Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
PT. Krakatau Steel mepakan salah satu perusahaan pembuatan
terkemuka di Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara.
Tidak hanya di Indonesia, PT. Krakatau Steel juga terkenal sebagai
perusahaan pengekspor baja ke negara besar. Peralatan yang
digunakan pun cukup cangih sehingga menghasilkan produk-produk
yang berkualitas. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
menuntut tersedianya tenaga kerja yang siap langsung diterjunkan
dalam kegiatan industri. Disisi lain, perguruan tinggi yang diharapkan
melahirkan tenaga-tenaga profesional dibidangnya masih belum
mempunyai kolerasi yang jelas dengan dunia industri seperti di negara
maju. Untuk itu pengenalan terhadap proses produksi pada sebuah
perusahaan lengkap dengan penjelasan serta pemahaman tentang
peralatan yang digunakan sangat diperlukan untuk menambah ilmu
pengetahuan mahasiswa, serta memberi gambaran kepada mahasiswa
bagaimana peralatan pabrik memproduksi barang

i
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH SINGKAT DAN PROFIL PERUSAHAAN

Jauh sebelum gagasan industri baja nasional muncul, cikal bakal pengolahan bijih besi
telah lahir sejak tahun 1861. Kala itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun tanur
di Lampung. Pembangunan Tanur di Lampung berfungsi untuk mengolah hasil tambang bijih
besi berbahan bakar batubara. Meski berukuran kecil, industri pengolahan tersebut mampu
menghasilkan baja kasar yang berfungsi untuk membuat suku cadang pabrik gula, pabrik
karet dan peralatan pertanian. Namun industri pengolahan bijih besi tersebut tutup lantaran
pengelolaannya yang tidak profesional.

Pada masa pendudukan Jepang, sebuah tanur pernah dibangun di Kalimantan Selatan
dengan bahan bakar batu bara. Namun, banyaknya gejolak perang dan revolusi fisik
mengakibatkan perintisan industri baja sempat terhenti. Baru pada tahun 1956, industri baja
mulai mendapat perhatian dengan diperkuat adanya gagasan mendirikan industri baja

2
nasional. Menteri Perindustrian dan Pertambangan, Chaerul Saleh bersama Djuanda dari Biro
Perancang Negara (kini Bappenas), mulai menyusun cetak biru industri baja nasional.
Indonesia yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan sangat membutuhkan
keberadaan industri pengolahan bijih besi. Biro Perancang Negara menggandeng konsultan
asing untuk merintis industri baja yang bernama Proyek Besi Baja Trikora.

Setelah studi kelayakan selesai disusun, Cilegon dipilih sebagai tempat pengolahan dan
produksi hasil olahan bijih besi karena memiliki kelebihan seperti, lahan luas yang tidak
mengalihfungsikan lahan pertanian, terdapat sumber air yang melimpah, aksesnya yang
terjangkau dari berbagai pulau untuk mendatangkan besi tua melalui pelabuhan Merak.
Penandatanganan kerjasama pembangunan dengan Tjazpromexport (All Union Export-
Import Corporation) dari Uni Soviet pada 7 Juni 1960 berlanjut dengan peletakan batu
pertama pada 20 Mei 1962. Sekali lagi, pembangunan ini kembali terhenti karena gonjang-
ganjing politik G30S/PKI. Setelah vakum selama lima tahun, Proyek Besi Baja Trikora
dilanjutkan lewat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35, 31 Agustus 1970
dengan didirikannya PT Krakatau Steel (Persero).

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada


tanggal 27 Oktober 1971 berdasarkan Akta Notaris No. 34 dari Notaris Tan Thong Kie, S.H.
Perusahaan didirikan untuk mengambil alih proyek pabrik baja Trikora. Akta pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. J.A.5/224/4 tanggal 31 Desember 1971 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 8 Februari 1972, Tambahan No. 19.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan
Akta Notaris No. 95 tanggal 25 April 2017 dari Jose Dima Satria, S.H., M.Kn. yang
mengatur, antara lain, perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Akta
perubahan ini telah dilaporkan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Penerimaan No. AHUAH.01.03-0132954 tanggal 3 Mei
2017.

