PROPORSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
KELAS : B (Indralaya)
DOSEN PENGASUH :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
2
2.3.2 Model Hipotesis .................................................................................. 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kalangan terutama investor. Namun, selain informasi laba, investor juga
setidaknya memperhatikan informasi yang berkenaan dengan likuiditas suatu
perusahaan yang akan dibelinya sebagai dampak dari banyaknya likuidasi
perusahaan maupun bank karena tidak mampu membayar pinjamannya.
Selain melihat kinerja perusahaan, investor juga sangat memperhatikan harga
saham perusahaan yang akan dibelinya. Hal ini disebabkan karena investor
mengharapkan return dari investasi tersebut. Menurut Hartono (2008) keuntungan
yang diperoleh investor dari penanaman modal saham ini dapat berasal dari laba
perusahaan yang dibagikan atau dividen, dan kenaikan atau penurunan saham.
Budiman (2007) menyatakan peningkatan maupun penurunan harga saham
dipengaruhi banyak faktor, ada faktor internal dan ada pula faktor eksternal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi harga pasar seperti kondisi perekonomian,
kebijakan pemerintah, inflasi, kondisi politik, dan lain-lain. Faktor internal yang
mempengaruhi harga saham seperti keputusan manajemen, kebijakan internal
manajemen dan kinerja perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengendalikan faktor
eksternal karena faktor tersebut terjadi diluar perusahaan. Namun perusahaan
dapat mengendalikan faktor internal agar harga saham mereka tidak turun. Salah
satu caranya adalah melalui kinerja perusahaan.
Penentuan harga saham salah satunya didasarkan pada kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan
menunjukkan informasi mengenai keadaan suatu perusahaan yang bisa dijadikan
sumber informasi bagi pengambilan keputusan.
Laporan keuangan perlu dianalisis untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai
manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana perusahaan ke depan (Sudana, 2011:20). Salah satu
analisis laporan yang paling umum dilakukan yaitu analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar,
dan rasio profitabilitas. Penelitian ini lebih ditekankan pada rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas. Rasio likuiditas dan profitabilitas perusahaan itu penting,
karena rasio-rasio ini akan memberikan informasi yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam jangka pendek (Syamsuddin,
2009:40). Apabila dalam jangka pendek perusahaan telah menunjukkan
5
ketidakmampuannya dalam mengelola usaha, maka perusahaan tersebut akan
mengalami kesulitan yang lebih besar dalam jangka panjang.
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansialnya dengan segera. Rasio ini berguna untuk mengetahui
seberapa besar aset likuid yang bisa diubah menjadi kas untuk membayar tagihan
yang tak terduga. Apabila perusahaan tidak mampu membayar tagihan tersebut
maka bisa terancam mengalami kebangkrutan.
Rasio likuiditas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Ratio dan Quick Ratio. Current Ratio merupakan gambaran kemampuan seluruh
aktiva lancar dalam menjamin utang lancarnya (Moeljadi, 2006:68). Current
Ratio dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan dari likuiditas jangka pendek
yang paling utama karena mencakup seluruh komponen aktiva lancar dan seluruh
komponen hutang lancar tanpa membedakan tingkat likuiditasnya. Apabila aktiva
lancarnya melebihi hutang lancarnya, maka dapat diperkirakan bahwa pada suatu
ketika dilakukan likuiditas, aktiva lancar terdapat cukup kas ataupun yang dapat
dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat
memenuhi kewajibannya.
Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek tanpa dikaitkan
dengan penjualan persediaan (Margaretha, 2005:19). Persediaan merupakan aktiva
yang paling tidak likuid. Perusahaan yang memiliki persediaan tinggi,
dikhawatirkan akan mengalami kesulitan membayar tagihan jangka pendeknya.
Penggunaan Quick Ratio akan lebih tajam daripada Current Ratio karena
menunjukkan aktiva lancar yang lebih likuid dan tidak bergantung pada
persediaan untuk dapat memenuhi hutang lancar dalam jangka pendek. Analisis
rasio ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi pelengkap dari Current Ratio
yang menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan.
