Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 1505016027
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. (Mulya
Asri, 2011)
1. Asal Usul
Kultur jaringan dalam bahasa Inggris disebut sebagai tissue culture. Kultur
adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama. Dengan demikian, kultur jaringan dapat berarti membudidayakan
suatu jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya.
Untuk melakukan kultur jaringan banyak digunakan jaringan meristem dari tumbuhan.
adalah jaringan yang muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang
selalu membelah, dindingnya tipis, belum memiliki penebalan dari zat pektin,
plasmanya penuh, dan vakuolanya kecil-kecil. Tentunya anda masih ingat bagaimana
sifat jaringan meristem. Jaringan meristem memiliki sifat selalu membelah dan
1
Perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan merupakan cara
sifat sama dengan induknya atau kita dapat menggabungkan dua sifat yang
berbeda sehingga diperoleh tanaman yang unggul, seperti tahan terhadap penyakit,
kuat perakarannya, memiliki bentuk morfologi yang baik, dan dapat berbuah dengan
lebih sedikit. Teknik kultur jaringan memungkinkan perolehan tanaman baru dengan
tanaman atau individu atau jaringan-jaringan ataupun sel-sel yang mempunyai sifat
berasal dari pengembangan suatu jaringan meristem, disebut meriklon. Sifat-sifat dari
oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom,
apabila diletakkan di lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman
yang sempurna. Pada prinsipnya setiap sel dapat ditumbuhkan melalui teknik kultur
jaringan. Akan tetapi, sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah
2
tumbuh. Bagian meristem seperti daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji,
Sel tumbuhan memiliki sifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi
sel ini merupakan sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada
pada lingkungan yang sesuai. Teori ini berdasarkan teori sel yang dikemukakan
pertama kali oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann (1838-1839). Berdasarkan
teori tersebut, jika sebuah sel berada dalam kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
dan perkembangan, sel tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang lebih besar dibandingkan sel
hewan. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan masih terdapat sel atau jaringan yang
belum terdiferensiasi, yaitu jaringan yang bersifat meristematik atau jaringan meristem
vegetatif baru yang disebut teknik kultur jaringan. Perkembangan kultur jaringan
tumbuhan lebih maju dibandingkan pada hewan. Kultur jaringan di dunia maupun
Indonesia saat ini lebih berorientasi untuk produksi tanaman pangan dan industri.
sekelompok sel, jaringan, dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik
(bebas hama dan penyakit). Sifat tanaman hasil kultur jaringan akan sama seperti
tahun 1838 ketika Schwann dan Schleiden mengungkapkan tentang teori totipotensi
3
yang menyatakan bahwa sel sel bersifat otonom, dan pada prinsipnya mampu
(Kultur Jaringan) Teori yang dikemukakan ini adalah dasar dari spekulasi
Haberlandt pada awal abab ke-20 yang menyatakan bahwa jaringan tanaman dapat
diisolasi dan dikultur hingga berkembang menjadi tanaman normal dengan melakukan
menerapkan teknik kultur jaringan tanaman pada tahun 1902 mengalami kegagalan,
akan tetapi Harrison, Burrows dan Carrel pada tahun 1907-1909 berhasil
perbanyakan tanaman secara vegetatif pertama kali dilaporkan oleh White pada tahun
1934 yakni melalui kultur akar tanaman tomat. Selanjutnya, pada tahun 1939,
Gautheret, Nobecourt, dan white berhasil menumbuhkan kalus tembakau dan wortel
secara in vitro. Setelah perang dunia II, perkembangan teknik kultur jaringan sangat
cepat, dan menghasilkan berbagai penelitian yang memiliki arti penting bagi dunia
berada dibelakang teknik kultur jaringan manusia. Keterlambatan ini terjadi karena
hormon tanaman (zat pengatur tumbuh). Ditemukannya auksin IAA pada tahun 1934
Kogl dan Haagen-Smith telah membuka peluang yang besar bagi kemajuan kultur
jaringan tanaman. Kemajuan ini semakin pesat setelah ditemukannya kinetin (suatu
sitokinin) pada tahun 1955 oleh Miller mempublikasikan suatu tulisan “kunci” yang
4
menentukan tipe pertumbuhan dan peristiwa morfogenetik di dalam tanaman.
