Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ESTIMASI BIAYA PROYEK DAN REKAYASA EKONOMI

(Metode Estimasi Biaya Proyek)

Dosen Pengampu :

Ir. Agus Suroso, MT.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Ilham Muharam 41116010012


2. Sekar Septrianita Azizah 41116010129
3. Laelalatul Maulidah 41116010124

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Mercu Buana

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Judul makalah ini adalah “Metode
Estimasi Biaya Proyek” sebagai salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah “Estimasi
Biaya Proyek dan Rekayasa Ekonomi”, dimana di dalamnya membahas tentang “Metode
Estimasi Biaya Proyek”.
Mengingat begitu pentingnya kita mengetahui materi tersebut, maka melalui makalah
dan presentasi ini diharapkan pembaca dapat mengetahui apa itu dewatering. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing mata
kuliah “Estimasi Biaya Proyek dan Rekayasa Ekonomi” yang telah membimbing kami
hingga hasil makalah ini dapat kami presentasikan.
Namun penulis menyadari jika ada kekurangan dari hasil makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang telah
membaca makalah ini. Semoga tulisan ini memberi informasi yang berguna bagi peningkatan
dan pengembangan di bidang presentasi.

Jakarta, 20 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

2.1 Pengelolaan Biaya ............................................................................................ 2


2.2 Metode Estimasi Biaya .................................................................................... 3
2.2.1 Metode Estimasi Biaya Menurut Iman Soeharto ................................. 4
2.2.2 Metode Estimasi Biaya Menurut Stephen D ........................................ 5
2.2.2.1 Feasibility Estimate ...................................................................... 5
2.2.2.2 Conceptual Estimate ..................................................................... 6
2.2.2.3 Functional Unit Price Estimate ..................................................... 6
2.2.2.4 Unit Cost per Square Meter Estimate ........................................... 6
2.2.2.5 Unit Cost per Cubic Meter Estimate ............................................. 6
2.2.2.6 Factor Estimate .............................................................................. 6
2.2.2.7 System Estimate ........................................................................... 7
2.3 Skema Perhitungan Estimasi Biaya Proyek .................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Estimasi biaya awal digunakan untuk studi kelayakan, alternatif desain yang mungkin,
dan pemilihan desain yang optimal untuk sebuah proyek. Hal yang penting dalam pemilihan
metode estimasi biaya awal haruslah akurat, mudah, dan tidak mahal dalam penggunaannya.
Jumlah dan luas lantai memperlihatkan karakteristik dan ukuran fisik dari suatu proyek
pembangunan gedung yang dalam kepraktisannya informasi ini bisa tersedia dengan mudah
pada tahap desain pembangunan gedung. Estimasi biaya konstruksi merupakan hal penting
dalam dunia industri konstruksi. ketidak akuratan estimasi dapat memberikan efek negatif
pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat.
Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner harus
menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima
keuntungan yang layak. Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik
dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen mempunyai dampak pada
kesuksesan proyek dan perusahaan pada umumnya.
Keakuratan dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan ketelitian estimator
dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan informasi terbaru. Proses
analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara
umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metode yang digunakan untuk
melakukan estimasi biaya konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan
berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja.
Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas
kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting
dan tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi yang diperlukan apabila tingkat
ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang berbeda.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengelolaan Biaya

Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian
dana proyek, mulai dari proses, memperkirakan jumlah, jumlah keperluan dana, mencari dan
memilih sumber dan macam pembiayaan, perencanaan serta pengendalian alokasi pemakaian
biaya sampai pada akuntansi dan administrasi pinjaman atau keuangan.

1. Perencanaan Sumber Daya


Perencanaan sumber daya meliputi pengidentifikasian jenis dan kuantitas sumber daya
yang diperlukan guna melaksanakan pekerjaan sesuai dan lingkup proyek. Output dari
proses ini ialah catatan atau data jenis sumber daya yang diperlukan serta kuantitas
masing-masing komponennya.
2. Perkiraan Biaya
Kuantitas dan jenis sumber daya diidentifikasi dilanjutkan dengan estimasi keperluan
biaya guna pengadaan sumber daya bersangkutan yang dinyatakan dalam satuan uang.
Mengadakan perkiraan biaya termasuk mengkaji atau menjadi alternative terbaik dari
segi biaya. Output dari proses ini adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya proyek
beserta penjelasan yang diperlukan.
3. Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berarti memerinci alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan,
yang diintegrasikan dengan jadwal penggunaannya. Anggran ini nantinya akan menjadi
tolok ukur pengendalian kinerja kegiatan yang bersangkutan. Output dari proses ini
adalah dokumen anggaran biaya proyek serta rencana penarikannya.
4. Pengendalian Biaya
Proses pengendalian biaya termasuk memantau dan mencatat apakah penggunaan telah
sesuai dengan perencanaan, bila tidak sesuai dicari sebabnya dan dievaluasi dampak
yang mungkin terjadi serta diadakan koreksi. Output dari proses ini adalah change order
dan revisi anggaran.

