SKRIPSI
Oleh:
Teguh Setiawan
NIM. 12603141012
mulia disisiNya.
Allah akan mendapatkan hal yang luar biasa dari Allah SWT.
vi
Persembahan
pengetahuan yang begitu besar, kedua orang tua tercinta (Bapak Susilo
Utomo dan Ibu Romiyatun) sembah sujud dan hormat atas segala kasih
Anggriawan, Ardi Utomo, Danang, Aji, Ahmad Safei, Wahyu, Andre, dan
konsentrasi terapi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih
vii
ABSTRAK
Oleh:
Teguh Setiawan
12603141012
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala
ini. Skripsi dengan judul “Keefektifan Terapi Latihan Fleksibilitas Dan Kekuatan
gastrocnemius.
Skripsi dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak,
setinggi-tingginya kepada:
3. Bapak dr. Prijo Sudibjo, M.Kes., Sp.S. selaku Ketua Program Studi IKOR
ix
DAFTAR ISI
hal
BAB I PENDAHULUAN
xi
2. Sampel ......................................................................................... 38
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ....................... 38
1. Instrumen ..................................................................................... 38
2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 45
E. Teknik Analisa Data ......................................................................... 46
1. Uji Normalitas dengan Shapiro-wilk ............................................ 46
2. Uji Homogenetis .......................................................................... 46
3. Uji Manova .................................................................................. 46
A. Kesimpulan ...................................................................................... 77
B. Implikasi ........................................................................................... 77
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 78
D. Saran ................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 80
LAMPIRAN ........................................................................................... 83
xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 4.1 Diskripsi Hasil Data ROM Fleksi Sendi Lutut ....................... 49
Tabel 4.2 Diskripsi Hasil Data ROM Ekstensi Sendi Lutut ................... 49
Tabel 4.3 Diskripsi Hasil Data ROM Plantarfleksi Sendi Pergelangan Kaki 50
Tabel 4.4 Diskripsi Hasil Data ROM Dorsofleksi Sendi Pergelangan Kaki 51
xiii
Intervals ............................................................................... 63
Tabel 4.16 Uji Kesamaan Box’s Test of Covariance Matrices Ankle .... 65
Tabel 4.18 Hasil Analisa Metode Roy’s Largest Root Ankle ................. 68
Tabel 4.19 Nilai Rata-rata Tiap Sel pada Cedera Ankle ........................ 69
Intervals ................................................................................ 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
hal
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia yang sehat yang didukung oleh kemampuan ekonomi dan sosialisasi
maupun diluar negeri. Salah satu cara untuk mengantisipasi persaingan yang
satunya yaitu melalui bidang kesehatan dengan cara berolahraga secara baik
dan benar.
latihan, durasi latihan dan tipe latihan yang tepat. Sejalan dengan ungkapan
dari pendapat Suharjana (2013: 47), program yang dilakukan dalam latihan
latihan per minggu dan penerapan intensitas latihan yang disesuaikan dengan
jenis latihan. Sehingga durasi latihan akan memprogram lama waktu yang
cedera, seperti cedera tulang, sendi, ligamen, dan otot (Fahrizal, 2011: 55).
cedera pada persendian dan otot. Gangguan cedera pada ligamen disebut
dengan sprain. Sprain sering terjadi pada atlet olahraga dikarenakan oleh
tekanan yang berlebihan dan mendadak pada sendi dan sering dilakukan
Pendapat lain untuk cedera otot atau disebut strain banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat cedera seperti gerakan secara tiba-tiba, salah gerak, dan
otot terlalu dipaksa untuk mengangkat beban yang berat. Pada saat peneliti
praktik sebagian besar merasakan gangguan pada persendian dan otot. Hal
pemanasan dan asupan cairan menyebabkan otot mengalami kram dan nyeri.
Kram dan nyeri juga diakibatkan karena otot dalam keadaan lelah dipaksa
untuk melakukan aktivitas. Otot yang dipaksa lebih dari kapasitas kekuatan
kram dan nyeri terutama pada bagian betis atau pada otot gastrocnemius.
