Anda di halaman 1dari 23

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

PROPORSAL PENELITIAN

”PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP


HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR
BARANG DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-
2016”

DISUSUN OLEH :

PENULIS : Ahmad Faris Madaniy Ridwan (01011281621083)

KELAS : B (Indralaya)

DOSEN PENGASUH :

1. Hj. Marlina Widiyanti, SE., SH., MM., Ph.D


2. Dr. Agustina Hanafi, MBA
3. Dr. Zakaria Wahab, MBA
4. M. Eko Fitrianto , SE., M.Si

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................. 9

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................... 9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10

2.1 LANDASAN TEORI ................................................................................ 10

2.1.1 Laporan Keuangan ............................................................................ 10

2.1.1.1 Rasio Likuiditas ....................................................................... 10

2.1.1.1.1 Current Ratio ............................................................. 10

2.1.1.1.2 Quick Ratio ................................................................. 11

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas .................................................................. 11

2.1.1.2.1 Return On Total Assets (ROA)................................. 11

2.1.1.2.2 Return on Equity (ROE) ........................................... 12

2.1.1.3 Harga Saham ............................................................................ 12

2.1.2 Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham Penutupan ...... 12

2.1.3 Pengaruh Quick Ratio Terhadap Harga Saham Penutupan.......... 13

2.1.4 Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham Penutupan..................... 13

2.1.5 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Penutupan ..................... 13

2.2 PENELITIAN TERDAHULU................................................................. 14

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................... 20

2.3.1 Model Konsep ..................................................................................... 20

2
2.3.2 Model Hipotesis .................................................................................. 21

2.4 HIPOTESIS .............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Terdapat beragam pilihan bagi seseorang yang ingin menginvestasikan
kekayaan yang dimilikinya. Salah satu investasi yang bisa dipilih selain aset riil
berupa emas, properti, maupun tanah ialah investasi berupa saham. Saham
merupakan surat berharga yang menunjukkan bukti kepemilikan individu maupun
institusi dalam suatu perusahaan. Seorang investor dapat memilih jenis investasi
ini karena dapat memberikan keuntungan ekonomis dan non ekonomis bagi
pemegang saham.
Pasar modal adalah suatu sarana yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan
dana dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan
investor. Melalui aktivitas pasar modal, suatu perusahaan dapat bergantung hidup
dengan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan ekspansi
perusahaan. Perusahaan selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai sahamnya
agar banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya untuk perusahaan.
Nilai saham ini salah satunya dapat diukur berdasarkan harga sahamnya. Dana
suatu perusahaan diperoleh dari sumber intern dan ekstern perusahaan. Dana
yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang bersumber dari para kreditor
dan investor. Dana yang berasal dari kreditor disebut modal asing yang
merupakan hutang bagi perusahaan sedangkan dana yang berasal dari investor
disebut modal sendiri.
Sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya, investor biasanya
terlebih dahulu melihat kinerja perusahaan. Investor akan menanamkan modalnya
pada perusahaan yang memiliki kinerja dan reputasi yang baik sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi penanam modal. Kinerja perusahaan yang go public
dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan untuk umum. Pada
umumnya, informasi laba pada laporan keuangan perusahaan merupakan
informasi yang paling mendapat perhatian yang besar dan menarik bagi berbagai

4
kalangan terutama investor. Namun, selain informasi laba, investor juga
setidaknya memperhatikan informasi yang berkenaan dengan likuiditas suatu
perusahaan yang akan dibelinya sebagai dampak dari banyaknya likuidasi
perusahaan maupun bank karena tidak mampu membayar pinjamannya.
Selain melihat kinerja perusahaan, investor juga sangat memperhatikan harga
saham perusahaan yang akan dibelinya. Hal ini disebabkan karena investor
mengharapkan return dari investasi tersebut. Menurut Hartono (2008) keuntungan
yang diperoleh investor dari penanaman modal saham ini dapat berasal dari laba
perusahaan yang dibagikan atau dividen, dan kenaikan atau penurunan saham.
Budiman (2007) menyatakan peningkatan maupun penurunan harga saham
dipengaruhi banyak faktor, ada faktor internal dan ada pula faktor eksternal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi harga pasar seperti kondisi perekonomian,
kebijakan pemerintah, inflasi, kondisi politik, dan lain-lain. Faktor internal yang
mempengaruhi harga saham seperti keputusan manajemen, kebijakan internal
manajemen dan kinerja perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengendalikan faktor
eksternal karena faktor tersebut terjadi diluar perusahaan. Namun perusahaan
dapat mengendalikan faktor internal agar harga saham mereka tidak turun. Salah
satu caranya adalah melalui kinerja perusahaan.
Penentuan harga saham salah satunya didasarkan pada kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan
menunjukkan informasi mengenai keadaan suatu perusahaan yang bisa dijadikan
sumber informasi bagi pengambilan keputusan.
Laporan keuangan perlu dianalisis untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai
manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana perusahaan ke depan (Sudana, 2011:20). Salah satu
analisis laporan yang paling umum dilakukan yaitu analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar,
dan rasio profitabilitas. Penelitian ini lebih ditekankan pada rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas. Rasio likuiditas dan profitabilitas perusahaan itu penting,
karena rasio-rasio ini akan memberikan informasi yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam jangka pendek (Syamsuddin,
2009:40). Apabila dalam jangka pendek perusahaan telah menunjukkan

