Konsep Rekreasi
Istilah rekreasi sudah dikenal sejak jaman dahulu yang mempunyai arti kelonggaran untuk berbuat sesuatu
dengan kehendak sendiri. Kata rekreasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti diperkenankan. Dalam
bahasa Inggris rekreasi berasal dari kata “to create” yang berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata
rekreasi adalah “recreation” yang berarti menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk memperoleh kesegaran.
Berkenaan dengan pengertian rekreasi, Marjono (1972:10), menjelaskan tentang rekreasi sebagai berikut :
Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang atau bersama-sama dengan orang lain dalam waktu-
waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi
dengan langsung dan segera.
Sedangkan menurut Sapora dan Mitchell (1961:115) yang dikutip dari Butler menjelaskan : “Recreation may be
considered as any form of leisure time experience or activity in which an individual engages from choice because of the
enjoyment and satisfaction which it brings directly to him”. Maksud dari penjelasan tersebut adalah rekreasi
dipertimbangkan sebagai bentuk pengalaman di waktu luang atau aktivitas terpilih yang dilakukan oleh individu untuk
kesenangan dan kepuasan dirinya.
Dari beberapa penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rekreasi merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk mendapatkan kesenangan, serta
mengandung kreativitas. Oleh sebab itu rekreasi dapat dikatakan pula sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh
kesenangan.
Dalam pengembangannya rekreasi dapat dilihat dari beberapa faktor dari aktivitas rekreasi itu sendiri
sebagaimana yang dijelaskan oleh Haryono (1974), sebagai berikut :
Mengenai pemahaman rekreasi ini, lebih jauh Rusli Lutan (1990:10), menjelaskan beberapa tujuan yang tercakup
dalam kegiatan rekreasi, terutama dari segi tujuannya yaitu : “1) sebagai pelepas lelah, 2) sebagai penyalur dalam
pengisian waktu luang, 3) sebagai imbangan kerja, 4) sebagai pemenuh dorongan untuk bergabung dalam kelompok”.
Sedangkan Bucher (1975:451), membagi cirri-ciri rekreasi menjadi lima, yaitu : “1) Leisure time, 2) Enjoyable, 3)
Voluntary, 4) Constructive, and 5) Non survival”. Kelima cirri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) dilakukan pada
waktu luang, 2) dilakukan untuk kesenangan, 3) dilakukan atas kemauan sendiri, 4) dapat membangun (mengembangkan)
kemampuan dan kreativitas yang ada, 5) bukan merupakan kegiatan petualangan.
Untuk ciri yang lebih lengkap dikemukakan oleh Mayer dan Brightbill yang dikutip oleh Supriatna (2001:22),
sebagai berikut :
Rekreasi dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik dasar diantaranya adalah : 1) rekreasi melibatkan
aktivitas, 2) rekreasi tidak memiliki bentuk permanen (bersifat fleksibel), 3) rekreasi membutuhkan motivasi
yang menentukan pilihan atau penggerakan keinginan seseorang untuk melakukan suatu aksi, 4) rekreasi adalah
terdapat dalam waktu yang tidak wajib, 5) waktu yang digunakan dalam rekreasi bersifat sukarela, 6) rekreasi
bersifat universal, 7), rekreasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, 8) rekreasi bersifat fleksibel, 9) rekreasi
merupakan akibat.
Beberapa batasan yang merupakan ciri-ciri dari rekreasi dapat dijelaskan (Murni dan Yudha, 2000:9) sebagai
berikut :
1. Rekreasi merupakan suatu aktivitas artinya kegiatan tersebut bersifat fisik, mental, maupun emosional.
2. Rekreasi menghendaki aktivitas dan tidak selalu bersifat non aktif.
3. Aktivitas rekreasi tidak memiliki bentuk dan macam tertentu, artinya semua kegiatan yang dapat dilakukan oleh
manusia dapat dijadikan aktivitas rekreasi asalkan saja tidak dilakukan dalam waktu senggang dan memenuhi
tujuan dan maksud-maksud positif daripada rekreasi.
4. Rekreasi dilakukan karena terdorong artinya rekreasi dilakukan karena keinginan atau mempunyai motif, motif
tersebut sekaligus memilih gerakan atau bentuk dan macam aktivitas yang hendak dilakukan.
5. Rekreasi hanya dilakukan dalam waktu senggang, ini berarti bahwa semua kegiatan yang tidak dilakukan dalam
waktu senggang tersebut tidak dapat digolongkan sebagai kegiatan rekreasi.
