PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dkk 2016).
nyeri atau perasaan tidak enak pada punggung bawah yang berasal dari tulang
belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut dan sekitarnya.
(Isnain, 2013).
sekitar 80% orang diseluruh dunia yang menderita LBP. Di Amerika, LBP
dkk 2010).
Indonesia) pada bulan Mei 2002 menunjukkan 819 orang (18,37%) adalah
1
2
penderita LBP (Meliala et al, 2003). Penelitian lain oleh PERDOSSI di Poliklinik
proporsi penderita LBP sebanyak 15,6% pada kelompok usia 18-78 tahun
(Nurani, 2014). Di Surabaya, Low back Pain adalah sepuluh penyebab penderita
datang ke Poli Rawat Jalan RSUD dr. Soetomo dan 80% diantaranya merupakan
Kabupaten Sidoarjo, dengan jumlah penduduk wilayah kerja pada tahun 2017
tahun 2017 yang menderita low back pain 619 pasien yang memeriksakan diri
pasien low back pain yang terdata oleh daftar sepuluh diagnosa tertinggi
Dimana pada bulan Januari ini terjadi peningkatan prevalensi pada pasien low
genetik (Khruakhorm, 2010). Selain itu, terdapat faktor risiko lain yang dapat
memicu terjadinya LBP, seperti Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi,
seseorang terutama pada status gizi orang dewasa yang dapat dinilai melalui
3
tinggi badan dan berat badan (Waspadji, 2003). Kondisi IMT yang tinggi akan
belakang menjadi tidak stabil (Meliala, 2003). Tulang belakang yang tidak
stabil akan mudah mengalami kerusakan pada struktur tulangnya dan sangat
2010).
faktor resiko lain yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi dan
2. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan
dengan beberapa faktor resiko low back pain yang nantinya akan
Sidoarjo.
dilanjutkan pada penelitian dengan desain penelitian yang lebih baik untuk
kekuatan integral yang memadai untuk bertahan terhadap gaya luar biasa
yang bekerja pada columna bahkan pada saat melakukan gerakan yang
spinalis segmental yang keluar dari foramen neuralis pada tiap batas tulang
posterior, dura anterior, dura selubung akar saraf dan vena – vena
posterior tulang belakang, termasuk sendi faset, seperti juga otot dan
yang paling sering terkena cedera, adalah daerah servikal dan lumbal.
dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang
walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan (misalnya:
kelelahan otot) sampai yang paling berat (misalnya: tumor ganas) tetapi
area lumbosakral
intervertebralis ke lateral.
3) Depresi
saja kasus yang nyeri punggung biasa. Pada dasarnya, timbulnya rasa
saraf tepi yang terjepit pada area tersebut. Secara umum kondisi
Gejala dengan onset yang lebih cepat dihubungkan dengan riwayat trauma.
Intensitas nyeri dengan NPS (Numeric Pain Scale) >7 tercatat pada
pada 82,5% kasus. Rasa baal sesuai dermatom pada 77,5%. Tanda
mana tipe – tipe tersebut dibedakan menjadi empat tipe ras nyeri : nyeri
lokal, nyeri alih, nyeri radikuler dan yang timbul dari spasme muskuler.
tidak nyeri. Sebagai contoh, bagian sentral, medula korpus vertebra dapat
jaringan yang terkena, hal ini bisa tidak tampak jika suatu struktur
stabil tetapi bisa intermiten dengan variasi yang cukup besar menurut
posisi atau aktivitas pasien. Nyeri dapat bersifat tajam atau tumpul dan
sekalipun sering difus, rasa nyeri ini selalu terasa pas atau di dekat tulang
yang cedera memperberat nyeri. Tekanan yang kuat atau perkusi pada
abnormalitas.
