Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi berkembang sangat cepat pada zaman sekarang ini, termasuk


teknologi dalam dunia otomotif atau peralatan permesinan. M inyak pelumas
merupakan salah satu faktor pendukung dalam dunia otomotif, karena minyak
pelumas digunakan untuk melindungi mesin yang disebabkan oleh gesekan
antar komponen-komponen yang terbuat dari logam pada mesin, baik yang
bergerak atau berputar, dan juga untuk memperlanc ar gerakan mesin serta
untuk meredam kenaikan suhu mesin. Dengan kata lain minyak pelumas
berguna untuk melapisi kedua logam yang bersentuhan sehingga tidak terjadi
kontak langsung antara keduanya.
Agar dapat berfungsi dengan baik yaitu dapat mengurangi g esekan,
mencegah keausan, membantu pendinginan pada bagian -bagian mesin, maka
minyak pelumas harus memiliki beberapa parameter untuk memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan. Parameter tersebut antara lain densitas,
viskositas, indek viskositas, flash point dan fire point.
Di dalam minyak pelumas ada besaran yang sangat penting untuk
keperluan otomotif yaitu viskositas atau kekentalan. Viskositas dalam dunia
permesinan dinyatakan dalam SAE (Society of Automotive Engineer), suatu
asosiasi yang mengatur standarisasi diberbagai bidang seperti bidang
rancangan desain teknik dan manufaktur. Dengan semakin cepatnya laju
perkembangan teknologi, besar kecilnya SAE minyak pelumas untuk mesin
disesuaikan dengan kriteria pembuatan m esin. Pada klasifikasi viskositas
menurut SA E, viskositas minyak pelumas dibagi menjadi dua macam, yaitu
minyak pelumas monograde (pelumas dengan kekentalan tunggal) dan minyak
pelumas multigrade (pelumas dengan kekentalan ganda). (Subiyanto, 1995)

1
2

Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer, viskometer memiliki


berbagai desain dan metode. M etode yang paling sering digunakan adalah
metode bola jatuh dalam cairan dengan menggunakan rumus hukum Stokes.
Namun demikian, metode ini dianggap kurang praktis ka rena memerlukan
banyak cairan untuk melakukan pengujian. Selain itu, jika ingin melakukan
pengulangan pengujian, maka untuk mengambil kembali bola yang telah jatuh
ke dalam tabung masih dengan cara manual menggunakan tali atau magnet
(jika bola berbahan besi), sehingga cairan juga akan berkurang sedikit demi
sedikit karena proses pengambilan bola tersebut.
Pengukuran nilai viskositas pelumas dilakukan dengan menggunakan
sensor inframerah pada umumnya, maka metode ini juga kurang sesuai. Hal
ini dikarenakan sifat cairan yang berwarna terlalu pekat (misalnya oli pelumas
motor) akan menyebabkan sinar inframerah sulit untuk menembus cairan
tersebut, sehingga bisa saja viskositas yang terukur bukan nilai yang
sebenarnya.
Inovasi dan pengem bangan pada viskometer hukum stokes perlu dilakukan
agar kinerjanya menjadi lebih baik. Dalam tugas akhir ini, penulis tertarik
melakukan penelitian tentang pembuatan viskometer dengan menggunakan
metode rotary encoder. Rotary encoder merupakan suatu device
elektromekanikal yang digunakan untuk mengubah posisi dari roda/piringan
ke dalam kode digital. Prinsip kerja viskometer rotary encoder ini adalah
cairan akan diaduk menggunakan bola yang akan diputar menggunakan motor
DC, bola tersebut dihubungkan pada sebuah piringan yang telah diberi lubang.
Lubang pada piringan tersebut akan dibaca oleh sensor optocoupler yang
kemudian akan mengeluarkan sinyal digital, sinyal digital akan diubah oleh
mikrokontroler menjadi angka-angka digital hasil pengukuran yang kemudian
akan ditampilkan pada LCD.
Dalam pembuatan viskometer ini diterapkan beberapa teori fisika dasar
yaitu teori gerak rotasi, dinamika fluida dan hukum S tokes. Teori fisika dasar
tersebut akan berkaitan erat satu sama lain, karena pembuatan viskometer ini
3