5
ketidakmampuannya dalam mengelola usaha, maka perusahaan tersebut akan
mengalami kesulitan yang lebih besar dalam jangka panjang.
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansialnya dengan segera. Rasio ini berguna untuk mengetahui
seberapa besar aset likuid yang bisa diubah menjadi kas untuk membayar tagihan
yang tak terduga. Apabila perusahaan tidak mampu membayar tagihan tersebut
maka bisa terancam mengalami kebangkrutan.
Rasio likuiditas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Ratio dan Quick Ratio. Current Ratio merupakan gambaran kemampuan seluruh
aktiva lancar dalam menjamin utang lancarnya (Moeljadi, 2006:68). Current
Ratio dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan dari likuiditas jangka pendek
yang paling utama karena mencakup seluruh komponen aktiva lancar dan seluruh
komponen hutang lancar tanpa membedakan tingkat likuiditasnya. Apabila aktiva
lancarnya melebihi hutang lancarnya, maka dapat diperkirakan bahwa pada suatu
ketika dilakukan likuiditas, aktiva lancar terdapat cukup kas ataupun yang dapat
dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat
memenuhi kewajibannya.
Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek tanpa dikaitkan
dengan penjualan persediaan (Margaretha, 2005:19). Persediaan merupakan aktiva
yang paling tidak likuid. Perusahaan yang memiliki persediaan tinggi,
dikhawatirkan akan mengalami kesulitan membayar tagihan jangka pendeknya.
Penggunaan Quick Ratio akan lebih tajam daripada Current Ratio karena
menunjukkan aktiva lancar yang lebih likuid dan tidak bergantung pada
persediaan untuk dapat memenuhi hutang lancar dalam jangka pendek. Analisis
rasio ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi pelengkap dari Current Ratio
yang menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan.
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono dan Harjito,
2003:53). Rasio ini biasanya yang sering diperhatikan oleh perusahaan dan
investor. Perusahaan menganggap rasio profitabilitas yang tinggi merupakan
keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.

6
Rasio profitabilitas yang akan digunakan adalah ROA (Return on Asset) dan
ROE (Return on Equity). Kedua rasio ini penting untuk dianalisis. Perhitungan
ROA dan ROE dapat menunjukkan kondisi keuangan secara keseluruhan karena
mencakup komponen dari laporan neraca dan laporan laba-rugi, sedangkan rasio
profitabilitas yang lain hanya mencakup komponen dari laporan laba-rugi saja.
ROA adalah mengukur pengembalian atas total aset setelah bunga dan pajak
(Brigham and Houston, 2010:148). ROA dapat dijadikan sebagai indikator
efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh laba.
Semakin tinggi ROA, maka semakin baik kondisi perusahaan.
ROE merupakan pengukuran dari penghasilan (income) yang bagi pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang sudah mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin,
2009:64). Tingkat ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
menghasilkan laba bersih yang tinggi. Apabila laba bersihnya tinggi, maka kinerja
manajemen dianggap semakin baik pula. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
perusahaan dapat mengelola sumber dana yang dimiliknya dengan baik.
Menurut hasil penelitian Widuri (2009), kinerja keuangan berpengaruh
terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2012)
menghasilkan hasil yang sama dengan Widuri yaitu kinerja keuangan
mempengaruhi harga saham. Berbeda halnya dengan Fitriana (2008) dan
Shehadeh S. Arar(2018), hasil penelitiannya membuktikan bahwa kinerja
keuangan tidak mempengaruhi harga saham. Adanya ketidakkonsistenan hasil
penelitian membuat peneliti ingin melakukan penelitian terhadap kinerja
keuangan sehingga mengetahui kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga
saham atau tidak.
Penulis pun merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk menguji
pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan judul:
”Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Periode 2012-2016”