6. Rekreasi dilakukan secara bebas dari segala bentuk dan macam paksaan ; hal ini adalah penting bagi sifat kegiatan
rekreasi sebagai outlet for the creative powers dan sebagai sarana untuk dapat menyatakan diri secara bebas.
Orang secara bebas dapat memilih salah satu kegiatan rekreasi, ia juga secara bebas dapat melakukan aktivitas
tersebut, dan secara bebas pula ia dapat memilih temannya untuk bersama-sama ber-rekreasi. Pokoknya rekreasi
dilakukan dalam suasana kebebasan, dan secara sukarela.
7. Rekreasi bersifat universal, artinya rekreasi hingga batas-batas tertentu telah merupakan bagian dari kehidupan
manusia, dari semua bangsa, dan tidak terbatas oleh umur, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan sosial, telah
dilakuakan oleh manusia-manusia jaman purba hingga sekarang dan pada masa-masa yang akan datang.
Meskipun demikian, sebagian besar dari umat manusia belum mendapatkan kesempatan-kesempatan untuk ber-
rekreasi, karena masih hidup dalam kesengsaraan. Pada mereka tersebut keinginan akan berekreasi masih
terdapat dalam keadaan laten (artinya suatu waktu akan dibutuhkan dan tetap menjadi suatu keharusan).
8. Rekreasi dilakukan selalu secara sungguh-sungguh dan mempunyai maksud-maksud tertentu, banyak orang
menganggap bahwa rekreasi tidak bersifat sungguh-sungguh karena justru ingin mendapatkan kepuasan dan
kesenangan. Anggapan tersebut adalah kurang tepat dan merupakan salah pengertian dari sekian banyak orang.
Justru karena ingin mendapatkan kesenangan dan kepuasan kegiatan rekreasi harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh, atau dengan kata lain kesungguhan merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan kepuasan dan
kesenangan.
9. Rekreasi bersifat fleksibel artinya bahwa rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, di mana saja sesuai dengan bentuk
dan macam kegiatan rekreasi dapat dilakukan. Selanjutnya rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan maupun
sekelompok kawan. Rekreasi tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, atau rekreasi dapat dilakukan
dengan alat-alat sederhana maupun dengan alat-alat baru mechanisme termodern.
Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan rekreasi memiliki fungsi
manfaat bagi pelakunya. Manfaat dari kegiatan rekreasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kebutuhan yang
didapat. Pada aspek kesehatan, rekreasi dapat menambah dan memelihara kesegaran dan kesehatan jasmani tiap individu.
Aktivitas-aktivitas yang mempergunakan otot-otot besar merangsang pertumbuhan dan merupakan esensi bagi
perkembangan tiap organ-organ vital, memperlancar peredaran darah, memperlancar pengeluaran dalam tubuh, serta
beberapa aktivitas bentuk kegiatan rekreasi tertentu dapat menambah stabilitas perkembangan fisik dan kesehatan
mental.
Sedangkan rekreasi pada aspek kesehatan mental memiliki manfaat yaitu pada orang-orang normal dan sehat,
rekreasi dapat membina hidup yang sehat dan membahagiakan. Rekreasi menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk
menyalurkan tenaga fisik dan daya pikiran yang kurang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sukses di bidang
rekreasi dapat menimbulkan rasa kemampuan dan karena itu dapat mencegah timbulnya perasaan-perasaan kurang
harga diri yang dapat menyebabkan orang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya atau ia berbuat
sesuatu yang a-sosial. Rekreasi, khususnya musik, kesenian, dan pekerjaan tangan adalah tepat sekali untuk memperbaiki
atau merehabilitir rasa harga diri.
Rekreasi manfaatnya pada aspek karakter building, dimana rekreasi dapat mengembangkan sifat-sifat manusia,
dan sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial seseorang. Rekreasi menyediakan kemungkinan-
kemungkinan untuk dapat menyatakan dan mewujudkan cita-cita sportsmanship, membina kerjasama, dan menghargai
hak-hak orang lain.
Sedangkan kegiatan yang memberikan manfaat pada bentuk pencegahan kriminalitas, dimana kegiatan rekreasi
dapat dijadikan untuk mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan dan kenakalan-kenakalan anak dan remaja. Dalam hal ini
rekreasi bukan merupakan usaha atau cara untuk menghilangkan kejadian-kejadian tersebut, akan tetapi berguna sekali
untuk menyalurkan ambisi dan kehausan akan aktivitas anak-anak dan remaja ke arah yang lebih berguna. Jika anak-anak
dan remaja sedang ber-rekreasi dengan sungguh-sungguh, maka kemungkinan melakukan sesuatu yang a-sosial pada saat
yang sama berkurang. Dalam usaha-usaha pencegahan, faktor-faktor pemimpin-pemimpin pemuda yang kompeten adalah
mutlak.