(ROM) dan melemahnya kekuatan pada sendi lutut dan sendi pergelangan
kaki (Dewi Fitriani, 2015: 2). Terutama pada saat gerakan fleksi (menekuk)
dan gerakan ekstensi (meluruskan) pada sendi lutut, sedangkan pada saat
basket, lompat jauh, lari maraton, dan olahraga lain yang membutuhkan
banyak tekanan pada otot betis (Tabib Muslim: 2012). Pendapat lain cedera
otot betis atau gastrocnemius sering ditandai dengan adanya perubahan warna
kulit pada betis, adanya rasa nyeri saat berjalan, rasa kebas, kram, dan
secara bertahap dari ringan, sedang dan berat dalam pemberian latihan baik
which have altered his normal way of living. Artinya : terapi latihan adalah
perkuliahan praktik pada hari Selasa tanggal 2 Maret 2016 diketahui pada
Prodi IKOR 2015 yang berjumlah 35 orang, diketahui cedera ankle kanan
orang, otot gastrocnemius kiri 4 orang, lutut kanan sebanyak 2 orang, lutut kiri
sebanyak 1 orang, bahu kiri sebanyak 2 orang , bahu kanan sebanyak 3 orang,
siku kiri sebanyak 1 orang, siku kanan sebanyak 2 orang dan tidak cedere
pergelangan kaki sehingga tidak bisa melakukan gerakan lari, dan (3)
B. Identifikasi Masalah
dehidrasi.
otot gastrocnemius.
C. Batasan Masalah
ekstensi pada sendi lutut dan gerakan plantarfleksi serta dorsofleksi pada sendi
D. Rumusan Masalah
pergelangan kaki?
pergelangan kaki?
5. Manakah yang lebih efektif dari kedua terapi terhadap cedera otot
gastrocnemius pada gerakan otot saat menggerakkan sendi lutut dan sendi
pergelangan kaki?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Mahasiswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Terapi Latihan
a) Terapi
b) Terapi Latihan
besarnya gerakan sendi baik dan normal. ROM juga digunakan sebagai
pengkaji.
rehabilitasi pada pasien cedera mencakup terapi fisik, yang terdiri dari
berbagai macam tipe latihan; latihan isometrik otot serta latihan ROM
krepitasi.
sendi.
ortopedi yang meliputi batas gerak aktif dan batas gerakan pasif. Setiap
supinasi, fleksi lateral, dorso fleksi, plantar fleksi, inversi dan eversi.
Menurut Wina Yulinda (2009: 14), terapi latihan adalah salah satu
cara yang mempercepat pemulihan pasien dari cedera penyakit yang dalam
(Gardiner, 1964). Terapi latihan adalah kegiatan fisik yang reguler dan
11
Pekka Kannus (2000: 2), ada 4 tahap dalam rehabilitasi cedera terdiri
atas:
a. PRICES
sel, dan rasa sakit serta memberikan kondisi yang optimal dalam
proses penyembuhan.
Stabilization). Perawatan: Rest: Dalam hal ini bagian yang cedera tidak
mudah berhenti.
c. Maturation
d. Resumption of activity
rehabilitasi.
2. Fleksibilitas (Kelentukan)
yang baik dan leluasa. Jangkauan gerak yang baik dan leluasa tanpa ada
Apabila tubuh cukup lentur dan otot yang kuat maka fleksibilitas otot dan
mobilitas gerak pada persendian tidak mudah cedera (Ali Satia Graha dan
seseorang.
14
a. Elastisitas otot
(Suharjana, 2013:31).
semakin panas suhu tubuh dan suhu lingkungan maka kondisi otot akan
c. Susunan tulang
gerak pasif dan alat perlekatan otot untuk menegakkan tubuh dan
d. Bentuk persendian
fleksibilitas otot.
pemanasan agar suhu tubuh naik sehingga kondisi otot relatif fleksibel.
f. Umur
g. Jenis kelamin
h. Bioritme
keluasan ruang gerak persendian yang paling baik terjadi antara pukul
10.00-11.00 pada pagi hari, dan antara 16.00-17.00 pada sore hari.
