Anda di halaman 1dari 3

POLIMER ALAM

A. PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS POLIMER ALAM

A.1 PENGERTIAN POLIMER ALAM


Polimer berasal dari kata poly yang artinya banyak dan meros yang artinya bagian. Jadi
polimer ialah senyawa yang terbentuk dari penggabungan unit molekul-molekul kecil
sehingga menjadi semakin banyak jumlahnya. Polimer sendiri berdasarkan asalnya dibagi
menjadi dua yaitu polimer alam dan polimer sintetis.

Polimer alam adalah polimer yang telah tersedia di alam dan terbentuk secara
alami. Polimer alam merupakan polimer yang terbentuk dikarenakan adanya sebuah
reaksi kondensasi yang terjadi secara alami. Polimer alam itu bisa berasal dari bahan alam
seperti kayu, kapas, karet alam, rambut dan kulit binatang. Kebanyakan polimer alam
terbentuk melalui reaksi kondensasi. Namun, ada juga yang terbentuk karena polimerisasi
adisi, yaitu poliisoprena/ karet alam. (Sukmanawati 2009)

Polimer merupakan senyawa yang disusun oleh molekul-molekul yang dicirikan oleh
pengulangan berlipat ganda dari satu atau lebih jenis atom atau group atom (biasa disebut
unit penyusun) yang dihubungkan satu sama lain dalam jumlah yang cukup
sehingga memberikan seperangkat sifat yang tidak bervariasi (berubah atau dipengaruhi)
oleh penambahan satu atau beberapa unit penyusunnya.

Polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu polimer alami dan polimer sintetis. Polimer
alami atau dikenal dengan biopolimer dihasilkan atau diturunkan dari sumber daya alam
yang dapat diperbarui, dapat diuraikan dan tidak menghasilkan racun, sedangkan polimer
sintetis lebih biasa dikenali sebagai plastik, seperti polietilena dan nylon. Polimer sintetis
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu thermoplastik, thermoset dan elastomer.

Termoplastik merupakan polimer yang akan melunak pada pemanasan dan dapat
mengalir bila dikenakan tekanan. Dan apabila didinginkan, polimer tersebut dapat
dikembalikan ke sifat padat atau ke sifat rubbery. Termoset merupakan polimer sintetis yang
walaupun dipanaskan hingga titik lunak tidak akan kembali ke keadaan semula. Pengaruh
pemanasan terhadap polimer termoset adalah menyebabkan proses curing, dan pemanasan
lebih lanjut akan menyebabkan degradasi pada polimer tetapi tidak dapat melunak atau
mengalir.

Biopolimer banyak dilirik oleh industri karena beberapa alasan, yaitu :


 Sumber daya alam yang tak terbatas
 Bio-compatible and biodegradable (dapat diuraikan)
 Mempunyai sifat mekanis yang baik
 Telah dirancang dan dioptimalkan secara alami untuk memenuhi suatu tugas
tertentu
 Mudah untuk membuat turunannya dengan sifat seperti yang diinginkan.
Polimer alami yang banyak tersebar di alam antara lain pati, karet, khitosan, selulosa,
protein dan lignin. (Nopianto 2010)

A.2 JENIS-JENIS POLIMER ALAM


A.2.1 PATI

Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan
melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati adalah glukosa yang berikatan dengan ikatan
(1,4)-glikosidik, yaitu ikatan kimia yang menggabungkan 2 molekul monosakarida yang
berikatan kovalen terhadap sesamanya.

Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang
terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-
glukosa membentuk amilosa dengan ikatan ()-1,4-glukosa. Sedangkan polimer amilopektin
adalah terbentuk dari ikatan ()-1,4-glukosida dan membentuk cabang pada ikatan ()-1,6-
glukosida.

Pati dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman yang dibentuk (disintesa) di dalam daun
(plastid) dan amiloplas seperti umbi, akar atau biji dan merupakan komponen terbesar pada
singkong, beras, sagu, jagung, kentang, talas, dan ubi jalar.

B. SIFAT-SIFAT POLIMER ALAM

C. PERBEDAAN POLIMER ALAM DENGAN POLIMER SINTETIS

D. PROSES PEMBUATAN POLIMER ALAM

E. KEGUNAAN DAN APLIKASI POLIMER ALAM DI INDUSTRI


E.1 Aplikasi Pati
Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak
digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman dan confectionary, makanan
yang diproses, kertas, makanan ternak, farmasi dan bahan kimia serta industri non pangan
seperti tekstil, detergent, kemasan dan sebagainya. Kegunaan pati dan turunannya pada
industri minuman dan confectionery memiliki persentase paling besar yaitu 29%, industri
makanan yang diproses dan industri kertas masing-masing sebanyak 28%, industri farmasi
dan bahan kimia 10%, industri non pangan 4% dan makanan ternak sebanyak 1%.

Di dalam industri non pangan seperti tekstil dan kemasan, pati digunakan sebagai
bahan pengisi. Pati dapat digunakan sebagai bahan yang mengurangi kerutan pada pakaian
dan digunakan untuk busa buatan untuk kemasan "kacang tanah". Pada sektor kimia, pati
dan turunannya banyak diaplikasikan pada pembuatan plastik biodegradable, surfaktan,
poliurethan, resin, senyawa kimia dan obat-obatan. Pada sektor lainnya, pati dan
turunannya dimanfaatkan sebagai bahan detergent yang bersifat non toksik dan aman bagi
kulit, pengikat, pelarut, biopestisida, pelumas, pewarna dan flavor.

Adapun di dalam industri pangan, pati dapat digunakan sebagai bahan makanan dan
flavor baik pati konvensional maupun termodifikasi. Khusus untuk industri makanan, pati
sangat penting untuk pembuatan makanan bayi, kue, pudding, bahan pengental susu,
permen jelly, dan pembuatan dekstrin.

Pati merupakan polimer glukosa, dimana glukosa merupakan substrat utama pada
proses fermentasi. Di dalam fermentasi pati akan dihasilkan berbagai macam produk
turunan, seperti asam-asam organik (asam sitrat dan asam laktat), asam amino, antibiotik,
alkohol dan enzim.

https://www.scribd.com/document/33135441/Polimer-Alami

Anda mungkin juga menyukai