Listin Fitrianah1
listinfitrianah.blogspot.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditi yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan kebutuhan
dunia terhadap biji kakao cenderung meningkat.
Berdasarkan dari data data International Cocoa Organization (2003), Negara yang
menjadi konsumen besar adalah Belanda, Amerika Serikat, Pantai Gading, Jerman, Prancis,
Inggris, Rusia, Jepang Brazil yang masing masing mengkonsumsi 456 ribu ton, 285 ribu ton,
227 ribu ton dan 195 ribu ton pada tahun 2000/01.
Keberhasilan Budidaya suatu jenis komoditas tanaman sangat tergantung kepada
kultivar tanaman yang ditanam, agroekologis/lingkungan tempat tumbuh tempat melakukan
budidaya tanaman dan pengelolaan yang dilakukan oleh petani/pengusaha tani. Khusus
mengenai lingkungan tempat tumbuh (agroekologis), walaupun pada dasarnya untuk
memenuhi persyaratan tumbuh suatu tanaman dapat direkayasa oleh manusia, namun
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dalam rangka pengembangan suatu komoditas tanaman,
pertama kali yang harus dilakukan mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan
dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai kondisi agroekologis/faktor
tempat tumbuh yang relatif sesuai.
Hambatan dalam pengembangan areal tanaman kakao di Indonesia adalah belum
adanya informasi sumberdaya lahan yang sesuai untuk budidaya tanaman tembakau. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya evaluasi lahan untuk tanaman
kakao. Evaluasi kesesuaian lahan merupakan suatu kajian terhadap suatu wilayah, dalam hal
ini daya dukung terhadap komoditi tanaman kakao.
1
Mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
Kecamatan Babat meruapakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Lamongan dengan
kelembaban 20 – 300 C dan rata-rata curah hujan 1.500 – 1.900 mm/tahun. Dengan kondisi
iklim tersebut nantinya dapat dilihat apakah kawasan kecamatan babat sesuai atau cocok untuk
pengembangan tanaman kakao.
Tujuan
Tujuan dari tugas mata kuliah ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan
berdasarkan kondisi iklim untuk tanaman kakao di kecamatan Babat Kabupaten Lamongan.
Kesimpulan
Hasil analisis yang dilakukan pada curaha hujan dan criteria kesesuaian lahan tanaman
kakao, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kakao adalah
S1 (sangat sesuai),
Saran
Dalam makalah ini penentuan tingkat kesesuaian hanya beradasarkan kepada kondisi
iklim (curah hujan), maka hasil analisis tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk
pengembangan tanaman kakao di wilayah kecamatan babat. Oleh karena perlu dilakukan
analisis lanjutan dengan memasukkan parameter jenis, kandungan unsure hara, sifat kimia
tanah, toksisitas dan elevasi.