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono dan Harjito,
2003:53). Rasio ini biasanya yang sering diperhatikan oleh perusahaan dan
investor. Perusahaan menganggap rasio profitabilitas yang tinggi merupakan
keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
6
Rasio profitabilitas yang akan digunakan adalah ROA (Return on Asset) dan
ROE (Return on Equity). Kedua rasio ini penting untuk dianalisis. Perhitungan
ROA dan ROE dapat menunjukkan kondisi keuangan secara keseluruhan karena
mencakup komponen dari laporan neraca dan laporan laba-rugi, sedangkan rasio
profitabilitas yang lain hanya mencakup komponen dari laporan laba-rugi saja.
ROA adalah mengukur pengembalian atas total aset setelah bunga dan pajak
(Brigham and Houston, 2010:148). ROA dapat dijadikan sebagai indikator
efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh laba.
Semakin tinggi ROA, maka semakin baik kondisi perusahaan.
ROE merupakan pengukuran dari penghasilan (income) yang bagi pemilik
perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas
modal yang sudah mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin,
2009:64). Tingkat ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
menghasilkan laba bersih yang tinggi. Apabila laba bersihnya tinggi, maka kinerja
manajemen dianggap semakin baik pula. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
perusahaan dapat mengelola sumber dana yang dimiliknya dengan baik.
Menurut hasil penelitian Widuri (2009), kinerja keuangan berpengaruh
terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2012)
menghasilkan hasil yang sama dengan Widuri yaitu kinerja keuangan
mempengaruhi harga saham. Berbeda halnya dengan Fitriana (2008) dan
Shehadeh S. Arar(2018), hasil penelitiannya membuktikan bahwa kinerja
keuangan tidak mempengaruhi harga saham. Adanya ketidakkonsistenan hasil
penelitian membuat peneliti ingin melakukan penelitian terhadap kinerja
keuangan sehingga mengetahui kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga
saham atau tidak.
Penulis pun merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk menguji
pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan judul:
”Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Periode 2012-2016”
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan masalah yang
akan diteliti, sebagai berikut:
1. Bagaimana Likuiditas pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Bagaimana harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Seberapa besar pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
5. Seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
8
1.4 Manfaat Penelitian
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
hubungannya dengan kreditor (Moeljadi, 2006:68). Sebagai pedoman umum,
tingkat current ratio 2,00 sudah dapat dianggap baik (considered acceptable)
(Syamsuddin, 2009:40). Berikut rumus yang bisa digunakan untuk mengukur
tingkat Current Ratio:
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Current ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
× 100%
(Moeljadi,2006:68)
(Moeljadi, 2006:69)
11
buruk. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh keputusan yang disengaja untuk
menggunakan utang dalam jumlah besar, beban bunga yang tinggi menyebabkan laba
bersih menjadi relatif rendah (Brigham and Houston, 2010:148). Rumus untuk
menghitung ROA adalah sebagai berikut:
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROA = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
(Moeljadi, 2006:74)
(Moeljadi, 2006:74)
12
(2013) menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan Current Ratio
terhadap Harga Saham.
13
2.2. PENELITIAN TERDAHULU
14
Equity
Ratio dan
Return on
Equity
Terhadap
Harga
Saham PT.
Unilever
Indonesia
Tbk
3. Wicakson Harga Current 1. Terdapat pengaruh positif dan
o, Hendra Saham Ratio, signifikan Current Ratio terhadap
Aditya. Debt to Harga Saham Perusahaan Makanan
(2013) Assets dan Minuman yang terdaftar di BEI
Pengaruh Ratio, periode 2009-2011. Hal ini
Current Total ditunjukkan dengan nilai koefisien
Ratio, Assets korelasi (r) adalah sebesar 0,451
Debt to Turnover yang bernilai positif, distribusi
Assets , Return thitung sebesar 2,316 > ttabel
Ratio, on 1,7171 dengan taraf signifikansi
Total Equity, 5% dan nilai signifikansi (0,031)
Assets Suku lebih kecil dari taraf signifikansi
Turnover, Bunga, (0,05). Selain itu, nilai koefisien
Return on Kurs determinasi (r2 ) yang diperoleh
Equity, Valuta sebesar 0,203. Hal ini berarti
Suku Asing, semakin tinggi Current Ratio maka
Bunga, Inflasi, Harga Saham juga akan semakin
Kurs dan Kas tinggi.
