Disusun Oleh:
Kelompok IV (Empat)
Anggota : Kiki Sundari (06101181419063)
: Dela Arista (06101181419015)
: Nindy Prastika (06101181419002)
: Lita Nuraini (06101181419008
: Clara Dyni (06101181419012)
: Intan (06101181419059)
b Ligan
Senyawa ion logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan
senyawa kompleks. Sebagian besar ligan adalah zat netral atau anionik tetapi
kation, seperti kation tropilium juga dikenal. Ligan netral, seperti amonia, NH3,
atau karbon monoksida, CO, dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang
stabil, semenatara ligan anionik, seperti Cl- atau C5H5 -, distabilkan hanya jika
dikoordinasikan ke atom logam pusat. Ligan representatif didaftarkan di Tabel 6.1
menurut unsure yang mengikatnya. Ligan umum atau yang dengan rumus kimia
rumit diungkapkan dengan singkatannya. Ligan dengan satu atom pengikat
disebut ligan monodentat, dan yang memiliki lebih dari satu atom pengikat
disebut ligan polidentat, yang juga disebut ligan khelat. Jumlah atom yang diikat
pada atom pusat disebut dengan bilangan koordinasi.
c Bilangan koordinasi dan struktur
Senyawa molekular yang mengandung logam transisi blok d dan ligan
disebut senyawa koordinasi. Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom
logam pusat, jumlah elektron d, efek sterik ligan. Dikenal kompleks dengan
bilangan koordinasi antara 2 dan 9. Khususnya kompleks bilangan koordinasi 4
sampai 6 adalah yang paling stabil secara elektronik dan secara geometri dan
kompleks dengan bilangan koordinasi 4-6 yang paling banyak dijumpai dengan
berbagai bilangan koordinasi dideskripsikan.
Kompleks berbilangan koordinasi dua
Banyak ion yang kaya elektron d10, misalnya: Cu+, Ag+, dan Au+, membentuk
kompleks linear seperti [Cl-Ag-Cl]- atau [H3N-Au-NH3]-. Kompleks dengan
valensi nol [Pd(PCy3)2] dengan ligan yang sangat meruah trisikloheksilfosfin
juga dikenal. Umumnya, kompleks berkoordinasi 2 dikenal untuk logam transisi
akhir.
Kompleks berbilangan koordinasi tiga
Walaupun [Fe{N(SiMe3)3}3] adalah salah satu contoh, komplek dengan
bilangan koordinasi 3 jarang diamati.
Kompleks berbilangan koordinasi empat
Bila empat ligan berkoordinasi pada logam, koordinasi tetrahedral (Td)
adalah geometri yang paling longgar, walaupun sejumlah kompleks bujur sangkar
(D4h) juga dikenal. [CoBr4]2-, Ni(CO)4, [Cu(py)4]+, [AuCl4]- adalah contoh-
contoh kompleks tetrahedral. Ada beberapa kompleks bujur sangkar dengan ligan
identik, seperti [Ni(CN)4]2-, atau [PdCl4]2-. Dalam kasus kompleks
ligan campuran, sejumlah kompleks bujur sangkar ion d8, Rh+, Ir+, Pd2+, Pt2+,
dan Au3+, telah dilaporkan. Contohnya termasuk [RhCl(PMe3)3],
[IrCl(CO)(PMe3)2], [NiCl2(PEt3)2], dan [PtCl2(NH3)2] (Et =C2H5). Isomer
geometrik cis dan trans mungkin diamati pada senyawa kompleks dengan dua
jenis ligan, dan pertama kali dicatat oleh A. Werner ketika mensintesis senyawa
berkoordinat 4 [PtCl2(NH3)2]. Karena kompleks tetrahedral tidak akan
menghasilkan isometri geometri, Werner menyimpulkan bahwa senyawa
kompleksnya adalah bujur sangkar. Baru-baru ini cis-[PtCl2(NH3)2] (cisplatin)
telah digunakan untuk terapi tumor dan dan patut dicatat bahwa yang aktif
hanyalah isomer cis.
Golongan Mn
1. Kedalam larutan KMnO4 tambahkan larutan H2SO4 setelah itu tambahkan
larutan jenuh NH4Cl dan 5 m NaOH, kemudian dibagi dua bagian (a dan
b) dan masing-masing dilakukan perlakuan sebagai berikut: tambahkan
larutan H2O2, aliri gas dan asamkan dengan 5 M HCl.