B. VISI MISI DAN TUJUAN PERUSAHAAN

Visi perusahaan adalahperusahaan baja terpadu dan keunggulan kompetitif untuk tumbuh
dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan termuka didunia. Sedangkan

3
Misi perusahaan adalah menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran
bangsa.

Tujuan Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang berbagai kebijakan dan program
pembangunan Pemerintah di bidang ekonomi, khususnya dalam industri baja. Sesuai dengan
Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi
bidang produksi, perdagangan dan pemberian jasa. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan saat
ini meliputi, antara lain:

a. Industri baja terpadu, yang memproduksi besi spons, slab baja, billet baja, baja
lembaran panas, baja lembaran dingin, dan batang kawat;
b. Perdagangan, yang meliputi kegiatan pemasaran, distribusi dan keagenan, baik dalam
maupun luar negeri;
c. Pemberian jasa seperti jasa rekayasa dan konstruksi, pemeliharaan mesin, konsultasi
teknis maupun penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan usaha
Perusahaan;
d. Kegiatan usaha penunjang seperti pergudangan, perbengkelan, properti, pelabuhan,
pendidikan dan pelatihan, limbah produk dan limbah industri, pembangkit listrik,
pengelolaan air, dan jasa teknologi informasi.

4
Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Cilegon, Banten. Perusahaan memulai operasi
komersialnya pada tahun 1971. Perusahaan memiliki fasilitas produksi dengan kapasitas
produksi baja kasar (crude steel) sebesar 2.450.000 metrik ton (tidak diaudit) per tahun dan
kapasitas produksi baja jadi (finished steel products) sebesar 2.850.000 metrik ton (tidak
diaudit) per tahun. Perusahaan sedang membangun komplek pabrik Blast Furnace yang akan
memproduksi 1.200.000 metrik ton (tidak diaudit) hot metal dan pig iron per tahun Kantor
pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan lndustri No. 5, Cilegon. Perusahaan dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham mayoritas. Adapun kantor Jakarta di
jalan jendral gatot subroto kav 54 jakarta selatan gedung Krakatau steel lantai 4

C. ANAK PERUSAHAAN

PT Krakatau Steel memiliki anak perusahaan, yaitu:

1. PT KHI Pipe Industry


Berdiri pada tahun 1972, merupakan satu-satunya industri pipa spiral di Indonesia
yang memiliki standar yang diakui Internasional dengan kapasitas produksi 155 ribu
ton per tahun.
2. PT Pelat Timah Nusantara
Berdiri pada tahun 1983, merupakan satu-satunya produsen baja lapis timah di
Indonesia dengan kapasitas produksi 150 ribu ton per tahun.
3. PT Krakatau Wajatama
Berdiri pada tahun 1992, merupakan produsen besi beton, besi profil, dan kawat baja
dengan kapasitas produksi masing-masing 150 ribu, 150 ribu, dan 20 ribu ton per
tahun.

5
4. PT Krakatau Engineering
Berdiri pada tahun 1988, bergerak di bidang jasa engineering dengan total asset pada
tahun 2003 senilai Rp 71,5 Milyar.
5. PT Krakatau Industrial Estatet
Berdiri pada tahun 1992, bergerak di bidang property industri dan komersial dengan
total aset pada tahun 2003 senilai Rp 267,6 Milyar.
6. PT Krakatau Information Technology
Berdiri pada tahun 1993, menyediakan jasa konsultasi, perencanaan, instalasi,
pengembangan, implementasi dan penyedia jasa pendukung termasuk komunikasi dan
procurement perangkat lunak sistem informasi dengan total asset pada tahun 2003
senilai Rp 31,4 Milyar.
7. PT Krakatau Daya Listrik
Berdiri pada tahun 1996, merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan
kapasitas produksi 400 MW per tahun.
8. PT Krakatau Tirta Industri
Berdiri pada tahun 1996, bergerak dibidang pengolahan dan distribusi air bersih bagi
industri maupun perumahan dengan kapasitas produksi sebesar 33 Juta M3.
9. PT Krakatau Bandar Samudra
Berdiri pada tahun 1996, merupakan operator dan penyedia jasa pelabuhan dengan
dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 118 Milyar.
10. PT Krakatau Medika
Berdiri pada tahun 1996, merupakan pemberi jasa pelayanan kesehatan dan operator
rumah sakit dengan total aset pada tahun 2003 senilai Rp 48 Milyar.