rasio yang tinggi antara auksin terhadap sitokinin akan menginduksi morfogenesis
akar, sedangkan rasio yang rendah akan menginduksi morfogenesis pucuk. Namun,
pola yang demikian ternyata tidak berlaku secara universal untuk semua spesies
tanaman.
komposisi medium dengan konsentrasi garam mineral yang tinggi oleh Murashige dan
Skoog pada tahun 1962, semakin merangsang perkembangan aplikasi teknik kultur
jaringan pada berbagai spesies tanaman. Perkembangan yang pesat pertama kali
dimulai di Prancis dan Amerika, kemudian teknik ini pun dikembangkan dibanyak
negara, termasuk Indonesia, dengan prioritas aplikasi pada sejumlah tanaman yang
(Kultur Jaringan) Meningkatnya penelitian kultur jaringan dalam dua dekade terakhir
ini telah memberikan sumbangan yang begitu besar bagi ahli pertanian, pemuliaan
Karena teknik kultur jaringan telah mencapai konsekuensi praktis yang demikian jauh
jumlah penelitian dan aplikasi teknik ini akan terus meningkat pada masa masa
5
(Kultur Jaringan) Pada tahun 1982 fenomena sintesis senyawa senyawa
pembentuk organ yang didistribusikan secara polar di dalam tanaman. Pada tahun
1902, usaha pertama aplikasi kultur jaringa tanaman, Pada tahun 1904 usaha pertama
aplikasi kultur embrio sejumlah tanaman Cruciferae. Lalu pada tahun 1909 fusi
Sejarah kultur jaringan berlanjut pada tahun 1922 perkecambahan in vitro biji anggrek
Pada tahun 1925 aplikasi kultur embrio pada tanaman Linum hasil silang antar
persilangan. Pada tahun 1934 kultur in vitro jaringan kambium dari sejumlah tanaman
pohon dan perdu mengalami kegagalan karena tidak adanya keterlibatan auksin.
Kemudian pada tahun yang sama, terjadi keberhasilan dalam kultur akar tanaman
2. Prosedur Ilmiah
Dasar orientasi kultur jaringan adalah teori totipotensi sel, yang ditulis oleh
Schleiden dan Schwann, bahwa bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi,
kalau dibudidayakan di lingkungan yang sesuai, dapat tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna Tanaman dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu : 1. seksual (generatif),
dengan biji 2. aseksual (vegetatif), dengan bagian dari tanaman selain biji Perbanyakan
tanaman secara aseksual sering disebut dengan kloning, karena hasil perbanyakan ini
6
Dalam budidaya tanaman secara in-vitro, atau sering disebut juga kultur
jaringan tanaman, kloning tanaman dapat dilakukan dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ tanaman yang kemudian
tidak mempunyai endosperm (pada biji anggrek) Perbanyakan vegetatif secara in-
tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat dan sulit atau tidak
1. Persiapan (tahap 0)
7
Mempersiapkan bahan tanaman yang akan dipergunakan sebagai eksplan. Eksplan dapat
berasal dari : daun, tunas, cabang, batang, akar, embrio, kotiledon, hipokotil, epikotil dll.
Persiapan selanjutnya adalah sterilisasi ruangan yang akan dipakai untuk kegiatan praktek
kultur jaringan, sterilisasi alat-alat, sterilisasi tempat penanaman (entkas, laminar air flow
Eksplan atau kultur dapat terkontaminasi oleh berbagai mikrooganisme seperti jamur,
terdapat pada jaringan tanaman. Kondisi in vitro yang disukai eksplan, yaitu
mengandung sukrosa dan hara dalam konsentrasi tinggi, kelembaban tinggi dan suhu
yang hangat, juga disukai mikroorganisme yang seringkali tumbuh dan berkembang
oleh rambut atau sisik, perhatian mesti diberikan untuk memastikan penetrasi bahan
kimia, karena kontak dengan organisme sangat penting untuk sterilisasi. Ini biasanya
eksplan dengan sedikit tekanan untuk mengilangkan gelembung udara yang mungkin
mengandung mikroorganisme.