peregangan khusus (Ranu Basoka Aji Putra, 2014: 17). Pada umumnya
anak kecil memiliki otot yang lebih lentur, keadaan tersebut akan terus
meningkat pada usia belasan tahun. Dan memasuki usia remaja kelenturan
3).
menimbulkan: keuntungan pada kerja otot, jumlah asam yang naik sedikit
akan melebarkan pembuluh darah, jatung berdenyut lebih kuat dan cepat,
untuk pria dan wanita usia 10 tahun hingga tingkat mahasiswa, dapat
menggunakan tes duduk jangkau (The Modified Sit and Reach Test)
Adapun norma dari Sit and Reach Test adalah sebagai berikut:
No Klasifikasi Nilai
2 Baik 11,5-19
3 Sedang -1,5-11,5
4 Kurang (-6,5)-(-1,5)
3. Kekuatan
macam, antara lain: kekuatan otot adalah kemampuan otot atau grup otot
dinamis maupun statis. Kekuatan otot dapat juga berarti kekuatan maksimal
dalam satu usaha (Suharjana, 2013: 7). Menurut Faidillah (2006: 31)
perut, chin-up untik otot lengan, back-up untuk otot punggung dan
lain-lain.
a. Metode Isometris
tipe kontraksi otot pada kontraksi isotonik dapat dua macam, yaitu
adalah kontraksi otot yang terjadi pada saat otot dalam keadaan
c. Metode isokinetis
pengobatan olahraga.
21
yaitu daya tahan dasar (dari Faal yang dimaksud adalah penyediaan energi
aerob dan anaerob) dan latihan kelentukan atau peregangan (Faizal Chan.
2012: 1).
dari Bompa (1994) ada beberapa macam kekuatan yang perlu diketahui
oleh para pelatih dan olahragawan adalah kekutan umum, kekuatan khusus,
aktivitas yang sesuai, misalnya khusus otot perut, otot dada atau
otot punggung.
c. Kekuatan Maksimal (Maximal Strength). Kekuatan maksimal
adalah kekuatan tertinggi yang dapat ditampilkan oleh sistem
syaraf selama otot berkontraksi maksimal. Keadaan ini dapat
ditampilkan dengan beban tertinggi yang dapat diangkat dalam
satu kali angkatan.
menggunakan alat Leg Dynamometer. Alat ini valid karena sudah ditera
2. Baik 214-240
3. Sedang 160-213
4. Kurang 137-159
2. Baik 114-135
3. Sedang 66-113
4. Kurang 49-65
4. Otot Gastrocnemius
satu dari lima cedera yang sering terjadi (Virginia Nsitem, 2013: 328).
Cedera ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1883 yang disebut dengan
nama leg tenis. Awalnya adalah pemain tenis setengah baya yang tiba-tiba
2009: 74-77). Otot gastrocnemius adalah otot yang menyilangi dua sendi
Kawano, 2010).
pada tonjolan betis yang berfungsi utama melakukan gerakan fleksi plantar
25
2002: 258).
pada sendi lutut dan melakukan plantar fleksi pada pergelangan kaki. Serta
dapat melakukan ekstensi ke arah bawah belakang pada kaki bagian bawah
dan masuk diatas tulang calcaneus dengan melalui tendon archiles (Ali
mengungkapkan gerakan normal pada sendi lutut dan sendi ankel adalah
sebagai berikut:
Left Right
150° 150°
Degrees Degrees
Left
Degrees Degrees
Right
Degrees Degrees
5. Hakikat Cedera
a. Pengertian Cedera
sebagai suatu peristiwa yang disebabkan oleh dampak dari suatu agen
baik fisik maupun mental (Ratna Dewi, Indarwati: 2011). Ali Satia Graha
dan Bambang Priyonoadi (2012: 29), cedera adalah kelainan yang terjadi
dan tidak dapat berfungsi baik pada otot, tendon, ligamen, persendian
Cedera pada struktur otot dan tendon dapat mempengaruhi mobilitas dan
struktur otot rangka akibat berbagai macam gangguan dan injury akan
regenerasi.