7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan masalah yang
akan diteliti, sebagai berikut:
1. Bagaimana Likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Bagaimana harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Seberapa besar pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
5. Seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor barang
dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor
barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor
barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh profitabilitas terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

8
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perkembangan dan kemajuan dibidang manajemen khususnya pada materi
manajemen keuangan

1.4.2 Manfaat Praktis


Penelitian ini merupakan suatu hal yang dapat menimbulkan manfaat baik
bagi penulis, bagi perusahaan, maupun bagi pembaca pada umumnya. Adapun
manfaat-manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
informasi penulis, khususnya mengenai pengaruh likuiditas dan
profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi tambahan yang berhubungan dengan harga saham
dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk
merencanakan suatu strategi baru dan dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat memberikan suatu tambahan pengetahuan dan dapat
menjadi bahan referensi khususnya bagi pihak-pihak yang mengkaji topik-
topik yang berkaitan dengan Likuditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan
Aktivitas dan pengaruhnya terhadap harga saham yang dibahas dalam
penelitian ini.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor industri
kimia yang terdaftar di BEI periode 2012-2016. Data penelitian diperoleh penulis
dari media elektronik melalui situs internet www.idx.co.id sahamok.com. waktu
penelitian dilakukan pada periode 2012-2016.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Laporan Keuangan


Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Martono dan
Harjito, 2003:51). Laporan keuangan pada umumnya dibedakan menjadi 2
macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan sangat
diperlukan oleh manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan, bagi investor
laporan keuangan berguna untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya
pinjaman dan bagi pemegang saham berguna untuk meramalkan laba, dividen,
dan harga saham (Moeljadi, 2006:67). Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai
informasi dalam pengambilan keputusan investasi, keputusan pemberian kredit,
penilaian aliran kas, penilaian sumber-sumber ekonomi, melakukan klaim
terhadap sumber-sumber dana (Martono dan Harjito, 2003:52).

2.1.1.1 Rasio Likuiditas


Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo (Moeljadi,
2006:67). Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tidak
mengalami kesulitan membayar kewajibannya dalam jangka pendek, sehingga
kreditur tidak perlu khawatir dalam memberikan pinjaman.

2.1.1.1.1 Current Ratio


Current Ratio menggambarkan kemampuan seluruh aktiva lancar dalam
menjamin seluruh utang lancarnya (Moeljadi, 2006:68).Agar menghasilkan
current ratio yang tepat, manajemen harus memperhatikan beberapa faktor, antara
lain jenis usaha, cash flow, maupun tingkat kredibilitas perusahaan tersebut dalam

10
hubungannya dengan kreditor (Moeljadi, 2006:68). Sebagai pedoman umum,
tingkat current ratio 2,00 sudah dapat dianggap baik (considered acceptable)
(Syamsuddin, 2009:40). Berikut rumus yang bisa digunakan untuk mengukur
tingkat Current Ratio:
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Current ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
× 100%

(Moeljadi,2006:68)

2.1.1.1.2 Quick Ratio


Hampir sama dengan current ratio, namun aktiva lancar harus
dikurangkan dengan jumlah persediaan (inventory). Hal ini dikarenakan
persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling tidak likuid. Persediaan
adalah aktiva yang paling tidak likuid dan bila terjadi likuidasi, maka persediaan
merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian (Moeljadi, 2006:69).
Tidak ada ketentuan yang pasti tentang besarnya quick ratio yang terbaik bagi
perusahaan. Quick ratiosebesar 1,00 pada umumnya sudah dianggap baik
(Syamsuddin, 2009:46). Quick ratio dapat dihitung dengan cara:
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 −𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
Quick ratio= 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
× 100%

(Moeljadi, 2006:69)

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas


Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,
pengelolaan aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil operasi (laba) (Margaretha,
2005:21). Keuntungan yang didapat baik dalam bentuk laba maupun nilai ekonomis,
merupakan tuntutan dari para pemodal. Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan mampu meningkatkan penjualannya dengan baik.