Nyeri alih terdiri atas dua tipe yang diproyeksikan dari tulang
serta sakral bagian atas, dan diproyeksikan dari visera pelvik dan
paha dan tungkai; nyeri yang berasal dari segmen lumbal bawah dan
sakit dan agak difus, cenderung pada beberapa saat untuk di proyeksi
sejajar dengan nyeri lokal pada punggung. Dengan kata lain, pergerakan
yang mengubah nyeri lokal mempunyai efek serupa pada nyeri rujukan,
radikuler. Suatu perkecualian yang penting dari hal ini adalah nyeri yang
beberapa ciri khas nyeri alih tetapi berbeda dalam hal intensitasnya
yang lebih besar, distal, keterbatasan pada daerah radiks saraf dan
radiks saraf lumbal keempat serta kelima dan sakral pertama yang
penjalaran rasa nyeri ini yang disebut dengan istilah sciatica berhenti di
hingga mengenai kaki. Rasa kesemutan, parastesia, dan rasa baal atau
kelainan sensoris pada kulit, perih pada kulit, dan nyeri sepanjang saraf
fasikuler, dan kadang – kadang edema statis dapat terjadi jika serabut =
berarti pada sikap tubuh yang normal. Akibatnya, tegangan kronik pada
otot bisa mengakibatkan rasa pegal atau sakit yang tumpul dan kadang
perasaan kram. Pada keadaan ini, penderita dapat mengalami rasa kencang
(Mangwani,2010).
(Mangwani,2010).
kelompok, yaitu:
16
a. LBP viserogenik
b. LBP vaskulogenik
daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat
c. LBP neurogenik
1) Neoplasma
2) Araknoiditis:
perlengketan tersebut
penderita istirahat.
d. LBP spondilogenik,yaitu:
RI, 2011).
1) LBP osteogenik
RI, 2011).
2011).
punggung bawah disertai nyeri di otot – otot sekitar lesi dan nyeri
antara kedua bokong dan betis, belakang tumit dan telapak kaki.
e. LBP psikogenik:
terbangun di malam hari tetapi akan sulit untuk tidur kembali, kurang
tenang atau mudah terburu – buru tanpa alasan yang jelas, mudah
terkejut dengan suara yang cukup lirih, selalu merasa cemas atau
1) Ketegangan otot:
RI, 2011).
a. Anamnesis
sebagainya.
dan sebagainya.
23
b. Pemeriksaan umum
1) Inspeksi
berbaring.
adanya deviasi
Pemeriksaan neurologik
2) Involunter.
Percobaan – percobaan:
1) Tes Lasegue
3) Tes Naffziger
4) Tes Valsava
5) Tes Prespirasi
saraf otonom.
26
Pemeriksaan Penunjang
1) Pungsi lumbal
total (Yasin,2010).
2) Foto rontgen
3) Elektroneuromiografi (ENMG)
kecepatan hantar saraf tepi dan latensi distal, juga dapat diketahui
27
4) Scan Tomografik
vertebra (Yasin,2010).
a. Terapi konservatif
b. Medikamentosa
c. Fisioterapi
d. Terapi operatif
neurologik (Yasin,2010).
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya Low Back Pain dan
(Setyawati,2009):
punggung anda pada alas sambil menegangkan otot perut dan kedua
bawah kepala dan siku menempel pada alas, paha kanan disilangkan
29
kanan.
lutut kanan di tekut, kaku kiri dinaikkan ke atas tanpa bantuan lengan
b. Memberikan edukasi
tergesa – gesa
dengan kursi, bila duduk dalam waktu lama, letakkan satu kaki
1. Usia
kerja yaitu 25-65 tahun (Andini, 2015). Pada penelitian yang dilakukan
tertentu dan mencapai puncaknya pada usia 24 tahun. Pada usia 50-60
2. Jenis Kelamin
keluhan LBP. Hal ini secara fisiologis menurut Tarwaka (2004) bahwa
kekuatan otot perempuan kurang lebih hanya 60% dari kekuatan otot
laki-laki, khususnya otot lengan, punggung dan kaki. Hal ini diperkuat
dan penggunaan zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi 3 yaitu status
a. Status Antopometri
1) Definisi Antopometri
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat
2) Indeks Antopometri
2001).