1) Disuse atrofi. Pada keadaan ini, atrofi terjadi apabila otot tidak
otot.
distrofi.
b. Patofisiologi Cedera
cedera adalah:
c. Macam-macam Cedera
Sport Sciences and Fitness (2015: 50), macam cedera yang terjadi dalam
suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti cedera goresan,
dialami oleh atlet yang bermula dari adanya suatu kekuatan yang sedikit
(Ali Satia Graha dan Bambang Priyono Adi, 2012: 28). Sedangkan
servis tenis. Cedera ini meliputi: stress fracture, tendinitis, dan epifisitis
atau apofi.
yang berasal dari luar). Adalah cedera yang timbul atau terjadi karena
pengaruh atau sebab yang berasal dari luar, misalnya: Karena body
contact sports: tinju, karate, pencak silat. Karena alat-alat olahraga: stick
cedera. Ukuran tungkai atau kaki yang tidak sama panjangnya; kekuatan
ataupun si atlit dalam keadaan fisik dan mental yang lemah (Fahrizal,
2011: 56).
terdiri atas :
cedera tersebut.
menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan
terhadap cedera. Tujuan utama pemanasan adalah meningkatkan
temperatur tubuh baik otot maupun tubuh secara keseluruhan dan untuk
peregangan jaringan kolagen agar diperoleh fleksibilitas yang lebih
besar. Ini akan mengurangi risiko robeknya otot maupun ligamen, serta
membantu untuk mencegah nyeri otot dan tidak memiliki kelainan
anatomis maupun antropometri. "Jangan anggap enteng pemanasan."
Pemanasan terdiri dari pemanasan general dan pemanasan
spesifik. Permanasan general biasanya berupa jogging, berlari santai,
latihan/ exercise dan peregangan/ stretching.; setelah itu perlu diikuti
dengan pemanasan spesifik yaitu sesuai dengan jenis olahraga pemain.
Sedangkan pendinginan dapat dilakukan dengan jogging selama 30 detik
sampai 1 menit, diikuti dengan jalan 3 sampai 5 menit. Latihan
(training) perlu dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram.
Endurance training adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot agar lebih efisien dan tidak
cepat lelah.
Sarah U., Bambang S., BM Wara K (2007) dengan judul “Pengaruh Latihan
eksperimen dengan pre post test design. Subyek sebanyak 8 yang dilakukan
sendi diukur pada sebelum, setelah 3 minggu dan setelah 6 latihan ROM.
pengukuran pertama-kedua pada fleksi sendi lutut kanan dan kiri dan antara
metode pre experimental design dengan pendekatan one group pre test and
post test design. Jumlah sampel pada penelitian ini 12 orang, cara
metode purposive sampling, yang dipakai dalam penelitian ini yaitu judgment
kriteria. Serta menggunakan sistem drop out. Sistem drop out dilakukan
apabila respoden tidak melakukan latihan rutin akan gugur atau tidak
menggunakan uji wilxocon test untuk uji hipotesis. Dan diperoleh nilai p:0.002
atau nilai p < 0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian latihan calf raises
gastrocnemius.
C. Kerangka Berpikir
Cedera yang sering terjadi pada mahasiswa IKOR 2015 saat melakukan
olahraga atau aktivitas yang terlalu berat. Cedera pada saat berolahraga sering
terjadi karena tingkat kelelahan yang tinggi yang akan timbul dehidrasi, kram,
dan nyeri. Dehidrasi terjadi karena otot kurang akan suplai oksigen yang akan
33
yang sering dialami mahasiswa IKOR 2015 saat perkuliahan praktik adalah
aktivitas merupakan salah satu faktor penyebab cedera. Cedera pada otot
progresif jarang dilakukan oleh orang awam. Perlu adanya program latihan
untuk pengembalian fungsi gerak sendi. Latihan terapi fleksibilitas dan latihan
gastrocnemius.
sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan kajian bahwa cedera harus
D. Hipotesis Penelitian
pergelangan kaki.