8
b. Multiplikasi (tahap 2) (tahap perbanyakan tanaman)
Jika kultur aseptik telah berhasil diperoleh, tujuan berikutnya adalah untuk
akar pada tahap awal pertumbuhan di media yang sederhana. Spesies lain
menghasilkan banyak tunas tanpa perlakuan khusus. Dalam hal ini, kebutuhan akan
media yang lebih kompleks tergantung pada tingkat multiplikasi yang diperoleh atau
diperlukan.
1) Ujung tunas yang sudah ada akan memanjang menghasilkan ruas dan buku baru
2) Tunas lateral yang ada pada eksplan akan menghasilkan tunas yang selanjutnya
akan menghasilkan tunas baru. Seringkali tunas lateral ini sulit dilihat dengan
mata telanjang, tapi sebagian besar titik tumbuh daun (leaf axil) mengandung
3) Perkembangan tunas adventif. Pada banyak spesies, organ tanaman seperti akar,
tunas, atau umbi dapat diinduksi untuk membentuk jaringan yang biasanya tidak
dihasilkan pada organ ini. Organogenesis adventif seperti ini lebih berpotensi
9
4) Somatik embryogenesis. Potensi terbesar multiplikasi klon adalah melalui
tanaman lengkap. Somatic embryogenesis dapat terjadi pada kultur suspensi atau
c. Perakaran (tahap 3)
Persiapan planlet untuk ditanam di tanah, perakaran planlet harus cukup mendukung.
Jika banyak tunas sudah dihasilkan, tahap selanjutnya adalah inisiasi akar in vitro.
Cara mudah dan praktis adalah dengan mengakarkan stek mikro di luar kultur,
terutama untuk spesies – spesies yang mudah berakar. Ini tidak memerlukan media
baru dan perlunya bekerja pada kondisi aseptik. Kelembaban tinggi diperlukan untuk
menghindari kekeringan tunas baru yang masih lunak. Stek mikro dapat diberi
perlakuan hormon (tepung auksin atau pencelupan pada larutan auksin) seperti pada
stek biasa. Keuntungan lain pengakaran di luar kultur adalah tipe akar yang
dihasilkan lebih beradaptasi pada lingkungan luar/tanah. Stek mikro yang diakarkan
pada media kultur biasanya memiliki morfologi yang beradaptasi pada air dan bukan
pada tanah, sehingga kadang tidak berfungsi normal saat dipindah ke lapang. Jika
10
d. aklimatisasi (tahap 4)
Penanaman di tanah pada kondisi taraf penyesuaian dengan lingkungan yang baru.
