Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RSUD DR. ACHMAD DIPONEGORO


PUTUSSIBAU
PANDUAN
PEMULANGAN PASIEN ATAS PERMINTAAN SENDIRI

RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO


Di Putussibau
TAHUN 2018
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
RSUD dr. ACHMAD DIPONEGORO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional
serta bermutu dan berkelanjutan di RSUD dr. Achmad Diponegoro maka perlu
dilakukan discharge planning / rencana pemulangan terhadap semua pasien yang
akan menjalani perawatan di RSUD dr. Achmad Diponegoro baik dari poliklinik,
serta IGD. Keluarga dan pasien harus segera mendapatkan informasi dan
memahami yang terkait dengan perawatan yang akan dilakukan terhadap
pasien dan keluarga baik selama perawatan dan setelah menjalani perawatan serta
tindak lanjut perawatan di rumah.

B. Definisi Discharge Planning


Adalah suatu proses yang dinamis dan sitematis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan keluarga selama
perawatan di Rumah Sakit dan melakukan perawatan mandiri di Rumah. Pelaksanaan
pemulangan pasien telah diatur oleh undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.

C. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin perawatan
yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress. Rencana pulang yang
dimulai pada saat pasien masuk Rumah Sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai
tahap akhir dan segera dilaksanakan, periksa apakah pasien / orang terdekat telah
mendapat instruksi tertulis atau intruksi verbal tentang penanganan, obat – obatan,
dan aktivitas yang boleh dilakukan di Rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan
perlunya kontak yang terus – menerus dengan pelayanan kesehatan perlu
ditinjau. Discharge planning bertujuan memberikan informasi kepada klien dan
keluarga pada saat :
a. Pasien datang pertama kali di Rumah Sakit.
b. Persiapan pasien akan pulang.

D. Manfaat Discharge Planning


1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker),
manfaat pemulangan pasien adalah membantu penghematan dana, karena
tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan, memperjelas sistem pelayanan kesehatan yang tersedia dan
memudahkan administrasi terutama pada aspek perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer),
manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan, karena
dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang – ulang mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas
fungsi dan wewenang setiap sarana kesehatan.
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelanggara pelayanan kesehatan
(health provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas jenjang
karier tenaga kesehatan dengan sebagai akibat positif lainya seperti semangat
kerja, ketekunan, dan dedikasi dalam membantu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan, yaitu: kerjasama yang terjalin yaitu memudahkan atau
meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan
kewajiban tertentu.
BAB II
TATA LAKSANA DISCHARGE PLANNING

A. Kriteria Discharge Planning


Pemulangan pasien dari RSUD dr. Achmad Diponegoro dilakukan kepada :
1. Semua pasien yang telah menjalani perawatan di RSUD dr. Achmad Diponegoro
baik dari poliklinik dan rawat inap serta IGD di RSUD dr. Achmad Diponegoro.
2. Semua pasien yang akan menjalani rawat inap dan yang akan menjalani rawat jalan
di RSUD dr. Achmad Diponegoro. Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning)
dilakukan oleh dokter dan perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi
sembuh, pulang kondisi kritis, ataupun pulang atas permintaan sendiri.

B. Tahap – Tahap Discharge Planning


1. Pengkajian

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data


tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan
bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam
proses discharge planning agar transisi dari rumah sakit kerumah dapat efektif,
baik kepada pasien yang baru datang pertama kali di rumah sakit maupun
persiapan pasien yang akan pulang sembuh maupun kondisi kritis.
Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
a. Data kesehatan.
b. Data pribadi.
c. Pemberi perawatan.
d. Lingkungan.
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung.
2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian discharge


planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga.
Keluarga sebagai unit perawatan berdampak terhadap anggota keluarga
yang membutuhkan perawatan penting untuk menentukan apakah masalah
tersebut aktual atau potensial, serta dapat menentukan apakah klien
datang pertama kali akan menjalani persiapan pulang
3. Perencanaan : hasil yang diharapkan

Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifkasi kebutuhan


spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan perawatan
selanjutnya dengan baik serta untuk mempersiapkan pemulangan klien, yang
disingkat dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien
sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas
perawatannya serta penentuan tanggal kapan klien akan kontrol dan
fasilitas kesehatan yang akan dituju.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di rumah sakit dapat
berjalan baik sesuai dengan kebutuhan klien, serta dapat melanjutkan
perawatan lanjutan dengan baik setelah klien pulang, yang dilakukan klien atau
anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat
sehingga seseorang dapat berkunjung kerumah untuk memberikan keterampilan
perawatan, serta antisipasi terhadap klien yang harus diketahui oleh keluarga klien,
apabila klien mengalami kondisi kegawatan.
d. Health Education
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit yang dapat meningkatkan
perawatan selanjutnya selama dirawat di rumah sakit serta kaluarga mengetahui
kapan klien akan menjalani kontrol, dimana dan kepada siapa klien akan
menjalani kontrol.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal.


Seluruh rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge planning). Instruksi tertulis
diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang harus memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat
yang akan digunakan di rumah.

5. Evaluasi

Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat


kerja discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.

C. Penyerahan
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis
pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik
dan mental klien, faktor social yang penting (misalnya rumah), status fisik dan
mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberian
perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang
diharapkan oleh klien.
D. Keberhasilan rencana pemulangan tergantung pada 6 variabel
1. Derajat penyakit.
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan.
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan.
4. Jenis – jenis pelayanan yang dibutuhkan.
5. Komplikasi tambahan.
6. Ketersediaan sumber – sumber.
BAB III
DOKUMENTASI

Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan peyanan kesehatan kepada


pasien secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan
kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien / patient
safety. Pelayan kesehatan tersebut meliputi: pelayanan intra rumah sakit yang
didokumentasikan pada lembar catatan perkembangan dan rencana pemulangan
pasien dibuat dan direncanakan sejak pasien di rumah sakit. Discharge planning
terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari poliklinik dan IGD meliputi :
tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan, tarif kamar dan fasilitas yang ada,
kapan akan mendapatkan perawatan lanjutan, pemenuhan kebutuhan selama
pasien mendapat perawatan, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien, perkiraan biaya selama perawatan, kapan pasien akan
menjalani rawat jalan / perawatan lanjutan, dimana pasien akan menjalani kontrol,
tindakan apa yang harus dilakukan apabila dirumah mengalami kegawatan, serta cara
melakukan kontrol terhadap pasien sesuai dengan kondisi terakhir. Kurun waktu
penyusunan discharge planning : pasien harus dibuatkan discharge planning maksimal
1 x 24 jam setelah pasien rawat inap memenuhi kriteria sebagai berikut :
Umur >65 tahun, terdapat keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan perawatan atau
pengobatan lanjutan, memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL.
Sedangkan rawat inap dalam kondisi pemulangan kritis seperti :
a. Pasien dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran.
b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: stroke, pasien post operasi, multiple fraktur,
paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus diabetikum.
c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri misalnya : ibu post
partum.
d. Pasien yang tidak mandiri, missal : bayi dan anak.
e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien tersebut tinggal sendiri tanpa
keluarga.

Maka discharge planning harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 1 x 24 jam


setelah pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge planning
dibuat kurang 1 bulan dan kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun
pulang discharge planning tidak dibuat kembali kecuali ada kondisi dan keadaan yang
berbeda. Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan discharge
planning maksimal diselesaikan dalam kurun waktu 1 x 24 jam sebelum pasien pulang

Ditetapkan :
Plt. Direktur RSUD Dr. Achmad Diponegoro

dr. Dewi Widyadari, Sp.Rad.


PENATA TK.I
NIP 19780816 200604 2 028

Anda mungkin juga menyukai