5. Ada yang lebih efektif dari kedua terapi terhadap cedera otot gastrocnemius
pada gerakan otot saat menggerakkan sendi lutut dan sendi pergelangan
kaki.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
O1 X O3
O2 X O4
Keterangan :
berikut:
37
gerakan fleksi dan ekstensi, serta gerakan plantarfleksi dan dorsofleksi pada
gerakan fleksi dan ekstensi serta gerakan plantarfleksi dan dorsofleksi pada
pergelangan kaki. Sebelum dan sesudah (pre test- post test) pemberian
perlakuan diukur ROM sendi lutut gerakan fleksi dan ekstensi, serta sendi
goniometer.
sesudah (pre test- post test) pemberian perlakuan diukur ROM lutut dan
1. Populasi
2. Sampel
1. Instrumen
mengukur ROM pada sendi lutut gerakan fleksi dan ekstensi, serta
a) Goniometer
1) Sendi lutut
a) Fleksi
b) Ekstensi
a) Plantar Fleksi
b) Dorsofleksi
2. Uji Homogenetis
3. Uji Manova
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian
yang aman bagi pasca cedera otot gastrocnemius. Penelitian dilakukan pada
fleksibilitas dan terapi latihan kekuatan pada sendi lutut gerakan fleksi dan
orang untuk terapi latihan fleksibilitas dan 5 orang terapi latihan kekuatan.
yang mengalami cedera lutut dan cedera pergelangan kaki dengan umur 19-
dilakukan pada sendi lutut dan sendi pergelangan kaki yaitu; 1) ROM fleksi
Data yang dideskripsikan adalah data yang diperoleh dari hasil pengurangan
perlakuan yang diberikan kepada sampel dalam penelitian ini yaitu terapi
latihan kekuatan dan terapi latihan fleksibilitas. Data dari variabel terikat
1. Cedera Lutut
yang dianalisis data deskriptif variabel terikat yaitu 1) ROM fleksi dan 2)
Hasil data ROM fleksi pada cedera lutut derajat-1 dengan hasil
fleksibilitas dan kekuatan dari jumlah sampel (n=5) dapat dilihat pada
tabel 4.1 dan deskripsi hasil data dari minimum, maksimum, mean
Descriptive Statistics
mean sebesar 17.00 dan standar deviasi 2.550. Diskripsi hasil data
Descriptive Statistics
Latihan Mean Std. Deviation N
Gain Fleksibilitas 14.60 1.517 5
Skor_Ekstensi Kekuatan 9.20 .837 5
Total 11.90 3.071 10
50
mean sebesar 14.60 dan standar deviasi 1.517. Diskripsi hasil data
derajat-1.
Descriptive Statistics
hasil mean sebesar 17.60 dan standar deviasi 6.986. Diskripsi hasil
Descriptive Statistics
hasil mean sebesar 14.20 dan standar deviasi 3.938. Diskripsi hasil
data dengan bentuk lonceng (bell shape). Data yang “baik” adalah data
harus dilakukan pada variabel secara bersama-sama. Namun uji ini bisa
juga dilakukan pada setiap variabel, dengan logika bahwa jika secara
normalitas dengan cara perakuan dua jenis terapi latihan yaitu 1) terapi
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Gain Score_
.942 10 .576
Fleksi
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Gain
.916 10 .328
Skore_Ekstensi
54
data dengan bentuk lonceng (bell shape). Data yang “baik” adalah data
harus dilakukan pada variabel secara bersama-sama. Namun uji ini bisa
juga dilakukan pada setiap variabel, dengan logika bahwa jika secara
normalitas dengan cara perakuan dua jenis terapi latihan yaitu 1) terapi
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Gain
.861 10 .078
Score_Plantarfleki
Kaki.
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Gain
.884 10 .144
Score_Dorsifleksi
yang tercantum pada tabel 4.1 sampai tabel 4.8 pada cedera
56
menggunakan nilali P. Jika P lebih besar (>) dari nilai α = 0,05 maka
ROM fleksi dan ROM ekstensi pada cedera lutut, maka dianalisis
Tabel 4.9, bahwa data Gain Score (GS) seluruh kelompok perlakuan
ROM fleksi dan ROM ekstensi telah ditemukan signifikansi >α 0,05,
berarti hipotesis kerja ditolak dan hipotesis nihil diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa data Gain Score (GS) akhir varian populasi dalam
dapat dikerjakan.
