Anda di halaman 1dari 6

MENJADI GURU KREATIF UNTUK MENJAWAB TUNTUTAN ZAMAN

DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Salah satu tujuan dari pendidikan nasional adalah usaha untuk


mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan yang baik bangsa Indonesia
sulit meraih masa depan yang cerah, damai dan sejahtera. Dalam dunia pendidikan
tugas dan peranan seorang guru memiliki dampak yang sangat signifikan demi
tercapainya proses pembelajaran yang maksimal. Menjadi seorang guru selain
dituntut untuk memiliki kemampuan mengajar yang baik, seorang guru juga
dituntut untuk memiliki kreativitas dalam mengembangkan model pembelajaran,
membuat bahan ajar atau membuat media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
sesuai dengan kebutuhan siswa. Kreativitas ini merupakan upaya dari seorang
guru untuk membuat suatu terobosan yang memungkinkan bagi pemberdayaan
yang dapat secara langsung berdapak positif bagi siswa. Pengertian kreativitas
dapat dikelompokkan kedalam empat dimensi, yaitu pribadi, proses, pendorong
dan produk keempat dimensi kreatifitas tersebut disebut sebagai “the Four p’s of
Creativity” (Rhodes, 1984, dalam Utami Munandar, 1988).

1) Dimensi Pribadi Kreativitas tidak terbatas pada tingkat usia, jenis kelamin,
suku, bangsa, dan kebudayaan tertentu (Semiawan, 1984). Setiap orang
memiliki kemampuan kreatif, karena kreativitas merupakan atribut dari
semua orang.
2) Kreativitas sebagai suatu “proses”, bahwa setiap orang untuk menemukan
hubungan-hubungan yang baru, untuk mendapatkan jawaban, metode, atau
cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah tidak selalu dilakukan
secara spontan tetapi memerlukan proses berpikir.
3) Kreativitas tumbuh karena adanya dorongan dari dalam diri individu
(internal press) berupa: (1) keterbukaan terhadap pengalaman, (2)
kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi, dan (3)
kemampuan untuk bereksperiman, untuk bermain dengan konsep-konsep.
4) Dari segi produk krativitas dapat berupa perbuatan, kinerja, atau karya
individu dalam bentuk barang atau gagasan.
Guru yang memiliki kreativitas yang tinggi cendrung memiliki banyak ide yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Proses penyampaian
materi yang dikemas dengan berbagai ide dan cara yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa dan kemampuan siswa. Adapun karakter pribadi dan sosial bagi
seorang guru dapat diwujudkan dalam berbagai sikap, yaitu;
1. Guru hendaknya menjadi orang yang memilki wawasan yang luas.
2. Apa yang disampaikan oleh guru harus merupakan suatu yang benardan
memberikan manfaat.
3. dalam menghadapai setiap permasalahan, seorang guru harus
mengedepankan sikap yang objektif.
4. seorang guru hendaknya memiliki dedikasi, motivasi, dan loyalitas yang
kuat.
5. kualitas dan kepribadian moral harus menjadi aspek penting yang melekat
dalam diri guru.
6. gejala dehumanisasi menunjukan peningkatan secara signifikan dalam
berbagai ranah kehidupan.
7. Perkembangan IPTEK yang kian pesat juga mengharuskan seorang guru
untuk senantiasa mengikutinya dan memiliki inisiatif yang kreatif. (Naim
ngainum 2016:6).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini


berkemajuan dalam media informasi dan teknologi yang begitu pesat, sehingga
negara indonesia menempatkan urutan ke 6 di dunia pada tahun 2014 penggunaan
media teknologi dan informasi (Ain, R. N. (2015: 397-407). Bedasarkan hal
tersebut seorang guru jangan sampai “gagap teknologi”, karena akan berimplikasi
kurang positif bagi pengembangan tugas dan profesinya. Dengan perkembangan
teknologi saat ini sebagian besar siswa telah akrab dengan hal tersebut. Tuntutan
zaman menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan seorang guru untuk dapat
dengan cepat menyesuaikan diri dengan hal tersebut. Perkembangan teknologi
selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif yang
ditimbulkan bagi siswa. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari kemajan
teknologi yaitu siswa cenderung lebih asik bermainan game dibandingkan dengan
belajar. Hal ini dapat berdampak buruk bagi perkembangan otak siswa karna
game yang mungkin terdapat di phonsel atau komputer yang sering dimainkan
oleh siswa tersebut tidak semuanya bersifat mendidik banyak juga game yang
menampilkan kekerasan didalamnya. Selain itu akses internet yang dapat diakses
dengan bebas oleh siswa perlu pendampingan yang ekstra dari orang tua dan
mungkin guru dapat mengambil peran untuk memanfaatkan teknologi kedalam
proses pembelajaran sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan. Perkembangan teknologi tidak dapat dihindari oleh siapa pun ini bisa
dilihat dari gambaran masyarakat kota besar anak-anak dari TK atau PAUD sudah
memiliki phonsel.

