Anda di halaman 1dari 11

A.

Konsep Rekreasi
Istilah rekreasi sudah dikenal sejak jaman dahulu yang mempunyai arti kelonggaran untuk berbuat sesuatu
dengan kehendak sendiri. Kata rekreasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti diperkenankan. Dalam
bahasa Inggris rekreasi berasal dari kata “to create” yang berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata
rekreasi adalah “recreation” yang berarti menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk memperoleh kesegaran.
Berkenaan dengan pengertian rekreasi, Marjono (1972:10), menjelaskan tentang rekreasi sebagai berikut :

Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang atau bersama-sama dengan orang lain dalam waktu-
waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi
dengan langsung dan segera.

Sedangkan menurut Sapora dan Mitchell (1961:115) yang dikutip dari Butler menjelaskan : “Recreation may be
considered as any form of leisure time experience or activity in which an individual engages from choice because of the
enjoyment and satisfaction which it brings directly to him”. Maksud dari penjelasan tersebut adalah rekreasi
dipertimbangkan sebagai bentuk pengalaman di waktu luang atau aktivitas terpilih yang dilakukan oleh individu untuk
kesenangan dan kepuasan dirinya.
Dari beberapa penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rekreasi merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk mendapatkan kesenangan, serta
mengandung kreativitas. Oleh sebab itu rekreasi dapat dikatakan pula sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh
kesenangan.
Dalam pengembangannya rekreasi dapat dilihat dari beberapa faktor dari aktivitas rekreasi itu sendiri
sebagaimana yang dijelaskan oleh Haryono (1974), sebagai berikut :

1. Rekreasi dapat memberikan hasil


2. Kegiatan dari rekreasi dasarnya sukarela
3. Rekreasi ditentukan oleh motivasi
4. Rekreasi tidak memiliki bentuk mandiri
5. Rekreasi itu melibatkan aktivitas

Mengenai pemahaman rekreasi ini, lebih jauh Rusli Lutan (1990:10), menjelaskan beberapa tujuan yang tercakup
dalam kegiatan rekreasi, terutama dari segi tujuannya yaitu : “1) sebagai pelepas lelah, 2) sebagai penyalur dalam
pengisian waktu luang, 3) sebagai imbangan kerja, 4) sebagai pemenuh dorongan untuk bergabung dalam kelompok”.
Sedangkan Bucher (1975:451), membagi cirri-ciri rekreasi menjadi lima, yaitu : “1) Leisure time, 2) Enjoyable, 3)
Voluntary, 4) Constructive, and 5) Non survival”. Kelima cirri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) dilakukan pada
waktu luang, 2) dilakukan untuk kesenangan, 3) dilakukan atas kemauan sendiri, 4) dapat membangun (mengembangkan)
kemampuan dan kreativitas yang ada, 5) bukan merupakan kegiatan petualangan.
Untuk ciri yang lebih lengkap dikemukakan oleh Mayer dan Brightbill yang dikutip oleh Supriatna (2001:22),
sebagai berikut :

Rekreasi dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik dasar diantaranya adalah : 1) rekreasi melibatkan
aktivitas, 2) rekreasi tidak memiliki bentuk permanen (bersifat fleksibel), 3) rekreasi membutuhkan motivasi
yang menentukan pilihan atau penggerakan keinginan seseorang untuk melakukan suatu aksi, 4) rekreasi adalah
terdapat dalam waktu yang tidak wajib, 5) waktu yang digunakan dalam rekreasi bersifat sukarela, 6) rekreasi
bersifat universal, 7), rekreasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, 8) rekreasi bersifat fleksibel, 9) rekreasi
merupakan akibat.

Beberapa batasan yang merupakan ciri-ciri dari rekreasi dapat dijelaskan (Murni dan Yudha, 2000:9) sebagai
berikut :
1. Rekreasi merupakan suatu aktivitas artinya kegiatan tersebut bersifat fisik, mental, maupun emosional.
2. Rekreasi menghendaki aktivitas dan tidak selalu bersifat non aktif.
3. Aktivitas rekreasi tidak memiliki bentuk dan macam tertentu, artinya semua kegiatan yang dapat dilakukan oleh
manusia dapat dijadikan aktivitas rekreasi asalkan saja tidak dilakukan dalam waktu senggang dan memenuhi
tujuan dan maksud-maksud positif daripada rekreasi.
4. Rekreasi dilakukan karena terdorong artinya rekreasi dilakukan karena keinginan atau mempunyai motif, motif
tersebut sekaligus memilih gerakan atau bentuk dan macam aktivitas yang hendak dilakukan.
5. Rekreasi hanya dilakukan dalam waktu senggang, ini berarti bahwa semua kegiatan yang tidak dilakukan dalam
waktu senggang tersebut tidak dapat digolongkan sebagai kegiatan rekreasi.
6. Rekreasi dilakukan secara bebas dari segala bentuk dan macam paksaan ; hal ini adalah penting bagi sifat kegiatan
rekreasi sebagai outlet for the creative powers dan sebagai sarana untuk dapat menyatakan diri secara bebas.
Orang secara bebas dapat memilih salah satu kegiatan rekreasi, ia juga secara bebas dapat melakukan aktivitas
tersebut, dan secara bebas pula ia dapat memilih temannya untuk bersama-sama ber-rekreasi. Pokoknya rekreasi
dilakukan dalam suasana kebebasan, dan secara sukarela.
7. Rekreasi bersifat universal, artinya rekreasi hingga batas-batas tertentu telah merupakan bagian dari kehidupan
manusia, dari semua bangsa, dan tidak terbatas oleh umur, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan sosial, telah
dilakuakan oleh manusia-manusia jaman purba hingga sekarang dan pada masa-masa yang akan datang.
Meskipun demikian, sebagian besar dari umat manusia belum mendapatkan kesempatan-kesempatan untuk ber-
rekreasi, karena masih hidup dalam kesengsaraan. Pada mereka tersebut keinginan akan berekreasi masih
terdapat dalam keadaan laten (artinya suatu waktu akan dibutuhkan dan tetap menjadi suatu keharusan).
8. Rekreasi dilakukan selalu secara sungguh-sungguh dan mempunyai maksud-maksud tertentu, banyak orang
menganggap bahwa rekreasi tidak bersifat sungguh-sungguh karena justru ingin mendapatkan kepuasan dan
kesenangan. Anggapan tersebut adalah kurang tepat dan merupakan salah pengertian dari sekian banyak orang.
Justru karena ingin mendapatkan kesenangan dan kepuasan kegiatan rekreasi harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh, atau dengan kata lain kesungguhan merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan kepuasan dan
kesenangan.
9. Rekreasi bersifat fleksibel artinya bahwa rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, di mana saja sesuai dengan bentuk
dan macam kegiatan rekreasi dapat dilakukan. Selanjutnya rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan maupun
sekelompok kawan. Rekreasi tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, atau rekreasi dapat dilakukan
dengan alat-alat sederhana maupun dengan alat-alat baru mechanisme termodern.