4.10.
58
Gain
1.811 1 8 .215
Score_Plantarfleki
Gain
3.338 1 8 .105
Score_Dorsifleksi
Tabel 4.10, bahwa data Gain Score (GS) seluruh kelompok perlakuan
>α 0,05, berarti hipotesis kerja ditolak dan hipotesis nihil diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa data Gain Score (GS) akhir varian
terapi latihan kekuatan pada variabel dependen yaitu ROM fleksi dan
adalah sama
tabel 4.11 telah ditemukan sig F 0.656 > α 0,05 berarti hipotesis Ho
tabel 4.12 bahwa sig. F>α 0,05, sehingga kerja ditolak dan hipotesis
kelompok.
dikerjakan.
Largest Root. Hasil analisis uji Manova dengan metode Roy’s Largest
Intercept Hotelling's
288.889 1011.112b 2.000 7.000 .000 .997
Trace
Roy's Largest
288.889 1011.112b 2.000 7.000 .000 .997
Root
Pillai's Trace .899 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
Wilks' Lambda .101 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
Latihan Hotelling's
8.940 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
Trace
Roy's Largest
8.940 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
Root
62
bahwa cedera lutut dalam peningkatan ROM fleksi dan ROM ekstensi
ini:
Tabel 4.14. Nilai Rata-rata Tiap Sel pada Cedera Lutut Derajad-1
fleksibilitas dan terapi latihan kekuatan pada tabel 4.14 diperoleh rata-
fleksibilitas dan terapi latihan kekuatan yaitu sebesar 16.30 dan ROM
kepercayaan 95%.
95% Confidence
Dependent Interval
Latihan Mean Std. Error Keterangan
Variable Lower Upper
Bound Bound
koefisie 9.200.
20.120.
(Manova).
Box's M 6.460
F 1.570
df1 3
df2 11520.000
Sig. .194
66
adalah sama
secara bersama melalui teknik Manova yang disajikan pada tabel 4.16
telah ditemukan sig F 1.570 > α 0,05 berarti hipotesis Ho ditolak dan
berikut ini.
67
tabel 4.17 bahwa sig. F>α 0,05, sehingga kerja ditolak dan hipotesis
dalam kelompok.
dikerjakan.
Largest Root. Hasil analisis uji Manova dengan metode Roy’s Largest
Roy's Largest
49.406 172.923b 2.000 7.000 .000 .980
Root
Latihan Hotelling's
4.951 17.329b 2.000 7.000 .002 .832
Trace
Roy's Largest
4.951 17.329b 2.000 7.000 .002 .832
Root
secara keseluruhan.
berikut ini:
Tabel 4.19. Nilai Rata-rata Tiap Sel pada Cedera Pergelangan Kaki
Derajad-1
kekuatan dan terapi latihan fleksibilitas pada tabel 4.19 diperoleh rata-
fleksibilitas dan terapi latihan kekuatan yaitu sebesar 13.10 dan ROM
kepercayaan 95%.
70
95% Confidence
Dependent Std. Interval
Latihan Mean Keterangan
Variable Error Lower Upper
Bound Bound
koefisien 8.600.
D. Pengujian Hipotesis
Ekstesi.
acuan hasil analisis Manova teknik metode Roy’s Largest Root pengujian
Hasil analisi pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa, sig. < α 0,05
berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1) yang
fleksi dan ROM ekstensi pada sendi lutut secara keseluruhan dari perlakuan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarah U., Bambang S., BM Wara K
fleksibilitas sendi lutut kiri sebesar 35° atau 43,75%. Sedangkan pada
73
mendapatkan hasil yang maksimal pada sendi lutut (Ali satia Graha, 2016).
acuan hasil analisis Manova teknik metode Roy’s Largest Root pengujian
Hasil analisi pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa, sig. < α 0,05
berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1) yang
Ekstesi.