Stek mikro, atau tanaman yang sudah berakar, selanjutnya ditransfer ke tanah, akan
mengalami perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan stress pada tanaman. Ini
Lingkungan kultur in vitro meliputi kelembaban yang tinggi, bebas pathogen, suplai
hara yang optimal, intensitas cahaya rendah dan suplai sukrosa dan media cair atau
gel. Tanaman yang dihasilkan dengan kultur in vitro beradaptasi pada kondisi
tersebut. Ketika terkespos pada lingkungan luar, tanaman kecil ini harus dapat
beradaptasi pada lingkungan yang baru. Jika transisinya terlalu keras, tanaman akan
keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.Ontologi membahas realitas atau suatu entitas
dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu
fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas
tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola
berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan
keterkaitan dengan sejumlah alasan/nilai-nilai penting, antara lain tanggung jawab sosial
memperkenalkan ke masyarakat serta diperhatikan pula tanggung jawab moral dan etika
11
akan dampak-dampak yang ditimbulkan dari produk yang dihasilkan oleh kultur jaringan
Tanggung jawab antar generasi tujuannya adalah kultur jaringan tumbuhan harus
memiliki sifat pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan ini terkait dengan
tanggung jawab antar generasi dari para pengembang teknologi tersebut dan para
Dari segi sosial, kultur jaringan ini diharapkan tidak menjadi penghambat
diversitas yang lain. Sehingga keberadaannya tetap ada sejalan dengan perkembangan
diversitas khususnya tumbuhan yang lain. Dampak apabila kultur jaringan ini merusak
diversitas lain maka yang terjadi tumbuhan hanya bergantung pada orang yang memiliki
keilmuwan kultur jaringan dan tidak dapat bersaing guna memperkaya keanekaragaman
tumbuhan. Hal ini akan berdampak pada ekonomi masyarakat, bila salah satu produk
dan menjual produk tersebut. Dan bila semakin banyak orang yang menjual produk
tersebut akan berakibat pada bertemunya titik jenuh masyarakat terhadap hasil kultur
kemampuannya guna menemukan bahkan menciptakan suatu produk kultur jaringan yang
baru selama hal tersebut masih didalam batas kewajaran dan norma yang berlaku.
sektor harus mampu untuk memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, salah
dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu perkembangan yang
12
ada di bidang pangan adalah kultur jaringan yang memiliki peranan penting dalam
pengembangan bahan tanam yang memiliki sifat ekologis kuat dan propagasi masa
sehingga dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah dalam pertanian misalnya
Teknik kultur jaringan berasal dari ide jika prosedur diversifikasi sukses dalam
bidang pertanian yang tergantung pada penciptaan produk yang berkualitas. Teknik
tersebut menjadi salah satu solusi yang digunakan karena meningkatnya permintaan akan
produk pertanian. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor dan faktor utamanya adalah
karena adanya kenaikan populasi dan menipisnya lahan pertanian. (Joko, 2015)
Pengembangan dan Penerapan IPTEK (RPP Peneltian Berisiko Tinggi). Disebutkan pada
negara serta keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya dengan
keterkaitan dengan sejumlah alasan/nilai-nilai penting. Dari segi social, kultur jaringan ini
diharapkan tidak menjadi penghambat diversitas yang lain. Sehingga keberadaannya tetap
ada sejalan dengan perkembangan diversitas khususnya tumbuhan yang lain. Dari segi
ekonomi masyarakat, bila salah satu produk kultur jaringan dianggap berhasil,
masyarakat akan berantusias untuk membudidayakan dan menjual produk tersebut. Dan
13
bila semakin banyak orang yang menjual produk tersebut akan berakibat pada
Studi tentang hubungan antara agama dan sains secara tradisional diasumsikan
bahwa setiap konflik yang terjadi semata-mata didasarkan pada epistemologi dari esensi
agama itu sendiri. Oleh karena itu, pertimbangan setiap agama terhadap kultur jaringan
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia
kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan
1. Manfaat
Teknik yang digunakan dalam kultur jaringan adalah teknik yang digunakan
untuk memisahkan sel atau jaringan pertumbuhan dari suatu organisme. Sel atau
mengontrol dan juga menyesuaikan karakteristik atau sifat dari bahan tanaman. Syarat
tumbuhan ekspaln untuk bahan dasar pembentukan kalus yaitu: Jaringan sedang aktif
pertumbuhannya. Jaringan berasal dari bagian daun, akar, kuncup, mata tunas, ujung
batang, umbi dan berasal dari bagian yang masih muda dan mudah untuk tumbuh.
(Joko, 2015)
14
Karena penggunaan teknik kultur jaringan, petani memperoleh beberapa
kekebalan pada tanaman sehingga akan mampu bertahan dari penyakit tanaman
Dapat membantu untuk memproduksi bahan dengan sistem akar yang baik dan
tanaman yang sama. Hal tersebut dikarenakan jaringan dari tanaman yang telah
kemungkinan jika tanaman dapat tumbuh sesuai dengan lingkungan yang telah
diseting atau dipersiapkan sesuai dengan jenis atau ciri dari tanaman tersebut.