6
BAB III

KINERJA

A. PROSES PRODUKSI

Proses produksi baja di PT Krakatau Steel dimulai pada pabrik pembuatan besi yang
menggunakan proses reduksi langsung bijih besi dengan gas alam. Hasil produksi yang
berupa besi spons ini selanjutnya dilebur bersama dengan besi bekas (scrap) pada proses
pembuatan baja yaitu pabrik baja slab dan pabrik baja billet. Proses pembuatan baja tersebut
menggunakan teknologi dapur busur listrik yang dilanjutkan dengan proses pengecoran
kontinu menjadi baja slab dan baja billet.

7
Baja slab dicanai dalam kondisi panas pada pabrik baja lembaran canai panas menjadi
baja lembaran panas berupa coil, strip, maupun pelat. Sebagian baja lembaran panas ini
langsung dijual ke konsumen atau diproses lebih lanjut di fasilitas produksi lainnya yaitu
pabrik baja lembaran canai dingin. Pabrik ini menghasilkan produk baja lembaran dingin
berupa baja lembaran panas yang dipickling, maupun baja lembaran dingin dengan
perlakukan anil atau temper. Produk baja lembaran yang dihasilkan bisa berupa coil maupun
sheet. Baja billet yang dihasilkan sebagian dijual ke konsumen namun pada umumnya
diproses lebih lanjut di pabrik baja batang kawat menjadi batang kawat.

8
B. KERJASAMA PT KRAKATAU STEEL (Persero)

1. Kerjasama dengan Pohang Iron and Steel Corporation (POSCO)


PT Krakatau Steel (Persero) dan Posco, perusahaan baja asal Korea Selatan
menandatangani perjanjian kerjasama pembangunan pabrik baja. Proyek patungan
yang berlokasi di Cilegon, Banten, ini akan membangun pabrik baja berkapasitas 6
ton per tahun. Pabrik ini akan memproduksi slab, hot rolled coil dan plate untuk
memenuhi pasar dalam negeri. Proyek ini diprediksikan akan menurunkan impor baja
sampai 20 persen. Untuk investasi awal Krakatau Steel mengucurkan biaya 30 persen
dan Posco sebesar 70 persen, namun pada saat final akan menjadi 45 persen dari
Krakatau Steel dan 55 persen dari Posco.
2. Kerjasama dengan Sango Corporation
PT Krakatau Steel (Persero) dan perusahaan Jepang, Sango Corporatio mengadakan
kerjasama untuk mengembangkan produk baja wire rod dan wire domestic.
3. Kerjasama dengan PT Telkom Indonesia Tbk.
PT Krakatau Steel (Persero) bermaksud untuk mengimplemetasikan sistem IT
Disaster Recovery Centre (IT-DRC) sebagai salah satu upaya untuk menjamin
keberlangsungan bisnis dan memitigasi risiko kehilangan data. PT Telkom Indonesia
Tbk merupakan salah satu BUMN penyedia jasa layanan IT-DRC maka PT Krakatau
Steel (Persero) bersinergi dengan Telkom dalam merencanakan, mengembangkan dan
mengimplementasika IT-DRC.
9
4. Kerjasama dengan Nippon Steel
PT Krakatau Steel (Persero) menggandeng perusahaan dari Jepang, Nippon Steel
untuk memproduksi baja bagi kebutuhan otomotif dalam negeri.
5. Kerjasama dengan Natsteel Construction Solution & Marubeni-Itochu Steel
PT Krakatau Steel (Persero) berkerjasama dengan Natsteel Construction Solution &
Marubeni-Itochu Steel, perusahaan asal Jepang dan Singapura melalui anak usaha PT
Krakatau Wajatama, membentuk perusahaan joint venture, menggarap produk
prefabrikasi baja dengan investasi US$9 juta dan kapasitas produksi 700.000 ton per
tahun. komposisi kepemilikan saham PT Krakatau Wajatama sebesar 45%, Natsteel
Asia (s) Pte. Ltd. 45%, dan PT Marubeni Itochu Steel 10%.\

C. KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh penulis pada perusahaan
pada pembahasan diatas bisa kita nilai bagaimana kinerja perusahaan PT.Krakatau
Steel,Tbk di Bursa Efek Indonesia melalui rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas dengan menyesuaikan data hasil analisis yang ada
dengan landasan teori yang telah diambil. Hasil dari analisis kinerja keuangan melalui
rasio-rasio diatas bisa dilihat pada tabel yang telah dirangkumkan di bawah ini.