acuan hasil analisis Manova teknik metode Roy’s Largest Root pengujian
Hasil analisi pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa, sig. < α 0,05
berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1) yang
fleksi dan ROM ekstensi pada sendi lutut secara keseluruhan dari perlakuan
dengan beban tubuh dengan cara jinjit sebelum dan sesudah latihan terdapat
acuan hasil analisis Manova teknik metode Roy’s Largest Root pengujian
Hasil analisi pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa, sig. < α 0,05
berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (H1) yang
Interval taraf kepercayaan 95% yang disajikan pada tabel 4.15 tersebut,
peningkatan variabel ROM fleksi dan ekstensi sendi lutut dengan taraf
plantarfleksi dan dorsofleksi sendi pergelangan kaki pada tabel 4.20 dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
pergelangan kaki.
pergelangan kaki.
terhadap cedera otot gastrocnemius pada gerakan sendi lutut dan sendi
pergelangan kaki.
B. IMPLIKASI
C. Keterbatasan Penelitian
D. Saran
rehabilitas cedera.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. (2012). Terapi Masase Frirage.
Yogyakarta: FIK UNY.
Dunia Fitnes. (2014). 4 Cedera Otot dan Cara Mengatasinya. https: //duniafitnes.
com/health/4-cedera-otot-dan-cara-mengatasinya.html. Diakses tanggal 19
Januari 2016. Jam 22.00.
J. Bryan Dixon. (2009). Gastrocnemius vs. soleus strain: how to differentiate and
deal with calf muscle injuries. Curr Rev Musculoskelet Med. NO. 2(2):
74–77.
Nancy Berryman Reese dan William D. Bandi. (2012). Joint Range of Motion
and Muscle Leght Testing. W.B. Saunders Company: United States of
America.
Novita Intan Arovah. (2010). Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga.
FIK UNY: Yogyakarta.
Michael J. Alter. (2008). Tiga Ratus Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Marcio M. Kawano dkk. (2010). Influence of the gastrocnemius muscle on the
sit-and-reach test assessed by angular kinematic analysis. Brazilian
Journal of Physical Therapy. vol.14 no.1.
Paul M. Taylor & Diane K. Taylor. (2002). Mencegah dan Mengatasi Cedera
Olahraga. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Pekka Kannus. (2000). Immobilization or Early Mobilization After an Acute Soft-
Tissue Injury?. VOL 28 - NO. 3.
Ranu Basoka Aji Putra. (2014). Software Tentang Fleksibilitas Atlet Senam.
Journal of Physical Education, Health and Sport. Universitas Negeri
Semarang: Semarang. JPEHS 1 (1).
Ratna Dewi, Indarwati.( 2011). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Orang
Tua Tentang Bahaya Cedera dan Cara Pencegahan dengan Praktik
Pencegahan Cedera Pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Blumbang
Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.Vol.8. No.2
Sarah Ulliya, Bambang Soempeno, BM. Wara Kushartanti. (2007). Pengaruh
Latihan Range Of Motion (Rom) Terhadap Fleksibilitas Sendi Lutut Pada
Lansia Di Panti Wreda Wening Wardoyo Ungaran. Hal 72. Volume I.
Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan Perilaku dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Stacey Pagorek, Brian Noehren and Terry Malone. ( 2011). Principles of
Rehabilitation for Muscle and Tendon Injuries.
http://academics.uky.edu/cohs/rhbphd/Documents%20for%20RHB%20NE
WS%20Blog/Stacey%2008-Ch072.pdf Diakses tanggal 19 Januari 2016.
Jam 22.30.
82
LAMPIRAN
84
Surat Persetujuan
Yogyakarta,.....April 2016
Peneliti yang memberi pernyataan
Nama :
Alamat :
Pekerjaan : Mahasiswa
hari/tanggal
Kiri kanan
Lutut
pre post selisih pre post Selisih
fleksi
ekstensi
hari/tanggal
Kiri kanan
Pergelangan Kaki
pre post selisih pre post Selisih
Dorsoflekksi
plantarfleksi
88
a. Latihan Fleksibilitas
menarik teraband
sehingga ada
ketegangan.