2.1.1.2.1 Return On Total Assets (ROA)


ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas
aktiva yang dipergunakan (Margaretha, 2005:21). Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik keadaan suatu perusahaan. Apabila tingkat ROA itu rendah, tidak selalu berarti

11
buruk. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh keputusan yang disengaja untuk
menggunakan utang dalam jumlah besar, beban bunga yang tinggi menyebabkan laba
bersih menjadi relatif rendah (Brigham and Houston, 2010:148). Rumus untuk
menghitung ROA adalah sebagai berikut:
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROA = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

(Moeljadi, 2006:74)

2.1.1.2.2 Return on Equity (ROE)


Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di
dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:64). Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan (Sudana, 2011:22). Formula ROE adalah sebagai berikut:
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROA = × 100%
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

(Moeljadi, 2006:74)

2.1.1.3 Harga Saham


Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan hak pemodal sebagai
bukti kepemilikan pribadi maupun institusi dalam suatu perusahaan. Harga saham
dapat dinilai berdasarkan nilai nominalnya, nilai buku, nilai dasar, atau nilai
pasarnya

2.1.2 Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham Penutupan (Closing


Price)
Current Ratio merupakan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam
menjamin hutang lancarnya.Semakin meningkatnya Current Ratio menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menggunakan aktiva lancarnya dengan baik guna
memenuhi kewajibannya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wicaksono

12
(2013) menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan Current Ratio
terhadap Harga Saham.

2.1.3 Pengaruh Quick Ratio Terhadap Harga Saham Penutupan (Closing


Price)
Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melunasi kewajiban jangka pendek tanpa dikaitkan dengan jumlah
persediaan (Margaretha, 2005:19). Semakin tinggi rasio ini, semakin baik karena
perusahaan dianggap mampu membayar kewajibannya. Retno Widuri (2009)

2.1.4 Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham Penutupan (Closing Price)


ROA digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan total aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Manajer dan investor sering mengukur
kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap total aktiva. Peningkatan
rasio ini menunjukkan semakin baik keadaan suatu perusahaan, yang nantinya
mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian yang dilakukan Zuliarni (2012)
menemukan bahwa variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham.

2.1.5 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Penutupan (Closing Price)


ROE digunakan untuk mengukur penghasilan yang akan diperoleh pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan
(Syamsuddin, 2009:64). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien
penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan,
maka akan membawa keberhasilan bagi perusahaan sehingga mengakibatkan
tingginya harga saham. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian dari
Nurfadillah (2011) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham penutupan.

13
2.2. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu


No Nama Variabel Hasil Penelitian
Dep Indep
1. Shehadeh Stock Earning's Hasil dari penelitian ini menunjukkan
S. Arar , Liquidit Manage hubungan yang tidak signifikan antara
Emad Al- y ment Manajemen Pendapatan dan Likuiditas
Sheikh & Harga Saham di Perusahaan Layanan
Abdullah Yordania. Selain itu ada Rekomendasi
S. menggunakan konsep menghubungkan
Hardan(20 Tata Kelola perusahaan dengan
18) beberapa Manajemen Earning, melalui
beberapa Akuntansi aplikasi yang
The disetujui oleh Standar keuangan
Relationsh internasional untuk mencapai
ip between penggunaan Manajemen Laba positif
Earnings dalam Perusahaan untuk
Managem meningkatkan kinerja keseluruhan dan
ent and melayani semua Pengguna laporan
Stock keuangan.
Price
Liquidity
2. Nurfadilla Harga Earning Model analisis regresi menunjukkan
h, Saham( Per bahwa semua variabel yaitu EPS,
Mursidah. Stock Share, DER, dan ROE secara simultan
(2013) Price) Debt To berpengaruh signifikan terhadap harga
Analisis Equity saham PT. Unilever Indonesia. TBK.
Pengaruh Ratio,
Earning Return
Per Share, On
Debt to Equity

14
Equity
Ratio dan
Return on
Equity
Terhadap
Harga
Saham PT.
Unilever
Indonesia
Tbk
3. Wicakson Harga Current 1. Terdapat pengaruh positif dan
o, Hendra Saham Ratio, signifikan Current Ratio terhadap
Aditya. Debt to Harga Saham Perusahaan Makanan
(2013) Assets dan Minuman yang terdaftar di BEI
Pengaruh Ratio, periode 2009-2011. Hal ini
Current Total ditunjukkan dengan nilai koefisien
Ratio, Assets korelasi (r) adalah sebesar 0,451
Debt to Turnover yang bernilai positif, distribusi
Assets , Return thitung sebesar 2,316 > ttabel
Ratio, on 1,7171 dengan taraf signifikansi
Total Equity, 5% dan nilai signifikansi (0,031)
Assets Suku lebih kecil dari taraf signifikansi
Turnover, Bunga, (0,05). Selain itu, nilai koefisien
Return on Kurs determinasi (r2 ) yang diperoleh
Equity, Valuta sebesar 0,203. Hal ini berarti
Suku Asing, semakin tinggi Current Ratio maka
Bunga, Inflasi, Harga Saham juga akan semakin
Kurs dan Kas tinggi.
Valuta Dividen
Asing, 2. Terdapat pengaruh negatif dan tidak
Inflasi, signifikan Debt to Assets Ratio
dan Kas terhadap Harga Saham Perusahaan