Tabel 1. TINGKAT RASIO dan PENILAIAN TAHUN 2011 - 2015 PT.


Krakatau Steel, Tbk

A.
Rasio 2011 2012 2013 2014 2015 Ratarata Pedoman keterangan
rasio
Likuiditas
CR 1,43% 1,12% 0,96% 0,74% 0,61% 0,97% 200% Kurang
baik
QR 0,69% 0,60% 0,50% 0,40% 0,33% 0,50% 150% Kurang
baik
Solvabilita
s

10
DAR 0,51% 0,56% 0.55% 0,65% 0,51% 0,55% 35% Baik
DER 1,07% 1,29% 1,26% 1,91% 1,07% 1,32% 90% Kurang
Baik
Aktivitas
TATO 0,83x 0,89x 0,87x 0,71x 0,35x 0,73x >0,5x Baik
FATO 2,15x 1,96% 1,62% 1,21% 0,47% 1,48% 1,5x Kurang
baik
Profitabilit
as
ROI 0,04% - - - - 0% 30% Kurang
0,01% 0,02% 0,06% 0,08% baik
NPM 0,05% - - - - - 20% Kurang
0,01% 0,03% 0,08% 0,24% 0,02% baik
ROE 0,09% - - - -0,018 - 40% Kurang
0,02% 0,06% 0,17% 0,04% baik
B. Sumber : Peneliti 2016
C. Dari Tabel 1, bisa dilihat bahwa kinerja keuangan PT.Krakatau Steel,Tbk di Bursa
Efek Indonesia selama lima periode berturut. Dari sembilan (9) rasio yang dianalisa,
dua (2) diantaranya kinerja yang bisa dikatakan baik, hal ini dapat terlihat dari Debt to
Asset Ratio yang memiliki rata-rata sebesar 0,55% yang kurang dari 35% menurut
pedoman rasio karena semakin rendah rasio ini maka semakin baik. Sedangkan Total
Asset Turn Over memiliki rat-rata sebesar 0,73x dimana hasil analisis ini melebihi
standar pedoman rasio yaitu dari 0,5x yang berarti perusahaan dapat
mengidentifikasikan kemampuan perusahaan untuk menjanmin keseluruhan hutang
dengan asset yang dimilikinya.
D. Pada Debt to Asset Ratio dapat dikatakan baik karena menunjukkan bahwa
perusahaan dapat memenuhi beban yang ditanggung perusahaan dalam memenuhi
kewajiban dengan menggunakan seluruh modal sendiri atau aaset perusahaan. Pada
Total Asset TurnOver dikatakan baik karena perusahaan dapat meningkatkan nilai
penjualan yang diakibatkan oleh meningkatnya nilai piutang sehingga aktiva lancar
perusahaan dapat terdorong naik.
E. Sedangkan tujuh (7) diantaranya mempunyai kinerja keuangan dalam kondisi yang
kurang baik yaitu pada Rasio Likuiditas diketahui bahwa hasil analis rasio pada

11
perusahaan tidak mencapai standar yang ditetapkan yaitu sebesar 100% dan hasil
analisis pada current rasio sebesar 0,97%, sedangkan Quick ratio sebesar 0,50%. Dan
Debt Equity Ratio yang memiliki rata-rata sebesar 1,32% dimana hasil analisis rasio
ini belum memenuhi standar pedoman rasio yaitu 35%. Oleh karena itu debt equity
ratio dikatakan kurang baik karena aktivanya tidak dapat menutupi hutang lancar
dengan maksimal. Perusahaan dinilai belum bisa memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, Rasio Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik
karena dilihat dari hasil analisis rasio yang menunjukkan bahwa hasil analisis rasio
pada ROI, NPM, dan ROE belum mencapai standar pedoman rasio yang ditetapkan.
Pada ROI hasil analisis menunjukkan hasil analisis sebesar 0% sedangkan standar
pedoman rasio mengharuskan hasil analisis rasio melebihi 30%, pada NPM hasil
analisis sebesar 0,02%, sedangkan standart rasio harus melebihi 20%, dan ROE
menghasilkan hasil analisis sebesar -0,04%, sedangkan standart pedoman rasionya
sebesar 40%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih tidak dapat memanfaatkan kekayaan asset perusahaan. Pada
Aktivitas Rasio, selain menunjukkan hasil yang baik namun juga menunjukkan hasil
yang kurang baik pada Fix Assets Turn Over yang hasil analisisnya belum mencapai
standar pedoman rasio sebesar 1,5x dimana hasil analisis yang ditunjukkan oleh Fix
Assets Turn Over hanya sebesar 1,48x.