Menjaga lutut lurus,
tarik kaki ke arah
tubuh. Perlahan
kembali ke posisi
awal.
b. Latihan Kekuatan
Descriptive Statistics
LATIHAN Mean Std. Deviation N
Gain FLEKSIBILITAS 17.00 2.550 5
Score_FLEKS KEKUATAN 15.60 3.435 5
I Total 16.30 2.946 10
Gain FLEKSIBILITAS 14.60 1.517 5
Score_EKSTE KEKUATAN 9.20 .837 5
NSI Total 11.90 3.071 10
Descriptive Statistics
LATIHAN Mean Std. Deviation N
Gain FLEKSIBILITAS 17.60 6.986 5
Score_PLANTAR KEKUATAN 8.60 2.302 5
FLEKI Total 13.10 6.822 10
Gain FLEKSIBILITAS 14.20 2.168 5
Score_DORSIFLE KEKUATAN 7.40 1.140 5
KSI Total 10.80 3.938 10
92
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Gain Score
.194 10 .200* .942 10 .576
_FLEKSI
Gain Score
.232 10 .136 .916 10 .328
_EKSTENSI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Df Sig. Statistic Df Sig.
c
Gain Score
_PLANTARFLE .221 10 .182 .861 10 .078
KI
Gain Score
.176 10 .200* .884 10 .144
_DORSIFLEKSI
93
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
F df1 df2 Sig.
Gain
1.321 1 8 .284
Score_FLEKSI
Gain
1.252 1 8 .296
Score_EKSTENSI
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
F df1 df2 Sig.
Gain Score
1.811 1 8 .215
_PLANTARFLEKI
Gain Score
3.338 1 8 .105
_DORSIFLEKSI
94
Box's Test of
Equality of
Covariance
Matricesa
Box's M 2.698
F .656
df1 3
df2 11520.000
Sig. .579
Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothesis Error df Sig. Partial Eta
df Squared
1011.112
Pillai's Trace .997 b 2.000 7.000 .000 .997
1011.112
Wilks' Lambda .003 b 2.000 7.000 .000 .997
Intercept
Hotelling's 1011.112
288.889 b 2.000 7.000 .000 .997
Trace
Roy's Largest 1011.112
288.889 b 2.000 7.000 .000 .997
Root
Pillai's Trace .899 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
Wilks' Lambda .101 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
LATIHA Hotelling's
8.940 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
N Trace
Roy's Largest
8.940 31.288b 2.000 7.000 .000 .899
Root
Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothesis Error df Sig. Partial Eta
df Squared
Pillai's Trace .980 172.923b 2.000 7.000 .000 .980
b
Wilks' Lambda .020 172.923 2.000 7.000 .000 .980
Intercept Hotelling's Trace 49.406 172.923b 2.000 7.000 .000 .980
Roy's Largest
49.406 172.923b 2.000 7.000 .000 .980
Root
Pillai's Trace .832 17.329b 2.000 7.000 .002 .832
Wilks' Lambda .168 17.329b 2.000 7.000 .002 .832
LATIHA
Hotelling's Trace 4.951 17.329b 2.000 7.000 .002 .832
N
Roy's Largest
4.951 17.329b 2.000 7.000 .002 .832
Root
96
LATIHAN
Dependent Variable LATIHAN Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
FLEKSIBILITAS 17.000 1.353 13.880 20.120
Gain Score_FLEKSI
KEKUATAN 15.600 1.353 12.480 18.720
FLEKSIBILITAS 14.600 .548 13.337 15.863
Gain Score_EKSTENSI
KEKUATAN 9.200 .548 7.937 10.463
LATIHAN
Dependent Variable LATIHAN Mean Std. Error 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Gain KEKUATAN 8.600 2.326 3.236 13.964
Score_PLANTARFLEKI FLEKSIBILITAS 17.600 2.326 12.236 22.964
KEKUATAN 7.400 .775 5.614 9.186
Gain
Scor_DORSIFLEKSI FLEKSIBILITAS 14.200 .775 12.414 15.986
97
Lanjutan.
Lanjutan
Lanjutan
a. Pemanasan b. Pendinginan