Usia (BB/U), Tinggi badan menurut Usia (TB/U) dan Berat badan
total berat badan termasuk air, lemak, tulang dan otot (Supariasa,
atau akut. Keadaan gizi kronis atau akut mengandung arti terjadi
dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). Nilai dari
IMT pada orang dewasa tidak bergantung pada usia maupun jenis
2000).
2005). IMT adalah metode yang tidak mahal dan gampang untuk
jenis kelamin.
Tabel II.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang
Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO
Klasifikasi IMT (kg/m2) Risiko Komorbiditas
Berat badan < 18,5 rendah (tetapi risiko terhadap
kurang masalah-masalah klinis lain
meningkat)
Kisaran normal 18,5 – 24,9 Rata-rata
Berat badan lebih > 25
Pra-obes 25,0 – 29,9 Meningkat
Obes tingkat I 30,0 – 34,9 Sedang
Obes tingkat II 35,0 – 39,9 Berbahaya
Obes tingkat III > 40 Sangat berbahaya
Sumber: WHO technical series, 2004
37
4. Pekerjaan
posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis
(Setyawati, 2009).
dibentuk oleh otot, tulang, ligament dan saraf yang membentu dan
2015).
orang yang jarang melakukan aktivitas olahraga. Hal ini terjadi karena
pada bagian core antara pelvis dan vertebra, core stability sangat
2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak
tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat
2009).
duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau
pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan
tidur pada kasur yang tidak menopang tulang belakang. Kasur yang
6. Kebiasaan merokok
yang berbeda terhadap agen penyakit. Hal ini disebabkan tiap individu
berbeda dari yang lain dalam hal susunan genetik dan interkasi dengan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Dapat diubah
a. Status gizi:
1) Status antopometri
2) Indeks
2) Indeks massa
massa tubuh
tubuh
b. Merokok
b. Merokok
c. Aktivitas
c. Aktivitas fisik
fisik (kebiasaan
olahraga)
Keterangan:
Diteliti
Tidak diteliti
hubungan yang bermakna proporsi tenaga kerja bongkar muat (TKBM) yang
mengalami Low Back Pain pada TKBM dengan usia > 25- 65 tahun dibandingkan
TKBM yang mempunyai usia < 25 tahun. Adapun besarnya beda dapat dilihat
dari OR yang besarnya 0.259 (0.090 – 0.750 ), artinya resiko terjadinya Low Back
Pain pada TKBM yang mempunyai usia 25- 65 tahun 0.259 kali lebih besar
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Teguh prayugo (2012), bahwa usia
terhadap kemampuan kerja fisik atau kekuatan otot seseorang. Kemampuan fisik
maksimal seseorang dicapai pada usia 25-40 tahun dan akan terus menurun
lumbal memegang peranan penting dalam menahan beban tubuh .mereka yang
memiliki proporsi tubuh normal, maka beban pada tulang belakangnya juga dalam
terjepitnya serabut saraf yang keluar dari foramen intervertebrata dan pembulu
darah kecil yang memperdarahi daerah lumbal. Otot yang dipersarafi diperdarahi
oleh pembulu darah yang terjepit tersebut akan menurun kemampuannya dalam
45
melakukan kontraksi dan relaksasi. Kelelahan otot lebih cepat timbul dan
Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor resiko terhadap Low Back
Pain hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen ke cakram dan
yang bermakna proporsi TKBM yang mengalami Low Back Pain pada TKBM
besarnya beda dapat dilihat dari OR yang besarnya 0.259 (0.090 – 0.750) , artinya
resiko terjadinya Low Back Pain pada TKBM yang mempunyai kebiasaan
terdistribusi secara merata dan mengurangi beban hanya pada tulang belakang.
dapat juga mengurangi gejala nyeri bila sudah terjadi gangguan nyeri punggung
B. Hipotesis Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
yang mungkin dapat menerangkan apakah kasus dan kontrol dapat terkena
paparan atau tidak dengan cara wawancara dan mengkaji catatan medik.
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan Januari 2018.
C. Subjek Penelitian
kontrol.
48
1. Case
2) Pasien yang tidak terdiagnosis low back pain bulan Januari 2018 di
Puskesmas Barengkrajan
c. Kriteria eksklusi:
2.Kontrol
( dekat secara geografis, jenis kelamin, usia dan ras) sebanyak 79 kasus.
D. Variabel Penelitian
sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
49
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu usia, indeks massa
2. Variabel terikat
menjadi akibat karena adanya variabel bebas, variabel ini sering disebut
E. Definisi Operasional
2. Usia Lama waktu hidup responden (1) 25-65 tahun Wawancara Nominal
sejak dilahirkan sampai dengan (2)<25 tahun dengan
dilakukan penelitian yang kuesioner
dibuktikan dengan kartu
identitas atau pengakuan
responden
F. Prosedur Penelitian
dalam penelitian ini adalah low back pain periode bulan Januari 2018
sebanyak 79 pasien.
dengan kelompok case (dekat secara geografis, jenis kelamin, dan usia)
sebanyak 79 responden.
dan data sekunder. Pengolahan data diolah dengan teknik editing, coding,
entry, tabulasi dan cleaning. Data akan dianalisis dengan menggunakan Uji
Persiapan penelitian
3. Bahan/alat/instrumen
a. Editing
b. Coding
tabel kerja.
c. Saving
dianalisis.
d. Tabulating
e. Cleaning
G. Analisis Data
2012).
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
risiko pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung odds ratio, karena
jenis penelitian ini adalah case control. Odds Ratio (OR) adalah ukuran
Oleh karena itu Ha pada penelitian ini diterima dan Ho ditolak bila OR
>1.
𝑂𝑅
𝑥100%
𝑂𝑅 + 1
BAB V
HASIL PENELITIAN
Obesitas 51 32,3
32.3%
Obesitas
67.7%
Tidak Obesitas
56
57
36.7%
25 - 65 Tahun
63.3%
< 25 Tahun
57
58
Ya 43 27,2
27.2%
Ya
72.8% Tidak
Sering 60 38,0
Jarang 98 62,0
38.0%
Sering
62.0%
Jarang
Ya 79 50,0
Tidak 79 50,0
50.0%
50.0%
Ya
Tidak
Tabel V.5 dan Grafik V.5 menunjukkan bahwa antara responden yang
mengalami kejadian low back pain dengan responden yang mengaku tidak
(50%).
C. Uji Statistik
variabel. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji odds
ratio (OR).
61
Tabel V.6 IMT sebagai faktor risiko terjadinya low back pain di
Poli Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten
Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
LBP
IMT Total OR p-value
Ya Tidak
Obesitas 26 25 51
Total 79 79 158
95% diperoleh nilai 1,060 (>1), artinya orang dengan obesitas memiliki
peluang untuk terjadinya LBP 1,060 kali lebih besar (51,45%) dibandingkan
orang tidak obesitas. Hal ini bisa dilihat dari hasil peneltian ini bahwa dari
diantaranya menderita low back pain, sedangkan dari 100% responden yang
perolehan nilai p-value sebesar 0,865 (> 0,05), sehingga dapat diartikan IMT
tidak berhubungan dengan kejadian low back pain di Poli Umum Puskesmas
62
tahun 2018.
Tabel V.7 Usia sebagai faktor risiko terjadinya low back pain di Poli
Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten
Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
LBP
Usia Total OR p-value
Ya Tidak
25 – 65 Tahun 72 27 99
< 25 Tahun 7 52 59
19,810 0,000
(11,9%) (88,1%) (100.0%)
Total 79 79 158
95% diperoleh nilai 19,810 (>1), artinya semakin tua usia seseorang peluang
untuk terjadinya low back pain 19,810 kali lebih besar (95,2%) dibandingkan
seseorang dengan usia lebih muda. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian ini
bahwa dari 100% responden dalam penelitian ini yang berusia 25 – 65 Tahun
100% responden dengan usia < 25 Tahun 88,1% di antaranya tidak menderita
0,000 (< 0,05), sehingga dapat diartikan terdapat pengaruh antara faktor usia
tahun 2018.