Valuta Dividen
Asing, 2. Terdapat pengaruh negatif dan tidak
Inflasi, signifikan Debt to Assets Ratio
dan Kas terhadap Harga Saham Perusahaan
15
Dividen Makanan dan Minuman yang
Terhadap terdaftar di BEI periode 2009-
Harga 2011. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
Saham. koefisien korelasi (r) adalah
sebesar -0,279 yang bernilai
negatif, nilai distribusi thitung
sebesar -1,331 < ttabel 1,7171
dengan taraf signifikansi 5% dan
nilai signifikansi (0,197) lebih
besar dari taraf signifikansi (0,05).
Selain itu, nilai koefisien
determinasi (r2 ) yang diperoleh
sebesar 0,078. Hal ini berarti
semakin tinggi Debt to Assets
Ratio maka akan semakin rendah
Harga Saham perusahaan. Akan
tetapi, tingkat penurunan Harga
Saham yang dipengaruhi Debt to
Assets Ratio tersebut tidak
signifikan
3. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan Return On Equity
terhadap Harga Saham Perusahaan
Makanan dan Minuman yang
terdaftar di BEI periode 2009-
2011. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
koefisian korelasi (r) adalah
sebesar 0,527 yang bernilai positif,
nilai distribusi thitung sebesar
2,839 > ttabel 1,7171 dengan taraf
signifikansi 5% dan nilai
signifikansi (0,010) lebih kecil dari
16
taraf signifikansi (0,05). Selain itu,
nilai koefisien determinasi (r2 )
yang diperoleh sebesar 0,277. Hal
ini berarti semakin tinggi Return
On Equity maka Harga Saham juga
akan semakin tinggi.
4. Zuliarni, Harga Financial Dari model regresi berganda yang
Sri. (2012) Saham performa digunakan dalam penelitian ini, hasil
Pengaruh nce, pengujian secara parsial (uji t)
Kinerja Return menunjukkan bahwa hanya dua
Keuangan on variabel yaitu ROA dan PER yang
Terhadap Assets berpengaruh signifikan positif
Harga (ROA), terhadap harga saham, sedangkan
Saham Price DPR tidak berpengaruh signifikan
pada Earning terhadap harga saham. Sedangkan
Perusahaa Ratio secara simultan (uji f) menunjukkan
n Mining (PER), bahwa ROA, PER dan DPR secara
and Dividend bersama-sama berpengaruh terhadap
Mining Payout harga saham
Service di Ratio
Bursa (DPR)
Efek
Indonesia
(BEI).
5. Christine Harga ROA 1.Variabel yang paling berpengaruh
Dwi Karya Saham (Return terhadap harga saham LQ 45 adalah
Susilawati on Asset profitabilitas dengan indikator ROA
(2012) ), (Return on Asset ) sebesar 40,2%.
Analisis solvabilit 2.Variabel penelitian solvabilitas
Perbandin as, menunjukkan pengaruh yang
gan likuiditas signifikan terhadap harga saham LQ
Pengaruh 45 hanya pengaruhnya kecil hanya
17
Likuiditas, sebesar 7,5%.
solvabilita 3.Variabel penelitian likuiditas tidak
s, dan menunjukkan pengaruh terhadap
Profitabilit harga saham LQ 45.