B. Manfaat Kegiatan Rekreasi


Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai berbagai
macam tuntutan hidup sebagai kebutuhannya diantaranya saja tuntutan secara fisiologis, sosial, kesejahteraan hidup,
kesenangan hidup, serta kepuasan dalam hidup. Terlepas dari beberapa tuntutan tersebut kepuasan dan kesenangan
dalam hidup merupakan salah satu yang esensial sekali serta dicari dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak cara dengan
berbagai aktivitas yang dapat dilakukan sebagai alat untuk memenuhi kepuasan serta kesenangan dalam hidup, salah
satunya adalah melalui kegiatan rekreasi.
Dalam perkembangannya khususnya di negara-negara yang telah maju, rekreasi dalam segala bentuknya telah
memegang peranan penting dalam perkembangan sosial. Belakangan ini di negara kita rekreasi sudah mempengaruhi
segala aspek penghidupan bangsa kita. Khususnya di kota-kota besar, masyarakat ramai sudah haus akan rekreasi serta
hiburan-hiburan sehingga pemerintah telah memberikan perhatian dalam usaha-usaha menyediakan tempat-tempat
rekreasi dan hiburan. Macam-macam alat hiburan dan rekreasi yang baru telah banyak didatangkan dari luar negeri
sehingga jumlah variasi bertambah besar.
Rekreasi merupakan suatu kebutuhan yang fundamental bagi manusia, melalui rekreasi orang dapat menjumpai,
mengalami, dan menikmati kebahagiaan hidup. Nilai utama dari pada rekreasi terletak pada kemampuan untuk
memperkaya hidup tiap individu. Dalam perkembangannya semua manusia telah mendapatkan kemungkinan-
kemungkinan dan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan
rekreasi. Meskipun di dalam bentuk dan macam kegiatan terdapat perbedaan, tetapi dalam tujuan dan maksudnya selalu
terdapat persamaan. Misalnya dalam permainan bentuk, macam dan alat-alatnya berbeda dari daerah ke daerah, dari
negara ke negara, dan dari jaman ke jaman, tetapi kesenangan dan kepuasan yang ditimbulkan tidak berbeda sifatnya.
Melalui permainan, anak kecil berkembang lebih baik, pertumbuhan jasmaninya dirangsang dan melalui
permainan anak kecil mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berguna. Bermain adalah salah satu aktivitas yang
banyak dilakukan pada waktu ia tidak tidur. Pada waktu bermain, segala perhatian dicurahkan pada kegiatan tersebut.
Bermain adalah aktivitas wajar untuk memenuhi beberapa kebutuhan biologis dan psikis anak. Jika anak ini telah
bertambah umurnya, maka kebutuhan akan aktivitas-aktivitas lain akan timbul. Aktivitas-aktivitas ini meminta lebih
banyak keterampilan, kekuatan, perhatian, kesabaran, serta ketahanan darinya. Keinginan-keinginan atau impuls-impuls
dominan akan aktivitas-aktivitas dan bermain bersama kawan-kawannya umumnya dapat dipenuhi melalui kegiatan-
kegiatan rekreasi.
Berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari kegiatan rekreasi, secara tidak disadari dapat memberikan
manfaat bagi pelakunya. Hal ini dijelaskan oleh Haryono (1978:17-18), tentang beberapa manfaat yang dapat diambil dari
kegiatan rekreasi di antaranya :

1. Rekreasi terhadap kesehatan


2. Rekreasi terhadap kesehatan mental
3. Rekreasi terhadap character building
4. Rekreasi terhadap pencegahan kriminalitas
5. Rekreasi terhadap moral
6. Rekreasi terhadap ekonomi

Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan rekreasi memiliki fungsi
manfaat bagi pelakunya. Manfaat dari kegiatan rekreasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kebutuhan yang
didapat. Pada aspek kesehatan, rekreasi dapat menambah dan memelihara kesegaran dan kesehatan jasmani tiap individu.
Aktivitas-aktivitas yang mempergunakan otot-otot besar merangsang pertumbuhan dan merupakan esensi bagi
perkembangan tiap organ-organ vital, memperlancar peredaran darah, memperlancar pengeluaran dalam tubuh, serta
beberapa aktivitas bentuk kegiatan rekreasi tertentu dapat menambah stabilitas perkembangan fisik dan kesehatan
mental.
Sedangkan rekreasi pada aspek kesehatan mental memiliki manfaat yaitu pada orang-orang normal dan sehat,
rekreasi dapat membina hidup yang sehat dan membahagiakan. Rekreasi menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk
menyalurkan tenaga fisik dan daya pikiran yang kurang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sukses di bidang
rekreasi dapat menimbulkan rasa kemampuan dan karena itu dapat mencegah timbulnya perasaan-perasaan kurang
harga diri yang dapat menyebabkan orang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya atau ia berbuat
sesuatu yang a-sosial. Rekreasi, khususnya musik, kesenian, dan pekerjaan tangan adalah tepat sekali untuk memperbaiki
atau merehabilitir rasa harga diri.
Rekreasi manfaatnya pada aspek karakter building, dimana rekreasi dapat mengembangkan sifat-sifat manusia,
dan sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial seseorang. Rekreasi menyediakan kemungkinan-
kemungkinan untuk dapat menyatakan dan mewujudkan cita-cita sportsmanship, membina kerjasama, dan menghargai
hak-hak orang lain.
Sedangkan kegiatan yang memberikan manfaat pada bentuk pencegahan kriminalitas, dimana kegiatan rekreasi
dapat dijadikan untuk mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan dan kenakalan-kenakalan anak dan remaja. Dalam hal ini
rekreasi bukan merupakan usaha atau cara untuk menghilangkan kejadian-kejadian tersebut, akan tetapi berguna sekali
untuk menyalurkan ambisi dan kehausan akan aktivitas anak-anak dan remaja ke arah yang lebih berguna. Jika anak-anak
dan remaja sedang ber-rekreasi dengan sungguh-sungguh, maka kemungkinan melakukan sesuatu yang a-sosial pada saat
yang sama berkurang. Dalam usaha-usaha pencegahan, faktor-faktor pemimpin-pemimpin pemuda yang kompeten adalah
mutlak.
Kegiatan rekreasi yang dapat memberikan manfaat pada moral, hal ini ditandai dengan adanya manusia yang
membutuhkan inspirasi. Pada saat-saat orang merasakan diri kurang tenang, merasa kurang percaya pada diri sendiri,
menghadapi banyak tekanan hidup, rekresi melalui aktivitas-aktivitas yang tepat dapat menimbulkan semangat hidup dan
berjuang kembali.
Selanjutnya kegiatan rekreasi yang memiliki manfaat pada aspek ekonomi ditandai dengan kemajuan-kemajuan
dibidang perkembangan individu dan kesejahteraan masyarakat tidak dapat dinilai dengan jutaan rupiah. Segala sesuatu
yang diselenggarakan dan diusahakan dibidang rekreasi untuk tujuan-tujuan kemajuan tersebut, meskipun membutuhkan
banyak modal, tidak akan terbuang bahkan merupakan sesuatu capital investment yang berharga sekali. Rekreasi dapat
mengurangi pengeluaran modal besar guna pengobatan orang-orang sakit jiwa dan guna merehabilitir anak-anak dan para
remaja jahat.

C. Jenis Aktivitas Rekreasi

Beberapa bentuk kegiatan rekreasi yang dilakukan masyarakat pada umumnya dapat digolongkan ke dalam dua
bentuk kegiatan yaitu rekreasi aktif secara fisik dan rekreasi pasif secara fisik. Adapun penjelasan mengenai kedua macam
bentuk rekreasi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Rekreasi Aktif Secara Fisik
Rekreasi aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri atau berkelompok di lapangan. Murni dan Yudha Saputra (2000:31), menjelaskan
bahwa : “Kegiatan dalam lingkup aktif ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh dan gerakan-
gerakan tubuh”. Jadi rekreasi aktif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara aktif di lapangan
untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Bentuk rekreasi yang bersifat aktif dijelaskan oleh Murni dan Yudha (2000:32), bahwa :

Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif adalah sebagai berikut : rekreasi melalui olahraga,
olahraga melalui seni dan budaya, rekreasi di alam terbuka, rekreasi melalui sosial, dan rekreasi melalui kegiatan
keterampilan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kegiatan rekreasi aktif secara fisik
yang dapat dilakukan di sarana umum lapangan Brigif adalah sebagai berikut:
a. Melalui olahraga yaitu : sepak bola, bola voli, bulu tangkis, doging run, jalan santai, bersepeda, dan senam aerobik.
b. Melalui seni dan budaya yaitu : menyanyi, mendengarkan dan bermain musik.
c. Melalui aktivitas alam terbuka yaitu kemah, outbond dan permainan di alam terbuka.
d. Melaui kegiatan sosial yaitu kerja bakti, gotong royong, dan pesan peduli lingkungan.
e. Melalui kegiatan keterampilan yaitu lomba balap motor, lomba jalan santai, lomba menyanyi dan memasak.
2. Rekreasi Pasif Secara Fisik
Rekreasi pasif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri dan berkelompok. Murni dan Yudha Saputra (2000:34), menjelaskan bahwa : “Ruang
lingkup pasif ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktivitas fisik dan pelakunya tidak
melakukan kegiatan di lapangan”. Jadi rekreasi pasif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara
pasif yang dilakukan pada suatu tempat tertentu dan bukan lapangan untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Mengenai bentuk rekreasi secara pasif dijelaskan oleh Murni dan Yudha Saputra (2000:34), bahwa : “Bentuk
pendidikan rekreasi pasif adalah sebagai berikut : rekreasi melalui bacaan, rekreasi melalui pertunjukan, dan rekreasi
melalui musik”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kegiatan rekreasi pasif secara fisik
yang dapat dilakukan di sarana umum lapangan Brigif adalah sebagai berikut:
a. Melalui bacaan yaitu membaca ditempat yang teduh, sejuk dan indah.
b. Melalui pertunjukan yaitu menonton panggung hiburan, menonton permainan di alam terbuka dan menonton
lomba-lomba serta pertunjukan-pertunjukan komersil seperti doger monyet.
c. Melalui musik yaitu menikmati musik hiburan dan menonton pagelaran musik.
d. Melalui jalan santai dengan menikmati berbelanja kebutuhan keluarga.

D. Pemanfaatan Waktu Senggang


Dalam menghayati arti rekreasi tidak terlepas dengan pemahaman akan waktunya, yaitu pemikiran terhadap
waktu luang atau waktu senggang. Waktu senggang dan rekreasi merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan
satu sama lain. Rekreasi merupakan elemen aktivitas dan waktu senggang merupakan elemen waktunya, atau aktivitas-
aktivitas rekreasi hanya dilakukan dalam waktu-waktu senggang, dan sebaliknya waktu-waktu senggang digunakan untuk
ber-rekreasi.
Pengertian waktu senggang atau leisure time, berawal dari kata leisure yang berasal dari bahasa latin licere, yang
berarti to be permitted (diperkenankan). Selanjutnya lebih jelas lagi dijelaskan oleh Haryono (1978:22), yaitu : “Sebagai
saat-saat bebas untuk beristirahat dan bebas dari segala pekerjaan, tugas ataupun kewajiban”.
Dengan pemahaman tersebut di atas, maka dapat diartikan bahwa waktu senggang merupakan suatu periode
dimana orang tidak melakukan lagi kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna kepentingan kehidupan primernya.
Waktu senggang yang tersedia hendaknya tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan sekedar untuk biar waktu berlalu
atau tidak digunakan secara positif. Banyak orang belum dapat mempergunakan waktu senggangnya secara positif, karena
itu timbulah gejala-gejala sosial baru, misalnya antara lain adanya gangs yang mengganggu keamanan dan ketertiban
umum, penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, taraf keamanan masyarakat berkurang. Gejala-gejala masalah
sosial tersebut timbul karena sebagian masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan waktu senggang
mereka.
TINJAUAN TEORITIS