15
Dividen Makanan dan Minuman yang
Terhadap terdaftar di BEI periode 2009-
Harga 2011. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
Saham. koefisien korelasi (r) adalah
sebesar -0,279 yang bernilai
negatif, nilai distribusi thitung
sebesar -1,331 < ttabel 1,7171
dengan taraf signifikansi 5% dan
nilai signifikansi (0,197) lebih
besar dari taraf signifikansi (0,05).
Selain itu, nilai koefisien
determinasi (r2 ) yang diperoleh
sebesar 0,078. Hal ini berarti
semakin tinggi Debt to Assets
Ratio maka akan semakin rendah
Harga Saham perusahaan. Akan
tetapi, tingkat penurunan Harga
Saham yang dipengaruhi Debt to
Assets Ratio tersebut tidak
signifikan
3. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan Return On Equity
terhadap Harga Saham Perusahaan
Makanan dan Minuman yang
terdaftar di BEI periode 2009-
2011. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
koefisian korelasi (r) adalah
sebesar 0,527 yang bernilai positif,
nilai distribusi thitung sebesar
2,839 > ttabel 1,7171 dengan taraf
signifikansi 5% dan nilai
signifikansi (0,010) lebih kecil dari

16
taraf signifikansi (0,05). Selain itu,
nilai koefisien determinasi (r2 )
yang diperoleh sebesar 0,277. Hal
ini berarti semakin tinggi Return
On Equity maka Harga Saham juga
akan semakin tinggi.
4. Zuliarni, Harga Financial Dari model regresi berganda yang
Sri. (2012) Saham performa digunakan dalam penelitian ini, hasil
Pengaruh nce, pengujian secara parsial (uji t)
Kinerja Return menunjukkan bahwa hanya dua
Keuangan on variabel yaitu ROA dan PER yang
Terhadap Assets berpengaruh signifikan positif
Harga (ROA), terhadap harga saham, sedangkan
Saham Price DPR tidak berpengaruh signifikan
pada Earning terhadap harga saham. Sedangkan
Perusahaa Ratio secara simultan (uji f) menunjukkan
n Mining (PER), bahwa ROA, PER dan DPR secara
and Dividend bersama-sama berpengaruh terhadap
Mining Payout harga saham
Service di Ratio
Bursa (DPR)
Efek
Indonesia
(BEI).
5. Christine Harga ROA 1.Variabel yang paling berpengaruh
Dwi Karya Saham (Return terhadap harga saham LQ 45 adalah
Susilawati on Asset profitabilitas dengan indikator ROA
(2012) ), (Return on Asset ) sebesar 40,2%.
Analisis solvabilit 2.Variabel penelitian solvabilitas
Perbandin as, menunjukkan pengaruh yang
gan likuiditas signifikan terhadap harga saham LQ
Pengaruh 45 hanya pengaruhnya kecil hanya

17
Likuiditas, sebesar 7,5%.
solvabilita 3.Variabel penelitian likuiditas tidak
s, dan menunjukkan pengaruh terhadap
Profitabilit harga saham LQ 45.
as
terhadap
Harga
Saham
pada
Perusahaa
n LQ 45
6. Lia Harga Variabel Perhitungan yang dilakukan
Rosalina, Saham Net menggunakan alat bantu aplikasi SPSS
J. Kuleh, Profit (Statistical Product and Service
Maryam Margin Solutions). Hasil pengujian secara
Nadir (NPM), simultan dapat diketahui bahwa
(2012) Return variabel Net Profit Margin (NPM),
Pengaruh on Return on Investment (ROI), Return
Rasio Investme on Equity (ROE), Earning per Share
Profitabilit nt (ROI), (EPS), dan Deviden per Share (DPS)
as Return memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap on terhadap harga saham dengan nilai F
Harga Equity hitung = 53,901 > F tabel = 2,59. Pada
Saham (ROE), pengujian secara parsial diperoleh
pada Earning hasil bahwa variabel Earning per
Sektor per Share (EPS) yang memiliki pengaruh
Industri Share paling dominan terhadap harga saham
Barang (EPS), dengan nilai t hitung = 6,704 > t tabel
Konsumsi dan =1,980.
yang Deviden
Terdaftar per
di BEI Share

