RUANG KENANGA
RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
Oleh:
Noviani Catur Ratna A. (I4B017082)
Noverita Rizki Aulia (I4B017083)
Puspa Rani Dewi (I4B017084)
Gita Nur Fitriana (I4B017085)
Rusni Gay Tabona (I4B017086)
Raysella Nadaa Sausan (I4B017087)
Farah Nafila (I4B017188)
Nurbaeti (I4B017089)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan
organisasi yang sangat kompleks dengan produk utamnya adalah jasa.
Salah satu layanan jasa yang diselenggarakan adalah pelayanan asuhan
keperawatan yang senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada klien maupun keluarganya dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia (Soeroso, 2003). Hidayat (2009)
menyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi kebutuhan
dasar yang diperlukan bagi setiap orang. Upaya yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber
daya manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan yang baik (Gillies,
2000). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen agar tujuan yang
di harapkan dapat di capai.
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah proses
pengelolaan pelayanan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat dengan menggunakan fungsi-fungsi
keperawatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan, dan pengendalian. (Gillies, 2000; Marquis dan Huston, 2010).
Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang baik kepada pasien,
diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun
alat pengontrol pelayanan tersebut.
Bangsal Kenanga di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga merupakan bangsal penyakit dalam yang bertujuan untuk
merawat pasien dengan masalah penyakit dalam, baik penyakit infeksius
maupun non infeksius. Bangsal Kenanga memiliki 4 ruang perawatan
penyakit dalam umum dan 3 ruang isolasi. Ruang isolasi di Bangsal
Kenanga terdiri atas 1 ruang isolasi penyakit tetanus dan 2 ruang isolasi
umum. Tetapi tidak jarang ruang isolasi untuk pasien tetanus digunakan
untuk merawat pasien dengan penyakit tuberculosis (TBC) dan human
immunodeficiency virus (HIV) ataupun keduanya. Keterbatasan ruang
isolasi untuk pasien HIV/AIDS membuat tenaga kesehatan di Bangsal
Kenanga harus mampu mengatur dan menempatkan pasien HIV/AIDS
dengan tepat. Untuk itu diperlukan manajemen yang tepat untuk
menentukan perawatan bagi pasien khususnya dengan penyakit
HIV/AIDS. Hal ini bertujuan untuk memberikan keamanan bagi pasien,
karena pasien dengan HIV/AIDS memiliki penurunan system kekebalan
tubuh sehingga rentan tertular oleh penyakit lain.
Prevalensi HIV/AIDS di seluruh dunia terus mengalami
peningkatan. Berdasarkan United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS) Global Statistics (2015), bahwa prevalensi HIV/AIDS di dunia
mencapai 36,9 juta penderita. Pada akhir tahun 2014 tercatat penderita
baru sebanyak 2 juta penderita, dan di akhir tahun 2014 sebanyak 1,2
orang meninggal karena AIDS. Pada tahun 2014 terdapat 35 juta penderita.
Penderita terbanyak berada di wilayah Afrika sebanyak 24,7 juta penderita.
Sedangkan di Asia tercatat 4,8 juta penderita HIV/AIDS. Asia
diperkirakan memiliki laju infeksi HIV tertinggi didunia. Menurut laporan
WHO dan UNAIDS, ketiga negara yang memiliki laju infeksi HIV
tertinggi di dunia adalah China, India, dan Indonesia. Ketiga negara itu
memiliki populasi penduduk terbesar di dunia.
2. TUJUAN KHUSUS
Diharapkan mahasiswa mampu:
S
Ners
station
R. R.
Selasar
Ruang Ruang Kamar
Pentri Tindaka pasien 2 pasien 4 mandi
& R.
n
Pintu Sholat
R. R. R. R. R. R. R. Kamar
Diskusi & Cuci
kamar
alat
Pasi Pasien Iso Iso Iso mandi
mandi
enTERAS
1 3 A B C
Direktur
dr.Monot Mulyono, M.Kes
Kabid Pelayanan
Ka Tim I Ka Tim II
Gambar 2.2 Struktur organisasi ruang Kenanga RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga 2018
konsekuensi b. Transisi
emosionalnya 1. Hubungan
2. Ketakutan
c. Penerimaan
1. Hidup positif
2. Partisipasi aktif dalam perawatan kesehatan
3. Hidup dimasa kini dan merencanakan masa
depan
d. Membangkitkan kembali dalam hubungan
A. Klasifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Ruang Kenanga
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata, ditemukan beberapa permasalahan
mengenai manajemen isolasi HIV (B20) yang dapat diangkat yaitu:
1. Pengetahuan mengenai HIV pada keluarga dan pasien yang masih
rendah.
2. Kompetensi perawat pada pengelolaan pasien isolasi HIV.
3. Penggunaan alat seperti tensimeter yang belum di khususkan.
B. Prioritas Masalah
Penyusunan prioritas permasalahan disusun menggunakan sistem
skoring seperti pada keperawatan komunitas.
No. Masalah A B C D E F G H I J K L Jumlah Urutan
1. Pengetahuan 2 4 3 1 3 2 3 3 3 2 2 4 32 1
mengenai
HIV pada
keluarga dan
pasien yang
rendah.
2. Kompetensi 2 4 2 3 3 2 4 2 3 2 2 4 33 2
perawat pada
pengelolaan
pasien isolasi
HIV.
3. Penggunaan 4 4 2 3 2 2 4 3 2 2 2 4 34 3
alat seperti
tensimeter
yang belum di
khususkan
Keterangan:
A. Tingkat resiko kejadian
B. Tingkat resiko permasalahan
C. Potensial untuk ditangani dengan pendkes
D. Minat petugas
E. Kemungkinan masalah teratasi
F. Hubungan dengan prgram pemerintah
G. Ruang
H. Waktu
I. Fasilitas Kesehatan
J. Biaya
K. Sumber daya/tenaga
L. Sesuai peran perawat CHN
Keterangan Nilai:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
Prioritas permasalahan yang harus ditangani yaitu:
1. Pengetahuan mengenai HIV pada keluarga dan pasien yang masih
rendah.
2. Kompetensi perawat pada pengelolaan pasien isolasi HIV.
3. Penggunaan alat seperti tensimeter yang belum di khususkan.
C. Good Question
Good question yang dimunculkan yaitu:
1. Apakah dengan menggunakan booklet sederhana mengenai HIV dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai pengelolaan pasien
isolasi HIV di rumah?
2. Apakah dengan booklet mengenai kompetensi wajib perawat mengenai
manajemen pasien isolasi HIV dapat meningkatkan pengetahuan
perawat mengenai manajemen pasien isolasi HIV yang baik dan benar?
3. Apakah dengan pengajuan proposal pengadaan barang dapat
menncukupi kebutuhan alat atau instrumen khusus di ruang isolasi
HIV
D. Rencana Intervensi
WHY HOW
WHAT WHO HOW MUCH
PENYEBAB Mengapa WHERE WHEN Bagaimana
NO Apa Rencana Penanggung Rencana
DOMINAN Harus Dimana Kapan Tindakannya
Perbaikan Jawab Target
Diperbaiki
Pasien dan Memberikan R Kenanga September KARU Melakukan Kemampuan
keluarga edukasi 2018 edukasi ke pasien dan
mempunyai pasien dan keluarga
Pengetahuan hak untuk keluarga meningkat
mengenai HIV mengetahui Pasien dan
1. pada keluarga dan penyakit yang keluarga
pasien yang diderita pasien mampu
masih rendah. Menambah mencegah hal-
pengetahuan hal yang dapat
pasien dan memperparah
keluarga kondisi pasien