Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Batuan beku

Batuan adalah agresi atau kumpulan dari mineral-mineral (sejenis

atau tidak sejenis), dalam suatu perbandingan tertentu, biasanya tidak

homogeni dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika

yang tetap dan terbentuk di alam. Batuan beku yaitu batuan yang terbentuk

dari hasil pembentukan magma/lava atau hasil kristalisasi dari mineral-

mineral dalam bentuk agregasi dan interlocking (Tim, Asisten.2018).

Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang

mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di

bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas

permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal

dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel

ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu

dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau

perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil

dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi

(Budi,Setiyarso.1981).

Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dapat

dibagi atas dua, yaitu :

1. Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh

di dalam bumi (15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat


dengan astenosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu

bentuk batuannya besar – besar dan mempunyai kristal yang sempurna

dengan bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal

sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat

waktu penghablurannya sangat lama. Contoh batuan beku plutonik ini

seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan

lain-laijn.

2. Batuan Ekstrusi adalah Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan

bumi, sebagian besar membeku di dalam sebagai batuan plutonis, hanya

kurang dari 1/10 nya yang membeku di permukaan bumi dan dikenal

sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu aktivitas vulkanisme akan

mengeluarkan materi – materi berupa gas, cair dan padat. Kelompok

batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan ke

permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut.

Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau

suatu larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe

magma intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan

vikositasnya rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang

memiliki kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi.Contoh

batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi

rumah), dan dacite. Batuan Gang antara batuan dalam dan batuan leleran

terdapat gejala antara batuan yang terbentuk dalam celah – celah serta

rekahan – rekahan dalam kerak bumi. (Munir, 1995).


2.2 Mineral Penyusun Batuan Beku

2.2.1 Sifat Mineral Penyusun Batuan Beku

a. Mineral Utama (Assential Mineral)

Mineral utama merupakan mineral-mineral primer yang selalu

terdapat dalam suatu batuan dan merupakan mineral yang dominan untuk

batuan tersebut.

b. Mineral Pelengkap (Accessory Mineral)

Mineral pelengkap merupakan mineral yang terdapat cukup banyak

dalam suatu batuan, tetapi tidak selalu seperti halnya mineral utama.

Mineral pelengkap ini dapat pula berupa mineral sekunder.

c. Mineral tambahan (Minor Accessory)

Mineral tambahan merupakan mineral yang terdapat dalam suatu

batuan yang jumlahnya tidak begitu banyak, kira-kira lebih kecil dari 5%

dari volume batuan.

Contoh : apatite, magnetitite, zircon, dan lain-lain.

2.2.2 Mineral-mineral Pembentuk Batuan Beku

a. Kuarsa

Mineral ini mempunyai rumus kimia Si02, mempunyai garis

mendatar pada sisi bidang kristalnya, berwarna jernih,putih suram dan

lain-lain. Mengkristal pada system heksagonal, kekerasan 7, umumnya

bentuk kristal tidak baik (anhedral).


b. Feldspar

Mineral feldspar terbagi atas 2 kelompok yaitu K-Feldspar dan

Plagioklas. Terdiri dari mineral ortoklas, mikroklin,sanidin,adularia,dan

anortoklas,berwarna merah pucat, putih, merah daging, dan abu-abu.

Kilap viterus, bidang belahannya bai, biasanya 2 arah, serta kekerasan 6

skala mohs.

c. Feldspatoid

Pengganti mineral feldspar karena terbentuk pada kondisi dimana

SiO2 kurang. Mineral ini terdiri dari leusite, nefelin, sodalit, dan

cancrinite. Berwarna putih atau abu-abu kebituan dan kekerasan 6 skala

mohs

d. Mika

Terdiri dari muscovite (putih), botit (hitam), pleogopit (coklat).

Kekerasan 2-3 skala mohs, belahan satu arah.

e. Amphibola

Amphibola merupakan mineral bentuk prismatic panjang berisi

enam warna hijau kehitaman, belahan 2 arah, kilap vutreus, kekrasan 5-

6 skala mohs dan yang penting dari golongan ini adalah hornblende.

f. Pyroxene

merupakan mineral berbentuk prismatik pendek berisi delapan

warna. Cokelat hingga hitam, kekerasan 5-6 skala mohs, terdiri dari
mineral-mineral enstatite,hypersthenes,diopsid, dan augite, belahannya

2 arah.

g. Olivin

berwarna hijua, kuning kecoklatan, kekerasan 6 hingga7. Untuk

mengetahui kekerasan suatu mineral dipakai mineral-mineral standar

seperti pada skala mohs (Tim, Asisten. 2018)

2.3 Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran,

bentuk, dan sususnan butir mineral penyusun batuan. Tekstur dapat

dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi pada waktu

lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur yang umumnya

sering dijumpai pada batuan beku yaitu :

 Kristanilitas terbagi menjadi 3 yaitu : Hopokristalin,Hipokristalin dan

Holohyalin)

 Granularitas terbagi menjadi 3 yaitu :Faneritik, Porfiritik dan Afanitik

 Fabrik terbagi menjadi 2 yaitu : Bentuk Kristal dan bentuk relasi,

bentuk Kristal terdiri dari Euhedral,Subhedral serta Anhedral

sedangkan Bentuk relasi terdiri Equigranular dan inequigranular (Tim,

Asisten 2018)

Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu.

Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan

mata telanjang. Batuan beku berbutir halus setidaknya memiliki bagian


dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat dilihat dengan

mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan

yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan

yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar.

Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan

kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran

jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa

dasar.(Nakamura dkk, 2002).

Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis,

tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat

dibagi menjadi:

 Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang

menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.

 Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.

 Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.

 Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak

dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. (Nesse,

2000)

2.4 Struktur

Struktur merupakan kenampakan atau bentuk dan susunan dari batuan

beku yang meliputi :

 Struktur massive atau kompak yaitu susunan yang kompak dari mineral-

mineral dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori mineral


dalam batuan, tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran

mineral atau bentuk aliran.

 Struktur akibat pelepasan bahan votil, yang terdiri atas : Vesiculasi

dan amygdaloidal, dimana vesiculasi terbagi menjadi 3 yaitu,

vesikuler, scoria dan pumiceous

 Struktur permukaan dari fase larutan, meliputi : struktur Xenolith dan

struktur Pillow (Tim, Asisten.2018)

2.5 Klasisfikasi Batuan Beku

2.5.1 Klasifikasi berdasarkan sifat kimia dan komposisi penyusunnya

 Batuan beku asam,

Batuan beku ini mengandung silikat lebih besar dari 66% kaya

kaan unsur alkali dan kurang akan calcium/kapur dan mineral

ferromagnesium. Umumnya berwarna mudah atau terang. Contoh

batuan : Granit, Aplit, Pegmatic, Rhyolite, Obsidian dan Pumice.

 Batuan beku intermediet

Batuan beku ini mengandung mineral silikat antara 52-66%

perbandingan setara mineral-mineral yang kaya akan alkali, kapur dan

mineral ferromagnesium sudah mulai Nampak. Batuannya biasanya

berwarna terang hingga agak gelap.

 Batuan beku basa

Batuan beku basa adalah batuan beku yang memiliki komposisi

silikatnya antara (45-52%). Kaya akan mineral kalsit plagioklas dan


mafik mineral. Warnanya gelap/buram. Contoh batuan: gabro, diabase

dan basalt.

 Batuan beku ultrabasa

Batuan beku ini mengandung silikat kurang dari 45%, berwarna

hitam gelap. Contoh batuan : peridotite, dunite, amphibolites, dan

limburgit (Tim, Asisten.2018)

Anda mungkin juga menyukai