Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Fatona Waluya (161411037)
Husna Immah (161411038)
Indra Maulana Arifin (161411039)
Indri Nurbaitie Maharani (161411040)
Kelompok 2 (Kelas 3B, D3-Teknik Kimia)
2.4. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik
dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi
estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya
pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air yang
memasuki badan air (Sudarmono, 2010).
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan
organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan
pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton
dan mikroorganisme lain. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas,
yang setara dengan 1 mg/liter SiO2.
Pengukuran nilai kekeruhan sering diukur dengan metode
Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan pada sampel
dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab
kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai
larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan menggunakan
metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Tubidity Unit).
Kekeruhan dipengaruhi oleh benda-benda halus yang disuspensikan
seperti lumpur dan sebagainya, adanya jasad-jasad renik (plankton), dan
warna air.
Menyalakan pompa
Pengukuran parameter
Proses filtrasi efluen setiap 1 menit
Mematikan pompa
Contoh perhitungan :
Run ke-2
𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Efisiensi = 𝑥 100%
𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
35,69 − 14,42
Efisiensi = 𝑥 100%
35,69
21,27
Efisiensi = 35,69 𝑥 100%
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Waktu (menit)
6.45
6.4
pH
6.35
6.3
6.25
6.2
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
Kementerian Kesehatan. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan. Jakarta.
Gambar 3. Air sungai sebelum proses Gambar 4. Air setelah proses filtrasi
filtrasi.
Gambar 5. Turbidimeter
Gambar 6. pH meter
Gambar 7. Unit Kolom Filtrasi