Kegiatan rekreasi yang dapat memberikan manfaat pada moral, hal ini ditandai dengan adanya manusia yang
membutuhkan inspirasi. Pada saat-saat orang merasakan diri kurang tenang, merasa kurang percaya pada diri sendiri,
menghadapi banyak tekanan hidup, rekresi melalui aktivitas-aktivitas yang tepat dapat menimbulkan semangat hidup dan
berjuang kembali.
Selanjutnya kegiatan rekreasi yang memiliki manfaat pada aspek ekonomi ditandai dengan kemajuan-kemajuan
dibidang perkembangan individu dan kesejahteraan masyarakat tidak dapat dinilai dengan jutaan rupiah. Segala sesuatu
yang diselenggarakan dan diusahakan dibidang rekreasi untuk tujuan-tujuan kemajuan tersebut, meskipun membutuhkan
banyak modal, tidak akan terbuang bahkan merupakan sesuatu capital investment yang berharga sekali. Rekreasi dapat
mengurangi pengeluaran modal besar guna pengobatan orang-orang sakit jiwa dan guna merehabilitir anak-anak dan para
remaja jahat.
Beberapa bentuk kegiatan rekreasi yang dilakukan masyarakat pada umumnya dapat digolongkan ke dalam dua
bentuk kegiatan yaitu rekreasi aktif secara fisik dan rekreasi pasif secara fisik. Adapun penjelasan mengenai kedua macam
bentuk rekreasi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Rekreasi Aktif Secara Fisik
Rekreasi aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri atau berkelompok di lapangan. Murni dan Yudha Saputra (2000:31), menjelaskan
bahwa : “Kegiatan dalam lingkup aktif ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh dan gerakan-
gerakan tubuh”. Jadi rekreasi aktif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara aktif di lapangan
untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Bentuk rekreasi yang bersifat aktif dijelaskan oleh Murni dan Yudha (2000:32), bahwa :
Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif adalah sebagai berikut : rekreasi melalui olahraga,
olahraga melalui seni dan budaya, rekreasi di alam terbuka, rekreasi melalui sosial, dan rekreasi melalui kegiatan
keterampilan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kegiatan rekreasi aktif secara fisik
yang dapat dilakukan di sarana umum lapangan Brigif adalah sebagai berikut:
a. Melalui olahraga yaitu : sepak bola, bola voli, bulu tangkis, doging run, jalan santai, bersepeda, dan senam aerobik.
b. Melalui seni dan budaya yaitu : menyanyi, mendengarkan dan bermain musik.
c. Melalui aktivitas alam terbuka yaitu kemah, outbond dan permainan di alam terbuka.
d. Melaui kegiatan sosial yaitu kerja bakti, gotong royong, dan pesan peduli lingkungan.
e. Melalui kegiatan keterampilan yaitu lomba balap motor, lomba jalan santai, lomba menyanyi dan memasak.
2. Rekreasi Pasif Secara Fisik
Rekreasi pasif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri dan berkelompok. Murni dan Yudha Saputra (2000:34), menjelaskan bahwa : “Ruang
lingkup pasif ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktivitas fisik dan pelakunya tidak
melakukan kegiatan di lapangan”. Jadi rekreasi pasif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara
pasif yang dilakukan pada suatu tempat tertentu dan bukan lapangan untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Mengenai bentuk rekreasi secara pasif dijelaskan oleh Murni dan Yudha Saputra (2000:34), bahwa : “Bentuk
pendidikan rekreasi pasif adalah sebagai berikut : rekreasi melalui bacaan, rekreasi melalui pertunjukan, dan rekreasi
melalui musik”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kegiatan rekreasi pasif secara fisik
yang dapat dilakukan di sarana umum lapangan Brigif adalah sebagai berikut:
a. Melalui bacaan yaitu membaca ditempat yang teduh, sejuk dan indah.
b. Melalui pertunjukan yaitu menonton panggung hiburan, menonton permainan di alam terbuka dan menonton
lomba-lomba serta pertunjukan-pertunjukan komersil seperti doger monyet.
c. Melalui musik yaitu menikmati musik hiburan dan menonton pagelaran musik.
d. Melalui jalan santai dengan menikmati berbelanja kebutuhan keluarga.