Tabel V.8 Merokok sebagai faktor risiko terjadinya low back pain di Poli
Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten
Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
LBP
Merokok Total OR p-value
Ya Tidak
Ya 25 18 43
Tidak 54 61 115
1,569 0,211
(47.0%) (53.0%) (100.0%)
Total 79 79 158
confidence interval 95% diperoleh nilai 1,569 (>1), artinya seseorang dengan
mengalami kejadian low back pain dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki kebiasaan merokok. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian ini
64
bahwa dari 100% responden dalam penelitian ini yang memiliki kebiasaan
0,211 (> 0,05), yang artinya meski merokok merupakan faktor risiko
terjadinya low back pain namun dalam penelitian ini faktor merokok tidak
menjadi pengaruh terjadinya low back pain pada responden di Poli Umum
Sering 47 13 60
Jarang 32 66 96
7,457 0,000
(32.7%) (67.3%) (100.0%)
Total 79 79 158
95% diperoleh nilai 7,457 (>1), artinya peluang seseorang yang sering
mengalami kejadian low back pain dibandingkan dengan orang yang jarang
melakukan aktivitas olahraga. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian ini
bahwa dari 100% responden dalam penelitian ini yang sering melakukan
tahun 2018.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
punggung bawah yang disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau
lesi tulang. Nyeri punggung bawah dapat diikuti dengan cedera atau
trauma punggung, tapi juga rasa sakit dapat disebabkan oleh kondisi
lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan cakram sendi, atau kelainan
pain. Low back pain (LBP) terjadi karena gangguan biomekanik vertebra
posisi tubuh dan akan menimbulkan nyeri. Ketegangan (strain) otot dan
diperoleh nilai 1,060 (<1), artinya IMT bukan termasuk faktor resiko
terjadinya low back pain pada seseorang. Selain itu hasil pengujian Chi-
square juga memperkuat dengan perolehan nilai p-value sebesar 0,865 (>
0,05), sehingga dapat diartikan IMT tidak berhubungan dengan kejadian low
mereka yang memiliki proporsi tubuh normal, maka beban pada tulang
dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Hasil penelitian ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Deyo dan Weinstein (2001) yakni
yang bermakna proporsi TKBM yang mengalami Low Back Pain pada
TKBM, artinya resiko terjadinya Low Back Pain pada TKBM yang
TKBM dengan IMT < 18.4. Hasil penelitian ini juga memiliki kontroversi
orang dengan overweight 5 kali lebih berisiko low back pain, hal ini dapat
disebabkan beberapa hal, antara lain dari metode pengukuran peneliti, atau
19,810 (>1), artinya semakin tua usia seseorang peluang untuk terjadinya
low back pain 19,810 kali lebih besar (95,2%) dibandingkan seseorang
dengan usia lebih muda. Hal ini bisa dilihat dari hasil peneltian ini bahwa
menderita low back pain. Selain itu hasil pengujian Chi-square diperoleh
nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05), sehingga dapat diartikan terdapat
hubungan antara faktor usia responden dengan kejadian low back pain di
mengalami Low Back Pain pada TKBM dengan usia > 25- 65 tahun
beda dapat dilihat dari OR yang besarnya 0.259 (0.090 – 0.750), artinya
resiko terjadinya low back pain pada TKBM yang mempunyai usia 25-
65 tahun 0.259 kali lebih besar dibandingkan TKBM dengan usia < 25
tahun.
subjektif pada punggung dengan nilai (OR 21, p value 0,02 < α 0,05).
merokok dengan confidence interval 95% diperoleh nilai 1,569 (>1), artinya
besar mengalami kejadian low back pain dibandingan dengan orang yang
0,211 (> 0,05), yang artinya meski merokok merupakan faktor resiko
terjadinya low back pain namun dalam penelitian ini faktor merokok tidak
memiliki hubungan dengan terjadinya low back pain pada responden di Poli
periode bulan Januari tahun 2018. Hal ini diperkirakan karena sebagian
Property Development.