18
7. Retno Harga Debt to 1. Rasio leverage yang diproksikan
Widuri Saham Equity dengan Debt to Equity Ratio
(2009) Ratio (DER)berpengaruh negatif dan
Pengaruh (DER), signifikan terhadap harga saham.
Rasio 2. Rasio likuiditas yang diproksikan
Keuangan Quick dengan Quick Ratio (QR) tidak
terhadap Ratio berpengaruh nyata terhadap harga
Harga (QR) saham.
Saham , 3. Rasio aktivitas yang diproksikan
Perusahaa Inventor dengan Inventory Activity (IA)
n y Activity berpengaruh positif dan signifikan
Manufaktu (IA), dan terhadap harga saham dan Sales to
r yang Go Sales to Current Assets (SCA) tidak
Public di Current berpengaruh nyata terhadap harga
Bursa Assets saham.
Efek (SCA) 4. Rasio Profitabilitas yang
Indonesia diproksikan dengan Return On Equity
Return (ROE) berpengaruh positif dan
On signifikan terhadap harga saham.
Equity
(ROE)

8. Nurul Harga PBV Berdasarkan dari hasil uji t


Fitriana(2 Saham CR(Curr menunjukkan bahwa dari kelima
009), ent variabel bebas, hanya terdapat satu
Analisis Ratio), variabel yang secara parsial memiliki
Faktor- ROI(Ret pengaruh signifikan terhadap saham,
Faktor urn On variabel tersebut adalah PBV.
yang Invesmen Sedangkan keempat variabel lainnya
Mempeng t), yaitu CR, ROI, EPS, dan PER secara

19
aruhi EPS(Ear parsial tidak mempunyai pengaruh
Harga ning Per signifikan terhadap harga saham.
Saham Share),
pada dan PER
Perusahaa
n
Manufaktu
r yang
Listing di
Bursa
Efek
Jakarta
lebih dari
Sepuluh
Tahun

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

2.3.1 Model Konsep

Rasio

Likuiditas

Harga

Saham

Rasio

Profitabilitas

Gambar 1. Model Konsep


Sumber: Penulis, 2018

20
2.3.2. Model Hipotesis
Current
Ratio

Harga Saham
Quick Ratio Penutupan(Closin
g Price)

ROA

ROE

Gambar 2.Model Hipotesis


Sumber: Penulis, 2018

2.4 HIPOTESIS
H1 : Terdapat pengaruh signifikan secara simultan variabel Current Ratio, Quick
Ratio, ROA (Return on Total Assets), ROE (Return on Equity), terhadap
harga saham penutupan (Closing Price).
H2 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel Current Ratio, Quick
Ratio, ROA (Return on Total Assets), ROE (Return on Equity) terhadap harga
saham penutupan (Closing Price).
H3 : Variabel ROE merupakan variabel yang berpengaruh paling dominan
terhadap harga saham penutupan (Closing Price).

21
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Brigham, E. F. (2007). Essential of Financial Management (11 ed.). (A. A. Yulianto,
Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.

Fitriana, N. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada


Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta lebih dari Sepuluh Tahun.

Margaretha, F. (2005). Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek
. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Martono dan Agus Harjito. (2003). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif (Vol. 1).
Malang: Bayumedia Publishing.

Nurfadillah, M. (2012). Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan
Return on Equity Terhadap Harga Saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen
dan Akuntansi , 12, 45-50.

Rosalina, L. (2013). Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI. Publikasi Ilmiah , 1.

Shehadeh, S. A. (2018). The Relationship between Earnings Management and Stock Price
Liquidity. International Journal of Business and Management , 13.

Sukadana, I. M. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta:


Erlangga.

Syamsuddin, L. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi dalam :


Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rajawali Pers.

Wicaksono, H. A. (2013). Pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets
Turnover, Return on Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas Dividen
Terhadap Harga Saham. Jurnal Profita:Kajian Ilmu Akuntansi , 1.

22
Widuri, R. (2009). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Zuliarni, S. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis , 3, 36-48.

23

Anda mungkin juga menyukai