Banyak orang belum dapat mempergunakan waktu senggangnya secara positif, karena itu timbulah gejala-gejala
sosial baru, misalnya antara lain adanya gangs yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum, penggunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang, taraf keamanan masyarakat berkurang. Gejala-gejala masalah sosial tersebut
timbul karena sebagian masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan waktu senggang mereka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
b. Weekend Leisure
Weekend leisure merupakan waktu luang yang dimiliki seseorang setelah bekerja atau melakukan aktivitas rutin
selama satu minggu. Biasanya waktu luang yang dimiliki selama dua hari yaitu sabtu dan minggu, itupun bagi mereka yang
bekerja pada instansi pemerintah dan swasta yang memberlakukan 5 hari kerja. Sedangkan secara umum, masyarakat
menempatkan hari minggu sebagai waktu weekend leisure.
c. Holiday Leisure
Holiday leisure merupakan waktu luang yang relatif lama dimiliki oleh seseorang setelah bekerja atau melakukan
aktivitas rutin selama beberapa waktu yang lama. Waktu luang tersebut dapat satu minggu, dua minggu bahkan satu
bulan, bergantung pada kebijakan yang diberikan lembaga atau instansi dimana ia bekerja. Holiday leisure ini biasanya
berbentuk cuti kerja, pekan sunyi menghadapi ujian bagi pelajar dan mahasiswa.
Waktu luang dapat dikelompokkan berdasarkan jenis waktu dan kegiatannya. Sapora (1961:27)
menggelompokkannya dalam Tabel 1.2
Tabel 1.2
Waktu (Time) dan Kegiatan (Activity)
Subsistence Work
Play-Recreation
Leisure
Rest
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa waktu yang dimiliki setiap individu terbagi dalam 1) waktu untuk
kelangsungan hidup (existence) melalui aktivitas makan (eat), tidur (sleep), dan memelihara tubuh (bodily care), 2) waktu
untuk mencari nafkah hidup (subsistence) melalui aktivitas kerja (work), dan 3) waktu luang (leisure) melalui aktivitas
bermain (play), rekreasi (recreation) dan istirahat (rest).
Kegiatan pada waktu senggang bagi setiap individu akan memberikan manfaat apabila kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya bersifat positif dan berfungsi sebagai sarana pengembangan diri. Kegiatan-kegiatan dalam waktu senggang
ini bersifat relaksasi, hiburan dan pengembangan diri.
B. Konsep Rekreasi
1. Pengertian
Istilah rekreasi sudah dikenal sejak jaman dahulu yang mempunyai arti kelonggaran untuk berbuat sesuatu
dengan kehendak sendiri. Saat ini istilah rekreasi digunakan untuk suatu aktivitas yang dilakukan baik secara perorangan
maupun kelompok dalam waktu luangnya untuk memperoleh kesenangan dan kegembiraan. Seperti rekreasi ke obyek
wisata, berkunjung ke pusat perbelanjaan, berkunjung ke tempat atau taman bermain dan lain sebagainya.
Kata rekreasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti diperkenankan. Dalam bahasa Inggris
rekreasi berasal dari kata “to create” yang berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata rekreasi adalah
“recreation” yang berarti menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
memperoleh kesegaran.
Berkenaan dengan pengertian rekreasi, Marjono (1972:10) menjelaskan tentang rekreasi sebagai berikut:
“Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang atau secara bersama-sama dengan orang lain dalam waktu-
waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi dengan
langsung dan segera.” Sedangkan menurut Sapora dan Mitchell (1961:115) yang dikutip dari Butler menjelaskan:
“Recreation may be considered as any form of leisure time experience or activity in which an individual engages from
choice because of the enjoyment and satisfaction which it brings directly to him.” Maksudnya rekreasi dipertimbangkan
sebagai bentuk pengalaman di waktu luang atau aktivitas terpilih yang dilakukan oleh individu untuk kesenangan dan
kepuasan dirinya.
Beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa rekreasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk mendapatkan kesenangan, serta mengandung unsur
kreativitas. Jadi rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh kesenangan.
2. Ciri-ciri Rekreasi
Aktivitas rekreasi berbeda dengan aktivitas lainnya. Perbedaan tersebut nampak pada ciri-ciri kegiatannya,
seperti dilakukan secara sukarela, biasanya dilakukan pada waktu luang, berupa aktivitas yang mengandung unsur
bermain dan hiburan. Untuk lebih jelasnya mengenai beberapa ciri di dalam rekreasi oleh Haryono (1974) dijelaskan
sebagai berikut:
Kemudian Lutan (1990:10) mengemukakan beberapa ciri yang tercakup dalam kegiatan rekreasi, terutama dari
segi tujuannya yaitu: “1) sebagai pelepas lelah, 2) sebagai penyalur dalam pengisian waktu luang, 3) sebagai imbangan
kerja dan 4) sebagai pemenuh dorongan untuk bergabung dalam kelompok.” Selanjutnya Bucher (1975:451) membagi
ciri-ciri rekreasi menjadi lima, yaitu: “1) Leisure time, 2) Enjoyable, 3) Voluntary, 4) Constructive, dan 5) Nonsurvival.”