2. Kedalam 3 tetes larutan KMnO4 tambahkan 1 ml larutan 5 M H2SO4 3
tetes larutan 0,2 M AgNO3 dan sedikit Na2S2O3 , kemudian dipanaskan.
3. Empat tetes larutan KMnO4 diasamkan dengan 1 ml larutan 2,5 M
H2SO4, kemudian diuji dengan H2O2.
4. Tiga tetes larutan KMnO4 diasamkan dengan 1 ml larutan 5 H2SO4,
kemudian diuji dengan Na2S2O3.
5. Kedalam 4 tetes larutan KMnO4 tambahkan 1 ml iar dan beberapa tetes
MnSO4
6. Satu gram KMnO4 dipanaskan dengan 2 ml larutan 10 M NaOH kemudian
larutkan dan asamkan dengan H2SO4.
7. Satu Kristal KMnO4 diletakkan diatas nyala Bunsen, dinginkan , kemudian
larutkan kedalam 3 ml air.
Golongan Mn
1. 2 MnO4- (aq) + 5H2O2 (aq) 6H+ (aq) ->5O2 (g) + 2Mn2+ (aq) + 8H2O (aq
2. 2 K MnO4 (aq) + H2SO4 (aq) -> Mn2O7 (aq) + 2 K+ + SO42- (aq) + Caq)
3. K MnO4(aq) + H2O (l) -> K+ (aq) + MnO4- (aq)
4. MnO4- (aq) + 2 MnO2 (S) + H2O (aq) -> 2 MnO4- (aq) + H2O (aq)
5. 4 MnO4- (aq) + 4 OH- (aq) -> MnO4-2 + H 2O + O2
6. MnO4-2 + 3H2SO4 -> MnO4- (aq) + MnO2(s) + 2 H+(aq) + SO4 2-+ 2H2O
7. 2 K MnO4(s) -> K MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)
8. K2 MnO4(s) + H2O(aq) -> 2 K+ (aq) + MnO42-(aq)
X. Pembahasan
Pada percobaan ini mengenai reaksi kualitatif logam – logam transisi
dengan golongan kromium dan mangan. Percobaan pertama yaitu percobaan
kromium, berdasarkan hasil pengamatan K2CrO4 yang berwanak uning
direaksikan dengan H2SO4 yang tak berwarna kemudian ditambahkan amil
alkohol eter serta 3 tetes H2O2 larutan terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah
bewarna hijau dan lapisan atas bewarna biru serta terdapa gas. Berdasarkan
referensi, dengan mengasamkan larutan dengan asam sulfat encer, metanol dan
menambahkan sedikit hydrogen peroksida, terbentuklah pewarnaan biru pada
diekstraksi kedalam fase organic dengan mengocok berlahan-lahan. Karena kedua
gugus peroksida, senyawa ini sering disebut kromium peroksida.dalam larutan air
warna biru memudar dengan cepat, karena kromium pentoksida terursi menjadi
kromium (III) dan oksigen. Stabilitas yang meningkat dalam larutanmetanol ,dan
seterusnya disebaban oleh terbentuknya kompleks dengan senyawa yang
mengandung oksigen.
Selanjutnya hasil pengamatan ketika K2CrO4 yang berwarna kuning ,
ditambahkan asam sulfat menjadi larutan berwarna hijau, ketika ditambahkan
H2O2 larutan tetap bewarna hijau. Ketika dipanaskan warna larutan kembali
berwarna hijau tetai terdapat gelembung gas. Berdasarkan referensi, jika larutan
kromat diolah dengan hydrogen peroksidadiperoleh larutan kromium pentoksida
yang biru tua. Larutan biru ini sangat tidak stabil dan terurai ,menghasilkan
oksigen dan larutan garm kromium (III) yang hijau.
Ketika K2Cr2O7 ditambahkan dengan Zn yang yang berbentuk serbuk,
namun setelah ditambahkan HCl larutan berwarna hijau setelah ditambahkan
CH3COONa tidak terjadi perubahan. Hal ini menandakan reduksi kromat atau
dikromat padat dengan asam klorida pekat. Pada pemanasan suatu kromat atau
dikromat padat dengan asam klorida pekat,klor dilepaskan dan dihasilkan suatu
larutan yang mengandung ion kromium (III).