12
D. STRUKTUR MODAL

13
14
15
Struktur modal dari PT Krakatau Steel di tinjau dari sahamnya yaitu saham
pemerintah Indonesia sebesar 80 % dan saham yang milik public sebesar 20% sahm tersebut
dimiliki tiap-tiap pemilik saham dengan besaran masing-masing dibawah 5%

E. ASPEK TEKNOLOGI

Untuk menunjang pabrik baru diperlukan system yang handal dan perangkat
infrastruktur yang memadai. Perangkat infrastruktur tersebut yaitu, MES dan SAP, serta
perangkat infrastrukturnya ang seluruhnya akan dibangun oleh PT. Krakatau Information
Technology ( Krakatau IT )

Pada MES – Flat Product & SAP PT. Krakatau Steel dan pengadaan infrastrukturnya
mulai dari project objektivitis hingga projek migrasi data lengkap dengan nilestone dan
project schedule yang rencananya akan go-Live pada bulan januari tahun 2019

F. PRODUK KRAKATAU STEEL

1. Hot Rolled Coil Stee

Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang
dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini
umumnya menyebut produk ini 'baja hitam' sebagai pembeda terhadap produk baja

16
lembaran dingin yang juga biasa dikenal sebagai 'baja putih'. Krakatau Steel
memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat digunakan untuk
berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga kualitas khusus,
seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka kendaraan bermotor, tiang
pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa dan tabung umum, pipa dan
tabung untuk jalur pipa dan casing, tabung gas, baja tahan korosi cuaca, bejana
bertekanan, boilers, dan konstruksi kapal. Ketebalan pelat baja lembaran panas
berkisar antara 0,18 hingga 25 mm, sedangkan lebarnya antara 600 hingga 2060 mm.
Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam bentuk coil dan pelat. Kondisinya
dapat berupa gulungan atau sebagai produk yang melalui proses pickling dan oiling
(hot rolled coil-pickled oiled atau HRC-PO). PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk
mampu menghasilkan baja lembaran panas berkualitas tinggi untuk penggunaan
khusus karena telah menjalankan proses kontrol thermomekanik dan proses
desulfurisasi menggunakan ladle furnace.[2] Penggunaan baja lembaran panas meliputi
aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di bawah ini:

 Konstruksi Umum & Las


 Pipa & Tabung
 Komponen & Rangka Otomotif
 Jalur Pipa untuk Minyak & Gas
 Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak
 Tabung Gas
 Baja Tahan Korosi Cuaca
 Rerolling
 Konstruksi Kapal
 Boiler & Pressurized Container

2. Cold Rolled Coil Steel

17
Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white steel')
adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin.
'Baja putih' ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan 'baja
hitam' atau baja lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan
yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai
sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.
Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena
material ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik.
Baja putih ini juga dipakai untuk aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-coating),
enamelware (porcelain-coating), dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
kaleng makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam industri makanan dan
minuman. Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran ketebalan
baja putih yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga 3,00 mm, sedangkan
untuk unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya adalah 2,00 mm.
Krakatau Steel memiliki fasilitas vacuum degasser dan ladle metallurgy untuk
menghasilkan baja dengan kualitas khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan
Interstitial Free Steel (IF Steel) yang cocok digunakan untuk menghasilkan produk
dengan kualitas extra deep drawing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan baja lembaran
dingin dengan formability dan kualitas permukaan yang tinggi, Krakatau Steel

18
menggunakan fasilitas batch annealing furnace khusus dengan atmosfer hidrogen
murni.[3]
Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam
bidang-bidang sebagai berikut:

 Penggunaan Umum
 Otomotif
 Galvanized Sheet
 Pipa & Tabung
 Porcelain Enamelware
 Tin Mill Black Plate

3. Wire Rod

Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan
sebagai produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja
lembaran dingin yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan
berdasarkan kandungan karbonnya, yaitu batang kawat dengan karbon rendah,
sedang, atau tinggi. Selain itu batang kawat juga dikategorikan berdasarkan
aplikasinya. Batang kawat karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon
kurang dari 0,25%. Baja jenis ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh,