2.2 Metode Estimasi Biaya

Hal yang penting dalam model estimasi biaya pada tahap awal perencanaan proyek
adalah harus cepat, mudah dalam penggunaannya, akurat dan menghasilkan estimasi yang
dapat dipertanggungjawabkan. Ada pendapat bahwa metode pengukuran sekarang ini tidak
perlu rumit dan detail, sehingga timbul tuntutan untuk memperbaiki sistem, misalnya dengan
pengembangan Cost Mode. Cost Model dapat digunakan untuk penaksiran harga, Poh dan
Horner (1995) telah mengidentifikasi sifat-sifat model yang ideal yaitu :
sederhana, cukup akurat, dapat memberikan umpan balik yang cepat, terdiri dari elemen-
elemen yang mudah untuk diukur dan yang menggambarkan operasi kerja lapangan yang
dapat digunakan untuk pengawasan pekerjaan maupun pelaksanaannya.
Pembuatan Rencana Anggaran Biaya mengandung unsur ketidakpastian data
masukan, misalnya data penggunaan jam-orang, bahan yang digunakan, alat yang digunakan,
dan sebagainya yang sangat tergantung pada pengalaman estimator di lapangan. Dalam
taksiran biaya harus diperhitungkan pula biaya cadangan yang cukup guna menutup bidang-
bidang resiko itu. Perhitungan yang tidak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko
yang akan terjadi, mungkin berhasil memenangkan tender karena rendahnya penawaran,
tetapi pada umumnya akan mengalami kerugian yang menyangkut kontrak. Jelas, tidak ada
perusahaan yang dapat bertahan lama bisa beroperasi jika perusahaannya merugi. Sebaliknya
perusahaan yang terlalu banyak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang akan
terjadi dalam perkiraan biayanya tidak akan memenangkan tender dan tidak akan dapat
berkembang.
Dalam menaksir biaya yang hendak ditawarkan, estimator harus mempergunakan
segenap pengalaman, kelihaian berusaha, serta pengetahuannya untuk mendapatkan taksiran
yang tidak hanya memungkinkannya untuk memenangkan tender, juga akan mendapatkan
keuntungan yang wajar bagi perusahaannya. Kesulitan mendapatkan taksiran biaya yang
tepat berbanding lurus dengan jumlah pekerjaan dalam perencanaan atau pengembangan yang
dilaksanakan. Syarat utama adalah estimator harus mengetahui apa yang diperlukan dalam
suatu penawaran atau pendekatan rekayasa apa yang akan dipakai untuk memenuhi
persyaratan. Untuk mendapatkan perhitungan yang cepat maka harus dikembangkan suatu
model perhitungan biaya untuk meningkatkan pemahaman tentang proyek dan untuk
mengkomunikasikan konsep yang komplek.

2.2.1 Metode Estimasi Biaya Menurut Iman Soeharto


Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai berikut :
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan karakteristik fisik
tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat, volume dan sebagainya. Memakai
daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, yaitu dengan mencari angka
perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga pada
waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand
book, katalog, dan penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya
proyek.
2. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu dengan cara
menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur menurut fungsinya.
3. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi diantara
harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang terkait.
4. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas
komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan.
5. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan,
dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat
ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter kubik)
telah dapat dihitung.
6. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang memakai
masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang diperoleh
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
2.2.2 Metode Estimasi Biaya Menurut Stephen D
Metode Estimasi Biaya Konstruksi Berdasarkan Fase Proyek Menurut Stephen D
Shuette :

2.2.2.1 FEASIBILITY ESTIMATE


Dibuat untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek untuk dibangun.
Pertimbangan utama yang dijadikan dasar kelayakan suatu proyek adalah keuntungan
ekonomis dari proyek bagi pemilik swasta atau pemenuhan kebutuhan masyarakat pada
proyek pemerintah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam feasibility estimates adalah:

1. biaya konstruksi hanyalah salah satu bagian dari feasibility estimate.


2. biaya-biaya lain yang harus dipertimbangkan, antara lain: lahan, desain, pajak,
modal, pemeliharaan dan perbaikan tiap tahun.
3. pendapatan bersih juga perlu diperkirakan.
4. pemilik dapat membuat keputusan berdasarkan analisis ekonomi.

2.2.2.2 CONCEPTUAL ESTIMATE


Estimasi ini biasanya mengalami beberapa kali perbaikan sepanjang proses
desain. Proses estimasi yang sederhana diperlukan pada tahap ini, seperti:
2.2.2.3 Functional Unit Price Estimate
Metode ini menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar untuk menentukan
perkiraan harga proyek, misalnya:

1. proyek sekolah menggunakan biaya tiap murid.