Kelima ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, leisure time yaitu dilakukan pada waktu luang (senggang).
Kedua, enjoyable maksudnya rekreasi dilakukan untuk kesenangan. Ketiga, voluntary maksudnya rekreasi dilakukan atas
kemauan sendiri. Keempat, constructive maksudnya melalui kegiatan rekreasi dapat membangun (mengembangkan)
kemampuan dan kreativitas yang ada. Kelima, yaitu nonsurvival maksudnya bahwa kegiatan rekreasi bukan merupakan
kegiatan petualangan, contohnya ekspedisi ke suatu pegunungan.
Ciri yang lebih lengkap dikemukakan oleh Meyer dan Brightbill (Supriatna, 2001:22) sebagai berikut:
Rekreasi dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik dasar diantaranya adalah: 1) rekreasi melibatkan
aktivitas, 2) Rekreasi tidak memiliki bentuk permanen, bersifat fleksibel, 3) Rekreasi membutuhkan motivasi yang
menentukan pilihan atau penggerakan keinginan seseorang untuk melakukan suatu aksi, 4) Rekreasi adalah terdapat
dalam waktu yang tidak wajib, 5) Waktu yang digunakan dalam rekreasi bersifat sukarela, 6) Rekreasi bersifat
universal, 7) Rekreasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, 8) rekreasi bersifat fleksibel, 9) Rekreasi merupakan
akibat.
Berdasarkan beberapa pengertian rekreasi tersebut di atas, maka nampak ciri-ciri dari rekreasi itu sendiri. Ciri-
ciri tersebut antara lain rekreasi merupakan aktivitas, dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama, dorongan melakukan
untuk memperoleh kepuasan dan kesenangan, dilakukan dengan sengaja, terprogram, dan dorongan melakukannya
timbul dari diri sendiri.
Sajoto (1988:10) menjelaskan, “Ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga sekarang ini, salah
satunya adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk “rekreasi”, yaitu mereka melakukan kegiatan
olahraga hanya untuk mengisi waktu senggang, dilakukan penuh kegembiraan.” Jadi segalanya dikerjakan dengan santai
dan tidak formal, baik tempat, sarana maupun peraturannya.
1. Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa individu kepada hidup bersama atau
bermasyarakat.
2. Dalam permainan individu akan mengetahui kekuatannya, menguasai alat bermain dan mengetahui sifat alat.
3. Dalam permainan, individu akan mempunyai suasana yang tidak hanya mengungkapkan fantasinya saja,
tetapi juga akan mengungkapkan semua sifat aslinya, dan pengungkapan itu dilakukan secara patuh dan
spontan.
4. Dalam permainan anak mengungkapkan macam-macam emosi dan sesuai dengan yang diperolehnya saat itu
jenis emosi itu diungkapkannya, serta tidak mengarah kepada prestasi.
5. Dalam bermain individu akan dibawa kepada kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan.
6. Permainan akan mendasari kerjasama, taat kepada peraturan permainan, pembinaan watak jujur dalam
bermain dan semuanya akan membentuk sifat “fair play” dalam bermain.
7. Bahaya dalam bermain dapat saja timbul dan keadaan ini akan banyak gunanya dalam hidup yang
sesungguhnya.
Penjelasan tersebut di atas mengindikasikan bahwa dalam aktivitas bermain mengandung unsur sosial,
kepercayaan diri, penggunaan alat bermain, fantasi, spontan, disiplin, emosi, kesenangan, kerjasama, fair play dan bahaya.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa segala aktivitas yang mengandung unsur-unsur tersebut termasuk dalam
kategori bermain.
Berkenaan dengan aktivitas di waktu luang, maka aktivitas bermain dapat digunakan sebagai salah satu aktivitas
di waktu luang, karena dalam bermain tidak ada unsur paksaan dan menimbulkan rasa senang. Sukintaka (1991:3)
menyatakan, “Permainan selalu dipilih sendiri oleh mereka yang akan bermain, jadi dalam bermain tidak ada paksaan.
Mereka bermain karena rasa senang.”