Pada percobaan dengan golongan mangan yaitu KMnO4 yang berwarna
ungu ditambahkan dengan H2SO4 setelah diasamkan dengan H2SO4 larutan
berubah menjdi warna ungu yang tidak terlalu pekat dan ditambahkan NH4Cl
larutan berubah menjadi warna coklat kehitaman setelah ditambahkan dengan
NaOH larutan berwarna coklat dengan gelombang gas. Berdasarkan referensi
bahwa penambahan reagensia ini kepada larutan kalium permanganat yang telah
diasamkan dengan asam sulfat pekat mengakibatkan warna menjadi hilang dan
melepaskan oksigen yang murni (mengandung air). Pada uji ke dua mangan
KMnO4 ditambahkan H2SO4 larutan menjadi warna merah muda pekat dan setelah
ditambahkan AgNO3 larutan menjadi coklat dan setelah ditambahkan dengan
Na2S2O3 (setelah dipanaskan) tidak terjadi perubahan larutan tetap berwarna
coklat. Berdasarkan referensi permanganate larut dalam reagensia ini dengan
menghasilkan suatu larutan ungu, yang mengandung heptoksida (anhidrida
permanganate), larutan ini bias meledak dengan spontan pada suhu biasa dan
ledakan yang sangat hebat mungkin terjadi pada pemanasan. Selanjutnya
KMnO4 ditambahkan H2SO4 larutan berwarna ungu dan ketika larutan
ditambahkan H2O2 larutan berwarna larutan menjadi tak bewarna. Selanjutnya
KMnO4 ditabahkan larutan H2SO4 larutan berwarna ungu dan ketika ditambahkan
larutan Na2S2O3 warna larutan berubah menjadi warna putih susu dan lapisan
bawah berwarna merah muda. Uji selanjutnya KMnO4 ditambahkan dengan
NaOH larutan berwarna ungu setelah dipanaskan tidak terjadi, setelah
ditambahkan H2SO4 terdapat bewarna ungu pekat. Berdasarkan referensi
menyatakan bahwa dengan memanaskan larutan pekat kalium permanganate
dengan larutan pekat natrium hidroksida, dihasilkan sesuatu larutan kalium
permanganate yang hijau dan dilepaskan oksigen. Bila larutan manganat ini
dituangkan dalam air dengan volumenya besar, atau diasamkan dengan asam
sulfat encer, warna ungu dari kalium permanganate kembali dan mangan dioksida
mengendap.Uji yang terakhir KMnO4 berwarna serbuk hitam dipanaskan dengan
Kristal menjadi berwarna ungu danditambahkan dengan air larutan menjadi
berwarna ungu pekat.Berdasarkan referensi, bila kalium permanganate dipanaskan
dalam tabung reaksi. Melepaskan oksigen yang murni dan tertinggal suatu residub
hitam, kalium manganat, dan mangan dioksida setelah diektraksi dengan air
diperoleh larutan kalium manganat.
XI. Kesimpulan
1. Logam-logam transisi seri pertama (3d),(4d),dan (5d) menunjukkan sifat-
sifat kimiawi yang berdekatan dalam periodenya dan kemiripan maupun
perbedaan yang khas ditunjukkan oleh kelompok golongannya.
2. Zat-zat berwarna yang menghasilkan larutan kuning bila larut dalam air
adalah kromat logam.
3. Kebanyakkan kromat logam-logam lain tak larut dalam air,
natrium,kalium dan ammonium dikromat larut dalam air.
4. Pemanasan dikromat padat dengan asam klorida pekat akan membebaskan
klor dan menghasilkan suatu larutan yang mengandung kromium.
5. Permanganate larut dalam air, dan membentuk larutan berwarna ungu.
6. Kalium permanganate jika dipanaskan akan melepaskan oksigen yang
murni dan tertinggal suatu residu hitam, kalium manganat, dan managan
dioksida.
XII. Daftar Pustaka
Fleuraz, Zahra. 2013. Reaksi Kualitatif Logam – logam Transisi(online).
http://fleurazzahra.blogspot.co.id/2013/12/reaksi-kualitatif-logam-logam-
transisi.html. diakses pada 10 Maret 2016.
Gulo, Fakhili. 2014. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II. Indralaya: UPPSB
Svehla, G. 1985. Analisa Anorganik Kualitatif II. Jakarta: Kalman Media Pustaka
Golongan Mn (mangan )