2. proyek lahan parkir didasarkan pada biaya lahan untuk tiap kendaraan.
3. proyek rumah sakit menggunakan biaya tiap tempat tidur.
4. proyek stasiun pembangkit didasarkan pada biaya tiap kilowatt keluaran.

2.2.2.4 Unit Cost per Square Meter Estimate


Metode ini paling sering dan cocok digunakan pada tahap awal dari proses
perencanaan dan desain. Dasar hitungannya adalah biaya per satuan luas dari bangunan
sejenis dikalikan total luas bangunan yang direncanakan.

Harga satuan diperoleh dari proyek sejenis yang telah selesai dibangun, lebih
baik jika dibangun oleh perusahaan sendiri maupun dari buku data yang dipublikasikan.

2.2.2.5 Unit Cost per Cubic Meter Estimate


Metode ini serupa dengan metode Unit Cost per Square Meter Estimate tetapi
satuan yang digunakan bukan luas melainkan volume. Metode ini cocok untuk bangunan
yang mementingkan volume seperti gudang.

2.2.2.6 Factor Estimate


Metode ini dapat digunakan untuk proyek yang memiliki komponen utama
yang dominan misalnya konstruksi pemanas untuk instalasi pembangkit tenaga.
Komponen utama ditentukan sebagai faktor dasar dengan nilai 1,00. Komponen lain
diberi nilai berupa prosentase yang proporsional dari komponen utama tadi.

2.2.2.7 System Estimate


Metode ini dikenal juga sebagai Elemental or Parametric Estimate,
merupakan metode yang paling akurat dibandingkan dengan metode lain
dalam conceptual estimating.

Pada metode ini:


1. estimator dituntut untuk melakukan beberapa hitungan kuantitas/volume.
2. proyek dibagi menjadi beberapa functional system dan ditentukan elemen apa
saja yang berada dalam tiap sistem.
3. semua komponen membentuk satu unit ukuran.
4. harga diperoleh dengan mengalikan volume dari satu sistem dengan harga
satuan yang memuat semua elemen dalam sistem tersebut.

2.3 Skema Perhitungan Estimasi Biaya Proyek


a. Study And Interpretation of Information
Mempelajari dan mengintrepertasikan lingkup proyek dan menghasilkan sebuah
rencana estimasi. Tahap ini juga melibatkan formula metodologi estimasi dan
penetapan informasi tambahan yang dibutuhkan.
b. Collect Additional Information
Adalah mengumpulkan informasi tambahan yang dibutuhkan untuk perhitungan
biaya tahap konseptual. Informasi tambahan ini dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu :
data saat ini dan data historis. Data saat ini termasuk data yang berkaitan dengan
biaya saat ini, produktivitas, kondisi proyek dan perkembangan masa datang. Data
historis termasuk data yang berkaitan dengan proyek masa lalu yang sejenis dengan
proyek yang diestimasi saat ini. Pemilihan dan penggunaan data ini merupakan bagian
kritis dari proses estimasi karena pemilihan informasi yang tidak layak akan
mempengaruhi kualitas akhir estimasi secara negatif. Estimator, pada titik ini, harus
mengkonsep proyek, mengerti aktivitas yang diperlukan untuk diselesaikan serta
waktu penyelesaiannya dan membandingkan proyek dengan proyek sebelumnya jika
dimungkinkan.
c. Output Conceptual Cost Estimating
Dengan seluruh informasi yang dikumpulkan, proses estimasi tahap konseptual
dapat dihasilkan. Tahap ini merupakan tahap utama proses estimasi. Output dari tahap
ini adalah estimasi tahap konseptual proyek dan dasar estimasi yang
didokumentasikan untuk melakukan perhitungan atau perkiraan biaya proyek. Hal ini
sangat penting dilakukan karena untuk menggambarkan seluruh informasi, asumsi,
penyesuaian dan prosedur yang dipertimbangkan dalam proses estimasi. Dokumen ini
diperlukan untuk mendukung estimasi serta evaluasi biaya proyek di masa
mendatang serta terhadap perubahan dan modifikasi lingkup proyek. Hasil estimasi
tahap konseptual kemudian diserahkan kepada manajemen untuk penetapan
keputusan. Pada tahap ini, proses estimasi diselesaikan. Proses dapat
diulang untuk mengakomodasi perubahan dan modifikasi lingkup proyek.
Daftar Pustaka
I Soeharto, 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Jakarta:
Erlangga

https://feriantoraharjo.wordpress.com/2016/08/04/metode-estimasi-biaya/

Asianto, 2003, Project Cost Estimation and Control,

Stephen D Schuette and Roger W Liska, Building Construction Estimation 2 nd Edition,


1998

Anda mungkin juga menyukai