Hakikat Kegiatan Rekreasi Olahraga


1. Makna Rekreasi
Istilah rekreasi mempunyai arti kelonggaran untuk berbuat sesuatu dengan kehendak sendiri. Kata rekreasi
berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti diperkenankan. Dalam bahasa Inggris rekreasi berasal dari kata
“to create” yang berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata rekreasi adalah “recreation” yang berarti
menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh kesegaran.
Berkenaan dengan pengertian rekreasi, Marjono (1972:10), menjelaskan sebagai berikut :
Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang atau bersama-sama dengan orang lain dalam waktu-
waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi
dengan langsung dan segera.
Sedangkan Sapora dan Mitchell, yang dikutip oleh Butler (1961:115), menjelaskan bahwa : “Recreation may be
considered as any form of leisure time experience or activity in which an individual engages from choice because of the
enjoyment and satisfaction which it brings directly to him”. Maksud dari penjelasan tersebut adalah rekreasi
dipertimbangkan sebagai bentuk pengalaman di waktu luang atau aktivitas terpilih yang dilakukan oleh individu untuk
kesenangan dan kepuasan dirinya.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa rekreasi merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk mendapatkan kesenangan, serta
mengandung kreativitas. Oleh sebab itu rekreasi dapat dikatakan pula sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh
kesenangan.
Dalam pengembangannya rekreasi dapat dilihat dari beberapa faktor dari aktivitas rekreasi itu sendiri
sebagaimana yang dijelaskan oleh Haryono (1974), sebagai berikut :
6. Rekreasi dapat memberikan hasil
7. Kegiatan dari rekreasi dasarnya sukarela
8. Rekreasi ditentukan oleh motivasi
9. Rekreasi tidak memiliki bentuk mandiri
10. Rekreasi itu melibatkan aktivitas
Mengenai pemahaman rekreasi ini, lebih jauh Rusli Lutan (1990:10), menjelaskan beberapa tujuan yang tercakup
dalam kegiatan rekreasi, terutama dari segi tujuannya yaitu : “1) sebagai pelepas lelah, 2) sebagai penyalur dalam
pengisian waktu luang, 3) sebagai imbangan kerja, 4) sebagai pemenuh dorongan untuk bergabung dalam kelompok”.
Sedangkan Bucher (1975:451), membagi ciri-ciri rekreasi menjadi lima, yaitu : “1) Leisure time, 2) Enjoyable, 3)
Voluntary, 4) Constructive, and 5) Non survival”. Kelima ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) dilakukan pada
waktu luang, 2) dilakukan untuk kesenangan, 3) dilakukan atas kemauan sendiri, 4) dapat membangun (mengembangkan)
kemampuan dan kreativitas yang ada, 5) bukan merupakan kegiatan petualangan.
Untuk ciri yang lebih lengkap dijelaskan oleh Mayer dan Brightbill (Supriatna, 2001:22), sebagai berikut :
Rekreasi dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik dasar diantaranya adalah : 1) rekreasi melibatkan
aktivitas, 2) rekreasi tidak memiliki bentuk permanen (bersifat fleksibel), 3) rekreasi membutuhkan motivasi
yang menentukan pilihan atau penggerakan keinginan seseorang untuk melakukan suatu aksi, 4) rekreasi adalah
terdapat dalam waktu yang tidak wajib, 5) waktu yang digunakan dalam rekreasi bersifat sukarela, 6) rekreasi
bersifat universal, 7), rekreasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, 8) rekreasi bersifat fleksibel, 9) rekreasi
merupakan akibat.
Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka beberapa ciri dari rekreasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
10. Rekreasi merupakan suatu aktivitas artinya kegiatan tersebut bersifat fisik, mental, maupun emosional.
11. Rekreasi menghendaki aktivitas dan tidak selalu bersifat non aktif.
12. Aktivitas rekreasi tidak memiliki bentuk dan macam tertentu, artinya semua kegiatan yang dapat dilakukan oleh
manusia dapat dijadikan aktivitas rekreasi asalkan saja tidak dilakukan dalam waktu senggang dan memenuhi
tujuan dan maksud-maksud positif daripada rekreasi.
13. Rekreasi dilakukan karena terdorong artinya rekreasi dilakukan karena keinginan atau mempunyai motif, motif
tersebut sekaligus memilih gerakan atau bentuk dan macam aktivitas yang hendak dilakukan.
14. Rekreasi hanya dilakukan dalam waktu senggang, ini berarti bahwa semua kegiatan yang tidak dilakukan dalam
waktu senggang tersebut tidak dapat digolongkan sebagai kegiatan rekreasi.
15. Rekreasi dilakukan secara bebas dari segala bentuk dan macam paksaan ; hal ini adalah penting bagi sifat kegiatan
rekreasi sebagai outlet for the creative powers dan sebagai sarana untuk dapat menyatakan diri secara bebas.
Orang secara bebas dapat memilih salah satu kegiatan rekreasi, ia juga secara bebas dapat melakukan aktivitas
tersebut, dan secara bebas pula ia dapat memilih temannya untuk bersama-sama ber-rekreasi. Pokoknya rekreasi
dilakukan dalam suasana kebebasan, dan secara sukarela.
16. Rekreasi bersifat universal, artinya rekreasi hingga batas-batas tertentu telah merupakan bagian dari kehidupan
manusia, dari semua bangsa, dan tidak terbatas oleh umur, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan sosial, telah
dilakukan oleh manusia-manusia jaman purba hingga sekarang dan pada masa-masa yang akan datang. Meskipun
demikian, sebagian besar dari umat manusia belum mendapatkan kesempatan-kesempatan untuk ber-rekreasi,
karena masih hidup dalam kesengsaraan. Pada mereka tersebut keinginan akan berekreasi masih terdapat dalam
keadaan laten (artinya suatu waktu akan dibutuhkan dan tetap menjadi suatu keharusan).
17. Rekreasi dilakukan selalu secara sungguh-sungguh dan mempunyai maksud-maksud tertentu, banyak orang
menganggap bahwa rekreasi tidak bersifat sungguh-sungguh karena justru ingin mendapatkan kepuasan dan
kesenangan. Anggapan tersebut adalah kurang tepat dan merupakan salah pengertian dari sekian banyak orang.
Justru karena ingin mendapatkan kesenangan dan kepuasan kegiatan rekreasi harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh, atau dengan kata lain kesungguhan merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan kepuasan dan
kesenangan.
18. Rekreasi bersifat fleksibel artinya bahwa rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, di mana saja sesuai dengan bentuk
dan macam kegiatan rekreasi dapat dilakukan. Selanjutnya rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan maupun
sekelompok kawan. Rekreasi tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, atau rekreasi dapat dilakukan
dengan alat-alat sederhana maupun dengan alat-alat baru mechanisme termodern.
2. Bentuk Kegiatan Rekreasi
Beberapa bentuk kegiatan rekreasi yang dilakukan masyarakat pada umumnya dapat digolongkan ke dalam dua
bentuk kegiatan yaitu rekreasi aktif secara fisik dan rekreasi pasif secara fisik. Adapun penjelasan mengenai kedua macam
bentuk rekreasi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
a. Rekreasi Aktif Secara Fisik
Rekreasi aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri atau berkelompok di lapangan. Murni dan Saputra (2000:31), menjelaskan bahwa :
“Kegiatan dalam lingkup aktif ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh dan gerakan-gerakan
tubuh”. Jadi rekreasi aktif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara aktif di lapangan untuk
memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Bentuk rekreasi yang bersifat aktif dijelaskan oleh Murni dan Saputra (2000:32), bahwa :
Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif adalah sebagai berikut : rekreasi melalui olahraga,
olahraga melalui seni dan budaya, rekreasi di alam terbuka, rekreasi melalui sosial, dan rekreasi melalui kegiatan
keterampilan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa bentuk-bentuk kegiatan rekreasi aktif secara fisik
yang dapat dilakukan di sarana umum lapangan Brigade Infanteri (Brigif) adalah sebagai berikut :
f. Melalui olahraga yaitu : sepak bola, bola voli, bulu tangkis, joging, jalan santai, berenang, dan senam aerobik.
g. Seni dan budaya meliputi : menyanyi, mendengarkan musik, dan bermain musik.
h. Aktivitas alam terbuka meliputi : kemah, outbond dan permainan di alam terbuka.
i. Kemudian kegiatan sosial yaitu kerja bakti, gotong royong, dan pesan peduli lingkungan.
j. Sedangkan kegiatan keterampilan meliputi : lomba balap motor, lomba jalan santai, lomba menyanyi dan
memasak.
b. Rekreasi Pasif Secara Fisik
Rekreasi pasif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri dan berkelompok. Murni dan Saputra (2000:34), menjelaskan bahwa : “Ruang lingkup
pasif ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktivitas fisik dan pelakunya tidak melakukan
kegiatan di lapangan”. Jadi rekreasi pasif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara pasif yang
dilakukan pada suatu tempat tertentu dan bukan lapangan untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Mengenai bentuk rekreasi secara pasif dijelaskan oleh Murni dan Saputra (2000:34), bahwa : “Bentuk pendidikan
rekreasi pasif adalah sebagai berikut : rekreasi melalui bacaan, rekreasi melalui pertunjukan, dan rekreasi melalui musik”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa bentuk-bentuk kegiatan rekreasi pasif secara
fisik yang dapat dilakukan di sarana umum lapangan Brigif adalah sebagai berikut:
e. Melalui bacaan yaitu membaca ditempat yang teduh, sejuk dan indah.
f. Pertunjukan meliputi kegiatan menonton panggung hiburan, menonton permainan di alam terbuka dan menonton
lomba-lomba serta pertunjukan-pertunjukan.
g. Pada aktivitas musik yaitu dengan menikmati musik hiburan dan menonton pagelaran musik.
h. Melalui jalan santai dengan menikmati berbelanja kebutuhan keluarga.
3. Manfaat Kegiatan Rekreasi
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai berbagai
macam tuntutan hidup sebagai kebutuhannya diantaranya saja tuntutan secara fisiologis, sosial, kesejahteraan hidup,
kesenangan hidup, serta kepuasan dalam hidup. Beberapa tuntutan tersebut di antaranya kepuasan dan kesenangan
dalam hidup merupakan salah satu yang esensial sekali serta dicari dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak cara dengan
berbagai aktivitas yang dapat dilakukan sebagai alat untuk memenuhi kepuasan serta kesenangan dalam hidup, salah
satunya adalah melalui kegiatan rekreasi.
Dalam perkembangannya khususnya di negara-negara yang telah maju, rekreasi dalam segala bentuknya telah
memegang peranan penting dalam perkembangan sosial. Belakangan ini di negara kita rekreasi sudah mempengaruhi
segala aspek penghidupan bangsa. Khususnya di kota-kota besar, masyarakat ramai sudah haus akan rekreasi serta
hiburan-hiburan sehingga pemerintah telah memberikan perhatian dalam usaha-usaha menyediakan tempat-tempat
rekreasi dan hiburan. Macam-macam alat hiburan dan rekreasi yang baru telah banyak didatangkan dari luar negeri
sehingga jumlah variasi bertambah besar.
Rekreasi merupakan suatu kebutuhan yang fundamental bagi manusia, melalui rekreasi orang dapat menjumpai,
mengalami, dan menikmati kebahagiaan hidup. Nilai utama dari pada rekreasi terletak pada kemampuan untuk
memperkaya hidup tiap individu. Dalam perkembangannya semua manusia telah mendapatkan kemungkinan-
kemungkinan dan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan
rekreasi. Meskipun di dalam bentuk dan macam kegiatan terdapat perbedaan, tetapi dalam tujuan dan maksudnya selalu
terdapat persamaan. Misalnya dalam permainan bentuk, macam dan alat-alatnya berbeda dari daerah ke daerah, dari
negara ke negara, dan dari jaman ke jaman, tetapi kesenangan dan kepuasan yang ditimbulkan tidak berbeda sifatnya.
Melalui permainan, anak kecil berkembang lebih baik, pertumbuhan jasmaninya dirangsang dan melalui
permainan anak kecil mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berguna. Bermain adalah salah satu aktivitas yang
banyak dilakukan pada waktu ia tidak tidur. Pada waktu bermain, segala perhatian dicurahkan pada kegiatan tersebut.
Bermain adalah aktivitas wajar untuk memenuhi beberapa kebutuhan biologis dan psikis anak. Jika anak ini telah
bertambah umurnya, maka kebutuhan akan aktivitas-aktivitas lain akan timbul. Aktivitas-aktivitas ini meminta lebih
banyak keterampilan, kekuatan, perhatian, kesabaran, serta ketahanan darinya. Beberapa aktivitas sebagai kebutuhan
anak tersebut biasanya dilakukan bersama dengan teman atau rekannya, dan hal ini pada umumnya dapat dipenuhi
melalui kegiatan-kegiatan rekreasi.
Berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari kegiatan rekreasi, secara tidak disadari dapat memberikan
manfaat bagi pelakunya. Hal ini dijelaskan oleh Haryono (1978:17-18), tentang beberapa manfaat yang dapat diambil dari
kegiatan rekreasi diantaranya :
7. Rekreasi terhadap kesehatan
8. Rekreasi terhadap kesehatan mental
9. Rekreasi terhadap character building
10. Rekreasi terhadap pencegahan kriminalitas
11. Rekreasi terhadap moral
12. Rekreasi terhadap ekonomi
Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan rekreasi memiliki manfaat bagi
pelakunya. Manfaat dari kegiatan rekreasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kebutuhan yang didapat. Pada aspek
kesehatan, rekreasi dapat menambah dan memelihara kesegaran dan kesehatan jasmani tiap individu. Aktivitas-aktivitas
yang mempergunakan otot-otot besar merangsang pertumbuhan dan merupakan esensi bagi perkembangan tiap organ-
organ vital, memperlancar peredaran darah, memperlancar pengeluaran dalam tubuh, serta beberapa aktivitas bentuk
kegiatan rekreasi tertentu dapat menambah stabilitas perkembangan fisik dan kesehatan mental.
Sedangkan rekreasi pada aspek kesehatan mental memiliki manfaat yaitu pada orang-orang normal dan sehat,
rekreasi dapat membina hidup yang sehat dan membahagiakan. Rekreasi menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk
menyalurkan tenaga fisik dan daya pikiran yang kurang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sukses di bidang
rekreasi dapat menimbulkan rasa kemampuan dan karena itu dapat mencegah timbulnya perasaan-perasaan kurang
harga diri yang dapat menyebabkan orang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya atau ia berbuat
sesuatu yang a-sosial. Rekreasi, khususnya musik, kesenian, dan pekerjaan tangan adalah tepat sekali untuk memperbaiki
atau merehabilitir rasa harga diri.
Rekreasi manfaatnya pada aspek karakter building, dimana rekreasi dapat mengembangkan sifat-sifat manusia,
dan sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial seseorang. Rekreasi menyediakan kemungkinan-
kemungkinan untuk dapat menyatakan dan mewujudkan cita-cita, membina kerjasama, dan menghargai hak-hak orang
lain.
Sedangkan kegiatan yang memberikan manfaat pada bentuk pencegahan kriminalitas, dimana kegiatan rekreasi
dapat dijadikan untuk mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan dan kenakalan-kenakalan anak dan remaja. Dalam hal ini
rekreasi bukan merupakan usaha atau cara untuk menghilangkan kejadian-kejadian tersebut, akan tetapi berguna sekali
untuk menyalurkan ambisi dan kehausan akan aktivitas anak-anak dan remaja ke arah yang lebih berguna. Artinya
kesempatan anak untuk melakukan tindakan tidak baik (kriminal) biasanya terbuka pada saat anak mendapatkan waktu
luang, dengan adanya kegiatan rekreasi ini diharapkan kecenderungan waktu anak yang terbuang sia-sia serta ekspresi
anak yang negatif dapat berubah menjadi bermanfaat.
Kegiatan rekreasi yang dapat memberikan manfaat pada moral, hal ini ditandai dengan adanya manusia yang
membutuhkan inspirasi. Pada saat-saat orang merasakan diri kurang tenang, merasa kurang percaya pada diri sendiri,
menghadapi banyak tekanan hidup, rekreasi melalui aktivitas-aktivitas yang tepat dapat menimbulkan semangat hidup
dan berjuang kembali.
Selanjutnya kegiatan rekreasi yang memiliki manfaat pada aspek ekonomi ditandai dengan kemajuan-kemajuan
dibidang perkembangan individu dan kesejahteraan masyarakat tidak dapat dinilai dengan jutaan rupiah. Segala sesuatu
yang diselenggarakan dan diusahakan dibidang rekreasi untuk tujuan-tujuan kemajuan tersebut, meskipun membutuhkan
banyak modal, tidak akan terbuang bahkan merupakan sesuatu capital investment yang berharga sekali. Rekreasi dapat
mengurangi pengeluaran modal besar guna pengobatan orang-orang sakit jiwa dan guna merehabilitir anak-anak dan para
remaja jahat.