as
terhadap
Harga
Saham
pada
Perusahaa
n LQ 45
6. Lia Harga Variabel Perhitungan yang dilakukan
Rosalina, Saham Net menggunakan alat bantu aplikasi SPSS
J. Kuleh, Profit (Statistical Product and Service
Maryam Margin Solutions). Hasil pengujian secara
Nadir (NPM), simultan dapat diketahui bahwa
(2012) Return variabel Net Profit Margin (NPM),
Pengaruh on Return on Investment (ROI), Return
Rasio Investme on Equity (ROE), Earning per Share
Profitabilit nt (ROI), (EPS), dan Deviden per Share (DPS)
as Return memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap on terhadap harga saham dengan nilai F
Harga Equity hitung = 53,901 > F tabel = 2,59. Pada
Saham (ROE), pengujian secara parsial diperoleh
pada Earning hasil bahwa variabel Earning per
Sektor per Share (EPS) yang memiliki pengaruh
Industri Share paling dominan terhadap harga saham
Barang (EPS), dengan nilai t hitung = 6,704 > t tabel
Konsumsi dan =1,980.
yang Deviden
Terdaftar per
di BEI Share
18
7. Retno Harga Debt to 1. Rasio leverage yang diproksikan
Widuri Saham Equity dengan Debt to Equity Ratio
(2009) Ratio (DER)berpengaruh negatif dan
Pengaruh (DER), signifikan terhadap harga saham.
Rasio 2. Rasio likuiditas yang diproksikan
Keuangan Quick dengan Quick Ratio (QR) tidak
terhadap Ratio berpengaruh nyata terhadap harga
Harga (QR) saham.
Saham , 3. Rasio aktivitas yang diproksikan
Perusahaa Inventor dengan Inventory Activity (IA)
n y Activity berpengaruh positif dan signifikan
Manufaktu (IA), dan terhadap harga saham dan Sales to
r yang Go Sales to Current Assets (SCA) tidak
Public di Current berpengaruh nyata terhadap harga
Bursa Assets saham.
Efek (SCA) 4. Rasio Profitabilitas yang
Indonesia diproksikan dengan Return On Equity
Return (ROE) berpengaruh positif dan
On signifikan terhadap harga saham.
Equity
(ROE)
19
aruhi EPS(Ear parsial tidak mempunyai pengaruh
Harga ning Per signifikan terhadap harga saham.
Saham Share),
pada dan PER
Perusahaa
n
Manufaktu
r yang
Listing di
Bursa
Efek
Jakarta
lebih dari
Sepuluh
Tahun
Rasio
Likuiditas
Harga
Saham
Rasio
Profitabilitas
20
2.3.2. Model Hipotesis
Current
Ratio
Harga Saham
Quick Ratio Penutupan(Closin
g Price)
ROA
ROE
2.4 HIPOTESIS
H1 : Terdapat pengaruh signifikan secara simultan variabel Current Ratio, Quick
Ratio, ROA (Return on Total Assets), ROE (Return on Equity), terhadap
harga saham penutupan (Closing Price).
H2 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel Current Ratio, Quick
Ratio, ROA (Return on Total Assets), ROE (Return on Equity) terhadap harga
saham penutupan (Closing Price).
H3 : Variabel ROE merupakan variabel yang berpengaruh paling dominan
terhadap harga saham penutupan (Closing Price).
21
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Brigham, E. F. (2007). Essential of Financial Management (11 ed.). (A. A. Yulianto,
Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.
Margaretha, F. (2005). Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek
. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif (Vol. 1).
Malang: Bayumedia Publishing.
Nurfadillah, M. (2012). Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan
Return on Equity Terhadap Harga Saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen
dan Akuntansi , 12, 45-50.
Rosalina, L. (2013). Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Sektor
Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI. Publikasi Ilmiah , 1.
Shehadeh, S. A. (2018). The Relationship between Earnings Management and Stock Price
Liquidity. International Journal of Business and Management , 13.
Wicaksono, H. A. (2013). Pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets
Turnover, Return on Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas Dividen
Terhadap Harga Saham. Jurnal Profita:Kajian Ilmu Akuntansi , 1.
22
Widuri, R. (2009). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Zuliarni, S. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis , 3, 36-48.
23