Kondisi medan tanam dapat dipertahankan sepanjang tahun tanpa takut dan
penduplikatan atau penggandaan bahan tanaman yang satu dengan yang lainnya
sangat mudah dan manfaat tersebut akan lebih terasa jika diterapkan pada tanaman
yang perlu menghasilkan benih lebih dahulu sebelum dapat berkembang biak.
Memperoleh tanaman baru dengan jumlah banyak dalam waktu singkat dengan
15
Biaya pengangkutan bibit lebih mudah dan murah.
Ukuran buah yang dihasilkan sama dengan rasa yang juga sama.
tumbuhan sebagai bahan percobaan adalah faktor intrinsik dan faktor eksternal yang
berkaitan dengan orgganisme itu sendiri. Kita sebagai manusia hendaknya dapat
merasakan arti penting sebuah kehidupan dengan melindungi kehidupan kita atau orang
lain serta tumbuhan. Bukan hanya manusia saja yang bisa merasakan rasa sakit,
kesadaran diri juga dapat menjadikan semua organ dapat merasakannya, dan rencana
Manusia harus berfikir jika hal tersebut dapat membahayakan kehidupan, namun
jika mencintai kehidupan yang dapat menimbulkan sebuah kehidupan yang lebih baik
merupakan hal yang patut untuk dijadikan sebuah alasan dalam mempertahankan
kehidupan. Bukan hanya manusia saja yang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih baik tetapi tanaman dan binatang pun bersaing untuk hal yang serupa bahkan
mereka dapat saling membunuh satu dengan yang lainnya. Hal ini harus menjadi sebuah
pelajaran bagi kita sebagai manusia yang selalu ingin menghancurkan dan merusak
keadaan lingkungkunagan sekitar yang menyebabkan spesies lain terancan punah baik
Batasan ilmu pertanian pada pembahasan ini adalah ilmu-ilmu yang berkaitan
16
Adapaun perkara-perkara dunia, maka mereka lebih mengetahui dari kami: para
ahli pertanian lebih tahu mengenai apa yang lebih baik bagi pertanian dan lebih tahu apa
yang bisa meningkatkan hasil pertanian. Maka jika mereka mengeluarkan keputusan
tentang suatu hal yang terkait dengan pertanian, maka hendaklah kita mengikuti mereka
tidaklah terlarang. Dan masalah tersebut diserahkan pada orang yang mempelajari
pertanian atau pun orang-orang terjun di bidang pertanian, tidaklah ada campur tangan
agama dalam hal ini. Namun nanti agama bisa ikut mengatur apabila sudah menyangkut
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa islam menyerahkan pengembangan ilmu
dan teknologi pertanian kepada ummat manusia. Karena ilmu dan teknologi pertanian
adalah urusan dunia. Merupakan suatu hal yang bijak dan tepat apabila suatu perkara
diserahkan kepada ahlinya. Maka pada masalah-masalah ilmu dan teknologi pertanian
diserahkan kepada ahlinya berupa ilmuwan, peneliti dan orang yang berkompeten di
bidang tersebut.
Teknik Prosedural Metode Ilmiah dengan Norma dapat diterima dengan baik
karena tujuan dari kultur jaringan itu sendiri adalah untuk mempercepat pertumbuhan
menggunakan media tumbuh yang telah diatur kondisinya. Dan jika ditinjau pada
penerapan yang dilakukan dalam kultur jaringan tidak ada tahap atau bahan kimia yang
dapat merusak tumbuhan itu sendiri. Bahan-bahan kimia yang diterapkan atau digunakan
17
adalah bahan-bahan kimia yang tidak berbahaya dan hanya digunakan pada tahap awal
18
DAFTAR PUSTAKA
http://masimronashari.blogspot.co.id
http://belajarbiologi.com
19