4. Kegiatan Rekreasi Melalui Pemanfaatan Waktu Senggang


Dalam menghayati arti rekreasi tidak terlepas dengan pemahaman akan waktunya, yaitu pemikiran terhadap
waktu luang atau waktu senggang. Waktu senggang dan rekreasi merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan
satu sama lain. Rekreasi merupakan elemen aktivitas dan waktu senggang merupakan elemen waktunya, atau aktivitas-
aktivitas rekreasi hanya dilakukan dalam waktu-waktu senggang, dan sebaliknya waktu-waktu senggang digunakan untuk
ber-rekreasi.
Pengertian waktu senggang atau leisure time, berawal dari kata leisure yang berasal dari bahasa latin licere, yang
berarti to be permitted (diperkenankan). Selanjutnya lebih jelas lagi dijelaskan oleh Haryono (1978:22), yaitu : “Sebagai
saat-saat bebas untuk beristirahat dan bebas dari segala pekerjaan, tugas ataupun kewajiban”.
Dengan pemahaman tersebut di atas, maka dapat diartikan, bahwa waktu senggang merupakan suatu periode
dimana orang tidak melakukan lagi kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna kepentingan kehidupan primernya. Waktu
senggang yang tersedia hendaknya tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan sekedar untuk biar waktu berlalu atau tidak
digunakan secara positif, sehingga hal ini cenderung akan memberikan citra pada perilaku negatif. Berkaitan dengan hal
ini Haryono (1978:22), menjelaskan sebagai berikut :

Banyak orang belum dapat mempergunakan waktu senggangnya secara positif, karena itu timbulah gejala-gejala
sosial baru, misalnya antara lain adanya gangs yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum, penggunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang, taraf keamanan masyarakat berkurang. Gejala-gejala masalah sosial tersebut
timbul karena sebagian masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan waktu senggang mereka.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Waktu Luang


1. Pengertian
Setiap hari libur sering dijumpai berjejalnya orang-orang di pusat-pusat perbelanjaan, taman bermain, restoran,
pusat kegiatan olahraga, obyek wisata dan tempat-tempat lainnya yang menawarkan hiburan dan kesenangan. Hal ini
menggambarkan bahwa hari libur merupakan hari bebas dari segala rutinitas bagi sebagian besar masyarakat.
Pemanfaatan hari libur sebagai hari untuk menikmati hidup dan memperoleh kegembiraan nampaknya sudah menjadi
suatu kebiasaan. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang melakukan aktivitas yang bersifat hiburan dan rekreasi di
waktu-waktu luangnya, yaitu saat jam istirahat, pulang dari bekerja, dan saat tidak ada tugas atau pekerjaan.
Kata luang dapat diartikan sebagai, “Sesuatu yang kosong; kelapangan.” Sedangkan padanan kata luang yaitu
senggang diartikan pula sebagai, “Tidak sibuk, terluang atau lapang (tentang waktu).” Dengan demikian, waktu luang
dapat diartikan sebagai waktu yang kosong atau waktu yang menggambarkan saat tidak sibuk.
Berkenaan dengan pengertian waktu luang, Sapora (1961:27) menjelaskan, “The word leisure derives from the
Latin, meaning ‘to be permitted’ and is defined in the dictionary as free, unoccupied time during which a person may indulge
in rest, recreation, and the like.” Maksudnya kata leisure berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘memperbolehkan’ dan
didefinisikan dalam kamus sebagai bebas, waktu tidak sibuk, yang seseorang lakukan untuk istirahat, rekreasi dan
kesenangan. Selanjutnya Marjono (1972:10) menjelaskan, “Waktu senggang adalah waktu dimana tidak ada ikatan-ikatan
yang mengharuskan seseorang melakukan sesuatu kegiatan.” Kemudian Fischer (1974:17) mendefinisikan waktu luang
sebagai berikut: “Leisure is usually thought of as a temporal concept, denoting the time not given to work, maintanance, and
sleep …” Maksudnya waktu senggang biasanya dianggap sebagai konsep mengenai waktu yang berarti tidak digunakan
untuk bekerja, pemeliharaan dan bukan tidur. Selanjutnya Haryono (1978:51) menjelaskan, “Waktu senggang merupakan
suatu periode dimana orang atau individu tidak melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna kehidupan
primernya.” Lebih lanjut Haryono (1978:33) menjelaskan pengertian waktu senggang sebagai, “Waktu kosong pada saat
mana orang dapat beristirahat, berekreasi, dan sebagainya. Waktu senggang adalah waktu kelebihan atau waktu pada saat
mana orang relatif bebas untuk berbuat sesuatu.” Kemudian Murni dan Saputra (2000:2) mendefinisikan waktu luang
sebagai, “Waktu dimana orang bebas dari pekerjaan rutin.” Lebih lanjut dijelaskan, “Esensi dasar dari waktu luang adalah
tempo, kemauan sendiri, fokus pada pemenuhan diri, dan mencari kepuasan diri.”
Beberapa pengertian waktu luang tersebut di atas menggambarkan bahwa waktu senggang adalah waktu bebas
bagi seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan keinginannya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di
luar usaha-usaha untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dan kebutuhan primernya, oleh sebab itu maka kegiatannya
tanpa paksaan dan bersifat sukarela.

2. Jenis-jenis Waktu Luang


Setiap orang terkadang mempunyai waktu luang yang berbeda-beda, sehingga aktivitas untuk memanfaatkan
waktu luangnya pun berbeda-beda pula. Untuk mendapatkan gambaran mengenai waktu luang yang dimiliki seseorang
dan sekelompok orang, Yoeti (1990:172) menjelaskan, “Ada tiga macam waktu luang yaitu 1) after-work leisure, 2) week-
end leisure, dan 3) holiday leisure time.”
a. After Work Leisure
After work leisure time merupakan waktu luang setelah bekerja atau melakukan aktivitas rutin setiap hari.
Misalnya setelah seorang guru melakukan aktivitas rutin mengajar di sekolah, maka setelah itu ia mempunyai waktu luang
dan ia berhak untuk melakukan kegiatan yang bebas sesuai dengan pilihannya, seperti istirahat, memancing, atau
melakukan kegiatan lainnya yang bukan kegiatan utama.

b. Weekend Leisure
Weekend leisure merupakan waktu luang yang dimiliki seseorang setelah bekerja atau melakukan aktivitas rutin
selama satu minggu. Biasanya waktu luang yang dimiliki selama dua hari yaitu sabtu dan minggu, itupun bagi mereka yang
bekerja pada instansi pemerintah dan swasta yang memberlakukan 5 hari kerja. Sedangkan secara umum, masyarakat
menempatkan hari minggu sebagai waktu weekend leisure.

c. Holiday Leisure
Holiday leisure merupakan waktu luang yang relatif lama dimiliki oleh seseorang setelah bekerja atau melakukan
aktivitas rutin selama beberapa waktu yang lama. Waktu luang tersebut dapat satu minggu, dua minggu bahkan satu
bulan, bergantung pada kebijakan yang diberikan lembaga atau instansi dimana ia bekerja. Holiday leisure ini biasanya
berbentuk cuti kerja, pekan sunyi menghadapi ujian bagi pelajar dan mahasiswa.
Waktu luang dapat dikelompokkan berdasarkan jenis waktu dan kegiatannya. Sapora (1961:27)
menggelompokkannya dalam Tabel 1.2

Tabel 1.2
Waktu (Time) dan Kegiatan (Activity)

Type of Time How Used


Eat
Existence Sleep
Bodily care

Subsistence Work

Play-Recreation
Leisure
Rest

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa waktu yang dimiliki setiap individu terbagi dalam 1) waktu untuk
kelangsungan hidup (existence) melalui aktivitas makan (eat), tidur (sleep), dan memelihara tubuh (bodily care), 2) waktu
untuk mencari nafkah hidup (subsistence) melalui aktivitas kerja (work), dan 3) waktu luang (leisure) melalui aktivitas
bermain (play), rekreasi (recreation) dan istirahat (rest).
Kegiatan pada waktu senggang bagi setiap individu akan memberikan manfaat apabila kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya bersifat positif dan berfungsi sebagai sarana pengembangan diri. Kegiatan-kegiatan dalam waktu senggang
ini bersifat relaksasi, hiburan dan pengembangan diri.

B. Konsep Rekreasi
1. Pengertian
Istilah rekreasi sudah dikenal sejak jaman dahulu yang mempunyai arti kelonggaran untuk berbuat sesuatu
dengan kehendak sendiri. Saat ini istilah rekreasi digunakan untuk suatu aktivitas yang dilakukan baik secara perorangan
maupun kelompok dalam waktu luangnya untuk memperoleh kesenangan dan kegembiraan. Seperti rekreasi ke obyek
wisata, berkunjung ke pusat perbelanjaan, berkunjung ke tempat atau taman bermain dan lain sebagainya.
Kata rekreasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “recreare” yang berarti diperkenankan. Dalam bahasa Inggris
rekreasi berasal dari kata “to create” yang berarti membentuk atau menciptakan. Sedangkan sinonim kata rekreasi adalah
“recreation” yang berarti menyegarkan atau membangun. Oleh karena itu rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
memperoleh kesegaran.
Berkenaan dengan pengertian rekreasi, Marjono (1972:10) menjelaskan tentang rekreasi sebagai berikut:
“Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang atau secara bersama-sama dengan orang lain dalam waktu-
waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi dengan
langsung dan segera.” Sedangkan menurut Sapora dan Mitchell (1961:115) yang dikutip dari Butler menjelaskan:
“Recreation may be considered as any form of leisure time experience or activity in which an individual engages from
choice because of the enjoyment and satisfaction which it brings directly to him.” Maksudnya rekreasi dipertimbangkan
sebagai bentuk pengalaman di waktu luang atau aktivitas terpilih yang dilakukan oleh individu untuk kesenangan dan
kepuasan dirinya.
Beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa rekreasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dalam waktu senggang, dilakukan secara sadar dan sukarela, untuk mendapatkan kesenangan, serta mengandung unsur
kreativitas. Jadi rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan di waktu luang untuk memperoleh kesenangan.