95% diperoleh nilai 7,457 (>1), artinya peluang seseorang yang sering
melakukan aktivitas olahraga 7,457 kali lebih besar akan mengalami kejadian
low back pain dibandingan dengan orang yang jarang melakukan aktivitas
olahraga. Hal ini terjadi karena ada beberapa jenis kebiasaan olahraga tertentu
sepeda, dimana dalam dunia balap sepeda dibutuhkan core stability exercise
core antara pelvis dan vertebra, core stability sangat diperlukan pada
posisi statis yang lama dengan membungkuk yang pada akhirnya akan
tahun 2018.
beban akan terdistribusi secara merata dan mengurangi beban hanya pada
olahraga ternyata dapat juga mengurangi gejala nyeri bila sudah terjadi
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurzannah, dkk (2015) yang
A. Kesimpulan
tahun 2018.
73
74
B. Saran
sebagai beriku:
tentang bahaya terjadinya low back pain. Sehingga masyarakat dapat berhati
mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian low back pain
seperti beban kerja, sikap saat beraktivitas / bekerja, lama bekerja serta masa
kerja.
75
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Andini, F. 2015. Risk Factory of Low Back Pain in Workers. Tesis. Lampung:
CDC. 2011. Healthy Weight - it's not a diet, it's a lifestyle! (Online)
(http://www.cdc.gov/healthyweight/physical_activity/index.html) Diakses
Halaman 195.
Deyo, R.A., dan Weinstein, J.N. 2001. “Primary Care Low Back Pain”. N Engl J
Universitas Indonesia.
76
Isnain M., 2013. Hubungan Antara Tinggi Hak Sepatu dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Sales Promotion Girl
1-9.
Joko Susetyo, Titin Isna. 2008. Prevalensi Keluhan Subyektif Atau Kelelahan
http://www.e-jurnal.com/2014/09/prevalensi-keluhan-subyektif-atau.html
Risk Factor of Low Back Pain among the University Staff. J Med
Maulana, Ruli Syukran dkk., 2016. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
Tingkat Nyeri pada Penderita Low Back Pain (LBP) di Poliklinik Saraf
Mangwani J, Giles C, et al. 2010. Obesity and Recovery from Low Back Pain: A
Meliala. L.KRT, et al., 2003. Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Studi Nyeri
Nurani JI. Kombinasi Manipulasi Sakroiliaka dan Latihan Mobilisasi Aktif Lebih
Dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga
USU. Medan.
Purnamasari, Hendy dkk. 2010. Overweight sebagai Faktor Resiko Low Back
Pain pada Pasien Poli Saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Ruang UGD dan HCU Rumah Sakit prikasih Jakarta Tahun 2012.
Roth, Trist Wisbey. 2010. The Importance of Core Strength In Cycling. Masters
http://medicastore.com/penyakit/2007/08/Nyeri_Punggung_Bawah .html
Sugondo, Sidartawan. 2006. Obesitas dalam Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi
Supariasa dan Dewa Nyoman I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Suharjanti, Isti. 2014. Kasus Low Back Pain Perlu Perhatian Khusus. Artikel
low-back-pain-perlu-perhatian-khusus.html
Syahrul, Munir., 2012. Analisis Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bagian
2012, Jakarta.
79
Tatilu, Joice Ester. 2014. Hubungan antara Sikap Kerja dengan Keluhan Nyeri
UNIBA PRESS.
Tveito, T.H., et al. 2004. “Low Back Pain Interventions at the Workplace: A
Widjaya. Mario Polo., Aswar, Haeril., dan Pala’langan, Samuel. 2015. Faktor-
Wilson, L.M. 2005. Konsep Umum Penyakit. Dalam: Hartanto, H., et al. Editor.
EGC.
WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Report of a
Lampiran
Judul penelitian : Beberapa Faktor Resiko Terjadinya Low Back Pain di Poli
Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian
Kabupaten Sidoarjo periode Januari tahun 2018
Tujuan Penelitian :
1. Tujuan umum
Menganalisis beberapa faktor resiko terjadinya low back pain di Poli
Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
periode Januari tahun 2018.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi faktor usia yang menjadi resiko terhadap kejadian
Low Back Pain di Poli Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan
Krian Kabupaten Sidoarjo periode Januari tahun 2018.
b. Mengidentifikasi faktor aktivitas fisik (kebiasaan olahraga) yang
menjadi resiko terhadap kejadian Low Back Pain di Poli Umum
Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
periode Januari tahun 2018.
c. Mengidentifikasi faktor kebiasaan merokok yang menjadi resiko
terhadap kejadian Low Back Pain di Poli Umum Puskesmas
Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo periode Januari
tahun 2018.
d. Mengidentifikasi faktor indeks massa tubuh yang menjadi resiko
terhadap kejadian Low Back Pain di Poli Umum Puskesmas
Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo periode Januari
tahun 2018.
e. Menganalisis beberapa faktor yang menjadi resiko terhadap kejadian
terhadap kejadian Low Back Pain di Poli Umum Puskesmas
Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo periode Januari
tahun 2018.
81
Manfaat Penelitian :
1. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi dan
pengembangan ilmu sebagai bahan masukan pada staf Puskesmas
Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
2. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan
dengan beberapa faktor resiko low back pain yang nantinya akan
dilakukan di Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten
Sidoarjo.
3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dapat menjadi masukan untuk
dilanjutkan pada penelitian dengan desain penelitian yang lebih baik untuk
mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap kejadian low back pain.
Sidoarjo, ………………2018
Responden
(………………………………)
Saksi:
1. ……………………….. (tanda tangan)
Lampiran 2: Kuesioner
B. DATA ANTOPEMETRI
Tinggi badan : cm
Berat badan : kg
Kurang/Normal/Gemuk/Obesitas
2. Jika anda bekerja (mengajar, bertani, bekerja di kantor, dll), sudah berapa lama
anda bekerja?
□ <4 tahun
□ ≥ 4 tahun
4. Sikap tubuh anda dalam bekerja termasuk dalam sikap yang bagaimana?
□ Dominan duduk
□ Dominan berdiri
10. Berapa lama dalam satu hari anda melakukan kegiatan olahraga?
□ <30 menit
□ ≥ 30 menit
11. Apakah jenis kegiatan olah raga yang anda lakukan melibatkan mengangkat
beban?
□ Ya
□ Tidak
13. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan ringan atau cemilan (keripik,
biscuit, dll) setelah selesai makan makanan pokok anda?
□ Ya
□ Tidak
16. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan sepat saji/ fast food?
□ Ya
□ Tidak
84
19. Apakah nyeri yang anda rasakan mengganggu tidur saat malam hari?
□ Ya
□ Tidak
Uji chi-square dan odds ratio hubungan faktor risiko IMT dengan kejadian
low back pain di Poli Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian
Kabupaten Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
IMT * LBP1 Crosstabulation
LBP1 Total
Ya Tidak
Count 26 25 51
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25,50.
b. Computed only for a 2x2 table
86
Risk Estimate
Lower Upper
Uji chi-square dan odds ratio hubungan faktor risiko usia dengan kejadian
low back pain di Poli Umum Puskesmas Barengkrajan Kecamatan Krian
Kabupaten Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
UMUR * LBP Crosstabulation
LBP Total
ya tidak
Count 72 27 99
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Risk Estimate
Lower Upper
Uji chi-square dan odds ratio hubungan faktor risiko kebiasaan merokok
dengan kejadian low back pain di Poli Umum Puskesmas Barengkrajan
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
MEROKOK * LBP2 Crosstabulation
LBP2 Total
Ya Tidak
Count 25 18 43
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Uji chi-square dan odds ratio hubungan faktor risiko kebiasaan olahraga
dengan kejadian low back pain di Poli Umum Puskesmas Barengkrajan
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo periode bulan Januari tahun 2018
LBP3 Total
Ya Tidak
Count 47 13 60
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,00.
b. Computed only for a 2x2 table
90
Risk Estimate
Lower Upper
Lampiran 4: Dokumentasi