termasuk sebuah eksperimen dengan inovasi dan pengembangan metode


viskometer sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang dirumuskan


dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang mempengaruhi kualitas minyak pelumas antara lain densitas,
viskositas, indek viskositas, flash point dan fire point.
b. M etode yang dapat digunakan untuk membuat viskometer antara lain
metode kapiler atau Ostwald, hukum Stokes, dan rotary encoder berbasis
Arduino Uno.
c. Teori dasar fisika yang dapat diterapkan pada pembuatan viskometer
antara lain gerak lurus berubah beraturan, gerak rotasi, kinematika fluida,
dinamika fluida, hukum stokes.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan viskometer ini akan dibatasi ruang lingkup


permasalahan yang akan ditangani. Ruang lingkup dibatas pada:
a. Faktor yang mempengaruhi minyak pelumas difokuskan pada faktor
viskositas (kekentalan).
b. M etode yang akan digunakan untuk membuat viskometer ini adalah
metode rotary encoder.
c. Teori dasar fisika yang akan digunakan dalam pembuatan viskometer
metode rotary encoder berbasis Arduino Uno adalah gerak rotasi,
dinamika fluida dan hukum stokes.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin diperoleh dari pembuatan viskometer metode rotary


encoder adalah:
a. M erancang dan membuat inovasi viskometer yang diharapkan dapat
digunakan lebih praktis, cepat dan tepat.
4

b. M enerapkan dan mengaplikasikan teori-teori dasar fisika ke dalam praktek


yang sesungguhnya.

1.5 Manfaat

M anfaat yang ingin dicapai dalam pembuatan viskometer met ode rotary
encoder berbasis Arduino Uno ini adalah:
a. M enghasilkan inovasi alat ukur viskositas cairan secara digital dengan
menggunakan sensor dan mikrokontroller.
b. M embuat alat ukur viskositas cairan yang diharapkan dapat digunakan
secara praktis, cepat dan tepat.

1.6 Metode Penelitian

M etode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir pembuatan alat ukur
viskositas metode rotary encoder, terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
a. Studi Literatur
M empelajari dan mengambil data-data dari pengetahuan pustaka,
pengetahuan kuliah, serta mengkaji referensi berupa buku, majalah, jurnal,
artikel-artikel dari internet yang kemudian dianalisis dan ditulis secara
sistematis menjadi sebuah bahan penulisan.
b. Konsultasi dan D iskusi
M elakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing serta berdiskusi dengan
orang yang mengerti bidang metrologi dan instrumentasi untuk
mendapatkan saran serta masukan yang bermanfaat dalam tugas akhir ini.
c. Pengumpulan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat untuk tugas akhir ini
diantaranya adalah motor 12VDC, power supply, sensor photo interrupter,
Arduino Uno, LCD, dan Akrilik.
d. Perancangan Sistem
M erancang alat baik dari segi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) sistem beserta perakitannya.
e. Implementasi dan Pengujian
5

M enerapkan teori yang telah diperoleh dari studi-studi lainnya yaitu


melalui proses perancangan alat, perakitan alat, implementasi alat dan
pengujian hasil output dari alat tersebut. Pengujian dilakukan dengan
mengirimkan sinyal digital dari sensor ke mikrokontroller da n melihat
apakah sudah sesuai dengan apa yang diinginkan.
f. Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan membahas hasil yang didapat dari
pengujian sampel yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu dilakukan
berbagai analisa setelah alat selesai diuji.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai


berikut :
1. BAB I PENDAHULUA N
Pada bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
untuk menjadikannya acuan dan dasar pembuatan viskometer metode
rotary encoder ini, serta berisi tentang landasan teori setiap komponen
perangkat hardware dan software dalam pembuatan sistem ini.
3. BAB III DASAR TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan fakta atau
pendapat yang bermanfaat sebagai bahan untuk melakukan analisa yang
berkaitan dengan pembuatan viskometer metode rotary encoder ini.
4. BAB IV PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang analisa dan perancangan sistem perangkat
keras dan sistem perangkat lunak. Selain itu juga memuat uraian tentang
implementasi sistem secara detail sesuai dengan rancangan dan bahasa
pemrograman yang dipakai serta penjelasan ilmiah yang secara logis yang
6

dapat menerangkan alasan diperolehnya hasil data dari pengujian


viskometer metode rotary encoder.
5. BAB V HASIL DAN PEM BAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil pengujian sampel menggunakan
viskometer metode rotary encoder dan menganalisa serta
membandingkannya dengan stadar SAE (Society of Automotive Engineer).
6. BAB VI KESIM PULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang memuat uraian singkat tentang
hasil pembuatan alat dan pengujian sampel yang diperoleh sesuai dengan
tujuan, serta berisi saran untuk perancangan viskometer metode rotary
encoder yang lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai