintah.
38
39
Persentase
No. Jenis Penyakit Jumlah
(%)
1. ISPA 16 5,21
2. Rematik 5 1,62
3. Hipertensi 9 2,93
4. Carries Dentist 7 2,28
5. Myalgian 7 2,28
6. Diare 4 1,30
7. Katarak 5 1,62
8. Dermatitis 3 0,98
9. Gastritis 2 0,65
10. Cacingan 2 0,65
11 DHF 1 0,32
12 Thypoid 1 0,32
Jumlah 62 17,23
Sumber : Data primer pendataan Juli 2018
oleh lansia.
39
40
telah mendapatkan imunisasi lengkap. kondisi balita saat ini sakit yaitu :
Terdapat 161 usia dewasa, 5 orang (3,10 %) kondisi saat ini sakit, yaitu :
5) Terdapat 26 usia lansia, 20 orang (76,92%) kondisi lansia saat ini sakit, yaitu
: 5 orang (19,23%) rematik, 4 orang (15,38%) hipertensi dan 2 orang (7,69)
katarak,tidak ada pelayanan pospindu di lk 2 Desa Sumber .
Tabel 3.8 DistribusiJenis Kontrasepsi Yang Digunakan PUS
a) Pemukiman
40
41
b) Kondisi Rumah
c) Ventilasi Rumah
yang kurang.
d) Pencahayaan Rumah
41
42
yang kurang.
e) Jamban Keluarga
keluarga.
Tabel 3.14 Distribusi Rumah Berdasarkan Jarak Sumber Air dengan Septiktank
42
43
nyamuk.
h) Pengolahan Sampah
4. Sistem Keluarga
a. Type Keluarga
43
44
keluarga inti.
44
45
45
46
Tabel 3.24 Distribusi Kebiasaan Anak Memakai Alas Kaki Saat Bermain
46
47
1. Dijamban 75 100
2. Sembarangan (kebun, sawah, - -
sungai, dll)
Total
Sumber : Data Primer Pendataan Juli 21018
bersih.
5. Sistem Kesejahteraan
kenaikan BBM bagi masyarakat miskin. Disamping itu juga terdapat lembaga
desa Sumber Agung terutama Rt 05, yaitu koperasi simpan pinjam, lumbung desa
Kegiatan gotong royong antar warga desa Rt 05 masih kuat,seperti pada kegiatan
47
48
6. Sistem Ekonomi
buruh. Hal ini sesuai dengan sumberdaya alam utama yang dimiliki oleh desa
Berdasarkan tabel 3.27 di atas, sebagian besar keluarga (94%) memiliki tingkat
penghasilan > Rp. 1000.000, hal ini menunjukan bahwa dari segi ekonomi sudah
dapat dikatakan cukup memadai dan ini merupakan kekuatan untuk menunjang hidup
sehat.
7. Sistem Politik
dengan cara musyawarah mufakat. Sedangkan dalam bidang non formal seperti
keahliannya.
48
49
8. Sistem Rekreasi
rekreasi, mereka hanya melakukan rekreasi pada saat-saat tertentu saja, seperti pada
Sarana hiburan bagi keluarga pada waktu luang adalah televisi dan radio.
9. Sistem Komunikasi
yaitu dari warga masyarakat ke ketua RT, kemudian ke ketua RW, kemudian ke
Media komunikasi yang sering digunakan biasanya adalah masjid atau musolah
Agung Lk 2 setiap jum,at jam 13.00 WIB. Selain itu juga selalu dilaksanakan
kegiatan keagamaan yang berhubungan dengan peringatan tahun baru islam, maulid
syariat agama diantaranya adalah majelis ulama tingkat desa dan organisasi remaja
masjid.
49
50
masyarakat.
1. Klasifikasi Data
50
51
51
52
pakaian
18 Distribusi Sendiri 57 76
kebiaasaan
Bersama sama 18 24
memakai handuk
19 Distribusi 1x 5 9,33
kebiasaan anak
2x 58 90,67
membersihkan
diri (mandi) 3x - -
20 Distribusi Ya 105 88,23
kebiasaan anak
Tidak 14 11,77
cuci tangan
21 Distribusi Ya 106 89,07
kebiasaan anak
Tidak 13 10,93
memakai sandal
22 Distribusi Dijamban 134 40,61
kebiasaan buang
Sembarangan (kebun, 196 59,39
air besar
sungai, dll)
23 Distribusi PAM/Ledeng 0 0
penggunaan air
Sumur 94 28,48
bersih
Sungai 0 0
Pompa air/listrik 236 71,52
24 Distribusi tingkat < Rp 500.000 5 1,52
penghasilan
Rp 500.000 – 1000.000 123 37,27
keluarga
> Rp 1000.000 202 61,21
2. Interpretasi Data
52
53
53
54
3. Prioritas Masalah
Percepatan penyelesaian
Kesadaran Masyarakat
Ketersediaan Keahlian
Penyelesaian Masalah
Kemampuan Perawat
Motivasi Masyarakat
Masalah Tidak
Terselesaikan
yang Relevan
dicapai
Masalah Kesehatan
Jumlah NIlai
Pembenaran
Prioritas
Nomor
54
55
pembinaan pada
lansia
55
56
1. Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif pada lansia
penyakit hipertensi, rematik dan katarak, serta kurangnya pemantauan dan pelayanan
Penyakit yang sering dialami lansia adalah reumatik, hypertensi dan katarak
2. Resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh karena sanitasi lingkungan yang
dampak yang di timbulkan dari sanitasi lingkungan yang kurang baik, yang ditandai
dengan :
56
57
Priorit Tujuan Strategi Aktifitas Penanggu Waktu Tempa Biaya Standar/Kriteria Ket
as ng jawab t
Masala
h
57
58
Priorit Tujuan Strategi Aktifitas Penanggu Waktu Tempa Biaya Standar/Kriteria Ket
as
58
59
Masala ng jawab t
h
2 Jangka Panjang - Penyegaran - Mengadakan Herizon 3 Agust Rumah 50.000 - Kader mengerti
: dan pelatihan penyegaran 2018 ketua apa yang
- Sampai akhir kader dan pelatihan RT disampaikan oleh
Desember kader pemberi materi
kesehatan
2018 tidak kesehatan - Seluruh Kader
terjadi tentang PHBS tentang PHBS hadir pada
penyakit akibat tatanan rumah tatanan rumah kegiatan pelatihan
sanitasi tangga tangga dan kader
lingkungan STBM
yang kurang - Sosialisasi Ni Wayan 3 Agust Rumah
baik seperti kegiatan: 2018 Ketua 50.000
ISPA & diare. Jenis, - Kerja sama RT
persiapan, dengan tokoh - Masyarakat yang
Jangka Pendek : dan bentuk masyarakat, diundang dapat
- Adanya partisipasi Puskesmas hadir dalam
peningkatan yang untuk pendidikan
pengetahuan pelaksanaan kesehatan
diharapkan
masyarakat pendidikan - Masyarakat
tentang - Kerja sama
kesehatan mengatakan
sanitasi lintas tentang bahwa ia mampu
lingkungan program dan sanitasi dan akan
yang lintas sektoral lingkungan berusaha untuk
memenuhi yang sehat menata
syarat serta dampak lingkungan yang
kesehatan negatif dari sesuai dengan
- Masyarakat kondisi kesehatan
mampu lingkungan - Tidak terjadi
meningkatkan yang tidak peningkatan
pengetahuan sehat bagi angka kejadian
59
60
60
61
Untuk merealisasikan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat maka dilakukan
Dx.
Fase Persiapan Fase Kegiatan Paraf
Kep
1 Tanggal 26 Oktober 2013 Tanggal 27 Oktober
2013
Mensosialisasikan pada
kepala desa dan tokoh Negosiasi ke
masyarakat tentang masalah Puskesmas
kesehatan pada lansia hasil Wangunharja
dari hasil MMD dan sekaligus tentang akan
musyawarah untuk mengatasi dilaksanakanya
masalah dengan hasil kegiatan pelatihan
kesepakatan mengadakan kader Posbindu,
pelatihan kader posbindu, pemantauan
pemantauan kesehatan lansia kesehatan dan
dan konseling pada lansia konseling pada lansia
Tanggal 28 Oktober
2013
Melaksanakan
pelatihan kader
posbindu tentang
proses menua dan
penyakit degeneratif
bertempat di Balai
Desa Bakunglor jam
09.00 WIB
Mengadakan kegiatan
pemeriksaan
kesehatan dan
konseling pada lansia
bertempat di Balai
Desa Bakunglor jam
11.00 WIB
61
62
62
63
63
64
64
BAB IV
PEMBAHASAN
Kabupaten Cirebon, maka analisis SWOT nya dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strength)
>1000.000/bulan.
2. Kelemahan (Weaknesses)
56
57
1. Peluang (Opportunity)
b. Adanya sarana pelayanan kesehatan di desa : Pustu, bidan desa dan praktek
dokter swasta
2. Ancaman (Threat)
57
58
3. Matriks TOWS
58
59
59
60
60
61
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebab banyak pihak dan pihak yang harus digerakkan agar tercipta kegiatan yang
61
62
5.2 Saran
untuknya negosiasi, lobi dan advokasi pada semua level baik grassroot
diintervensi.
62
63
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sutarna. Buku Pedoman Kepemilikan Komunitas. Bandung : PSIK FK Unpad. 2003.
Depkes RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta : Depkes RI. 1992.
Dainur. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Widya Medika. 1995.
Knollmueler. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah. Jakarta : EGC. 1988.
63
64
64