Menjadi seorang guru bukan hal yang mudah kreativitas dalam


menyampaikan materi kepada siswa itu sangat diperlukan agar proses
pembelajaran yang dilakukan dapat dengan baik diterima oleh siswa. Dalam
proses pembelajaran yang harus dilakukan seorang guru sebenarnya telah tertuang
dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar sarana dan
prasarana ditetapkan harus menggunakan sarana berbasis TIK dalam proses
pembelajaran. Teknologi merupakan salah satu solusi tepat bagi penyelesaian
masalah dalam bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi akan mengatasi ketertinggalan perkembangan dari
negara maju. Teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan
memberikan kontribusi untuk mempercepat pemerataan kesempatan belajar dan
meningkatkan mutu pendidikan, dengan cara menyediakan informasi selengkap
lengkapnya agar mudah tersimpan dalam otak siswa yang sulit belajar dengan
cara-cara konvensional.

Karakter pribadi dan sosial seorang guru salah satunya yaitu menyikapi
perkembangan IPTEK yang kian pesat juga mengharuskan seorang guru untuk
senantiasa mengikutinya dan memiliki inisiatif yang kreatif. Didalam
pembelajaran didalam kelas proses pembelajaran yang dilakukan hanya terpaku
pada guru sehingga proses pembelajaran menjadi kurang menarik. Pemanfaatan
IPTEK dalam proses pembelajaran dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat
digunakan oleh guru dalam penyampaian materi. Sistem pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dapat dikemas dengan berbagai macam
bentuk misalnya media simulasi-simulasi yang dapat di download secara gratis
atau bahkan dengan membuat sendiri media yang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran bagi siswa sehingga pembelajaran yang disajikan dapat dikemas
dengan lebih menarik. Sehingga materi-materi pembelajaran yang bersifat abstrak
dapat dikemas dalam bentuk yang lebih rill dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang tepat sehingga dapat dipahami lebih baik oleh siswa. Hal ini
bukan hal yang tabu dalam dunia pendidikan banyak penelitian-penelitian yang
membahas tentang hal tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam
mendesain sendiri media pembelajaran bebeapa guru masih kesulitan dalam
membuat media pembelajaran.
Peranan pemerintah sangat besar didalam membentuk karakter guru yang
kreatif salah satu yang dapat dilakukan yaitu memberikan pelatihan kepada guru
agar memilki kompetensi yang lebih dalam membuat media pembelajaran sendiri
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pengembangan pemanfaatan TIK di sekolah
bergantung pada beberapa faktor pendukung yang harus dimiliki. Melihat kondisi
sarana prasarana yang baik akan sangat membantu, terlebih bila lokasi sekolah
berada di wilayah perkotaan. Dukungan pihak sekolah dalam hal kebijakan
ditunjang oleh dukungan dari pihak komite sekolah yang peduli terhadap
pendidikan serta dukungan pemerintah dalam program peningkatan mutu
pendidikan menjadi hal yang penting dalam pengembangan dan pengelolaan TIK
di sekolah. Dalam beberapa penelitian respon para siswa juga sangat antusias
dalam pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan terlebih bila dilakukan oleh
tenaga ahli yang menguasai dengan baik. Berbagai metode dan bentuk
pembelajaran berbasis TIK yang bervariasi akan memperkaya proses
pembelajaran dilakukan di sekolah. Beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam pemanfaatan TIK di sekolah sehingga tidak menghambat pengembangan
yang dilakukan. Hal terpenting adalah penguasaan guru terhadap pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran. Disamping pola pikir yang masih saja belum berpihak
kepada teknologi, baik alasan tidak murah ataupun ketidakmampuan lainnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat dihindari
selain memiliki dapat yang positif tetapi juga memiliki dampak yang negatif hal
ini dapat dimaknai dengan bagaimana menyikapinya dan bagaimana
memanfaatkannya. Dari segi pendidikan disini lah peranan seorang guru
kreativitas dari seorang guru yang dapat memanfaatkan hal tesebut dari sisi yang
berbeda melihat, memanfaatkan dan mengolah menjadi hal yang bermanfaat
dalam proses pembelajaran. Guru yang ahli dan dapat memanfaatkan hal tersebut
juga harus mendapat dukungan dari sekolah dan pemerinatah.
DAFTAR PUSTAKA

Ain, R. N. (2015). MENGEMBANGKAN KREATIVITAS GURU DALAM


PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS MELALUI PEMANFAATAN
GADGET. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN, 397-406.

Munandar, S. U. (1988). Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Naim, N. (2016). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pustaka.

Semiawan, C. R. (1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah


Menengah. Jakarta: PT Gramedia.

Renstra. (n.d.). Departemen Pendidikan Nasional, (Online). Retrieved Oktober


26, 2016, from www.depdiknas.go.id/ renstra/ind/bag7.pdf,.

Anda mungkin juga menyukai