2. Ciri-ciri Rekreasi
Aktivitas rekreasi berbeda dengan aktivitas lainnya. Perbedaan tersebut nampak pada ciri-ciri kegiatannya,
seperti dilakukan secara sukarela, biasanya dilakukan pada waktu luang, berupa aktivitas yang mengandung unsur
bermain dan hiburan. Untuk lebih jelasnya mengenai beberapa ciri di dalam rekreasi oleh Haryono (1974) dijelaskan
sebagai berikut:

1. Rekreasi dapat memberi hasil


2. Kegiatan dalam rekreasi dasarnya sukarela
3. Rekreasi ditentukan oleh motivasi
4. Rekreasi tidak memiliki bentuk mandiri
5. Rekreasi itu melibatkan aktivitas

Kemudian Lutan (1990:10) mengemukakan beberapa ciri yang tercakup dalam kegiatan rekreasi, terutama dari
segi tujuannya yaitu: “1) sebagai pelepas lelah, 2) sebagai penyalur dalam pengisian waktu luang, 3) sebagai imbangan
kerja dan 4) sebagai pemenuh dorongan untuk bergabung dalam kelompok.” Selanjutnya Bucher (1975:451) membagi
ciri-ciri rekreasi menjadi lima, yaitu: “1) Leisure time, 2) Enjoyable, 3) Voluntary, 4) Constructive, dan 5) Nonsurvival.”
Kelima ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, leisure time yaitu dilakukan pada waktu luang (senggang).
Kedua, enjoyable maksudnya rekreasi dilakukan untuk kesenangan. Ketiga, voluntary maksudnya rekreasi dilakukan atas
kemauan sendiri. Keempat, constructive maksudnya melalui kegiatan rekreasi dapat membangun (mengembangkan)
kemampuan dan kreativitas yang ada. Kelima, yaitu nonsurvival maksudnya bahwa kegiatan rekreasi bukan merupakan
kegiatan petualangan, contohnya ekspedisi ke suatu pegunungan.
Ciri yang lebih lengkap dikemukakan oleh Meyer dan Brightbill (Supriatna, 2001:22) sebagai berikut:
Rekreasi dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik dasar diantaranya adalah: 1) rekreasi melibatkan
aktivitas, 2) Rekreasi tidak memiliki bentuk permanen, bersifat fleksibel, 3) Rekreasi membutuhkan motivasi yang
menentukan pilihan atau penggerakan keinginan seseorang untuk melakukan suatu aksi, 4) Rekreasi adalah terdapat
dalam waktu yang tidak wajib, 5) Waktu yang digunakan dalam rekreasi bersifat sukarela, 6) Rekreasi bersifat
universal, 7) Rekreasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, 8) rekreasi bersifat fleksibel, 9) Rekreasi merupakan
akibat.
Berdasarkan beberapa pengertian rekreasi tersebut di atas, maka nampak ciri-ciri dari rekreasi itu sendiri. Ciri-
ciri tersebut antara lain rekreasi merupakan aktivitas, dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama, dorongan melakukan
untuk memperoleh kepuasan dan kesenangan, dilakukan dengan sengaja, terprogram, dan dorongan melakukannya
timbul dari diri sendiri.

3. Jenis dan Bentuk Rekreasi


Rekreasi dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu rekreasi aktif secara fisik dan rekreasi pasif secara fisik.
Tiap jenis rekreasi mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Pembahasan mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rekreasi Aktif Secara Fisik
Rekreasi aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri atau berkelompok di lapangan. Murni dan Saputra (2000:31) menjelaskan, “Kegiatan
dalam lingkup aktif ini merupakan kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh dan gerakan-gerakan tubuh.” Jadi
rekreasi aktif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara aktif di lapangan untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan.
Mengenai bentuk rekreasi yang bersifat aktif dijelaskan oleh Murni dan Saputra (2000:32) bahwa, “Beberapa
bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif adalah sebagai berikut: rekreasi melalui olahraga, rekreasi melalui seni dan
budaya, rekreasi di alam terbuka, rekreasi melalui kegiatan sosial, dan rekreasi melalui kegiatan keterampilan.”
1) Rekreasi melalui Olahraga
Sering kita jumpai banyak orang bermain sepak bola, bola voli dan bola basket tetapi tidak berpakaian olahraga,
tidak menerapkan peraturan permainan yang sebenarnya, bermain sambil bersenda gurau, mengedepankan hiburan dan
kegembiraan. Jika ditinjau dari aktivitasnya maka aktivitas yang mereka lakukan dominan aktivitas fisik, dimana melalui
kemampuan fisiknya mereka melakukan suatu aktivitas cabang olahraga, tetapi dengan tujuan bukan pada perbaikan
kemampuan atau keterampilan olahraga melainkan menempatkan olahraga sebagai sarana memperoleh kegembiraan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985:47) menjelaskan sebagai berikut:

Bermacam-macam tujuan olahraga ialah:


a. Untuk mencari kesenangan (rekreasi)
b. Untuk mengisi waktu luang
c. Untuk kesehatan tubuh
d. Untuk physical Fitnes
e. Untuk penyembuhan dan pengobatan
f. Untuk pembentukan tubuh/sikap
g. Untuk mencapai prestasi
h. Untuk prestise
i. Untuk mencari nafkah
j. Untuk alat untuk mencapai pendidikan

Sajoto (1988:10) menjelaskan, “Ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga sekarang ini, salah
satunya adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk “rekreasi”, yaitu mereka melakukan kegiatan
olahraga hanya untuk mengisi waktu senggang, dilakukan penuh kegembiraan.” Jadi segalanya dikerjakan dengan santai
dan tidak formal, baik tempat, sarana maupun peraturannya.

2) Rekreasi melalui Bermain


Kata dasar bermain adalah main yang berarti, “Perbuatan untuk menyenangkan hati (yang dilakukan dengan alat
kesenangan atau tidak).” (Poerwadarminta, 1984:620). Sedangkan arti kata bermain itu sendiri oleh Poerwadarminta
(1984:620) dijelaskan sebagai, “Melakukan sesuatu (dengan alat dan sebagainya) untuk bersenang-senang; berbuat
sesuatu dengan bersenang-senang saja.” Dengan demikian maka bermain dapat dinyatakan sebagai aktivitas yang
memberikan rasa senang dan bersifat hiburan.
Sukintaka (1991:1) menyatakan bahwa, “Bermain merupakan kata kerja sedangkan permainan merupakan kata
benda. Individu bermain berarti individu mengerjakan suatu permainan, sedangkan permainan merupakan sesuatu yang
dikenai kerja bermain.” Lebih lanjut Sukintaka (1991:2) menjelaskan, “Peristiwa bermain itu merupakan peristiwa yang
bersungguh-sungguh, namun bermain bukanlah suatu kesungguhan.” Maksud kata kesungguhan di sini ialah merupakan
kegiatan untuk memperoleh penghidupan atau bermain untuk memperoleh uang. Bigot dkk. (1950:272) menyatakan,
“Bila bermain bertujuan untuk memperoleh uang atau untuk perbaikan rekor bukan merupakan permainan lagi.”
Sukintaka (1991:3) menambahkan, “Rasa senang bermain itu harus disebabkan karena bermain itu sendiri, bukan karena
sesuatu yang terdapat di luar bermain.”
Sedangkan Murni dan Saputra (2000:3) memaparkan keterkaitan rekreasi dengan aktivitas bermain sebagai
berikut:
a. Teori Relaksasi
 Bermain dapat menimbulkan rasa gembira
 Bermain dapat dilakukan pada waktu luang
 Bermain dapat memberikan kepuasan
 Bermain dapat menghilangkan ketegangan (stress)
b. Teori Rekreasi
 Bermain sebagai penyegaran dari rasa penat
 Bermain sebagai upaya untuk mengembalikan daya cipta
 Bermain sebagai perubahan alamiah dari aktivitas kerja
c. Teori Ekspresi Diri
 Bermain menjadi alat pendorong untuk maju
 Bermain menjadi media ekspresi diri
Kedudukan aktivitas bermain bagi perkembangan individu memiliki arti penting, terutama berkaitan dengan
fungsi bermain itu sendiri. Bigot dkk (1950) yang dikutip Sukintaka (1991:11) mengemukakan tentang fungsi bermain
sebagai berikut:

1. Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa individu kepada hidup bersama atau
bermasyarakat.
2. Dalam permainan individu akan mengetahui kekuatannya, menguasai alat bermain dan mengetahui sifat alat.
3. Dalam permainan, individu akan mempunyai suasana yang tidak hanya mengungkapkan fantasinya saja,
tetapi juga akan mengungkapkan semua sifat aslinya, dan pengungkapan itu dilakukan secara patuh dan
spontan.
4. Dalam permainan anak mengungkapkan macam-macam emosi dan sesuai dengan yang diperolehnya saat itu
jenis emosi itu diungkapkannya, serta tidak mengarah kepada prestasi.
5. Dalam bermain individu akan dibawa kepada kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan.
6. Permainan akan mendasari kerjasama, taat kepada peraturan permainan, pembinaan watak jujur dalam
bermain dan semuanya akan membentuk sifat “fair play” dalam bermain.
7. Bahaya dalam bermain dapat saja timbul dan keadaan ini akan banyak gunanya dalam hidup yang
sesungguhnya.

Penjelasan tersebut di atas mengindikasikan bahwa dalam aktivitas bermain mengandung unsur sosial,
kepercayaan diri, penggunaan alat bermain, fantasi, spontan, disiplin, emosi, kesenangan, kerjasama, fair play dan bahaya.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa segala aktivitas yang mengandung unsur-unsur tersebut termasuk dalam
kategori bermain.
Berkenaan dengan aktivitas di waktu luang, maka aktivitas bermain dapat digunakan sebagai salah satu aktivitas
di waktu luang, karena dalam bermain tidak ada unsur paksaan dan menimbulkan rasa senang. Sukintaka (1991:3)
menyatakan, “Permainan selalu dipilih sendiri oleh mereka yang akan bermain, jadi dalam bermain tidak ada paksaan.
Mereka bermain karena rasa senang.”

3) Rekreasi melalui Kegiatan di Alam Terbuka


Kegiatan di alam terbuka telah menjadi salah satu ciri dari pendidikan rekreasi. Peserta didik dapat menjadikan
alam sebagai wahana memperkaya wawasannya. (Murni dan Saputra, 2000:32). Kegiatan di alam terbuka ini biasanya
bersifat petualangan, diantaranya adalah mendaki gunung, camping, hiking, dan panjat tebing.
Kegiatan di alam terbuka ini termasuk dalam kelompok rekreasi aktif secara fisik karena banyak melibatkan
fungsi tubuh atau dominan membutuhkan kemampuan fisik.
Berdasar pada beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa rekreasi aktif secara fisik melalui
kegiatan olahraga diantaranya dengan bermain sepak bola, tennis, permainan tradisional, jogging dan sebagainya.
Rekreasi aktif secara fisik melalui kegiatan seni dan budaya diantaranya dengan melukis, menyanyi, menari, seni peran
dan sebagainya. Rekreasi aktif secara fisik melalui kegiatan di alam terbuka diantaranya dengan napak tilas, survivel,
petualangan di darat atau air, berkemah, dan pengamatan flora dan fauna. Rekreasi aktif secara fisik melalui kegiatan
sosial diantaranya dengan bhakti sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Rekreasi aktif secara fisik melalui
kegiatan keterampilan diantaranya dengan melakukan hobi dan kreativitas fisik.

b. Rekreasi Pasif Secara Fisik


Rekreasi pasif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada pelakunya melalui aktivitas
yang mereka lakukan secara sendiri atau berkelompok. Murni dan Saputra (2000:34) menjelaskan, “Ruang lingkup pasif
ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktivitas fisik dan pelakunya tidak melakukan
kegiatan di lapangan.” Jadi rekreasi pasif secara fisik adalah kegiatan rekreasi melalui aktivitas fisik secara pasif yang
dilakukan pada suatu tempat tertentu dan bukan lapangan untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
Mengenai bentuk rekreasi secara pasif dijelaskan oleh Murni dan Saputra (2000:34) bahwa, “Bentuk pendidikan
rekreasi pasif adalah sebagai berikut: rekreasi melalui bacaan, rekreasi melalui pertunjukan, dan rekreasi melalui musik.”
1) Rekreasi melalui Bacaan
Kegiatan rekreasi selain dilakukan secara aktif juga dapat dilakukan secara pasif yaitu melalui aktivitas-aktivitas
ringan yang tidak terlalu membutuhkan kemampuan fisik. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di rumah ataupun tempat-
tempat tertentu sesuai kebutuhan dan keinginan pelakunya.
Bacaan merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk aktivitas rekreasi yang bersifat pasif. Bacaan
yang dimaksud adalah bacaan fiksi dan non-fiksi. Bacaan fiksi diantaranya adalah novel, cerpen, cerita bergambar, dan
majalah. Sedangkan bacaan non-fiksi diantaranya adalah buku-buku ilmiah, buku informasi dan pengetahuan, serta kamus
atau ensiklopedi.

2) Rekreasi melalui Pertunjukan


Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang yang bersifat pasif adalah menonton
pertunjukan atau hiburan. Kegiatan semacam ini sering dan banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat terutama
berkaitan dengan banyaknya pertunjukan dan hiburan yang diselenggarakan.
Menonton termasuk kegiatan pasif karena pelaku tidak terlibat langsung dalam aktivitas pertunjukan. Melalui
kegiatan menonton ini diharapkan segala kepuasan dan kesenangan yang diinginkan dapat tercapai. Seperti misalnya
ingin menonton bintang idola dalam pagelaran musik, film dan lain-lainnya.

3) Rekreasi melalui Musik


Pameran seni dan budaya sering diselenggarakan oleh berbagai pihak. Kegiatan ini pun cukup diminati oleh
sebagian masyarakat. Hal ini berkaitan dengan nilai keindahan dan prestise yang dapat ditimbulkan oleh hasil-hasil karya
seni dan budaya.
Pemanfaatan waktu luang melalui kegiatan melihat atau menikmati hasil karya seni dan budaya relatif banyak
dilakukan oleh sebagian masyarakat. Terutama pada pameran-pameran seni dan budaya seperti pameran seni lukis, seni
pahat dan kerajinan tangan.
Rekreasi pasif secara fisik melalui bacaan diantaranya dengan membaca dan mendengarkan cerita, juga dapat
melalui perpustakaan, toko buku, pameran buku maupun melihat benda-benda bersejarah. Rekreasi pasif secara fisik
melalui pertunjukan diantaranya dengan menonton pertunjukan secara langsung, menonton televisi, menonton bioskop
dan sebagainya. Rekreasi pasif secara fisik melalui musik diantaranya dengan mendengarkan musik di radio dan televisi.
Rekreasi pasif secara fisik melalui seni dan budaya diantaranya melihat pameran maupun pagelaran seni dan budaya,
berupa seni lukis, seni pahat, kerajinan tangan dan tarian daerah.

Anda mungkin juga menyukai