19
dan sebagai bahan baku untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar,
dan jeruji).
Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan pengelasan,
memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti yang
diinginkan oleh pelanggan. Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan kuat tarik yang
lebih tinggi. Aplikasi tersebut memerlukan kandungan karbon yang tinggi (biasanya
lebih dari 0,40%) dengan tambahan beberapa alloy seperti Nb, V, dan Cr, sehingga
dapat dihasilkan baja batangan yang memiliki kuat tarik dan formability yang lebih
baik. Batang kawat karbon tinggi umumnya dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari
roda sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-konstruksi lainnya.[4]
Aplikasi batang kawat meliputi:

 Kawat, Paku, dan Mesh


 Mur & Baut
 Spring Bed, Spoke, dll.
 Kawat Elektroda

G. PANGSA PASAR DAN SASARAN PASAR

Penjualan baja PT Krakatau Steel (Persero) masih didominasi oleh pasar domestik
yang mencapai 80% dari total penjualan. Persentasi ekspor Krakatau Steel sangat kecil hanya
sekitar 2-3% dari total penjualan perusahaan. Baja diekspor ke Negara tetangga yaitu
Malaysia, juga akan memperluas pasar ke negara ASEAN lainnya, juga menjajaki Jepang dan
Australia.

Produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel mengincar pengerjaan sejumlah proyek
strategis nasional untuk mendongkrak kinerja penjualan baja. Salah satu proyek yang
menopang kinerja penjualan itu merupakan proyek revitalisasi kilng cilacap milik pertamina,
proyek itu setidaknya membutuhkan metrial baja hot rolled coil sebayak 60.000 ton. Di
samping itu, perseroan memasok baja untuk pembangunan proyek tol berbasis baja Jakarta-
Cikampek elevated sepanjang 64 km, proyek tersebut membutuhkan material baja lebih dari
200.000 ton sebagai pengganti beton. Di samping itu, perseroan juga tengah mengikuti
pengadaan baja konstruksi pelabuhan Kuala Tanjung, proyek itu diperkirakan setidaknya
membutuhkan pasokan sebanyak 40.000 ton baja. Krakatau steel juga memasok baja untuk

20
pengerjaan jaringan pipa gas Duri—Dumai yang digarap Pt Pertsamina dan PT Perusahaan
Gas Negara.

H. PERENCAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PT KRAKATAU STEEL

Perencanaan MSDM awalnya berupa Man Power Planning (MPP), Manpower


Planning (MPP) atau Perencanaan Tenaga Kerja adalah proses identifikasi dan evaluasi untuk
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang akan mengisi jabatan dalam organisasi perusahaan.
MPP ini juga disusun berdasarkan visi dan misi organisasi

Manajemen pengetahuan yang diterapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui


proses SECI Model berbasis teknologi informasi (TI), yaitu dimulai dari proses socialization,
externalization, combination dan internalization. Pada proses externalization dan combination
perusahaan lebih baik mengoptimalisasikan pelakasanaannya kembali, karena masih dinilai
kurang berjalan dengan baik. Namun secara umum proses SECI Model yang telah
dilaksanakan perusahaan sudah berjalan dengan baik.

Kompetensi karyawan yang bekerja pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk secara umum sudah memenuhi standar perusahaan baik hard
skill ataupun soft skill untuk melaksanakan pekerjaan dibidangnya.

SECI Model yang diterapkan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk berpengaruh signifikan dan positif terhadap peningkatan
kompetensi karyawan, artinya semakin baik penerapan SECI Model akan meningkatkan
kompetensi karyawan.

Faktor dari SECI Model yang mempunyai pengaruh terbesar dalam meningkatkan
kompetensi karyawan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk adalah combination, dimana kontribusi karyawan dalam menggunakan web
KMKS dan tersedianya sarana teknologi untuk menunjang kegiatan sharing knowledge bagi
setiap karyawan menjadi hal yang paling berpengaruh untuk mengoptimalisasi manajemen
pengetahuan melalui SECI Model ini.

21
TUGAS 1

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

OLEH

22
KELOMPOK 11

DEWI INDAH SARI (1693141008)

WIWI PRATIWI ANGRAENI (1693141010)

ANIS (1693141041)

AHMAD MUSTAFA (1693141082)

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

23

Anda mungkin juga menyukai